Sabtu, 14 Mei 2011

DINASTI BUWAIHI

DINAMIKA KEAGAMAAN, SOSIAL POLITIK, DAN
INTELEKTUAL
DINASTI BUWAIHI
Drs. Suprayetno W, M.A
I. PENDAHULUAN

Mengkaji sejarah merupakan hal yang penting dalam proses kehidupan seseroang dan manusia secara umum. Dengan mengkaji sejarah akan terbentuk pemahaman yang mendalam tentang eksistensi manusia itu sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya. Sejarah merupakan rekaman perubahan sosial masyarakat manusia. Ia adalah eksistensi manusia itu sendiri yang selalu mengalami dua hal bertentang dalam kehidupannya, suka dan duka, senyum dan tangis, kejayaan dan keterpurukan. Dengan demikian melalui pendalaman sejarah manusia diharapkan akan bisa lebih arif dan bijaksana dalam kehidupannya sebab ia telah mampu mengkaji masa lalu untuk memahami masa kini dan menata masa depan. Mengingat bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan, maka paradigma sejarah juga mengalami perubahan sejalan dengan permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia.

Sejarah merupakan saksi sekaligus bukti yang tidak saja menggambarkan realitas dan kenangan indah, tapi juga menyingkap kebenaran walaupun itu pahit untuk diungkap. Oleh sebab itu walaupun sejarah mengkaji masa lalu namun ia tetap harus selalu disuguhkan secara aktual. Hal ini penting agar materi sejarah dapat dijadikan pedoman hidup bagi masa kini dan esok.

Makalah ini membahas dinamika keagamaan, sosial politik, dan intelektual pada masa dinasti Buwaihi. Pada bagian dinamika sosial penulis hanya memfokuskan pada kota Baghdad. Hal ini terutama disebabkan oleh keterbatasan waktu dan juga literatur yang tersedia.

Makalah ini bertujuan untuk memotivasi pembaca dalam menemuan kebenaran, eksplanasi kritis tentang sebab dan genesis kebenaran dinasti Buwaihi serta kedalaman pengetahuan tentang bagaimana dan mengapa peristiwa-persitiwa di masa Buwaihi terjadi. Tujuan ini berlandaskan pada pandangan bahwa salah satu komponen masyarakat yang berkompeten dan memiliki tanggungjawab lebih dalam penelusuran akan suatu sejarah adalah masyarakat akademis, khususnya dosen dan mahasiswa.
II. KONDISI PRA PEMBENTUKAN DINASTI BUWAIHI

Pada periode pertama dinasti Abbasiyah mampu mengatasi berbagai gerakan politik internal dan eksternal yang merongrong pemerintah dan gerakan-gerakan massa yang mengganggu stabilitas yang muncul dimana-mana. Keberhasilan ini semakin mengukuhkan posisi dan kedudukan mereka sebagai pemimpin yang tangguh. Namun dalam perjalan selanjutnya pencapaian kemajuan peradaban dan kebudayaan periode pertama ini membawa para penguasa Abbasiyah, hartawan dan anak-anak pejabat untuk hidup mewah. Keadaan ini ditambah lagi dengan kelemahan khalifah dan faktor lainnya menyebabkan roda pemerintah terganggu dan rakyat menjadi miskin. Kondisi ini memberi peluang kepada tentara profesional asal Turki yang semula diangkat oleh Khalifah al-Mu¶tashim untuk mengambil kendali pemerintah. Usaha mereka berhasil, sehingga kekuasaan sesungguhnya berada di tangan mereka. Kekuasaan khalifah Yn mulai memudar merupakan awal dari keruntuhan dinasti ini. Dan merupakan prestasi sejarah tersendiri bahwa walaupun kekuasaan khalifah telah pudar namun dinasti ini masih dapat bertahan lebih dari empat ratus tahun.

Merupakan kecelakaan sejarah tersendiri ketika khalifah al- Mu¶tashim memilih unsur Turki dalam kemiliteran. Walaupun dari sisi kondisi konflik horizontal pada masa itu dapat dimaklumi bahwa pilihan terhadap unsur Turki ini terutama berlatarbelakang persaingan antara golongan Arab dan Persia pada masa sebelum al-Ma¶mun. Bahkan, perebutan kekuasaan antara al-Amin dan al-Ma¶mun dipicu oleh persaingan antara golongan Arab yang mendukung al -Amin dan golongan Persia yang mendukung al-Ma¶mun. Tentu saja eksistensi unsur Turki dalam pemerintahan Abbasiyah semakin menambah persaingan antar bangsa ini.

Keberadaan militer unsur Turki ini awalnya tidak membawa masalah bagi dinasti Abbasiah. Hal ini disebabkan karena khalifah Al-Mu¶tashim dan khalifah Al-Watsiq, memiliki kemampuan memanage mereka. Namun ketika pemerintahan dikendalikan oleh khalifah yang lemah yakni al- Mutawakkil terjadilah ´pagar makan tanaman´, kalangan militer unsur Turki ini merebut kekuasaan dengan cepat. Praktis setelah al-Mutawakkil wafat kalangan militer inilah yang memilih dan mengangkat khalifah. Pada level defacto kekuasaan berada di tangan militer dan bukan berada di tangan Bani Abbas, meskipun mereka tetap memegang jabatan khalifah.1 Tentu saja ini membuat wibawa khalifah merosot tajam.

Hukum evolusi tetap berlaku, seiring dengan degradasi kekuatan tentara Turki dengan sendirinya muncullah tokoh-tokoh yang kuat di daerah-daerah, yang kemudian memerdekakan diri dari kekuasaan pusat dan mendirikan dinasti-dinasti kecil. Terjadilah disintegrasi dalam sejarah politik Islam Bani Abbasiah.2 Secara faktual banyak daerah yang tidak dikuasai khalifah melainkan berada dalam kekuasaan gubernur-gubernur propinsi bersangkutan. Hubungannya dengan khalifah Abbasiah hanya ditandai dengan pembayaran upeti. Asumsi yang muncul adalah atas rasa puas khalifah Abbasiah atas pengakuan nominal daerah adalah: Pertama, para khalifah tidak cukup kuat untuk menundukkan pemerintah daerah. Kedua, para khalifah lebih terkonsentrasi pada pembangunan peradaban dan kebudayaan dari pada politik (termasuk perluasan daerah).

Akibatnya propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai melepaskan diri dari kekuasaan Dinasti Abbasiyah melalui pemberontakan yang kemudian menghasilkan kemerdekaan penuh. Yang masuk kategori ini adalah Daulah Umayyah di Spanyol dan Idrisiyah di Marokko. Sementara itu gubernur yang ditunjuk khalifah semakin bertambah kuat kedudukannya juga melepaskan diri dari Dinasti Abbasiyah, seperti Daulat Aghlabiyah di Tunisia dan Thahiriyyah di Khurasan.
TABEL I di bawah ini menunjukkan diantara dinasti-nasti yang lahir dan

melepaskan diri
dari kekuasaan Baghdad pada masa Abbasiyah berdasar kan kategorinya,
sedangkan TABEL II
diindeks berdasarkan tahun kekuasaan mereka.3

Keberadaan militer unsur Turki ini awalnya tidak membawa masalah bagi dinasti Abbasiah. Hal ini disebabkan karena khalifah Al-Mu¶tashim dan khalifah Al-Watsiq, memiliki kemampuan memanage mereka. Namun ketika pemerintahan dikendalikan oleh khalifah yang lemah yakni al- Mutawakkil terjadilah ´pagar makan tanaman´, kalangan militer unsur Turki ini merebut kekuasaan dengan cepat. Praktis setelah al-Mutawakkil wafat kalangan militer inilah yang memilih dan mengangkat khalifah. Pada level defacto kekuasaan berada di tangan militer dan bukan berada di tangan Bani Abbas, meskipun mereka tetap memegang jabatan khalifah.1 Tentu saja ini membuat wibawa khalifah merosot tajam.

Hukum evolusi tetap berlaku, seiring dengan degradasi kekuatan tentara Turki dengan sendirinya muncullah tokoh-tokoh yang kuat di daerah-daerah, yang kemudian memerdekakan diri dari kekuasaan pusat

dan mendirikan dinasti-dinasti kecil. Terjadilah disintegrasi dalam sejarah politik Islam Bani Abbasiah.2 Secara faktual banyak daerah yang tidak dikuasai khalifah melainkan berada dalam kekuasaan gubernur-gubernur propinsi bersangkutan. Hubungannya dengan khalifah Abbasiah hanya ditandai dengan pembayaran upeti. Asumsi yang muncul adalah atas rasa puas khalifah Abbasiah atas pengakuan nominal daerah adalah: Pertama, para khalifah tidak cukup kuat untuk menundukkan pemerintah daerah. Kedua, para khalifah lebih terkonsentrasi pada pembangunan peradaban dan kebudayaan dari pada politik (termasuk perluasan daerah).

Akibatnya propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai melepaskan diri dari kekuasaan Dinasti Abbasiyah melalui pemberontakan yang kemudian menghasilkan kemerdekaan penuh. Yang masuk kategori ini adalah Daulah Umayyah di Spanyol dan Idrisiyah di Marokko. Sementara itu gubernur yang ditunjuk khalifah semakin bertambah kuat kedudukannya juga melepaskan diri dari Dinasti Abbasiyah, seperti Daulat Aghlabiyah di Tunisia dan Thahiriyyah di Khurasan.
TABEL I di bawah ini menunjukkan diantara dinasti-nasti yang lahir dan

melepaskan diri
dari kekuasaan Baghdad pada masa Abbasiyah berdasarkan kategorinya,
sedangkan TABEL II
diindeks berdasarkan tahun kekuasaan mereka.3
1 Sepanjang pemerintahan Abbasiyah selalu dilakukan usaha-usaha untuk melepaskan
diri dari cengkeraman para
perwira Turki, tetapi selalu gagal. Dari dua belas khalifah pada periode kedua ini, hanya
empat orang yang wafat
dengan wajar, selebihnya, kalau bu kan dibunuh, mereka diturunkan dari tahta dengan
paksa.
2 Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya juga terjadi di akhir zaman Dinasti
Umayyah. Perbedaan antara

Dinasti Umayyah dengan Abbasiah dalam hal ini adalah bahwa wilayah kekuasaan Dinasti
Umayyah, mulai dari
awal berdirinya sampai masa keruntuhannya, sejajar dengan batas-batas wilayah kekuasaan
Islam. Sementara
kekuasaan Dinasti Abbasiah tidak pernah mendapat pengakuan di Spanyol dan seluruh
Afrika Utara dan di Mesir
pengakuan itu bersifat pasang surut dan umumnya bersifat nominal.
3 Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: RajaGrafindo
Persada, 2006), 65-66.

Philip K. Hitti,History of the Arabs, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi,
(Jakarta: Serambi, 2006),
570-602. Lihat juga Taufik Abdullah, dkk.Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Khilafah ,
(Jakarta: Ichtiar Baru Van
Hove, t.thn), 85.
dinasti buwaihi
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Report this document?

Please tell us reason(s) for reporting this document

Spam or junk

Porn adult content

Hateful or offensive

If you are the copyright owner of this document and want to report it, please follow these directions to submit a copyright infringement notice.

Report Cancel
This is a private document. Question_small
Info and Rating
Reads:
337
Uploaded:
09/16/2010
Category:
Uncategorized.
Rated:
Copyright:
Attribution Non-commercial
Attribution_noncommercial

Kevin_Elliot_yrajFTi
Share & Embed
Related Documents
PreviousNext

1.
p.
p.
p.
2.
p.
p.
p.
3.
p.
p.
p.
4.
p.
p.
p.
5.
p.
p.
p.
6.
p.
p.
p.

Add a Comment
Submit
share:
Characters: 400
Print this document
High Quality

Open the downloaded document, and select print from the file menu (PDF reader required).
Download and Print
Add this document to your Collections
This is a private document, so it may only be added to private collections.
+ Create a New Collection
Name:
Description:
Collection Type:
public locked: only you can add to this collection, but others can view it
public moderated: others can add to this collection, but you approve or reject additions
private: only you can add to this collection, and only you will be able to view it
Save collectionCancel
Finished? Back to Document
Upload a Document
Search Documents

* Follow Us!
* scribd.com/scribd
* twitter.com/scribd
* facebook.com/scribd

* About
* Press
* Blog
* Partners
* Scribd 101
* Web Stuff
* Scribd Store
* Support
* FAQ
* Developers / API
* Jobs
* Terms
* Copyright
* Privacy

Copyright © 2011 Scribd Inc.
Language:
English
Choose the language in which you want to experience Scribd:

* English
* Español
* Português (Brasil)

scribd. scribd. scribd. scribd. scribd. scribd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar