Rabu, 01 Oktober 2014

Sejak Nabi Adam as. sampai Nabi
Muhammad saw., para rasul datang
untuk menyampaikan ajaran Allah Swt.
kepada umat-Nya. Sebagai manusia
biasa, para rasul juga pasti akan
menemui ajalnya, yaitu meninggal
dunia. Sepeninggal rasul-rasul itu,
kehidupan umat manusia mengalami
pergeseran dan ada yang mulai
meninggalkan ajarannya. Saat itulah
kehidupan mulai kacau karena tanpa
pedoman sebagaimana telah dibawa
oleh rasul. Dengan diturunkannya
kitab suci, umat manusia kembali
memiliki pedoman hidup.
Al-Qur’ān adalah kitab suci umat Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt. melalui
Malaikat Jibril secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad saw. Al-Qur’ān
merupakan kitab suci terakhir yang diwahyukan dan merupakan penyempurna kitabkitab
sebelumnya. Isi kitab suci al-Qur’ān mencakup seluruh inti wahyu yang telah
diturunkan kepada para nabi dan rasul sebelumnya. Al-Qur’ān adalah mukjizat Nabi
Muhammad saw. yang terbesar dan abadi di antara mukjizat-mukjizat lainnya. Oleh
karena itu, al-Qur’ān idealnya menjadi pedoman sekaligus menjadi dasar hukum
bagi kehidupan seluruh umat manusia dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di
akhirat.
Rasulullah saw. menegaskan bahwa manusia tidak tersesat dalam menjalani
hidupnya selama berpegang teguh pada al-Qur’ān dan hadis.
Artinya: “Kutinggalkan untukmu dua perkara (pusaka), kalian tidak akan tersesat
selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu (al-Qur’ān) dan sunnah
rasul-Nya.” (H.R. Hakim)
Membuka Relung Hati
Sumber: Dok. Kemdikbud
Gambar 1.4 Seorang ustad sedang mengajar ngaji
santrinya
(Rasulullah saw. menegaskan: janganlah kau jadikan rumahmu itu kuburan, tetapi
hiasilah rumahmu dengan bacaan-bacaan al-Qur’ān)
Seberapa seringkah waktu kamu luangkan untuk membaca, mengkaji, dan menelaah
isi al-Qur’ān?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar