Selasa, 01 Maret 2011

CERAMAH

.
C. CONTOH DAKWAH PERSUASIF
Hadirin rohimakumullaoh
Setiap orang yang hidup di dunia pasti punya tujuan dan cita-cita, setiap orang punya mimpi tentang apa yang ingin didapatkan, sudah barang tentu ada bakal yang harus dimiliki untuk menggapai cita-cita tersebut, jika dianalogikan, kita ibarat penumpang kapal laut yang akan berangkat ke tempat yang dituju, sudah barang tentu harus ada bekal yang dipersiapkan guna menjadi konsumso di atas kapal laut tersebut, yang menjadi pertanyaan manakah kita mencari bekal tersebut?
Sebagai jawabannya, tentu kita harus merapat ke dermaga dan tryun dari kapal serta bergegas mencari bekal, karena kapal tidak akan lama merapat ke dermaga, lalu setelah kita mendapatkan bekal yang dibutuhkan otomatis kita bersegera naik kapal dan melanjutkan perjalanan.
Hadirin rohimakumulloh
Dermaga itu diibaratkan dunia, dunia adalah tempat dimana kita mencari bekal untuk hidup, dan juga menjadi tempat dimana kita mencari bekal untuk hidup, di akhirat, kapal itu ibaratkan agama, agama adalah sebagai alat tranfortasi kita menuju akhirat, oleh karena itu carilah bekal sebanyak-banyaknya di dunia ini, namun ingatlah, kita di dunia ini tidak akan lama jangan terlalu terlena oleh dunia, seimbangkan antara mencari bekal untuk kehidupan dunia dan juga carilah bekal untuk perjalanan panjang dan abadi, yaitu akhirat yang kekal selama-lamanya.
Mudah-mudahan kita semua diberi kekuatan oleh Allah SWT, sehingga kita bisa menjalani perjalanan ini dengan selamat, baik di dunia ataupun di akhirat kelak. Semoga kita semua digolongkan menjadi orang-orang yang beruntung, baik di dunia maupun di akhirat. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
3. Contoh dakwah persuasif:
Assalmu’alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh
Rekan-rekan muda yang berbahagia,
Lihatlah realitas sekarang, terlalu banyak tontonan anak muda yang tak menuntun. Tak aneh anak muda sekarang sukanya bukan nonton aa dan mamah dedeh tapi lebih tertarik nonton infotainment, lebih suka nonton termehek-mehek, lebih suka nonton acara reality show yang menguras air mata karena satu hal yang bernama cinta. Ya, anak muda tak lepas dari yang namanya gembar-gembor cinta. Cinta kepada lawan jenis tentunya, tapi sekarang mah tak jadi aneh dan di cap biasa cinta kepada sesama jenispun. Semakin sembrawutlah yang namanya cinta. Dan apakah anda bangga mengagung-agungkan cinta?
Insya Allah berdirinya saya disini untuk mendefinisikan sedikit masalah ‘love’. What is the meaning of love? konon katanya, bila cinta sudah melekat, tai kotok pun rasa coklat. Semua hal terasa nikmat walaupun sengsara menjerat, dan celaka di akhirat. Na’udzubillah. Saya akan mencoba mendefinisikan pengertian cinta, meskipun pengertian cinta itu memang relative, tapi saya mohon pendengarkanlah pendapat saya mengenai sesuatu yang diagung-agungkan ini. Cinta, cerita indah tiada akhir. Salah. Tak selamanya dalam hubungan percintaan semuanya indah dan bahagia, hidup selalu diliputi senang dan duka, itulah sunatulloh. Sudahlah, sekali lagi saya bilang cinta itu relative, setiap orang bebas mendefinisan arti cinta menurut perspektif masing-masing. Sah-sah saja coy!
Rekan-rekan muda yang sedang dilanda cinta, yang tidak sedang dilanda cinta berarti STMJ (sudah tua masih jomblo)
Cinta, itulah sebuah rasa yang tumbuh merekah. Bunga-bunga serasa bermekaran. Kupu-kupu beterbangan. Hatipun berbunga-bunga. Jiwa menggelora. Semua rasa sakit hilang musnah. Semua kesulitan terasa mudah. Semua indah. itulah cinta. Ibnul Jauzi mengungkapkan dalam referensi buku yang saya baca The way to Life karya Abu Sholhuddin Izzudin, menyatakan “Barang siapa mengintip pahala karena keikhlasan, niscya menjadi ringanlah semua tugas yang berat”. Subhanlallah, begitulah cinta bila sudah ada keikhlasan didalamnya. Begitu indahnya si cinta. Dalam rasanya ia menghujam dada. Dahsyat energinya, mampu mengubah dan menggubah segala yang sederhana menjadi luar biasa.
Rekan muda, menurut Abul Faraj Ibnu Qoyyim Al-Jauzi Rahimahulloh, faktor yang mendorong dan menyebabkan tumbuh rasa cinta ada tiga:
sifat yang dimiliki orang yang dicintai dan pesona keindahannya.
persaan orang yang mencintai terhadap orang yang dicintai.
keserasian yang meliputi keselarasan dan kesesuaian antara orang yang mencintai dengan yang dicintainya.
Bila ketiga hal ini menguat dan sempurna, cintapun kuat dan mengakar. Dahsyat. Bila pudae, lemah, maka musibah pun segera menerpa. Gagal. Kecewa. Gundah. Itulah putus cinta. Sakit!
Namun apa relevansi uraian saya dari tadi dengan aplikasi kehidupan kita? rasululloh menggariskan bahwa kita belum mencapai derajat iman dan kecintaan yang sempurna, sebelum mampu mencintai segala sesuatu bagi orang lain sebagaiman kita mencintai buat diri kita sendiri. Eksp[resi cinta pada orang lain sejatinya kebutuhan dan kemanfaatan buat dirikita sendiri yang mencintai. Inti cinta adalah apa manfaat yang didapat. Pada apapun kita mencintai, dari situlah manfaat yang digali. Sebagaimana dalam Al-Qur’an Surat Ali-Imran : 31
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيم
“Katakanlah (jika kamu benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa) Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Mencintai Allah, mengikuti Nabi, akan dibalas kecintaan dan dihapus dosa yang dilakukan. Enak kan? Jadi cinta aslinya pamrih. Tapi di sisi lain Cinta itu adalah ruhul hayah. Pilar untuk selamat, sebagaimana kekuatan dahsyat yang dapat menghasilakan energi yang hebat. Cinta itu mengubah segalanya. Kesulitan, rintangan, dan ancaman adalah energi bumbu sukses, nikmat pembawa bahagia. Itulah jika cinta kita kepada satu yang hak yaitu Allah ‘azza wa jalla. JIka kita cinta padaNya, maka kita akan mencintai segala yang dicintaiNya, jika kita padaNya, kita akan membenci apa yang di benciNya, jika kita cinta padaNya, kita akan Ridlo terhadap apa yang Dia ridloi. Dan finishingnya, jika kita sudah begitu, janganlah memikirkan nasib kita di dunia dan akhirat, karena kalau kita cinta kepadaNya, niscaya cintaNya pun selalu mengiringi kita dimanapun dan kapanpun.
Rekan muda, dengan sedikit pengetahuan yang saya ketahui tentang cinta cinta ini, saya ingin mengajak rekan-rekan semua untuk tak terlalu mengagungkan rasa cinta yang akan membawa kita kepada jalan yang di murkaiNya. Dan disisni saya ingin mengajak rekan muda semua untuk sama menggapai cinta yang hakiki, yang hanya kepadaNya. Dan memang harus hanya kepadaNya, dan selalu kepadaNya.
Demikian yang dapat saya uraikan. Mohon maaf banyak kesalahan. Mudah-mudahan bermanfaat. Billahittaufiq wal hidayah.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
C.Materi Dakwah yang Persuasif:
Tema : Quran dan Wahyu
Judul : Perbedaan Diantaranya
Sub : – Esensi Quran
– Esensi Wahyu
– Nama-Nama Al-Quran
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita semua dari nikmatnya yang terkecil hingga nikmat yang terbesar, dan tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Alam yakni Rasulullah SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang benderang seperti sekarang ini. Kepada keluarganya , sahabat , dan para tabiin dan tabiitnya sampai kepada kita semua selaku umatnya yang terus-menerus senantiasa mengikuti jejak langkah-langkaanya semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di hari kemudian nanti.
Hadirin sekalian yang dirahmati oleh Allh SWT.
Dalam kesempatan yang berbahagia ini, di malam yang begitu penuh dengan rahmat dan magfirah Allah SWt, saya ingin menjelaskan tentang perbedaan antara devinisi Alquran dan Wahyu, Alquran menurut bahasa mempunyai arti bacaan, seperti yang dimaksud di dalam surat Qiyamah ayat 17-18 :
“Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”. (Al-Qiyamah 17-18)
Dalam penjelasan lain, kata Alquran telah digunakan sebagaimana kitab terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang sebagaimana kita ketahui bersama Alquran diturunkan kepada Rasulullah pada malam ke 17 di Bulan Ramadhan.
Firman Allah SWT :
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur”. (Al-Baqarah : 185)
Dalam ayat diatas, dijelaskan bahwa Alquran diturunkan sebagai petunjuk dan penjelas bagi manusia. Secara istilah, Alquran adalah mukjizat Rasul yang terbesar dan termasuk kalam iIlahi. Yang ditulis didalam mushaf yang didalam setiap tulisannya memiliki makna dan arti yang berbeda-beda. Namun, sangat teratur dan tersusun serta terangkai dengan pengetahuan dan keagungan Allah SWT didalamnya, dan apabila kita membacanya termasuk ibadah.
Sehingga timbullah devinisi bahwa Alquran bukanlah kitab-kitab Allah yang terdahulu seperti Zabur, Taurat dan Injil. Akan tetapi, kitab Alquran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi akhir zaman dan utusan terakhir yang dimana tidak ada seseorang pun yang dapat merubahnya dan menciptakan kitab yang sederajat dengan alquran baik dari golongan manusia maupun jin sekalipun.
Allah berfirman : “Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan Dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain”. (Al-Israa : 88)
Jadi jelas, bahwa Alquran tidak akan dapat di ubah ataupun disamakan karena janji Allah akan menjaganyan sehingga manusia dan jin pun tidak akan dapat merubahnya atau mencipatakannya.
Hadirin yang berbahagia
Alquran dan wahyu memiliki perbedaan dalam arti, seperti halnya Alquran telah saya jelaskan tadi, wahyu menurut bahasa, mempunyai arti memberikan inormasi atau pengetahuan tentang sesuatu rahasia atau tersembunyi yang menimbulkan ketakjuban atau biasa kita sebut inspirasi yang terdalam. Sehingga dalam arti istilahnya wahyu adalah kejadian yang dialami oleh beberapa orang yang tertentu yang mana perintah Allah yang ditujukan kepada seseorang yang Dia pilih dari hamba-hamba Nya tentang petunjuk dan pengetahuan yang tidak seperti kebiasaan manusia pada umumnya. akan tetapi di luar kebiasaan manusia.
Jadi, adapun wahyu secara umumnya dapat diartikan sebagai sebuah informasi dari Allah kepada utusan-Nya akan Hukumn-Nya, berita-Nya penjelasan-Nya melalui cara yang tersembunyi, kepada Rasul yang dipilih-Nya untuk disebarkan kepada manusia agar supaya mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Hadirin yang saya hormati dan yang Allah muliakan
Banyak sekali nama-nama Alquran yang tertera dalam Alquran, diantaranya ialah:
a. Al-Kitab atau Kitabullah
Nama Al-Kitab sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Baqarah ayat 2 :
Artinya: “Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”.
Allah SWT menamakan Al Quran dengan Al Kitab yang di sini berarti yang ditulis, sebagai isyarat bahwa Al Quran diperintahkan untuk ditulis. Takwa yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
b. Al-Furqon
Mempunyai arti pembeda antara kebaikan dan keburukan dan antara yang hak dan yang batil. Firman Allah : “(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk”. (Al-Baqarah : 185)
c. Ad-Dzikr
Mempunyai arti sebagai pengingat, yaitu mengingat Allah SWT. Hany beberapa nama, yang masih banyak didalam penjelasan yang lain, adapun yang terpopuler adalah Alquran yang dijulukan kepada kitab sebagai kitab terakhir yang menjadi pelengkap dan penyempurna bagi kitab-kitab sebelumnya. Terdapat beberapa nama yang Alquran yang lain, namun tidak bisa saya jelaskan semuanya , karena masih banyak sekali dan dapat kita cari di dalam Alquran itu sendiri.
Hadirin yang saya hormati
Mungkin hanya demikian yang bisa saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan dapat menambah pengetahuan yang kita miliki, dan bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi kita semua pada umumnya, mohon maaf atas kurang dan lebihnya, bila ada sumur di ladang boleh kita numpang mandi dan bila ada umur panjang boleh kita bertemu kembali.
Wabillahi taufiq wal hidayah
Wassalamuailaikum Wr. Wb.
o
3. Materi dakwah
MUSIBAH SEBAGAI TAZKIYAH DARI ALLAH SWT.
السلا م عليكم و رحمة الله وبر كا ته
الحمد لله الد ى امر نا با لصبر على المصيبة, الصلا ة و السلا م على سيد البر ية و على اله وصحبه ومن تبع رسا لته : اما بعد
Hadirin rohimakumullah….
Kita perhatikan, saat ini tanah air kita sedang menjerit, bumi pertiwi sedang menangis ketika menyaksikan banyak sekali musibah yang melanda tanah ini. Kita lihat beberapa daerah sedang ditimpa musibah, mulai dari gempa bumi bumi di DIY, tsunami di Aceh, angina puting beliung di Madura dan Brebes,banjir bandang yang melanda kota Jakarta, dan masih hangat-hangtnya kejadian tsunami kecil yang melanda saudara kita di cireundeu tangrang banten dan tanah longsor yang menimpa saudara-saudara kita disumatera.
Akibat musibah tersebut, tidak sedikit orang tua yang kehilangan anaknya, anak-anak yang kehilangan orang tuanya, dan akibat musibah yang terjadi telah melahirkan kepedihan, penderitaan, bahkan akan semakin bertambah angka kemiskinan dibumui pertiwi ini karena telah menghancurkan harta benda dengan waktu yang amat singkat. Na’udzubillah . .
Dr. Muhammad Husain Al-Baghdadi, seorang ilmuwan yang berkebengsaan Irak, dalam bukunya: “المصيبة عند القر ا ن شا هد علي قد ر ة الله “, mengatakan ‘ secara garis besar, al-Qur’an mendeskripsikan kepada kita tiga makna dari sebuah musibah. Pertama, musibah sebagai ujuian dari Allah. kedua, musibah sebagai sikasaan dari Allah. Ketiga, musibah seagai rahmat dan takziyah dari Allah.
Timbul pertanyaan, apakah musibah yang melanda negeri kita ini musibah sebagai ujian, adzab, atau rahmat dan takziyah dari Allah ?
Pada kesempatan kali ini yang akan saya bahas adalah Musibah sebagai takziyah dari Allah sebagaimana firmsn Allah dalam surat As-Syuro ayat 30-31 :
وما اصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم ويعفوا عن كثير (30) وما أ نتم بمعجز ين فى الارض وما لكم من دو ن ا لله من ولي ولا نصير
Artinya : “ dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan – kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari adzab Allah) dimuka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung pun dan tidak ada orang yang menolong selain Allah”.
أي ما يصيبكم أيها النا س مصيبة فبما اجتر حتم من الأ ثا م ويعفو ا عن كثير من إجرا مكم ولا يعا قبكم به بل رحمة منه بكم
“ hai manusia seluruh musibah yang menimpa kamuitu disebabkan karena dosa-dosa yang kamu perbuat, maka Allah mengahpus dosa-dosa itu dengan musibah, bukan sebagai siksaan namun sebagai rahmat bagi kamu “. Demikian penafsiran Syekh Kalid Abdurrahman l-Aki dalam “Syafwatul Bayan luma’anil Qur’an”.
Dengan demikian, tidak setiap musibah berarti siksa dari Allah, tapi ada musibah sebagai rahmat dan penghapus dosa yang dilakukan manusia. Timbul pertanyaan lagi, bagaimana kesadaran manusia untuk menghindari perbuatan maksiat saat ini dalam rangka menjauhi musibah tersebut ? kita tidak mungkin menutup mata dari kasus demi kasus, betapa rendahnya dari kasus demi kasus, betapa rendahnya perhatian manusia untuk menghindari perbutan maksiat, baik kepada Allah, kepada manusia, terutama kepada alam sekitarnya.
Kita perhatikan , seiring dengan perkembangan sains dan teknologi, banyak sekali orang-orang yang menyalah gunakan perkembangan tersbut dan mereka merusak, mencemari dan mengeksploitasi alam yang kini tumbuh subur laksana cendawan dimusim hujan. Sudah tentu banyak sekali bukti yang sering kita lihat disekitar, gunung-gunung yang dulu lebat akan pepohonan kini disulap menjadi mega-mega proyek, lahan pertanian yang dulu subur kini telah menjadi vila-vila yang megah, pembakaran huitan dikalimantan, penumpukan sampah dan limbah industri dikota-kota besar.
Belum lagi kemunkaran dan kemaksiatan yang dilakukan manusia saat ini, perjudian, perampokan, perkosaan, pembunuhan dimana-mana. Penipuan, budaya munafik, bahkan yang sedang marak-maraknya yang menimpa para wakil rakyat menikmati hasil yang bukan haknya yakni korupsi, kolusi dan nepotismeyang mewabah dan menggejala, bahkan sudah menjadi karakter bangsa.
Akibat kemaksiatan dan kemunkaran yang dilakukan manusia tersebut, maka sudah sepantasnya Allah menurunkan musibah sebagai takziyah dan pembersih terhadap dosa-dosa yang telah dilakukan manusia.
Dengan musibah yang Allah turunkan saat ini tindakan apa agar kita terhindar dari musibah yang kita alami sekarang ?
Sebagai jawabannya kita renungkan firman Allah dalam surat al-A’raf ayat 96:
و لوأن أهل القر ى امنوا واتقوا لفتعنا عليهم بركا ت من السما ء والأا رض ولكن كد بوا فأ خد نا هم بما كا نوا يكسبون (96)
Artinya : “ jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
Imam Jalaludin as-Suyuti, dalam “lubanunnuqul fi asbabin nuzul” menjelaskan, ayat tadi diturunkan kepada kaum Nabi Luth yang sering melakukan kemaksiatan agar beriman dan bertaqwa dalam rangka menjauhi adzab Allah, yang diisyaratkan dalam kalimat “ و اتقوالو سعنا عليهم بر كا ت من السما ء و الا رض “, yakni “ apabila mereka beriman dan bertaqwa pasti akan kami laskan bagi mereka berkah dari langit dan bumi, demikian penafsiran Imam Ali as-Shabuni dalam shafwatut tafsir.
Dengan demikian, untuk mencegah dan menghindari musibah dinegeri ini langkah pertamadan utama yang harus kita lakukan adalah beriman dan bertaqwa, dalam bentuk menjaga hubungan baik dengan Allah (Hablum minallah) sebagai realisasi ma’rifat ilahiyah, dan menjaga hubungan baik dengan manusia (hablum minannas) sebagai realisasi ma’rifat insaniyah.
Oleh karena itu, kami menghimbau kepada hadirin, saya dan saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air untuk memantapkan keimanan dan ketaqwaan serta menjauhi kemaksiatan dan kemunkaran. Kepada para elit bangsa ini singkikrkanlah budaya korupsi, kolusi dan nepotisme, kepada warga Indonesia terutama umat isla mari kita laksanakan semua perintah Allah dan kepada para pemuda khususnya, mari kita gunakan masa muda ini dengan sebaik-baiknya dengan mengisi otak kita dengan ilmu pengetahuan dan yang terpenting kita hiasi diri kita dengan akhlakul karimah.
Syauqi Bekh dalam syairnya :
إنما الأمم الأخلاق ما بقيت فإ ن هموادهبت لأخلا قهم دهبوا
“ Bangsa-bangsa akan tegak berdiri apabila ditopang dengan akhlakul karimah, sebaliknya bangsa-bangsa akan jatuh tersungkur, rusak binasa apabila rusak akhlaknya ”.
Jika sikap tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah bangsa kita akan terhindar dari berbagai bencana dan musibah. Bagi kita insane yang beriman yang melakukan langkah ini berarti telah melakukan amal shaleh.
Hadirin rahimakumullaah . . .
Uraian tadi dapat kita simpulkan, pertama, saat ini bangsa kita sedang tertimpa musibah dan malapetaka, kita berharap mudah-mudahan musibah ini merupakan rahmat dari Allah SWT. Kedua, dalam rangka menghindari musibah susulan mari kita tingkatkan ketaqwaan dan keimanan. Ketiga, mari kita berdo’a semoga saudara-saudara kita yang tertimpa musibah diberikan kekuatan dan kesabaran oleh Allah SWT. Dan bagi yang meninggal dunia semoga termasuk orang-orang yang mati syahid. Amin….
Burung irian, burung cendrawasih
Cukup sekian dan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
3. Teks pidato
HATI MENURUT PERSPEKTIFE Al-QUR’AN
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil’alamin
Segala puja puji serta syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta Alam, maha melihat hal-hal yang tersembunyi, pembolak-balik hati manusia, pengampun segala dosa, maha menghilangkan segala kesempitan-kesempitan yang menghimpit manusia. Serta yang telah memberikan berbagai macam nikmatnya baik itu nikmat iman maupun nikmat sehat wal’afiat. Sehingga kita dapat berkumpul kembali di tempat yang Insya Allah dimulyakan oleh allah SWT ini Amieen..
Shalawat dan salam semoga senantisa tercurahkan pada junjungan kita. Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya, dan pengikut setianya sampai hari kiamat nanti.
Saudaraku seiman dan seperjuangan..
H ati manusia sangatlah mudah terpengaruh oleh lingkungan tempat tinggalnya. Dalam era keterbukaan dan globalisasi dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang begitu canggih sekarang ini, pengaruh kebudayaan, peradaban, trend. Mode, prilaku dan lain-lain, sangat mudah masuk dalam lingkungan kita. Bahkan kita juga tidak bisa menafikan bahwa kehidupan kita sekarang ini sedikit banyak sudah dipengaruhi kesemua hal tersebut, hanya saja karena terlalu sering kita hadapi dalam keseharian maka kita menganggapnya suatu hal yang wajar sehingga kita tidak menyadarinya sama sekali.
Keadaan seperti ini mengharuskan diri dan keluarga kita khususnya, untuk memasang filter yang dapat memisahkan pengaruh baik dan buruknya. Lantas yang jadi pertanyaan sebenarnya apa hakikat hati itu? Apa macam-macam hati berikut tanda-tandanya? bagaimana cara kita mengetahuinya? Termasuk jenis apakah hati kita slama ini? Baik atau burukkah? Bagaimana cara yang tepat dan efektif untuk membersihkan hati yang sudah rusak?
Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut maka saat ini saya menyajikan sedikit ulasan tentang ”Hati Menurut Perspektife AlQur’an”.
Saudaraku yang Insya Allah dimulyakan oleh Allah SWT,,
Hati adalah sebuah komponen yang terletak diantara dua lambung manusia, tidak ada seorangpun yang dapat memprediksi seberapa dalam hati manusia yang dalamnya melebihi kedalaman samudera di dunia.
Untuk mengenal allah dan senantiasa beribadah padanya, hendaklah kita sebagai manusia mempersiapkan diri dengan hatinya bukan dengan lahiriahnya. Karena hati dapat mendekatkan serta menjaukan kita dari Allah SWT. Hati adalah sesuatu yang lembut dan bersifat ketuhanan. Hati yang lembut ini adalah hakekat manusia yang dapat menangkap sesuatu, berilmu dan mengenal Allah. Yaitu manusia yang menjadi sasaran khitab atau perintah Allah, yang disiksa, dicela dan dituntut atau dimintai pertanggung jawaban tentang amal perbuatannya.
Cahaya hati hanya akan tersebar keseluruh tubuh dengan kiat ibadah, sedangkan perbuatan keji justru sebaliknya akan menghalangi cahaya hati, sehingga manusia cenderung berbuat kejahatan, berhati batu, dan keras.
Kenyataannya, seiring dengan bergulirnya zaman tidak sedikit manusia pada saat ini yang dikuasai nafsu. Hati mereka yang hitam oleh penyakit itu dibiarkan saja tanpa ada usaha sedikitpun untuk membersihkannya karena sudah terlalu gelap dalam kepekatannya, mereka itu adalah orang-orang orang-orang yang gagal dalam dalm memimpin hati, sehingga syaithonpun berkuasa dan sifat yang terpuji berubah menjadi tercela. Oleh karena itu jangan heran jika pada saat ini kemaksiatan semakin merajalela di dunia.
Saudaraku seiman dan seaqidah….
Hati itu mempunyai dua ciri yakni hidup atau matinya, dan karena dasar inilah hati terbagi menjadi tiga jenis diantaranya:
1. Hati yang sehat
Hati yang sehat adalah hati yang selamat di hari kiamat, sepertiu fierman Allah dalam Al-Qur’an yang bebrbunyi:
Artinya: ”Yaitu dihari harta dan anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang sehat.”
Hati yang sehat dalam artian sehat dari menjadikan sekutu bagi Allah ta’ala apapun alasannya, serta memurnikan ubudiyahnya kepada Allah dalam segala keinginan, cinta, tawakal. Inabah, ketundukan, khusyu dan berharap. Ia memurnikan amal perbuatannya karena Allah Ta’ala. Jika ia mencintai seseorang atau sesuatu, maka ia mencintainmya karena Allah. Jika ia marah maka ia marah karena Allah. Tidak itu saja, ia mengikatkan hatinya denagn ikatan yang kokoh untuk meniru Nabi dalam ucapan dan perbuatan.
2. Hati yang sakit
Jenis hati yang ketiga yaitu hati yang mempunyai kehidupan dan memiliki penyakit. Sekali waktu ia mendukung kehidupan dan sekali waktu didukung penyakit. Ia tergantung aspek mana yang lebih dominan di dalamnya diantara dua aspek tersebut. Dalam hati tersebut terdapat cinta pada Allah, beriman, ikhlas dan tawakal, yang merupakan bahan baku kehidupannya. Namun di dalamnya juga terdapat cinta pad syahwat, mengutamakan dan berusaha keras mendapatkannya. Dengki, sombong, besar kepala, cinta popularitas dan berbuat kerusakan di bumi merupakan bahan bakar kebinasaannyadan mala petakanya.
Hati jenis ini selalu diuji dua penyeru yang mengajak kepoda Allah, Rasul dan Negeri akhirat dan poenyeru yang mengajaknya kepada dunia. Ia memenuhi penyeru mana yang lebih dekat dengan pintunya.
3. Hati yang mati
Hati yang mati seprti ini kebalikan dari hati yang sehat yakni tidak mengenal Tuhannya, tidak menyembah-Nya, tidak mencintai-Nya dan tidak ridho kepada-Nya. Hati seperti ini berdiri antara syahwat dan kelezatannya. Hawa nafsu adalah pemimpinnya,syahwat adalah panglimanya, kebodohan adalah pengemudinya dan kelalaian adalah kendaraannya,
Fikirannya terkonsentrasi untuk mendapatkan tujuannya dunia, ia mabuk kepayang oleh hawa nafsu dan cinta dunia, ia tidak menggubris ajakan-ajakan mulia karena hawa nafsu tewlah membuatnya buta dan tuli terhadap selain kebatilan.
Allah SWT berfirman dalam Al-qur’an surah Al-isra 72 yang berbunyi:
Artinya: ”Dan barang siapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar).”
Terkadang hati itu seakit dan sakitnya teramat parah, namun pemiliknya tidak menyadarinya. Karena ia sibuk dan selalu berpaling dari mengetahui kesehatannya dan sebab-sebabnya. Tanda dari hati yang mati diantaranya ia tidak merasakan sakitnya luka-luka keburukan, kebodohannya terhadap kebenaran dan itu tergantung pada kehidupan hatinya.
Terkadang seseorang merasakan hatinya sakit, namun ia amat berat dalam menanggung pahitnya obat dan bersabar terhadapnya lebi9h menyukai kelangsungan sakitnya dari pada pahitnya obat. Sesungguhnya obat bagi penyakitanya adalah dengan menentang hawa nafs, itulah yang paling sulit bagi jiwa dan tidak ada yang bermanfaat baginya selain hal tersebut.
Allah menyebutkan ketiganya melelui firmannya dalam Al-qur’an surah Alhajj 52-53 yang berbunyi:
Artinya: ”Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun dan tidak (pula) seorang nabi, melainkan apabila ia mempunyai sesuatu keinginan, syaitan pun memasukkan godaan-godaan terhadap keinginan itu, Allah menghilangkan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, dan Allah menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana,
Agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh syaitan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang dzalim itu, benar-benar dalam permusuhan yang sangat.” dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Qur’an itulah yang hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya, dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.”
( Al-Hajj: 52-54)
Hadirin Hadirot yang saya cintai dan Insya Allah dicintai pula oleh Allah SWT,,,
Setelah kita mengetahui Hati jenis pertama adalah hati yang hidup khusyu, sopan santun, dan sadar. Hati jenis kedua adalah hati yang kering dan mati. Hati yang terakhir adalah hati yang sakit, terkadang lebih dekat pada hati yang sehat dan terkadang sebaliknya lebih dekat pada yang mati. Maka sudah barang tentu saat ini kita sudah bisa mengintrospeksi diri dimanakah letak keadaan hati kita, dimanapun posisi hati kita berada, hendaknyalah kita terus berupaya untuk terus membersihkan hati agar tidak tertutup dengan noda hitam yang dapat menutupinya., sehingga perangai kita akan didominasi oleh syaithan yang dapat menjerumuskan kita kedalam api neraka serta terhalang dari rahmat Allah.
Mari kita sucikan hati kita dari nafsu yang membawa keburukan kepada diri kita melalui taat pada segala perintah Allah dan menjauhi semua larangannya. Semoga allah senantiasa memberikan rahmat dan rahimnya kepada kita dan diselamatkan baik di dunia ataupun akhirat. Amiaen…
Saudaraku sekalian yang Insya allah dirahmati oleh Allah SWT…
Mungkin sampai disini pidato dari saya, semoga dapat bermanfaat. Jika terdapat kesalahan dalam menyampaikan isi pidato, saya minta dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya. Akhirulkalam…
Uusiikum wa nafsii bittaquallah,,
Wassalamu’alaikum wr. Wb.
TAWADHU’
Tawadhu’ adalah ketundukan kepada kebenaran dan menerimanya dari siapapun datangnya baik ketika suka atau dalam keadaan marah. Artinya, janganlah kamu memandang dirimu berada di atas semua orang. Atau engkau menganggap semua orang membutuhkan dirimu.
Merendahkan diri (tawadhu’) adalah sifat yang sangat terpuji di hadapan Allah dan juga di hadapan seluruh makhluk-Nya. Setiap orang yang mencintai sifat ini sebagaimana Allah dan Rasul-Nya mencintainya. Sifat terpuji ini mencakup dan mengandung banyak sifat terpuji lainnya.
Lawan dari sifat tawadhu’ adalah takabbur (sombong), sifat yang sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Rasululllah mendefinisikan sombong dengan sabdanya:
”Kesombongan adalah menolak kebenaran dan menganggap remeh orang lain.” (Shahih, HR Muslim dari hadits Abdullah bin Mas’ud ra).
Jika anda mengangkat kepala di hadapan kebenaran baik dalam rangka menolaknya, atau mengingkarinya berarti anda belum tawadhu’ dan anda memiliki benih sifat sombong.Tahukah anda apa yang diperbuat Allah SWT terhadap Iblis yang terkutuk? Dan apa yang diperbuat Allah kepada Fir’aun dan tentara-tentaranya? Kepada Qarun dengan semua anak buah dan hartanya? Dan kepada seluruh penentang para Rasul Allah? Mereka semua dibinasakan Allah SWT karena tidak memiliki sikap tawadhu’ dan sebaliknya justru menyombongkan dirinya.
Tawadhu’ di Hadapan Kebenaran
Menerima dan tunduk di hadapan kebenaran sebagai perwujudan tawadhu’ adalah sifat terpuji yang akan mengangkat derajat seseorang bahkan mengangkat derajat suatu kaum dan akan menyelamatkan mereka di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:
               
”Negeri akhirat itu Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di muka bumi dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash:83)
Fudhail bin Iyadh ra (seorang ulama generasi tabiin) ditanya tentang tawadhu’, beliau menjawab:
Ketundukan kepada kebenaran dan memasrahkan diri kepadanya serta menerima dari siapapun yang mengucapkannya.” (Madarijus Salikin, 2/329).
Rasulullah saw bersabda:
”Tidak akan berkurang harta yang dishadaqahkan dan Allah tidak akan menambah bagi seorang hamba yang pemaaf melainkan kemuliaan dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan akan Allah angkat derajatnya.” (Shahih, HR Muslim, no. 556 dari shahabat Abu Hurairah ra)
Ibnul Qayyim ra dalam kitab Madarijus Salikin berkata:
”Barangsiapa yang angkuh untuk tunduk kepada kebenaran walaupun datang dari anak kecil atau orang yang dimarahinya atau yang memusuhinya maka kesombongan orang tersebut hanyalah kesombongan kepada Allah karena Allah adalah Al-Haq, ucapannya haq, agamanya haq. Al-Haq datangnya dari Allah dan kepada-Nya akan kembali. Barangsiapa menyombongkan diri untuk menerima kebenaran berarti dia menolak segala yang datang dari Allah dan menyombongkan diri di hadapan-Nya.”
Perintah untuk Tawadhu
Dalam pembahasan masalah akhlak, kita selalu terkait dan bersandar kepada firman Allah SWT:
       
”Sungguh telah ada bagi kalian pada diri Rasul teladang yang baik.” (Al Ahzab:21)
Dalam hal ini banyak ayat yang memerintahkan kepada beliau untuk tawadhu’, tentu juga perintah tersebut untuk umatnya dalam rangka meneladani beliau. Allah SWT berfirman:
   •   
”Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimi yaitu orang-orang yang beriman.” (Asy-Syu’ara:215)
Rasulullah saw bersabda:
”Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berbuat zhalim atas yang lain.” (Shahih, HR Muslim).
Demikianlah Rasulullah saw mengingatkan kepada kita bahwa tawadhu’ itu sebagai sebab tersebarnya persatuan dan persamaan derajat, keadilan dan kebaikan di tengah-tengah manusia sebagaimana sifat sombong akan melahirkan keangkuhan yang mengakibatkan memperlakukan orang lain dengan kesombongan.
Akhir kata semoga saja kita termasuk orang orang yang tawadhu di depan Allah Swt sehingga kita bisa masuk kedalam Syurga yang dijanjikan Allah Swt. Apabila ada yang benar dalam perkataan saya itu datangnya dari Allah Swt,dan apabila ada yang salah itu pasti datangnya dari saya dan apabila ada perkataan yang kurang mengenakan di hati para saudara/i,saya memohon maaf.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
3. Membuat dakwah persuasip
BAHAYA MIRASANTIKA BAGI REMAJA
Segala puji milik Allah, Tuhan pencipta langit dan bumi serta seisinya. Shalawat dan salam kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga,shahabat, tabi’in sampai kepada kita sekalian.
Hadirin kaum muslimin yang berbahagia
Dalam kesempatan yang indah ini, saya akan menguraikan masalah remaja dan mirasantika.
Adik-adik, ibu-ibu dan bapak sekalian, mirasantika adalah adik kandung ujang narkoba, bapaknya bernama khomar bin arak, ibunya bernama siti ekstasy binti siti morfinah. Yang dimaksud mirasantika disini adalah minuman keras dan narkotika, bukan mirasantika janda kembang dari karawang yang suka goyang.
Di zaman yang sudah maju dan modern ini, masih banyak remaja yang suka kepada mirasantika, masih banyak remaja yang cinta kepada mirasantika, dan masih banyak remaja yang terjerumus kepada mirasantika. Kerjaannya tiap malam hanyalah mabuk dan mabuk, kadang gara-gara mirasantika para remaja merasa sudah bangga karena bergaul dengan miras. Lihatlah di tempat-tempat hiburan, di warung remang-remang, di discotik dan club-club malam, lelaki dan wanita bercampur baur mencekik botol, sambil menari dan bergoyang tak karuan. Cobalah anda perhatikan, remaja kita terjerumus kedalam budaya mabuk-mabukan, menenggak wisky, brandy, martiny, dan vodka atau juga para remaja tren dalam budaya menelan pil BK, nivam, magadom, cimeng, shabu-shabu, heroin dan sebagainya. Tidak sedikit juga remaja kita yang mati di ujung lidahnya hanya ada dua kata yang terucap, “ganja, morpin, ganja, morpin…..” Mereka merintih, memohon, memanggil-manggil ganja dan morpin sampai mati, mati tanpa membawa iman. Naudzu billah…. Padahal kalau iman sudah lepas, manusia hidup bebas, keras, beringas, ganas, lebih ganas dari binatang buas.
Oleh karena itu, Allah menjelaskan dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 90, bahwa mirasantika adalah haram hukumnya, apapun nama dan jenisnya. Sementara orang yang menjauhinya niscaya akan mendapat kebahagiaan. “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya khomar, judi, mengundi nasib, menyembah berhala adalah barang kotor, termasuk diantara perbuatan syaitan, maka jauhilah supaya kamu mendapat kebahagiaan”
Hadirin kaum muslimin yang berbahagia
Dalam tafsir Ibn Katsir diterangkan bahwa yang namanya khomar dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang menggoncangkan akal fikiran, sehingga membuat pemakainya tak sadar dan hilang ingatan, makanya para ulama mengharamkannya. Tapi walaupun haram, mirasantika ini tetap disukai oleh lapisan masyarakat, baik di desa ataupun di kota, miskin atau kaya, tua atu muda, pria atau w anita, duda atau janda. Padahal apa sih manfaatnya mirasantika…? Yang ada hanyalah bahaya dan madharatnya, yang sangat merusak mental, fisik atau kantongnya. Khususnya bagi remaja sebagai calon penerus bangsa dan agama. Bagaimana keadaan bangsa 10,20, 30 tahun yang akan datang, tergantung remaja hari ini, “to day is young, tomorrow will be a leader” remaja hari ini pemimipin bangsa di hari esok. Bagaimana bangsa dan agama kita bila remajanya lemah mentalnya, rusak fisiknya, kosong kantongnya, hilang akalnya. Bisa-bisa negara akan mabuk kepayang, hancurlah bangsa ini.
Dalam hal ini, Rasulullah bersabda: “Janganlah kamu minum khomar, karena ia biangnya segala kejahatan”
Untuk membuktikan hadits ini, mari kita perhatikan sebuah cerita. Konon kabarnya, ada seorang pemuda dibawa oleh seorang gadis cantik jelita nan rupawan ke dalam sebuah kamar, dalam kamar itu ada seorang nenek tua, sebotol bir dan sebuah pedang. Singkat kata singkat cerita kemudian pemuda tadi diberi tiga pilihan, pertama berzina dengan gadis cantik, kedua membunuh nenek tua, dan ketiga meminum bir. Pemuda itu berfikir, kalau membunuh dosa besar, kalau berzina dosa besar, tapi kalau minum bir paling cuma mabuk sebentar dan nantinya akan sadar kembali. Akhirnya pemuda tadi memilih mabuk, apa yang terjadi setelah pemuda itu mabuk..? Setelah mabuk pemuda itu lupa diri, ia tidak sadar karena fikirannya sudah dikuasai akan nafsunya. Di saat itulah dia bisa berzina dengan gadis cantik yang kemudian dia membunuh nenek tua. Karena gara-gara mirasantika, pemuda tersebut banyak melakukan kejahatan yang disangkanya adalah dosa yang di anggap enteng madharatnya tetapi dalam buktinya besar sekali akibatnya.
Maka sangat pantas kalau dalam lanjutan ayat Al-Quran surat Al-Maidah ayat 91 Allah swt, menerangkan bahaya mirasantika: “Sesungguhnya syaitan menginginkan terjadinya permusuhan dan kebencian diantaramu lantaran khomar dan judi, dan menghalangi kamu dari dzikir kepada Allah dan mendirikan shalat, maka kenapa kamu berhenti? (dari perbuatan terseut)”.
DR. Muhammad Ali Shabuni dalam kitab Safwatut Tafasir menerangkan bahwa syaitan menginginkan terjadinya permusuhan dan kebencian di antara sesama insan dengan mengkonsumsi khomar.
Selain itu juga hadirin, menurut para pakar kesehatan, seperti Prof.Dr. Dadang Hawari, bahwa mirasantika apapun jenisnya, baik yang berbentuk serbuk, pil atau minuman, mengandung zat kimia yang akan meracuni pernafasan, usus, lambung, liver, jantung dan otak. Sedangkan dari sudut mental, mirasantika akan membuat orang gila akalnya, hilang fikirannya, tak sadar yang diucapkan dan dilakukannya, yang penting play to the sky, melayang-layang ke angkasa.
Belum lagi bahaya di akhirat nanti, Imam AL-Ghazali dalam kitab Mukasyafatul Qutub, menukil hadts nabi: “Tidak akan masuk surga orang yang suka mirasantika”
Hadirin pemuda-pemudi harapan bangsa dan agama
Perkenalan seorang remaja kepada mirasantika, biasanya dimulai dari ajakan teman, demi gengsi, sok modern, pergaulan bebas yang tidak terbatas, atau karena kondisi pribadi yang sedang stress dan frustasi. Ada juga remaja yang ingin disebut citra idola remaja masa kini. Seolah-olah mirasantika adalah lambang kemodernan dan simbol pergaulan yang tidak ketinggalan zaman. Padahal di zaman jahiliyah, zaman yang kuno dan terbelakang, mirasantika sudah ada dengan nama khomar. Berarti remaja yang saat ini suka mirasantika adalah sosok remaja zaman jahiliyah yang sok modern, yang sangat ketinggalan zaman. Karena Islam tidak ketinggalan zaman dan juga tidak mengikuti zaman, tetapi Islam adalah memelihara zaman.
Oleh karena itu saya menghimbau kepada generasi muda, terutama para remaja, jauhilah mirasantika dari kehidupan kalian dan janganlah coba-coba untuk menggunakannya, karena mirasantika merupakan biang dari segala bentuk kejahatan. Mirasantika adalah hal yang dilarang oleh agama karena keberadaannya banyak menimbulkan kemadharatan dari pada banyak kemaslahatan. Kendalikanlah nafsu kita oleh akal dan pemikiran yang positif, jangan biarkan nafsu kita menguasai diri kita.
Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan terima kasih atas segala pehatiannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
o
3.buatlah satu materi pesan dakwah persuasive

Membersihkan bathin melalui dzikrullah
Hadirin muslimat muslimat yang saya hormati…!
Sebagai racikan awal yang harus mengkristal di dalam seluruh gerak langkah kita, adalah taqwa kepada allah SWT. Tuhan yang mampu memualikan yang hina, dan menghinakan yang mulia. Tuhan yang mampu membesarkan yang kecil dan mengecilkan yang besar. Allah, tuhan yang mampu menghidupkan yang mati dan mematikan yang hidup.
Secara filosofis, proses kebertuhanan kita, yang sering kali berbuah keresahan jiwa, dikarenakan kita tidak memiliki spiritual intelligent, tidak memiliki kecerdasan spiritual. Kenapa dimensi spiritualitas kita tidak cerdas? Menurut mula shadra, karena kita tidak pernah dzikrullah, dzikir kepada Allah.
Muslimin muslimat yang terhormat…!!
Dzikir merupakan salah satu langkah untuk lebih mengenal Allah, dzikir merupakan upaya untuk mendekati Allah, dan dzikir sebagai solusi cerdas guna mencapai kenangan bathin.
Menurut Dr. Muhammad Sulaiman al-asqadari, berdasarkan firman Allah Qs. Al-A’raf : 205, seorang mufassir kontemporer abad ini, dalsm Zubdah at-tafsir min fath al-qadar bahwa terdapat empat cara dalam melakukan dzikir yaitu:
Pertama : hendaklah kita berdzikir dengan cara sir atau tersembunyi dalam hati untuk mengingat allah, yang mengetahui aktivitas ini hanya kita dan Allah. Sehingga jauh dari perasaan mengharapkan sanjungan teman, pujian tetangga ataupun pujaan guru kita, tapi semata-semata karena Allah Swt.
Kedua : hendaklah dalam berdzikir kita bersikap rendah hati, tawadhu, bersimpug, menyerahkan diri kita dihadapan Allah.
Ketiga : waktu yang tepat untuk berdzikir adalah sejak terbit matahari di sebelah timur dan terbenam di sebelah barat, sejak pagi hingga petang dari petang sampai pagi. Dengan kata lain, dzikir tidak terbatas oleh waktu, selama ada waktu di sana harus ada dzikir.
Keempat : hendaklah ketika berdzikir tidak dengan suara lantang seperti suara orang marah, dan tidak merengek seperti orang menangis tapi pertengahan antara keduanya.
Berdasarkan uraian tersebut Nampak jelas bahwa dzikir yang dilakukan secara terus menerus dengan penuh khidmat dan khusyu akan membawa nuansa hati sanubari kita senantiasa dekat dengan Allah, berkembanglah kecintaan yang mendalam kepada Allah, mantaplah hubungan dengan Allah, sehingga secara psikologi dzikir semakin mengembangkan penghayatan kehadiran Allah dalam diri dan kehidupan yang pana ini hujatul islam al-imam al-Ghazali menyebut proses ini sebagaio muroqobah, yakni kita dekat dan selalu merasa diawasi oleh Allah. Dan kalau kita sudah merasa diawasi oleh allah maka tidak mungkin melanggar aturan Allah.
Berbahagialah insane-insan yang suka dzikir kepada Allah, sebab ia akan memperoleh ketenangan bathin, mendapat ampunan, dan meraih pahala yang besar dari Allah Swt.
Oleh karena itu, hendaklah kita selalu berdzikir dengan penuh khidmat dalam mengisi waktu ini. Semoga kita mendapatkan ketenangan yang hakiki serta diberikan kekuatan oleh Allah untuk selalu mengingat kepada-Nya. Amien yarobbal’alamien.
Wassalam………….
3. Pesan Dakwah persuasip
Menjaga Akidah dari Kemusyrikan

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
Hadirin Rahimakumullah
Pertama kali,marilah bersama-sama kita memanjatkan puji syukur ke hadirat Ilahi Rabbi, Allah SWT,yang telah menganugerahkan nikmat-Nya kepada kita sekalian,hingga kita masih diberi kekuatan dan kesehatan untuk mendengarkan ceramah ini.
Shalawat dan salam semoga dicurahkan kepada panutan kita, Nabi Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang beriman kepadanya sampai akhir zaman.
Hadirin yang berbahagia.
Dr. Muhammad Khalil Harats dalam bukunya “Da`watut Tauhid” menegaskan “Akidah dan tauhid hanya mengesakan Allah,sedangkan kemusyrikan hanya menyekutukan Allah. Dua hal ini bertentangan dan tidak bisa menyatu dalam satu kalbu”.
Untaian kalimat itu mengisyaratkan kepada kita,bila kita meyakini tiada Tuhan selain Allah,tiada tempat bersandar selain Allah,tiada penyelamat selain Allah. Maka,pada saat ini pula kita harus membersihkan diri sekaligus membentenginya dari anggapan,kepercayaan,apalagi keyakinan ada kekuatan lain yang mampu memberi manfaat dan madharat selain Allah. Sebab itulah,mental syirik dan jika dibiarkan akan merusak,menggerogoti,melemahkan,melumpuhkan bahkan meluluhkan akidah tauhid kita. Muncul pertanyaan,bagaimana strategi kita dalam menjaga akidah aagar tidak tercemar virus syirik? Sebagai jawabannya “ Menjaga Akidah dari Kemusyrikan “ adalah judul yang akan saya bahas pada kesempatan ini,dengan merujuk pada al-Quran surat Luqman ayat 13:
               
Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”
Hadirin,dalam rangkaian firman Allah tadi,terukir satu pesan yang sangat mulia dari Luqmanul Hakim,dan Lukman adalah satu-satunya nama seorang filosof yang disebut dalam al-Quran. Bahkan menurut Syeikh Abu Hasan Al-Amiri dalam bukunya Al-Abad Al-Ibad menyatakan,Luqman adalah koordinator para filosof setelah Nabi Idris. Hal ini terbukti bahwa tidak kurang dari 15 ribu macam ungkapan-ungkapan pesan moral dan etika Luqman yang menyebar keseluruh dunia dan menjadi acuan para filosof berikutnya. Begitu juga kata Dr. Muhammad Galtaji dalam bukunya Al-Wasoyya Minal Qur`an. Lukman pun seorang bapa tauhid,seorang monoteis,sosok ini tergambar dari larangan kerasnya berbuat syirik ketika beliau memberi ajaran,nasihat dan bimbingan kepada anaknya,yaitu:
Wahai anakku,jadilah kamu yang berakal dan janganlah menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, baik berupa manusia, berhala ataupun anak. Begitu penafsiran Ali-Ash-Shobuni dalam Shofwatuttafsir-nya. Dasar dari larangan adalah haram. Dengan demikian,menganggap sesuatu sebagai Tuhan selain Allah,mempercayai ada kekuatan lain selain Allah,meminta perlindungan lain selain Allah,hukumnya adalah haram. Mengapa syirik dilarang? Sudah jelas dalam ayat dibawah ini:
“Sesungguhnya syirik adalah kotor dan sikap dzalim yang nyata”.
Lalu, bagaimana jika dikaitkan dengan situasi sekarang,terutama di negeri tercinta ini? Ternyata hadirin,praktek-praktek berbau syirik terus bertebaran dalam bentuk yang bermacam-macam. Misalnya: para nelayan yang ingin memperoleh ikan banyak mengadakan upacara perayaan laut dengan membelih kerbau dan kepalanya dibuang ke laut sebagai sesaji kepada makhluk penguasa laut. Para calon-calon pejabat yang sekarang lagi berlomba-lomba ingin menduduku sebagai seorang dewan, meminta pertolongan kepada pekuburan dan kepada orang pintar. Paranormal yang menjanjikan sanggup mengatasi sebagai problem kehidupan, seperti: kemiskinan, bencana, penyakit, usaha, perjodohan, nasib masa depan dengan mendahului ketentuan Allah. Bahkan saat ini,semakin marak dikalangan masyarakat kelas atas atau kita biasa memanggil mereka dengan sebutan konglomerat,para pejabat yang meyakini yang meyakini paranormal sebagai juru penyelamat. Begitu pula semakin majunya tekhnologi, segala sesuatu dikeramatkan oleh zodiak atau astrologi. Pekerjaan manusia banyak diambil alih oleh komputer, tak jarang manusia banyak yang tidak lagi merasakan kehadiran pencipat dan mempertuhankan akalnya. Itulah hadirin,perilaku-perilaku syirik, sikap-sikap membuat tandingan bagi Allah ini disindir oleh Allah dalam penggalan surat al-Baqarah ayat 165:
       ••                •          •
Artinya:”Dan diantara manusia ada orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah,mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah”.
Hadirin, Sayid Rasyid Ridha dalam Al-Manar-nya memberikan penafsiran bahwa ada tiga macam bentuk kemusyirikan: pertama,orang yang mempertuhankan dirinya,memperturutkan kemauan nafsu dan melepaskan diri dari aturan Allah. Kedua,orang yang mensejajarkan makhluk dengan Allah dan menganggapnya dapat mendatangkan manfaat dan madharat. Ketiga, menjadikan pendapat pribadi dan tokoh agama sebagai tatanan dan tuntunan, padahal ajaran itu jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Jika mental ini merasuk kedalam hati kita, bukan saja hati akan dihinggapi penyakit sombong, iri, hasad, tamak, jiwa akan gelisah, kepercayaan diri akan melemah, kejujuran akan punah, tetapi kita juga akan terperangkap kedalam lubang dosa peringkat pertama, dosa terkotor, dosa terkutuk, dosa tertinggi, dosa terbesar, dosa yang tidak akan diampuni Allah bila sampai terbawa mati. Hal ini ditegaskan Allah dalam al-Quran surat An-Nisa Ayat 48:
          •          
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar.
Itulah penegasan Allah bahwa tidak ada harapan mendapat ampunan Allah walau setitik,bagi orang yang tergelincir kedalam dosa syirik. Karena itulah, saya, saudara, dan seluruh umat Islam harus menjaga diri, membentengi,menghadang bahkan menumpas sampai ke akar-akarnya semua bentuk syirik, agar tidak hinggap dan bersarang di hati kita semua. Lalu apa yang kita harus lakukan? Jawabannya adalah kita menegakan dan menjaga akidah tauhid, jangan sampai kotor dan luntur. Sebagai landasannya, Allah berfirman dalam al-Quran surat Muhammad ayat 19:
               
Artinya: “Kethuilah bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan”.
Hadirin,keyakinan La Ilaha Illallah inilah yang selalu dikumandangkan Rasulullah. Kalimat inilah yang ditegakan Rasul, kalimat inilah yang didakwahkan Rasul,kalimat inilah yang diperjuangkan dan diperintah Rasul selama di Mekkah, kalimat inilah senjat Rasul untuk membangkitkan semangat jihad kaum Muslim. Namun kata Sayid Qutub dalam Fi Dzilalil Qur`an berkata Laa Ilaha Illallah adalah satu pernyataan perubahan total dari sistem jahiliyah kepada kehidupan Islamiyah yang berangkat dari keyakinan bahwa hanya Allah pembuat peraturan, hanya Allah penyelamat dan pemberi bencana, hanya Allah penguasa jagat raya, hanya kepada Allah memohon pertolongan, hanya kepada Allah menunduk dan bersujud, hanya kepada Allah menyerahkan segala urusan dan hanya kepada Allah kita akan kembali. Keyakinan inilah yang akan sanggup mengikis habis dan membebaskan hati kita dari ancaman penyakit syirik sebagai sumber segala penyakit hati. Dalam hadits kudsi Allah berkata:
Artinya: “ La ilaha illallah “ itulah Aku, barangsiapa memasukinya berarti masuk ke dalam bentengku, dan barangsiapa yang masuk ke dalam bentengku yaitu menggenggam La ilaha illallah akan terhindar dari cengkeraman penyakit sombong, terhindar dari iri dan hasad, selamat dari penyakit tamak dan rakus “.
Maka dari itu para hadirin, pondasi akidah La ilaha illallah ini menjadi simbol seseorang apakah meraih husnul khatimah atau su1ul khatimah di penghujung hidupnya. Oleh sebab itu, Rasul memerintahkan dalan haditsnya:
“ Bimbinglah orang yang mau mati dengan kalimat lailahaillallah “.
Dengan demikian, bila kita menjaga, menegakan dan mempertahankan akidah tauhid, bukan hanya penyakit syirik dan penyakit hati yang akan terkuras,tapi kesuksesan di dunia dan kebahagiaan di akhirat juga akan segera kita nikmati. Ini ditegaskan lagi oleh Allah dalam al-Quran surat Al-An`am ayat 82:
           
Artinya: “orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Hadirin, dengan berakhirnya ceramah ini tadi, maka uraian ini dapat disimpulkan. Kemusyirikan laksana kanker yang menjalar, menyebar, menggerogoti bahkan menghancurkan seluruh anggota tubuh. Begitupun jika hinggap di hati kita, maka bukan saja merupakan dosa yang sangat besar, tapi ibadah kita, kesalehan kita, pengabdian kita bahkan akidah kita pun sebagai satu-satunya pondasi akan runtuh, runtuh tiada guna. Karena inilah, kita harus menjaga akidah kita dari berbagai bentuk kemusyirikan dengan memperteguh keyakinan la ilaha illallah dan merealisasikannya dalam segala aktivitas kehidupan kita sehari-hari.
Sekian dan demikian.
3. Isi pesan Dakwah Persuasif
Cinta Dan Benci Karena Allah
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
Hadirin Rahimakumullah
Marilah kita tingkatkan ketaqwaan kita kepada Allah Azza wajalla, yang telah menganugerakan rasa cinta dan benci dihati para makhlukNya. Dan hanya Dia pulalah yang berhak mengatur kepada siapakah kita harus mencintai dan kepada siapa pula kita membenci.
Hadirin Rahimakumullah
Cinta yang paling tinggi dan paling wajib serta yang paling bermanfaat mutlak adalah cinta kepada Allah Ta’ala semata, diiringi terbentuknya jiwa oleh sikap hanya menuhankan Allah Ta’ala saja. Karena yang namanya Tuhan adalah sesuatu yang hati manusia condong kepadanya dengan penuh rasa cinta dengan meng-agungkan dan membesarkannya, tunduk dan pasrah secara total serta menghamba kepadaNya. Allah Ta’ala wajib dicintai karena DzatNya sendiri,sedangkan yang selain Allah Ta’ala dicintai hanya sebagai konsekuensi dari rasa cinta kepada Allah Ta’ala.
Hadirin Rahimakumullah
Dalam Sunan At-Tirmidzi dan lain-lain, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
أَوْثَقُ عُرَى اْلإِيْمَانِ الْحُبُّ فِي اللهِ وَالْبُغْضُ فِي اللهِ. (رواه الترمذي).
“Tali iman yang paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR.At Tirmidzi)
Dalam riwayat lain, Rasulullah juga bersabda:
مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ اْلإِيْمَانَ. (رواه أبو داود والترمذي وقال حديث حسن).
“Barangsiapa yang mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah dan tidak memberi karena Allah, maka sungguh telah sempurna Imannya.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi, ia mengatakan hadits hasan)
Hadirin Rahimakumullah
Dari dua hadits di atas kita bisa mengetahui bahwa kita harus memberikan kecintaan dan kesetiaan kita hanya kepada Allah semata. Kita harus mencintai terhadap sesuatu yang dicintai Allah, membenci terhadap segala yang dibenci Allah, ridla kepada apa yang diridlai Allah, tidak ridla kepada yang tidak diridlai Allah, memerintahkan kepada apa yang diperintahkan Allah, mencegah segala yang dicegah Allah, memberi kepada orang yang Allah cintai untuk memberikan dan tidak memberikan kepada orang yang Allah tidak suka jika ia diberi.
Hadirin Rahimakumullah
Dalam pengertian menurut syariat, dimaksud dengan al-hubbu fillah (mencintai karena Allah) adalah mencurahkan kasih sayang dan kecintaan kepada orang –orang yang beriman dan taat kepada Allah ta’ala karena keimanan dan ketaatan yang mereka lakukan. Sedangkan yang dimaksud dengan al-bughdu fillah (benci karena Allah) adalah mencurahkan ketidaksukaan dan kebencian kepada orang-orang yang mempersekutukanNya dan kepada orang-orang yang keluar dari ketaatan kepadaNya dikarenakan mereka telah melakukan perbuatan yang mendatangkan kemarahan dan kebencian Allah, meskipun mereka itu adalah orang-orang yang dekat hubungan dengan kita, sebagaimana firman Allah Ta’ala:
“Kamu tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling kasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang orang itu bapak-bapak, anak-anak sauadara-saudara ataupun saudara keluarga mereka.” (Al-Mujadalah: 22)
Hadirin Rahimakumullah
Jadi, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in serta pengikut mereka di seluruh penjuru dunia adalah orang-orang yang lebih berhak untuk kita cintai (meskipun kita tidak punya hubungan apa-apa dengan mereka), dari pada orang-orang yang dekat dengan kita seperti tetangga kita, orang tua kita, anak-anak kita sendiri, saudara-saudara kita, ataupun saudara kita yang lain, apabila mereka itu membenci, memusuhi dan menentang Allah dan RasulNya dan tidak melakukan ketaatan kepada Allah dan RasulNya maka kita tidak berhak untuk mencintai melebihi orang-orang yang berjalan di atas al-haq dan orang yang selalu taat kepada Allah dan rasulNya. Demikian juga kecintaan dan kebencian yang tidak disyari’atkan adalah yang tidak berpedoman pada kitabullah dan sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam. Dan hal ini bermacam-macam jenisnya di antaranya adalah: kecintaan dan kebencian yang dimotifasi oleh harta kekayaan, derajat dan kedudukan, suku bangsa, ketampanan, kefakiran, kekeluargaan dan lain-lain, tanpa memperdulikan norma-norma agama yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala
Hadirin Rahimakumullah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata “Bahwasannya seorang mukmin wajib dicurahkan kepadanya kecintaan dan kasih sayang meskipun mendhalimi dan menganggu kamu, dan seorang kafir wajib dicurahkan kepadanya kebencian dan permusuhan meskipun selalu memberi dan berbuat baik kepadamu.”
Hadirin Rahimakumullah
Sesuai dengan apa yang di katakan oleh Syakhul Islam Ibnu Taimiyah, marilah kita berlindung kepada Dzat yang membolak-balikkan hati, supaya hati kita dipatri dengan kecintaan dan kebencian yang disyariatkan oleh Allah dan RasulNya. Karena kadang orang-orang yang menentang Allah di sekitar kita lebih baik sikapnya terhadap kita dari pada orang-orang yang beriman kepada Allah, sehingga kita lupa dan lebih mencintai orang-orang kafir dari pada orang-orang yang beriman. Naudzubilla min dzalik.
Hadirin Rohimakumullah
Ada beberapa faktor yang dapat mengkokohkan kecintaan dijalan Allah, antara lain:
1. Memberitahukan kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintai karena Allah ta’ala. Diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiallaahu anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda:
إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ صَاحِبَهُ فَلْيَأْتِ فِيْ مَنْزِلِهِ فَلْيُخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ فِي اللهِ تَعَالَى. (رواه ابن المبارك في الزهد، 712).
“Apabila ada seorang dari kalian mencintai temannya hendaklah dia datangi rumahnya dan mengkhabarinya bahwa ia mencintainya (seorang teman tadi) kerena Allah Ta’ala.” (HR.Ibnul Mubarok dalam kitab Az-Zuhdu, hal 712 dengan sanad shohih)
2. Saling memberi hadiah Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah Radhiallaahu anhu:
تَهَادَوْا تَحَابُّوْا. (رواه البخاري في الأدب المفرد 120 والبيهقي، 6/169، وسنده حسن).
“Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod, hal 120 dan Baihaqi 6/169 dengan sanad hasan)
3. Saling mengunjungi Rasulullah bersabda dalam riwayat Abu Hurairah .
يَا أَبَا هُرَيْرَةَ! زُرْ غِبًّا تَزْدَدْ حُبًّا. (رواه الطبراني والبيهقي، سنده صحيح).
“Wahai Abu Hurairah! berkunjunglah engkau dengan baik tidak terlalu sering dan terlalu jarang, niscaya akan bertambah sesuatu dengan kecintaan.” (HR.Thabrani dan Baihaqi dengan sanad yang shahih)
4. Saling menyebarkan salam.
لاَ تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوْا وَلاَ تُؤْمِنُوْا حَتَّى تَحَابُّوْا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ، أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ. (رواه مسلم، 2/35).
“Tidaklah kalian masuk Surga sehingga kalian beriman, tidakkah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai, Maukah kamu aku tunjukkan tentang sesuatu yang apabila kalian melakukan-nya akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim 2/35).
5. Meninggalkan dosa-dosa. Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
مَا تَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَوْ فِي اْلإِسْلاَمِ فَيَفْرُقُ بَيْنَهُمَا إِلاَّ بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا. (رواه البخاري في الأدب المفرد ص 84 وهو حديث حسن).
“Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah atau karena Islam kemudian berpisah kecuali salah satu dari ke duanya telah melakukan dosa.” (HR. Al-Bukhari dalam kitabnya Al-Adab AlMufrad hal.84)
6. Meninggalkan perbuatan ghibah (membicarakan sesuatu tentang saudaranya di saat tidak ada, dan jika saudaranya tersebut mendengarkan dia marah-marah atau tidak suka) Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan (ghibah) sebagian yang lain,sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentunya kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tubat lagi Maha Penyayang.” (Al-Hujurat:12)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Hadirin Rahimakumullah
Kewajiban saling mencintai dijalan Allah bukanlah suatu perintah yang tidak membawa hasil apa-apa. Tetapi Allah memerintahkan sesuatu itu pasti ada buahnya dan hasilnya. Buah dan hasil dari saling mencintai di jalan Allah di antaranya adalah:
1. Mendapatkan kecintaan Allah.
2. Mendapatkan Kemuliaan dari Allah.
3. Mendapatkan naungan Arsy Allah di hari kiamat, pada saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah.
4. Merasakan manisnya iman.
5. Meraih kesempurnaan iman.
6. Masuk Surga
Hadirin Rahimakumullah
Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang tunduk patuh hanya kepada Allah. Semoga kecintaan dan kebencian kita selalu sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah dan RasulNya n. Apalagi yang kita harapkan kecuali mendapatkan kecintaan dari Allah, mendapatkan kemuliaan dari Allah, mendapatkan naungan ‘Arsy Allah pada hari tidak ada naungan kecuali naunganNya, meraih manisnya Iman, mendapatkan kesempurnaan iman dan masuk ke dalam SurgaNya yang tinggi. Semoga Allah selalu memberkahi dan merahmati kita. Amiin.
1. Kegiatan dakwah yang yang biasa saya ikuti { sebagai mad’u}, adalah di tempat saya tinggal di Perumahan Unisba Masjid Nurul Muttaqin jalan Unisba 5 Jatihandap Cicaheum Bandung, Kegiatannya teratur mulai mimggu pertama diisi dengan Tadarus al-Qur’an, minggu kedua Tafsir al Qur’an, penyuluhan kesehatan minggu ke tiga, dan pendidikan minggu ke empat. Pengisi Ceramahnya pun tidak saja dari kalangan ustadz atau kiyai saja, tetapi biasa menghadirkan orang yang memiliki keahlian seperti dokter {dr. Uang Sulaeman M. kes }, bidan { Titi Sudibyo M keb , Bidan Enen Sonny M keb}, guru/ Dosen { Diden Rosenda Sag, Opah Maulida Spd, Sri Fadilah Mag, Drs. Abdurahman, Tajul Arifin Sag,Drs Syamsul Hidayat Bachri SH}, bahkan mahasiswa. Seperti saya sendiri, dan kadang mengundang penceramah dari luar. Mad’u disini adalah ibu-ibu kebanyakan berusia tiga puluh tahun keatas kegiatan pengajiannya dilaksanakan setiap hari jum’at ba’da Asar..
Pola penerapan materinya bagus sekali, tetapi terkadang Da’I kurang kompeten terhadap materi yang di akan sampaikan umpamanya dai membahas memgenai ayat-ayat nasikh, mansukh, muhkam, dan mutasyabbih akibatnya mad’u menjadi jenuh, ngantuk, bahkan acuh tak acuh karena kurang memahami apa yang disampaikan da’i. Padahal seharusnya seorang da’I mampu memahami kondisi mad’u baik itu dilihat dari latar belakang pendidikan, usia, dll. Ketika hendak menyampaikan dakwah , agar tercipta suasana yang kondusif , khidmat, serta mad’u dapat mencerna materi dengan baik.
Ada pengalaman yang sangat berkesan ketika saya mendengarkan dakwah yang di sampaikan oleh KH. Rahmat Efendi Mag {dosen Unisba Fak Syari.ah}, yakni ketika beliau menyampaikan tafsir surat al-Baqarah ayat 33-36
                                                  •                            
33. Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
34. dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: “Sujudlah[36] kamu kepada Adam,” Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia Termasuk golongan orang-orang yang kafir.
35. dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini[37], yang menyebabkan kamu Termasuk orang-orang yang zalim.
36. lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari Keadaan semula[39] dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”
[36] Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah.
Sejujurnya saya baru mengetahui jika setelah iblis laknatullah terusir dari Syurga pada akhirnya ia bisa kembali kedalam Syurga untuk menggoda Adam dan Hawa untuk memakan khuldi karena iblis dibantu oleh seekor ular penjaga pintu Syurga yang terkena bujuk rayu si iblis. Si ular memasukan iblis kedalam mulutnya agar tidak diketahui malaikat penjaga Syurga,
2. Saya pernah menyampaikan dakwah di tempat saya biasa pengajian. Pada saat itu jujur saya antara siap tidak siap untuk berceramah. Mulanya saya enggan tetapi title Mahasiswa fakultad Dakwah UIN seolah mengharuskan saya untuk mencoba. Ini adalah pengalaman pertamakalinya saya berdakwah pada khalayak umum. Ya, manusiawi jika saya gemetar. Akan tetapi saya berasa berkesan, pada saat itu nampaknya ibu-ibu disana cukup antusias menyimak apa yang saya sampaikan. Materi yang saya sampaikan adalah mengenai keutamaan seorang wanita. Ada banyak realita yang ditemukan bahwa kebanyakan orang tua membedakan hak anakwanita dengan laki-laki dalam bidang pendidikan, teruama orang tua yang awam terhadap pendidikan. Paradigma “wanita tak usah melanjutkan sekolah karena toh kembalinya kedapur juga” begitu melekat dari generasi kegenerasi. Padahal mereka punya hak yang sama dalam pendidikan. Wanita adalah calon ibu yang ditangannya akan tumbuh generasi penerus yang akan menorehkan tinta emas atau tinta hitam, Bagaimana mungkin akan tumbuh generasi penerus yang shalih, cerdas, cekatan, bermutu dan, berkualitas jika seorang yang melahirkannya adalah orang yang kurang mendapatkan ilmu baik agama maupun dunia.
Dalam al-Qur’an disebutkan bahwa tidak ada yang memberdakan antara laki-laki dan permpuan kecuali ketakwaan mereka.Terdapat dalam surat al- Hujarat ayat 13
     ••   •          •    
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Kurang lebih seperti itulah apa yang pernah saya sampaikan. Saya harus terus belajar dan berlatih agar saya bisa lebih baik.Menjadi Daiyah yang kompeten, credible, sesuai dengan yang dibutuhkan ummat saat ini. Semoga saya dapat menjadi manusia yang bermanfaat khususnya bagi diri dan keluarga. Umumnya bagi orang lain. Saya bisa harus bisa dan pasti bisa. Amiin. Semangat!
Wanita Islam
Antara tuntutan Syari’ah & Emansipasi
Oleh : Siti Andriani
الحمدُ للهِ ربِّ العالمينَ القائلِ جلَّ شأنُهُ لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ) وأَشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لهُ الملكُ ولهُ الحمدُ وهوً علًى كلِّ شيءٍ قديرٌ، وأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُ اللهِ ورسولُهُ القائلُ :”إِنَّمَا النِّسَاءُ شَقَائِقُ الرِّجَالِ“ اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ وأصحابِهِ ومَنْ تَبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.
Maasyiral mukminin waiyyakum
Jika kita mendengar kata wanita atau perempuan, maka yang terbayang dalam benak adalah sosok manusia yang sarat dengan kasih sayang, kelemah lembutan, kedamaian, pengorbanan, pengabdian yang tulus dan seabreg sifat-sifat santun dan mulia lainnya.
Ditangannya yang dinginlah banyak ditentukan maju dan mundurnya sebuah peradaban. Dalam dekapan hangatnyalah terlahir generasi yang akan menentukan warna atau corak generasi kini dan mendatang apakah akan menorehkan sejarah dengan tinta emas atau justru tinta kelam. Desah suaranya yang sayu mendayu mampu meluluhlantakkan watak keras lelaki manapun.
Tidak sedikit pemimpin-pemimpin dunia yang sukses dan tegar karena ada wanita dibelakangnya. Begitu pula sebaliknya karir seorang lelaki bias jatuh berantakan karena kaum hawa. Oleh karena itu tidak berlebihan jika kemudian Napoleon Bonaparte si penguasa dua daratan eropa (meminjam istilah Zainuddin M.Z.) pernah berkata: “wanita… dengan tangan kanannya menggoyang ayunan, dan dengan tangan kirinya menggoyang dunia”.
wanita –sebagaimana disebut oleh seorang budayawan- adalah akal, perasaan, kasih sayang, kejujuran dan pengorbanan. Wanita adalah kumpulan nilai luhur. Kalau kita didik ia dengan baik, maka wanita akan membumbung tinggi kelangit, mencapai tempat yang tak dapat dicapai kaum pria. Tapi kalau kita abaikan pendidikannya, maka ia akan jatuh kelembah nista yang sangat dalam yang tidak akan pernah dicapai oleh kaum pria.
Hadirin hadirah yang Allah mulyakan…
Wanita Dalam Pandangan Islam
Jika peradaban sebelum Islam menempatkan wanita dalam posisi rendah karena mereka diidentikkan dengan pekerjaan rendahan, sumber malapetaka, dan bencana, maka saat Islam datang dengan segenap ajarannya yang memberi perlindungan utuh terhadap wanita dan seluruh umat manusia. Dalam Alqur’an bertebaran ayat yang sarat dengan pesan yang menyegarkan bagi kaum wanita. Setidaknya ada delapan surat dalam Alqur’am yang memuliakan wanita. Surat surat tersebut menyangkut hal-hal penting kewanitaan, sebagaimana yang tercantum dalam surat Annisa, Maryam, Annur, Al-Ahzab, Al-Mujadilah, Al-Mumtahanah, Ath-Thalaq, dan Attahrim.
Bahkan Alqur’ an juga menyebutkan hakikat wanita itu adalah manusia yang sempurna sama dengan laki-laki dan menjadi pasangan (mitra) laki-laki. Sejalan dengan itu Assunnah juga menegaskan:
الِنسَاءُ شَقِيْقُ الرِجَالِ
Wanita itu belahan laki-laki (H.R.At-Turmuzi dan Abu Daud)
Hadirin hadirah yang dimuliakan Allah…
Gerakan emansipasi dan feminisme yang digalakkan oleh kalangan wanita semakin berkembang dan terasa akrab ditelinga tiap wanita termasuk wanita Indonesia. Hal ini membuat ada semacam dualisme dikalangan wanita muslim, terpelajar. Pertama mereka kuat dalam segi syari’ah. Artinya tahu banyak tentang kriteria seorang muslimah yang baik yang sesuai dengan Alqur’an dan hadits. Kedua mereka cenderung gamang tatkala dihadapkan dengan tuntutan realitas zamannya sebagai dampak dari globalisasi, seperti karir, emansipasi, persamaan hak dll. Akibatnya terjadi tarik menarik antara dua kepentingan tadi yang justru sebetulnya tidak perlu terjadi jika mereka memahami dengan benar akan peran dan fungsi mereka yang telah ditetapkan syariat.
Banyak persoalan yang dialami oleh kaum wanita di abad modern ini, oleh karena itu tidaklah mudah untuk mengaplikasikan konsep–konsep yang kaum wanita terima di majelis ilmu and be perfect sebagai seorang muslimah. Terutama bagi kaum wanita yang sudah sampai merambah perguruan tinggi kemudian lulus serta dihadapkan pada kenyataan harus bekerja atau mencari nafkah.
Saat wanita dalam bencana, Islam datang mengangkat mereka. Ketika wanita tengah di penjara, Islamlah yang membebaskannya. Di saat wanita tidak dijamin hak-haknya, Islam memberikannya. Bahkan hak-hak wanita yang ditetapkan oleh Islam sangat banyak, lebih daripada kewajiban yang dibebankan kepadanya. Berbagai kewajiban yang berat-berat, telah dibebankan kepada laki-laki dan wanita telah dilepaskan dari beban yang berat ini. Meski demikian hak-hak yang diberikan Islam tidaklah mengorbankan fitrah wanita, melainkan dibingkai indah sehingga selaras dengan fitrah yang bersih. Sungguh, aturan manakah yang lebih baik dibandingkan aturan Islam?.
Hadirin Hadirah yang dimuliakan Allah…
Rumah Adalah Istana Kaum Wanita
Di antara keagungan syariat Islam adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya, termasuk dalam dunia laki-laki dan wanita. Islam mengatur bahwa laki-lakilah yang bertugas keluar rumah untuk mencari nafkah bagi keluarganya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya, “Dan hak para istri atas kalian (suami) agar kalian memberi mereka nafkah dan pakaian dengan cara yang ma’ruf.” (HR. Muslim).
Di sisi lain, Islam menempatkan wanita di dalam rumah untuk mengurusi anak, mempersiapkan keperluan suami, serta urusan rumahtangga lainnya. Tugas ini adalah tugas yang sangat mulia. Dari hasil didikan para wanita yang sholihah inilah terlahir generasi Islam yang shalih, tangguh dan taat kepada Allah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan hal ini dalam sabdanya yang mulia, “Dan wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (mutaffaqun alaihi).
Demikian juga Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
   •      
“Dan hendakla kamu tetap di rumah-rumah kalian dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu.“ (Al Ahzab: 33)
Namun hal di atas tidaklah berarti wanita dilarang keluar rumah jika memang ada sebuah keperluan yang harus dikerjakan di luar rumah, tentunya dengan tetap menjaga aturan yang telah ditetapkan Islam ketika wanita keluar rumah.
Syaikh Bin Baaz rahimahullah mengatakan, “Tinggalnya wanita di rumah untuk mengerjakan tugas kewanitaanya, setelah dia mengerjakan kewajibannya pada Allah adalah suatu hal yang sesuai dengan fitrah dan kodratnya. Hal ini akan mewujudkan kebaikan bagi pribadinya sendiri, masyarakat maupun generasi yang akan datang. Jika masih punya waktu luang maka bisa digunakan untuk bekerja yang sesuai dengan kodrat kewanitaan seperti mengajar wanita, mengobati dan merawat mereka serta pekerjaan lain yang semisalnya. Ini semua sudah cukup menyibukkan bagi seorang wanita dan akan bisa membantu kaum laki-laki dalam meningkatkan kesejahteraan bersama. Jangan lupa peran Ummahatul Mu’minin, mereka mengajarkan kebaikan (baca: ilmu agama) pada umat ini namun tetap disertai dengan hijab dan tidak bercampur dengan laki-laki…“
.
“Tidak seorang pun ulama yang melarang kaum wanita untuk bekerja mencari uang. Perbedaan pendapat hanya terjadi mengenai lapangan pekerjaan apa yang boleh untuk dirambah oleh kaum wanita. Penjelasannya adalah bahwa seorang wanita memiliki tanggung jawab menyelesaikan beberapa tugas rumah tangga dalam keluarganya seperti memasak, membersihkan rumah, mencuci pakaian dan semua jenis bantuan yang bisa ia lakukan untuk rumah tangga dan keluarganya.
Ma’asyiral muslimin rahimani wa iyyakum…
Beberapa Kesimpulan yang bisa diambil:
Kewajiban utama wanita adalah dirumahnya dan tetap dirumahnya, menjalankan segala aktivitas rumah tangganya. Itu adalah keutamaan yang tidak bisa dibeli dan dibandingkan dengan kesuksesan karirnya di luar rumah, begitu banyak hadist dan sunnah rasulullah menjelaskan tentang keutamaan dan kedudukan kaum wanita di dalam rumahnya. Kewajiban dan keutamaan diatas menjadikan pertimbangan utama bagi kaum wanita ketika memutuskan untuk bekerja diluar rumahnya.
Bekerja boleh bagi wanita, hanya saja harus ada syarat-syarat syar’i yang harus dipenuhi seperti penjelasan Syaikh Bin Baz rahimahullahu ta’ala diatas. Adapun jika kita masih menemukan fakta dilapangan yang belum sesuai dengan tuntutan agama, maka hal ini menjadi PR dan bahan renungan bagi kita semua kaum wanita. Wanita yang sholeh dan cerdas adalah wanita yang tahu apa-apa yang dibutuhkannya bagi dunia dan terutama akhiratnya. Mengenali diri pribadi dan potensi diri, dengan pembekalan ilmu dan agama yang cukup sangat dibutuhkan bagi kaum wanita untuk tetap tegar, bersabar dalam kehidupan, wara’ dan memilih serta mencari yang terbaik bagi dirinya dan agamanya.
Terakhir yang ingin saya sampaikan marilah kita bercermin pada sosok Khodijah, Aisyah, Fatimah sebab .Mereka adalah figure wanita teladan yang patut kita contoh…

هداني الله وإياكم أجمعين وصلى الله على نبينا محمد وعلى آل وأصحابه وسلم
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
o
3. Materi Dakwah
Ukhuwah Islamiyah
Dalam sebuah hadis yang berbunyi “tidaklah dua orang muslim berjumpa, lalu keduanya berjabat tangan, kecuali keduanya diampuni sebelum keduanya berpisah.” (H.R Abu Daud)
sTahukah saudaraku,
Kata ukhuwah berakar dari kata akha, misalnya dalam kalimat “akha fulanun shalihan”, (Fulan menjadikan shalih sebagai saudaranya. Makna ukhuwah menurut Imam Hasan Al Banna: Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan ikatan akidah.
Hakikat Ukhuwah Islamiyah itu sendiri adalah:
• Nikmat Allah, seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 103
• Perumpamaan tali tasbih, dalam QS. 43:67
• Merupakan arahan Rabbani, tertera dalam QS. 8:67
• Merupakan cermin kekuatan iman, QS 49:10
Saudaraku yang Allah muliakan,
Seringkali kita terjebak dengan makna sebuah ukhuwah yang hanya berlandaskan duniawi dan keinginan hawa nafsu semata. Padahal ukguwah islamiyah dibangun oleh pondasi keimanan pada Allah. Maka ada perbedaan antara ukhuwah islamiyah dan ukhuwah jahilliyah, yaitu:
• Ukhuwah islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan akidah dan syari’at islam.
• Ukhuwah jahiliyah bersifat kontemporer (terbatas waktu dan tempat), yaitu ikatan selain ikatan akidah (misalnya: ikatan keturunan orang tua-anak, perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi.
Saudaraku yang Allah rahmati,
Didalam ukhuwah terdapat peringkat-peringkat yang jika kita bias melakukannya dan menjalaninya maka ukhuwah yang kita bina akan menjadi ukhuwah yang berbuah kecintaan Allah, peringkat-peringkat itu adalah:
Ta’aruf, berarti saling mengenal sesama manusia. Saling mengenal antara kaum muslimin merupakan wujud nyata ketaatan kepada perintah Allah. Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat: 13)
Ta’aluf, yang berarti bersatunya seorang muslim dengan muslim yang lainnya, atau bersatunya seseorang dengan orang lain. Ta’aluf berasal dari kata ilf yang artinya perstuan. Kata ulfah juga serupa dengan kata ilf yang maknanya kecintaan Allah Swt kepada orang-orang beriman, yang mana Allah telah mempersatukan hati mereka. Firman Allah QS. 3:103; 8:63
Tafahum, berarti saling memahami
Ri’ayah dan Tafaqud, adalah hendaknya seorang muslim memperhatikan keadaan saudaranya agar bisa bersegera memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta, kerena pertolongan merupakan salah satu hak saudaranya yang harus ia tunaikan. Dari Abu Hurairah r.a Nabi Muhammas SAW bersabda, “barangsiapa menghilangkan kesusahan seorang muslim, niscaya Allah akan menghilangkan satu kesusahan dihari kiamat. Barang siapa yang menutupi aib seorang muslim. Niscaya Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat. Allah selalu menolong hamba selama dia menolong saudarana. (H.R Muslim)
Ta’awun, yang artinya saling membantu tentu saja dalam kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
Tanashur, adalah jenis ta’awun tetapi memiliki pengertian yang lebih dalam. Lebih luas, dan lebih menggambarkan makna cinta dan loyalitas. Tanashur merupakan terjemahan nyata dari ukhuwah islamiyah. Orang-orang yang berikhuwah dan bertanashur dalam kebenaran paling layak mendapat ridho, bantuan dan pertolongan Allah. Yang juga merupakan pertolongan kepada agama Allah beserta kebenaran yang dibwanya. Allah SWT telah menjelaskan bahwa Dia pasti menolong siapa saja yang menolong agaman-Nya dalam firman-Nya QS. Al-Hajj 22:40
Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang berukhuwah karena Allah SWT. Segala kebenaran datangnya dari Allah. Dan segala kesalahan ada pada manusia. Wallahu’alam
 Pengalaman Saat Menjadi Mad’u

Disini saya akan bercerita mengenai pengalaman saat mendengarkan suatu ceramah saat saya masih duduk di bangku SMA. Pada hari itu bertepatan dengan peringatan “Maulid Nabi Muhammad SAW.”, di sekolah saya akan diadakan beberapa acara keagamaan diantaranya adalah tausiyah yang akan disampaikan oleh Ustad Acep Anwar S.Ag. Beliau adalah lulusan dari IAIN, yang kini dikenal dengan nama “Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung”. Beliau sekarang tinggal di Desa Jayamekar Kecamatan Cibugel dan kesehariannya bekerja di sebuah Kantor Urusan Agama di Darmaraja. Beliau juga adalah seorang pribadi yang santun dan mudah bersosialisasi dengan masyarakat. Yang sering saya dengar dari teman saya yang kebetulan adalah tetangga dari Ustad Acep ini, yaitu beliau selalu tetap berlatih berceramah di depan cermin sebelum saat tampil di hadapan masyarakat. Itulah yang membuat kagum diri saya kepada beliau.
Saat itu bel sekolah pun berbunyi mengisyaratkan agar para siswa berkumpul di suatu ruangan untuk memulai acara peringatan “Maulid Nabi Muhammad SAW”. Acara pun dimulai dengan bacaan bassmallah, yang kemudian diteruskan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, kemudian sambutan sambutan, dan diteruskan dengan acara puncak yaitu tausiyah. Sebelum tausiyah disampaikan para siswa merapikan posisi duduknya agar merasa nyaman saat mendengarkan tausiyah.
“Akhirnya yang di tunggu – tunggu mulai juga”, ucap salah seorang siswa. Ustad Acep pun memulai tausiyahnya, beliau menerangkan mengenai “Membentuk Akhlaqul Karimah”, yang penjelasannya sebagai berikut:
Di dalam Q.S. At-Tin ayat 4:
      
Artinya: Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .
Pokok-pokok isinya:
Manusia makhluk yang terbaik rohaniah dan jasmaniah, tetapi mereka akan dijadikan orang yang amat rendah jika tidak beriman dan beramal saleh; Allah adalah Hakim Yang Maha Adil.
Manusia pada dasarnya dibekali oleh akal dan pikiran, dan hal itulah yang membedakan manusia dengan makhluk Allah lainnya. Untuk apa manusia dibekali dengan akal dan pikiran? Salah satu jawabannya yaitu untuk membentuk akhlak yang baik. Dalam membentuk akhlak yang baik, kita dapat memulai dari cara berucap atau berbicara dengan kata yang sopan dan baik serta diikuti dengan perbuatan yang terpuji. Semuanya dapat dilakukan seperti halnya yang ada pada lirik lagu “Tombo Ati”, sebagai berikut :
1. Membaca Al-Qur’an dan maknanya.
2. Mendirikan Shalat di malam hari.
3. Berkumpulah dengan orang-orang yang shaleh.
4. Perbanyaklah berpuasa.
5. Dzikir malam perpanjanglah.
Itulah rangkuman isi dari tausiyah yang disampaikan oleh Ustad Acep Anwar. Saat penyampaian tausiyah kepada para siswa dan staf Guru yang hadir pada hari itu. Beliau selalu membumbui isi tausiyahnya dengan sedikt humor yang tujuannya agar tidak membuat mad’unya merasa jenuh serta beliau juga mengharuskan mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam tausiyahnya kepada para siswa agar mereka tidak lupa dengan apa yang telah didengarkan barusan.
 Pengalaman Saat Menjadi Penceramah (Da’i)
Pengalaman merupakan Guru bagi saya, karena pengalaman telah memberi saya pelajaran yang sangat berharga agar saya dapat menginstrofeksi diri untuk tidak melakukan suatu kesalahan hingga dua kali. Disini saya akan bercerita mengenai pengalaman saat berceramah di hadapan teman – teman. Itu terjadi ketika saya duduk di bangku SMA kelas 3 dan kebetulan saya juga tinggal di pondok pesantren “Zumrotul Muttaqin”. Saat itu di ponpes “Zumrotul Muttaqin” akan diadakan acara yang biasa disebut dengan “Mubalighinan” atau juga ajang latihan berceramah. Acara tersebut dilaksanakan bertepatan dengan “Hari Ibu”, dan Guru di ponpes memutuskan agar semua pengisi acara dilakukan oleh perempuan. Tetapi, karena saya merupakan santri baru dan belum pernah mengikuti acara tersebut, akhirnya Guru di ponpes menyuruh saya agar mengisi acara tersebut sebagai penceramah. Awalnya saya menolak, dikarenakan semua pengisi acaranya adalah perempuan dan saya merupakan satu-satunya laki-laki yang mengisi acara. Akhirnya saya menerima setelah berbicara dengan Guru di Ponpes.
Acara tersebut akan dilaksanakan pada Sabtu malam ba’da sholat isya, dan saya diberi kesempatan hanya satu hari untuk membuat dan menghapal teks ceramah yang akan saya sampaikan. Karena saya seorang pemula, akhirnya saya meminta bantuan kepada teman-teman di ponpes dan mereka pun akan membantu saya. Sepulang sekolah saya langsung mencari referensi untuk bahan ceramah yang akan saya sampaikan di malam harinya.
Siang pun berganti dengan malam, saya pun semakin gerogi karena acara tersebut tinggal beberapa menit lagi tetapi teman-teman memberi dukumgan kepada saya karena saya merupakan satu-satunya laki-laki yang mengisi acara. Tidak lama kemudian acara pun dimulai, acara demi acara telah berjalan, akhirnya acara puncak pun akan dimulai. Saat itu yang akan menyampaikan ceramah ada lima santri, itupun termasuk saya. Karena saya merupakan satu-satunya laki-laki yang mengikuti acara ceramah, maka saya dijadikan penceramah yang kelima atau terakhir. Tidak lama kemudian tiba juga untuk penampilan terakhir yang tiada lain adalah saya. Semua santri tertawa, ketika pembaca acara berkata,”Kita sampai kepada penceramah kelima yang agak sedikit menyimpang”. Dan ternyata yang dimaksud adalah saya, dan saya pun merasa sedikit malu karena kenyataannya semua pengisi acara adalah santri perempuan dan saya merupakan satu-satunya laki-laki yang mengikuti acara tersebut. Saya pun melangkahkan kaki untuk menuju mimbar. Ketika di mimbar saya merasa sangat gerogi, karena ini merupakan pengalaman pertama saya dalam berceramah. Tetapi saya berusaha untuk menenangkan diri dengan menarik nafas dari hidung dan mengeluarkannya secara perlahan dari mulut, dan cara itu pun sangat efektif. Akhirnya saya memulai ceramah saya dengan ucapan salam, kemudian dilanjutkan dengan isi pokok ceramah. Karena saat itu bertepatan dengan “Hari Ibu”, maka hampir semua penceramah mengambil tema “Berbakti Kepada Orang Tua” dan itu pun termasuk saya. Saya merasa bingung saat berada di mimbar,apa yang harus saya uraikan lagi, karena apa yang saya akan bahas sebagian besar sudah di jelaskan oleh penceramah yang lain. Akhirnya saya hanya sedikit memberikan uraian dan beberapa contoh, dan saya pun mengakhiri ceramah saya dengan alasan sudah terlalu malam dan sudah banyak santri yang lain mengantuk. Kemudian kendali dipegang kembali oleh pembawa acara, dan melanjutkan kepada do’a.
Inilah salah satu pengalaman hidup saya, yaitu pengalaman pertama dalam berceramah. Dari pengalaman ini saya dapat menyimpulkan, bahwa suatu pekerjaan atau kegiatan bila tidak didasari dengan latihan yang tekun dan rasa ingin mencoba (dalam hal yang positif), maka tidak akan pernah bisa.
 Da’wah Persuasif
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Tiada keberuntungan yang sangat besar dalam hidup ini, kecuali orang yang tidak memiliki sandaran, selain bersandar kepada Allah. Dengan meyakini bahwa memang Allah-lah yang menguasai segala-galanya; mutlak, tidak ada satu celah pun yang luput dari kekuasaan Allah, tidak ada satu noktah sekecil apapun yang luput dari genggaman Allah. Total, sempurna, segala-galanya Allah yang membuat, Allah yang mengurus, Allah yang menguasai.
Adapun kita, manusia, diberi kebebasan untuk memilih, “Faalhamaha fujuraha wataqwaaha”, “Dan sudah diilhamkan di hati manusia untuk memilih mana kebaikan dan mana keburukan”. Potensi baik dan potensi buruk telah diberikan, kita tinggal memilih mana yang akan kita kembangkan dalam hidup ini. Oleh karena itu, jangan salahkan siapapun andaikata kita termasuk berkelakuan buruk dan terpuruk, kecuali dirinyalah yang memilih menjadi buruk, naudzubillah.
Sedangkan keberuntungan bagi orang-orang yang bersandarnya kepada Allah mengakibatkan dunia ini, atau siapapun, terlampau kecil untuk menjadi sandaran baginya. Sebab, seseorang yang bersandar pada sebuah tiang akan sangat takut tiangnya diambil, karena dia akan terguling, akan terjatuh. Bersandar kepada sebuah kursi, takut kursinya diambil. Begitulah orang-orang yang panik dalam kehidupan ini karena dia bersandar kepada kedudukannya, bersandar kepada hartanya, bersandar kepada penghasilannya, bersandar kepada kekuatan fisiknya, bersandar kepada depositonya, atau sandaran-sandaran yang lainnya. Namun, andaikata kita hanya bersandar kepada Allah yang menguasai setiap kejadian, “laa khaufun alaihim walahum yahjanun’, kita tidak pernah akan panik, Insya Allah.
Oleh karena itu, harus bagi kita untuk terus menerus meminimalkan penggantungan. Karena makin banyak bergantung, siap-siap saja makin banyak kecewa. Sebab yang kita gantungi, “Lahaula wala quwata illa billaah” (tiada daya dan kekuatan yang dimilikinya kecuali atas kehendak Allah). Maka, sudah seharusnya hanya kepada Allah sajalah kita menggantungkan, kita menyandarkan segala sesuatu, dan sekali-kali tidak kepada yang lain, Insya Allah.

- Dakwah Persuasif

Anak Shalih Adalah Aset Orang Tua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ، وَنَعُوذُ بِاللهِ تَعَالَى مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَمَنْ لَمْ يَجْعَلِ اللهُ لَهُ نُوْرًا فَمَا لَهُ مِنْ نُوْرٍ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَةً ضِعَافًا. (النساء:9).
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ. وَأَحْيِنَا اَللَّهُمَّ عَلَى سُنَّتِهِ وَأَمِتْنَا عَلَى مِلَّتِهِ. وَبَعْدُ؛
Hadirin rahimakumullah
Anak adalah buah hati bagi kedua orang tuanya yang sangat disayangi dan dicintainya
Sewaktu bahtera rumah tangga pertama kali diarungi, maka pikiran pertama yang terlintas dalam benak suami istri adalah berapa jumlah anaknya kelak akan mereka miliki serta kearah mana anak tersebut akan dibawa. Menurut Sunnah melahirkan anak yang banyak justru yang terbaik. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
تَزَوَّجُوا الْوَلُوْدَ وَالْوَدُوْدَ فَإِنِّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمْ.
Artinya :“Nikahilah wanita yang penuh dengan kasih sayang dan karena sesungguhnya aku bangga pada kalian dihari kiamat karena jumlah kalian yang banyak.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’I, kata Al Haitsamin).
Namun yang menjadi masalah adalah kemana anak akan kita arahkan setelah mereka terlahir. Umumnya orang tua menginginkan agar kelak anak-anaknya dapat menjadi anak yang shalih, agar setelah dewasa mereka dapat membalas jasa kedua orang tuanya. Namun obsesi orang tua kadang tidak sejalan dengan usaha yang dilakukannya. Padahal usaha merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi terbentuknya watak dan karakter anak. Obsesi tanpa usaha adalah hayalan semu yang tak akan mungkin dapat menjadi kenyataan.
Bahkan sebagian orang tua akibat pandangan yang keliru menginginkan agar kelak anak-anaknya dapat menjadi bintang film (Artis), bintang iklan, fotomodel dan lain-lain. Mereka beranggapan dengan itu semua kelak anak-anak mereka dapat hidup makmur seperti kaum selebritis yang terkenal itu. Padahal dibalik itu semua mereka kering akan informasi tentang perihal kehidupan kaum selebritis yang mereka puja-puja. Hal ini terjadi akibat orang tua yang sering mengkonsumsi berbagai macam acara-acara hiburan diberbagai media cetak dan elektronik, karena itu opininya terbangun atas apa yang mereka lihat selama ini.
Hadirin rahimakumullah
Kehidupan sebagian besar selebritis yang banyak dipuja orang itu tidak lebih seperti kehidupan binatang yang tak tahu tujuan hidupnya selain hanya makan dan mengumbar nafsu birahinya. Hura-hura, pergaulan bebas, miras, narkoba dan gaya hidup yang serba glamour adalah konsumsi sehari-hari mereka. Sangat jarang kita saksikan di antara mereka ada yang perduli dengan tujuan hakiki mereka diciptakan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala , kalaupun ada mereka hanya menjadikan ritualisme sebagai alat untuk meraih tujuan duniawi, untuk mengecoh masyarakat tentang keadaan mereka yang sebenarnya. Apakah kita menginginkan anak-anak kita menjadi orang yang jauh dari agamanya yang kelihatannya bahagia di dunia namun menderita di akhirat? Tentu tidak. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman: artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)mereka” (An Nisa: 9).
Pengertian lemah dalam ayat ini adalah lemah iman, lemah fisik, lemah intelektual dan lemah ekonomi. Oleh karena itu selaku orang tua yang bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, maka mereka harus memperhatikan keempat hal ini. Pengabaian salah satu dari empat hal ini adalah ketimpangan yang dapat menyebabkan ketidak seimbangan pada anak.
Imam Ibnu Katsir dalam mengomentari pengertian lemah pada ayat ini memfokuskan pada masalah ekonomi. Beliau mengatakan selaku orang tua hendaknya tidak meninggalkan keadaan anak-anak mereka dalam keadaan miskin . (Tafsir Ibnu Katsir: I, hal 432) Dan terbukti berapa banyak kaum muslimin yang rela meninggalkan aqidahnya (murtad) di era ini akibat keadaan ekonomi mereka yang dibawah garis kemiskinan.
Banyak orang tua yang mementingkan perkembangan anak dari segi intelektual, fisik dan ekonomi semata dan mengabaikan perkembangan iman. Orang tua terkadang berani melakukan hal apapun yang penting kebutuhan pendidikan anak-anaknya dapat terpenuhi, sementara untuk memasukkan anak-anak mereka pada TK-TP Al-Qur’an terasa begitu enggan. Padahal aspek iman merupakan kebutuhan pokok yang bersifat mendasar bagi anak.
Ada juga orang tua yang menyeimbangkan pemenuhan kebutuhan bagi anak-anak mereka dari keempat masalah pokok di atas, namun usaha yang dilakukannya kearah tersebut sangat diskriminatif dan tidak seimbang. Sebagai contoh: Ada orang tua yang dalam usaha mencerdaskan anaknya dari segi intelektual telah melaksanakan usahanya yang cukup maksimal, segala sarana dan prasarana kearah tercapainya tujuan tersebut dipenuhinya dengan sungguh-sungguh namun dalam usahanya memenuhi kebutuhan anak dari hal keimanan, orang tua terlihat setengah hati, padahal mereka telah memperhatikan anaknya secara bersungguh-sungguh dalam segi pemenuhan otaknya.
Hadirin rahimakumullah
Karena itu sebagian orang tua yang bijaksana, mesti mampu memperhatikan langkah-langkah yang harus di tempuh dalam merealisasikan obsesinya dalam melahirkan anak yang shalih. Di bawah ini akan kami ketengahkan beberapa langkah yang cukup representatif dan membantu mewujudkan obsesi tersebut:
1. Opini atau persepsi orang tua atau anak yang shalih tersebut harus benar-benar sesuai dengan kehendak Islam berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , bersabda:
إِذَا مَاتَ بْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ، صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ.
Artinya: “Jika wafat anak cucu Adam, maka terputuslah amalan-amalannya kecuali tiga: Sadaqah jariah atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang shalih yang selalu mendoakannya.” (HR.Muslim)
Dalam hadits ini sangat jelas disebutkan ciri anak yang shalih adalah anak yang selalu mendoakan kedua orang tuanya. Sementara kita telah sama mengetahui bahwa anak yang senang mendoakan orang tuanya adalah anak sedari kecil telah terbiasa terdidik dalam melaksanakan kebaikan-kebaikan,melaksanakan perintah-perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala , dan menjauhi larangan-laranganNya. Anak yang shalih adalah anak yang tumbuh dalam naungan DienNya, maka mustahil ada anak dapat bisa mendoakan orang tuanya jika anak tersebut jauh dari perintah-perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala dan senang bermaksiat kepadaNya. Anak yang senang bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , jelas akan jauh dari perintah Allah dan kemungkinan besar senang pula bermaksiat kepada kedua orang tuanya sekaligus.
Dalam hadits ini dijelaskan tentang keuntungan memiliki anak yang shalih yaitu, amalan-amalan mereka senantiasa berkorelasi dengan kedua orang tuanya walaupun sang orang tua telah wafat. Jika sang anak melakukan kebaikan atau mendoakan orang tuanya maka amal dari kebaikannya juga merupakan amal orang tuanya dan doanya akan segera terkabul oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala .
Jadi jelaslah bagi kita akan gambaran anak yang shalih yaitu anak yang taat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , menjauhi larangan-laranganNya, selalu mendoakan orang tuanya dan selalu melaksanakan kebaikan-kebaikan.
2. Menciptakan lingkungan yang kondusif ke arah tercipta-nya anak yang shalih.
Lingkungan merupakan tempat di mana manusia melaksana-kan aktifitas-aktifitasnya. Secara mikro lingkungan dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:
a. Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan sebuah institusi kecil dimana anak mengawali masa-masa pertumbuhannya. Keluarga juga merupakan madrasah bagi sang anak. Pendidikan yang didapatkan merupakan pondasi baginya dalam pembangunan watak, kepribadian dan karakternya.
Hadirin Rahimakumullah
Jika anak dalam keluarga senantiasa terdidik dalam warna keIslaman, maka kepribadiannya akan terbentuk dengan warna keIslaman tersebut. Namun sebaliknya jika anak tumbuh dalam suasana yang jauh dari nilai-nilai keIslaman, maka jelas kelak dia akan tumbuh menjadi anak yang tidak bermoral. Seorang anak yang terlahir dalam keadaan fitrah, kemudian orang tuanyalah yang mewarnainya, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ. (رواه البخاري).
Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan yang fitrah (Islam), maka orang tuanya yang menyebabkan dia menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari)
Untuk itu orang tua harus dapat memanfaatkan saat-saat awal dimana anak kita mengalami pertumbuhannya dengan cara menanamkan dalam jiwa anak kita kecintaan terhadap diennya, cinta terhadap ajaran Allah Subhannahu wa Ta’ala dan RasulNya Shallallaahu alaihi wa Salam, sehingga ketika anak tersebut berhadapan dengan lingkungan lain anak tersebut memiliki daya resistensi yang dapat menangkal setiap saat pengaruh negatif yang akan merusak dirinya.
Agar dapat memudahkan jalan bagi pembentukan kepribadian bagi anak yang shalih, maka keteladanan orang tua merupakan faktor yang sangat menentukan. Oleh karena itu, selaku orang tua yang bijaksana dalam berinteraksi dengan anak pasti memperlihatkan sikap yang baik, yaitu sikap yang sesuai dengan kepribadian yang shalih sehingga anak dapat dengan mudah meniru dan mempraktekkan sifat-sifat orang tuanya
b. Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan di mana anak-anak berkumpul bersama teman-temannya yang sebaya dengannya. Belajar, bermain dan bercanda adalah kegiatan rutin mereka di sekolah. Sekolah juga merupakan sarana yang cukup efektif dalam membentuk watak dan karakter anak. Di sekolah anak-anak akan saling mempengaruhi sesuai dengan watak dan karakter yang diperolehnya dalam keluarga mereka masing-masing. Anak yang terdidik secara baik di rumah tentu akan memberi pengaruh yang positif terhadap teman-temanya. Sebaliknya anak yang di rumahnya kurang mendapat pendidikan yang baik tentu akan memberi pengaruh yang negatif menurut karakter dan watak sang anak.
Faktor yang juga cukup menentukan dalam membentuk watak dan karakter anak di sekolah adalah konsep yang diterapkan sekolah tersebut dalam mendidik dan mengarahkan setiap anak didik.
Sekolah yang ditata dengan managemen yang baik tentu akan lebih mampu memberikan hasil yang memuaskan dibandingkan dengan sekolah yang tidak memperhatikan sistem managemen. Sekolah yang sekedar dibangun untuk kepentingan bisnis semata pasti tidak akan mampu menghasilkan murid-murid yang berkwalitas secara maksimal, kualitas dalam pengertian intelektual dan moral keagamaan.
Kualitas intelektual dan moral keagamaan tenaga pengajar serta kurikulum yang dipakai di sekolah termasuk faktor yang sangat menentukan dalam melahirkan murid yang berkualitas secara intelektual dan moral keagamaan.
Oleh sebab itu orang tua seharusnya mampu melihat secara cermat dan jeli sekolah yang pantas bagi anak-anak mereka. Orang tua tidak harus memasukkan anak mereka di sekolah-sekolah favorit semata dalam hal intelektual dan mengabaikan faktor perkembangan akhlaq bagi sang anak, karena sekolah tersebut akan memberi warna baru bagi setiap anak didiknya. Keseimbangan pelajaran yang diperoleh murid di sekolah akan lebih mampu menyeimbangkan keadaan mental dan intelektualnya. Karena itu sekolah yang memiliki keseimbangan kurikulum antara pelajaran umum dan agama akan lebih mampu memberi jaminan bagi seorang anak didik.
c. Lingkungan Masyarakat
Masyarakat adalah komunitas yang terbesar dibandingkan dengan lingkungan yang kita sebutkan sebelumnya. Karena itu pengaruh yang ditimbulkannya dalam merubah watak dan karakter anak jauh lebih besar. Masyarakat yang mayoritas anggotanya hidup dalam kemaksiatan akan sangat mempengaruhi perubahan watak anak kearah yang negatif. Dalam masyarakat seperti ini akan tumbuh berbagai masalah yang merusak ketenangan, kedamaian, dan ketentraman. Anak yang telah di didik secara baik oleh orang tuanya untuk selalu taat dan patuh pada perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala dan RasulNya, dapat saja tercemari oleh limbah kemaksiatan yang merajalela disekitarnya. Oleh karena itu untuk dapat mempertahankan kwalitas yang telah terdidik secara baik dalam institusi keluarga dan sekolah, maka kita perlu bersama-sama menciptakan lingkungan masyarakat yang baik, yang kondusif bagi anak.
Masyarakat terbentuk atas dasar gabungan individu-individu yang hidup pada suatu komunitas tertentu. Karena dalam membentuk masyarakat yang harmonis setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab yang sama. Persepsi yang keliru biasanya masih mendominasi masyarakat. Mereka beranggapan bahwa yang bertanggung jawab dalam masalah ini adalah pemerintah, para da’i, pendidik atau ulama. Padahal Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , bersabda:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ. (رواه مسلم).
Artinya: “Barangsiapa di antaramu melihat kemungkaran hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak sanggup maka dengan lidahnya, dan jika tidak sanggup maka dengan hatinya. Dan itu adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)
Jika setiap orang merasa tidak memiliki tanggung jawab dalam hal beramar ma’ruf nahi munkar, maka segala kemunkaran bermunculan dan merajalela di tengah masyarakat kita dan lambat atau cepat pasti akan menimpa putra dan putri kita. Padahal kedudukan kita sebagai umat yang terbaik yang dapat memberikan ketentraman bagi masyarakat kita hanya dapat tercapai jika setiap individu muslim secara konsisten menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, karena Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
Artinya: “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepada Allah…” (Ali Imran: 110).
Hadirin rahimakumullah
Amar ma’ruf adalah kewajiban setiap individu masing-masing yang harus dilaksanakan. Jika tidak maka Allah Subhannahu wa Ta’ala , pasti akan menimpakan adzabnya di tengah-tengah kita dan pasti kita akan tergolong orang-orang yang rugi Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (Ali-Imran: 104).
Untuk itu di akhir uraian ini marilah kita bersama-sama merasa peduli terhadap kelangsungan hidup generasi kita, semoga dengan kepedulian kita itulah Allah Subhannahu wa Ta’ala akan senantiasa menurunkan pertolonganNya kepada kita dan memenangkan Islam di atas agama-agama lainnya.
o
Oleh: Nana Juhana on 15 Mei 2009
at 1:33 am
Balas
2.
1. Tema : Merencanakan Masa Depan
Da’I : Marwah Daud
Dakwah tidak lebih dua jam tapi sangat mengesankan karena materi / pesan yang disampaikan bisa langsung terpahami karena caranya yang menarik dan berbeeda dengan ynag lain. Prosedakwahnya bukan system tradisional tapi lebih modern dan ilmiah. Dakwahnya dimulai dengna memeperkenalkan dan menceritakan pengalamannya yang sejak kecil hidup sederhana hingga sekarang menjadi orang ynag sukses namun dengan tidak tetap menonjolkan sikap arogannya.
Ia membahas tentang teori perencanaan sebagai salah satu sarana menuju kesuksesan teori yang disampaikannya telah ia praktekan sendiri dalam kehidupannya sehingga membuat madu terkesan. Cara penyampaiannya lemah lembuat dan ebgitu meyakinnya dengan teori yang dibarengi pengalaman membuat pesan iu lebih mudah diserap bahkan langsung menumbuhkan motivasi dalam diri saya sebagai mad’u. ia menunjukkan beberapa cara/ teori dalam menentukan perencanaan dan menunjukkan foto-foto beliau sendiri sebagai bukti keberhasilan dari teori tersebut sehingga membuat madu semakin yakin dan optimis.
Sikapnya yang lemah lembut dan bersahabat membuat saya senang mengikuti proses dakwah tersebut. Selain itu beliau bias menampakkan perhatian mad’unya, sehingga beliau bisa mengendalikan situasi dengan memperhatikan mad’unya, ketika saya sebagai mad’u sudah merasa jenuh beliau menyampaikan pesan melalui simulasi yang melibatkan semua orang, yaitu ketika menerangkan pentingnya sebuah tujuan dalam perencanaan hidup yaitu ketika masing-masing madu disuruh untuk menyobek kertas lalu menggulungnya dan melemparkan kemanapun ia mau kemudian ia menyuruh madu nya untuk menyobek kertas lalu menggulungnya dan melemparkannya pada sebuah dus yang telah beliau sediakan. Dus yang disediakan itu sebagai ibarat untuk sebuah tujuan sehingga membuat kertas-kertas yang dilemparkan tadi terarah pada satu tujuan berbeda dengan pertama kali dimana kertas itu tanpa arah yang jelas.
Simulasi ini membuat saya tertarik pada pesan yang diasampaikan nya bahkan makna yang terungkap dalam simulasi itu akan menjadi pesan yang bermakna dan membekas dihati saya, kemudian eblia menyampaikan materi-materinya lalu beliau memberikan kertas perencanaan yang mesti saya isi di dalamnya terdapat: potensi, bakat, minat, dan rencana 10 tahun kedepan.
Walaupun kami sedikit bingung tapi kami senang melakukannya sehingga materi yang disampaikan bias trepahami dan beliau pun meminta beberapa orang dari kami untuk menyataknnya langsung disampingnya (didepan mad’u) dimana hal itu menumbuhkan keberanian dan keyakinan tentang kesuksesan perencanaan kami. Proses dakwah seperti ini bisa membuat pesan yang didakwahkan lebih tertanam di diri mad’u. konsep perencanaan ini telah di isyaratkan dalam Quran Surat Al-Hasyr : 18
•             •  •    
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Namun dengan cara yang berbeda dan menarik penjelasan untuk satu ayat itu akan lebih terasa maknanya dan bisa lebih terpaham, bahkan lebih untuk diamalkan.
Pada dasarnya kita selaku manusia mesti mempunyai perencanaan hidup yang matang dan konsepan yang jelas supaya kita bisa mempertimbangkan dan mengaplikasikannya dengan baik dari konsepan yang telah kita buat.
2. Tema Dakwah : Penanaman Akhlak di Keluarga
Saya pernah berceramah disebuah tempat, yang pertama-tama sayamengawali dengan ucapan bismillahirrahmanirrahim, shalawat serta salam tak lupa menanyakan kabarkepada hadirin dan hadirat.
Memulai ceramah saya memperkenalkan tema yang akan dibahas, lalu memaparkan apa saja yang akan dibahas, saya menerangkan bagaimana caranya medidik anak pada usia dini apa yang harus dilakukan oleh kita selaku calon ummhatul Ghod (ibu-ibu masa depan).
Tidak ada proses yang berbeda dalam ceramah yang saya sampaikan karena antara mad’ dan saya hanya sebagai fasilitator penyampain kisi-kisi. Pada dasarnya kami disana diskusi bagi ilmu, sharing.
Setelah saya memaparkan point-point yang akan saya sampaikan, saya mulai menyampaikan point-point itu satu persatu dengan memaprkana dalil-dalil aqli dan naqli. Setelah memaparkan dalil-dalilnya dan point-pointnya, saya mengakhiri ceramah dengan menyimpulkan materi yang tadi di paparkan kemudian disambung dengan diskusi dengan mad’u. mad’u ada yang menambahkan point-point yang saya terangkan tadi dan ada juga yang bertanya dan beradu pendapat, seperti halnya diskusi-diskusi biasa.
Saya senang ketika mad’u memaparkan pendapatnya karena mengapa, pasti diantara kita selaku calon ibu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita, maka diskusi ini sangat di minati oleh saya dan mad’u.
Dimateri tersebut diterangkan bagaimana kita selaku orang tua harus mendidik anak dengan pengawasan kita, kita sebagai orang tua tidak boleh terlena akan pertumbuhan seorang anak. Ada beberapa hal yang harus di ketahui oleh orang tua dalam mendidik anak seperti :
 Tiap-tiap mukmin harus menjaga diri dan keluarganya dari api neraka (kesengsaraan dunia dan akhirat)
 Tiap-tiap mukmin harus bertanggung jawab terhadap segala amanat yang diserahkan kepadanya.
 Harus mendidik anak-nkanya tentang kahlak yang mulia.
 Mendidik dengan cara yang bijaksana
Dan adahal yang lain yang harus di pertimbangkan oleh orang tua yaitu hal seks terhadap anak, biar anak kita tidak terjerumus kepada yang tak disenagi oleh NYA, maka ada point-point yang harus diperhatikan diantaranya :
 Menurut psikologi ada faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika anak sudah berusia tujuh tahun maka lebih baik anak dan orang tua dipisahkan dari tempat tidur.
 Meminta izin ketika masuk kamar orang tua
 Mengajarkan adab memandang lawan jenis
 Larangan menyebarkan rahasia suami-istri
Itulah yang mesti kita perhatikan sebagai calon ibu-ibu masa depan yang mendambakan anak kita lahir dengan apa yang kita harapkan.
Waktu yang saya butuhkan untuk ceramah tak lama, hanya 30 menit, sebab saya ingin banyak sharing di banding saya yang banyak menyampaikannya. Reaksi dari mad’u lumayan aktif tapi ya pasti ada sajalah yang hanya ikut mendengarkan saja dan idem (ikut-ikutan orang lain).
Saya bangga, saya bisa memaparkan materi tadi karena dalam materi tadi bayak ilmu yang harus saya lebih kaji, sebagai seorang ibu. Orang tua boleh bekerja tapi ingat pada anak jangan sampai terlena dan terjerumus kehal yang mengakibatkan fatal.
Dan kita selaku anak muda masih tahu mana hal yang tak dibolehkan oleh agama kita bergaul mesti harus berada dalam koridor-koridor yang diajarkan oleh Islam. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bergaul dan berbangsa-bangsa tapi kita mesti juga kita harus bergaul dengan siapa biar kita juga tidak terjerumus kepada hal-hal yangtak di inginkan.
Inilah materi yang bisa saya sampaikan semoga ada manfaat dari apa yang sudah kita diskusikan. Dan semoga kita selalu berada dalam Ridho dan MaghfiroNYA. Aamiin
3. Materi Pesan Dakwah
Tema : Memahami Remaja Apa Adanya
Remaja sering digunakan untuk menilai kedewasaan seseorang setia kali disebut remaja, maka pikiran seseorang pasti terfaokus pada manusia yabg berfikiran dewasa. Para psikolog masih bingung mendefinnisikan arti remaja. Maka tak heran jika dalam berbagai perundang-undangan dunia termasuk Indonesia tidak ditemukan istilah remaja. Maka dari itu mari kita merujuk kepara ahli, seperti :
Zakiyah Darajat (1975), mendefinisikan remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari nasa anak-anak menuju dewasa, adapun fase untuk membatasi masa remaja antara usia 13 tahun sampai 24 tahun. Sedangkan menurut DR. Sarlito Wirawan Sarwono (1994), remaja sebagai individu yang tengah mengalami perkembangan fisik dan mental. Beliau membatasi remaja antara 11-24 tahun dengan pertimbangan sebagai berikut:
 Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual secular mulai nampak.
 Di Indonesia, usia 11 tahun bnayak yang sudah dianggap akil baligh baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak.
 Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa.
 Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimum untuk mem,beri kesempatan mereka mengembangkan diriny asetelah sebelumnya masih tergantung pada orang tua.
Pada dasarnya remaja adalah suatu masa dalam hidup manusia yang banyak mengalami perubahan (panca roba), yaitu masa perlaihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa tanpa batasan usia yang jelas.
Remaja dalam masa pubertas
Dalam berbagi literatr, anak pubertas adalah kelompok anak ynag masuk pada usia remaja dan pubertas berada dalam usia remaja. Pubertas adalah masa yang khusus dimana seorang anak merasakan adanya kebutuhan yang sangat kuat pada lawan jenis atau keinginan bercinta begitu mendalam. Pada masa ini seorang anak cenderung emosional. Para psikolog mengkhususkan pada masa ini sebgai masaperkembangan seksualitas anak. Anak yang beradapada usia ini akan mengalami perubahan, baik fisik maupun psikis dengan cepat.
Menurut Dr. Soesilowindradini,MA (1994), pubertas timbul pada usia yang berbeda-beda. Masa ini adalah masa yang pendek, sekitar 4 tahun. Munculnya masa ini disebabkan mulai bekerjanya kelenjar seks untuk menghasilkan hormone sehingga muncul perubahan fisik psikis yang khas. Sekitar 5 tahun sebelum anak masuk usia pubertas telah ada hormon seks itu ditubuhnya. Hormon ini lama kelamaan semakin bertambah dan membawa kematangan pada struktur dan fungsi alat-alat kelamin.
Pengaruh Pubertas Dalam Tingkah Laku Anak
Pubertas sebagai masa paling berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan psikis anak, akan memiliki dampak serius pada tingkah laku anak. Mereka terkadang memiliki kebingungan sekaligus kebahagiaan yang berlebihan. Pengaruh masa pubertas terhadap tingkah laku anak, ialah :
 Keinginan untuk menyendiri
Anak ynag dal amasa pubertas cenderung menyendiri dan mengasingkan diri dari lingkungannya manakala ada masalah.
 Keengganan untuk bekerja
Ketika lingkungan sekitarnya menganggap anak pubertas sudah merasa dewasa, mak mereka memperlakukannya sebagai remaja yang harus bekerja. Situasi ini nampaknya menjadi masalah bagi anak pubertas, Karena sebelumnya tidak biasabekerja serius. Akibatnya manaklaa disodorkan pekerjaan, tak jarang mereka menolak. Sekalipun mau biasanya cepat lelah.
 Merasa bosan
Anak pada masa pubertas merasa bosan dengan permainan-permainan yang dulu disenanginya, dengan pekerjaan sekolahnya dan berbagai keaktifan social lainnya.
 Bersikap tidak tenang
Perubahan yang cepat pada masa pubertas biasanya menyebabkan perilaku salah tingkah dan cenderung terburu-buru. Anak-anak pubertas tidak bisa duduk atau berdiri dalam posisi yang sama dalam waktu lama.
 Antagonisme social
Masa pubertas sebagai masa pencarian jati diri
 Antagonisme seks
Anak yang mengalami masa pubertas biasanya juga menunjukan keagresifan dalam masalah pergaulan terhadap lawan jenis.
 Emosionalitas
Anak usia ini seringkali marah-marah dan merasa sedih ang disebabkan oleh hal-hal yang kecil.
 Kurang percaya diri
Kurang pecaya diri sering mereka alami dan inipun Karena hal yang sepele.
 Mengalami rasa malu yang berlebihan
Dalam keadaan tertentu anak pubertas biasanya memperlihatkan rasa malu yang berlebihan.
 Senang melamun
Masa pubertas disebut juga masa penciptaan berbagai imajinasi yang teramat muluk.
Pada dasarnya setiap fase manisia pasti banyak perubahan, seperti hal usia sikap postur tubuh dan yang lainnya, meskipun masa remaja identik dengan masa muda yang boleh dilakukan dengan semaunya, tapi kitajuga mesti tahu apa saja yang harus di jauhi oleh remaja. Dan kita harus tetap dalam koridor hukum Islam tidak keluar dari jalur.
o
Oleh: AINI MELIANTI MUSLIMAH/KPI A/206.400.035 on 18 Mei 2009
at 7:31 am
Balas
3.
Nama : Rofi Nurmaulani
Nim : 207 400 342
Jur/smt/kls : KPI/IV/C
Mata kuliah : Psiklogi Dakwah
Lembar Jawaban UTS
1. Proses dakwah yang paling berkesan, selama saya mengikuti kegiatan pengkajian dan penajian. Tepatnya pada saat kegiatan Mariaba UPTQ 2008. Dimana penceramahnya adalah tim Syahril Quran. Tim Syahril Quran menurut pandangana saya sangat berbeda sekali, dengan system atau metode penceramah lainnya. Karena itu tim Syahri Quran ini lebih mendeskripsikan atau menjelaskan pesan-pesan dan kandungan Al-Quran secara tematik (maudlu’i), yang disampaikan dalam bentuk ceramah keagamaan secara tatap muka. Dengan melibatkan tiga pelaku atau unsure yaitu pensyaah, saritilawah, dan qari qariah, dan ketiga unsure tersebut tidak bias dipisahkan, dalam artian harus saling melengkapi dan mengisi. Akan tetapi dalam metode penyampaian syarhil Qur’an ini, apabila dipandang dari sudut yang lain memiliki permasalahan yang biasa dihadapi para praktisi adalah sulitnya mencari pasangan (partner) yang sesuai dan cocok, sehingga tidak jarang kualitas pensyarah kadang jauh berbeda dengan kualitas saritilawah dan qori-qoriah, atau sebaliknya.
Adapun pensyarah yaitu unsure utama dan pertama. Pada esensinya, pensyarah adalah orang yang bertugas menyampaikan materi syarahan dalam bentuk menjelaskan suatu topic tertentu yang mengacu dan berpijak pada beberapa ayat suci al-Qur’an. Dalam ilmu komunikasi pensyarah biasa disebut komunikator, atau dalam dunia tabligh pensyarah bias disebut muballigh atau da’i. dan seorang pensyarah juga tidak lepas dari berbagai criteria dan syarat-syarat. Dengan demikian untuk menjadi seorang pensyarah tidak mudah, terlebih jika pensyarah disamakan dengan seorang mubaligh atau da’i.
Sebagai seorang da’I, pensyarah dituntut untuk memiliki kepribadian, keilmuan, keterampilan, dan pengalaman yang cukup, hal-hal yang harus dimiliki pensyarah adalah diantaranya:
1. Menguasai dan mendalami Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai materi pokok syarhil Qur’an.
2. Mengetahui ilmu tablig atau retorika agar mempermudah dalam mendalami syarhil Qur’an.
3. Pensyarah harus memiliki keterampilan yang baik, serta berpenampilan yang pantas, dan
4. Memiliki dan menguasai cabang-cabang ilmu keterampilan tertentu, diantarany:
a. Ilmu tafsir
b. Ilmu hadits
c. Qaulun Hakim
d. Bahasa Arab (kaidah-kaidah lughawi)
e. Ushul fiqih
f. Pendapat para pakar/ Ilmuwan
g. Syi’ir/ Pribahasa
h. Contoh/ berita yang actual dan factual
i. Mampu membuat dan menghafal konsep dalam waktu yang singkat, dan lainnya.
Adapun saritilawah adalah orang yang bertugas untuk menerjemahkan ayat suci Al-Qur’an yang telah dibacakan oleh qari-qariah ke dalam bahasa indosia yang baik dan benar. Gaya penerjemahan ayat yang dilakukan oleh saritilawah adalah bukan terjemahan biasa seperti terjemahan model Departemen Agama, tetapi gaya terjemahan yang puitis model terjemahan HB. Yaitu penerjemahan yang dilakukan oleh saritilawah tidak bebas begitu saja. Tapi harus merujuk secara substatus pada makna ayat yang sesungguhnya, sehingga terjemahan ayat suci Al-Qur’an itu tidak kabur, sebaiknya akan sangat indah untuk didengar dan mudah untuk dipahami. Penyampaian terjemah ayat suci tersebut harus mengkombinasikan dengan bahasa lisan dan bahasa gerak. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang saritilawah dibutuhkan skill yang harus dikuasai, antara lain memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1. Memiliki telenta vocal yang bagus
2. Memiliki kemampuan dalam menghayati isi kandungan Al-Qur’an.
3. Memiliki kemampuan dalam mengekspresikan isi kandungan Al-Qur’an dalam bahasa lisan dan gerak secara kombinatif-komunikatif.
4. Menguasai teknik retorika
5. Mampu menerjemahkan ayat suci Al-Qur’an secara akuratif.
6. Memiliki kemampuan dalam olah vocal dan intonasi, dan
7. Memiliki kemampuan menghafal terjemahan dalam waktu singkat serta memilih mental yang kuat untuk tampil di podium.
Adapun qari-qariah adalah orang yang bertugas membacakan ayat suci yang dijadikan landasan atau rujukan oleh pensyarah, dengan cara mujawad (dengan naghmat), sekurang-kurangnya tiga lagu yang disesuaikan dengan isi dan substensi ayat al-Qur’an yang dibaca. Qari-qariah dalam syarhil Qur’an berbeda dengan qari-qariah dalam musabaqah tilawatil qur’an. Perbedaannya, seorang qari-qariah dalam syarhil Qur’an dituntut untuk mampu membacakan ayat suci secara berdiri dan menyesuaikan lagu dengan kandungan ayat, bukan semata-mata dari tingkatan lagu. Oleh karena itu, dalam syarhil Qur’an, qari-qariah dituntut untuk:
1. Memiliki kemampuan dalam membaca, memahami, menulis ayat-ayat Al-Qur’an terutama mushaf utsmani.
2. Menguasai seni baca Al-Qur’an (nighmat) dan jenis-jenis tangga lagu seperti lagu bayati, shoba, rost, syikah, jiharkah, nahawand, dan lainnya.
3. Memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dengan berdiri, dan
4. Memiliki kemampuan menghafal ayat suci Al-Qur’an dalam waktu singkat.
Sedangkan materi syarhil Qur’an merupakan unsure utama sama pentingnya dalam syarhil Qur’an. Sebab meskipun 3 (tiga) unsure pokok S.Q. yakni pensyarah, saritilawah, dan qari-qariah bagus, tapi kalau materinya kurang bagus akan menghambat kesuksesan MSQ.
Secara umum, struktur materi syarhil Qur’an terdiri dari tiga bagian, yakni mukaddimah, isi, dan penutup mukaddimah terdiri dari: salam, hamdalah, shalawat, kebenaran uslub, mengemukakan badi’, sapaan terhadap audience, dan pengantar pada topic bahasan.
Isi terdiri dari: ayat suci Al-Qur’an, al-Hadits, Qaulun Haki, kaidah lughaqi, kaidah ushul fiqih, syiir ata pribahasa, dan contoh actual dan factual, sedangkan bagian penutup terdiri dari : kesimpulan, kesesuaian kesimpulan dengan isi, imbauan dan aktualisasi pesan, I’tizar, do’a dan salam.
Adapun teknik penyampaian syarhil Qur’an disampaikan secara harmoni oleh ketiga unsure/ pelaku di atas, yaitu pensyarah, saritilawah, dan qari-qariah. Yang pertama kali membuka materi adalah pensyarah dalam bentuk prolog atau penghantar pada materi pokok dengan merujuk pada ayat suci Al-Qur’an yang dijadikan rujukan. Setelah itu qari-qariah membacakan ayat suci sesuai dengan perintah pensyarah sampai sempurna namun tidak boleh diakhiri dengan ucapan shadaqallah, sebab ada ayat akhir dan kemudian saritilawah langsung menerjemahkan ayat yang dibacakan qari-qarihan tadi. Demikian seterusnya saling kombinasi dan kompak.
Sedangkan posisi pelaku syarhil Qur’an adalah harus berdiri (termasuk qari-qariah untuk kekompakan) dengan posisi: pensyarah di tengah, saritilawah disebelah kiri pensyarah dan qari-qariah disebelah kanan pensyarah, dan dengan menghadap lurus kea rah penonton atau audience. Terakhir yang tak kalah penting materi yang disampaikan adalah hasil dari hafalan (termasuk saritilawah).
2. Pengalaman ceramah saya yang paling berkesan, tepatnya pada saat mengikuti perlombaan pidato tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dimana pada saat itu dalam penyampaian pesan, tidak sama yang diharapkan sebelumnya. Karena pada saat saya didepan mimbar/ podium rasa gugup dan kurang menguasai audiens itu hadir pada diri saya. Yang akhirnya hapalan teks pidato itupun hilang begitu saja. Dan hal itu menurut terjadi akibat tidak ada rasa percaya diri (PD), selain itu juga secara teknisi saya di posisikan pada no urut pertama. Memang hal yang ke-2 itu tidak sedikit pun mempengaruhi apabila kita sudah professional, ditambah lagi kesiapan yang sudah matang.
Adapun beberapa penunjang yang waktu itu tidak dihirakan sama sekali oleh saya yaitu kurang penguasaan materi atau naskah, intonasi yang tidak pariatip, aksentuasi atau penekanan kata yang tidak pas, gesture, ekspresi, respon terhadap situasi yang tidak memukai. Dan artikulasi (kejelasan kata-kata atau hurup) yang tidak tepat. Selain itu juga yang tidak perhatikan oleh saya adalah kondisi fisik, psikis dan penampilan. Yang akhirnya timbul permasalahan-permasalahan yang telah diungkapkan diatas, memang pada dasarnya saya sadari bahwa kondisi itu, sangat mempengaruhi untuk menampilkan rasa percaya diri (PD). Tapi pada kenyataannya itu semua, sangat susah untuk mengaplikasikannya. Baik dari mulai materi yang disampaikan harus betul-betul sudah dipahami, proses akhir dari fight back itu sendiri apakah hasilnya memuaskan atau sebaliknya.
Namun dengan berjalannya waktu, akhirnya saya menemukan beberapa solusi untuk menghadapi permasalahan tadi. Itupun saya dapatkan dari seorang Pembina penceramah saya, adapun beliau memberikan solusi diantaraya sebagai berikut:
1. Usahakan menyusun naskah sendiri, lalu menghafal, memahami, dan mengucap berulang kali.
2. Olah vocal dengan mengucapkan huruf-huruf vocal (A-I-U-E-O)
3. Olah pernapasan
4. Evaluasi vocal dengan direkam.
5. Melakukan tehnik penyukmaan (simulasi “pidato” tanpa suara)
6. Melatih ekspresi dan gesture dengan berpidato di depan sermin atau kawan.
7. Membiasakan berlatih terus menerus sampai menjelang hari “H”.
Dan itu semua adalah gambaran langkah awal, yang harus sekarang latih dari satu tahap ke tahap lainnya. Dan saya yakin dengan pelatihan itu secara teratur, saya mampu menampilkannya secara maksimal. Untuk penyampaian ceramah berikutnya.
3. Materi dakwah
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى امرنا بذكره فى جميع الأمكنة والأوقات ونهانا عن اتباع الشهوات الصلاة والسلام على صاحب البريات وعلى انه وصحبه الامة الثقافة: أما بعد
Dewan hakim yang saya hormati,
Hadirin kaum muslimin, rahimakumullah
Majid majidi, seorang sutradara Iran yang telah berhasil menggebrak dunia perfileman internasional melalui sebuah karya sineasnya yang berjudul “Children of heaven” dalam bukunya “The seals of wishdom” mengatakan Allah, tuhan kita nan maha gagah, seringkali kita jadikan hanyalah sebagai tokoh dalam dunia fiksi yang sangat kita kenali, tapi kita tidak pernah mendekatinya. Allah Tuhan kita nan Maha Agung, tak jarang kita jadikan hanya seolah pemeran utama dalam dunia panggung yang sangat kita kenali, tapi sekali lagi kita pernah dekat dengan-Nya.
Bila kita renungkan, ungkapan tadi membuka kesadaran kita. Pantas, kalau perjalanan hidup kita seringkali dihantui oleh perasaan resah dan gelisah, diselimuti oleh rasa gundah gulana bahkan tak jarang duka dan deraian air mata. Dan pada akhirnya, hidup tak terarah, berbuat kemaksiatan, kedzaliman, kemungkinan bahkan kebobrokan akhlak dan moral.
Mengapa hal ini terjadi? Mulla Shadra dalam karya monumentalnya yang berjudul Hikmah Muta’aliyah menegaskan bahwa hal seperti itu diakibatkan karena kita tidak memiliki spiritual quotient, spiritual intelegent. Mengapa hal itu tidak miliki? Menurut Mulla Shadra karena kita tidak pernah mengingat Allah. Dalam realisasinya, kita selalu meninggalkan shalat. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini saya akan membawa judul syarahan. “Urgensi dan fungsi shalat dalam kehidupan manusia” dengan rujukan al-Qur’an surat Al-Maarij ayat 19-23.
ان الانسان خلق هلوعا إذا مسه الشر جزوعا وإذامسه الخير منوعا إلا المصلين النبيين هو على صلاتهم دامون.
Artinya:
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah dan kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila dia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, mereka itu yang tetap mengerjakannya shalat”.
Hadirin…dalam untaian firman Allah SWT tadi, terungkap tiga sifat buruk manusia, yaitu berkeluh kesah, kikir dan tidak mau berinfak. Namun, sifat-sifat itu bias dihilangkan dan dikikis habis dengan melakukan shalat. Hal ini dijelaskan dalam lanjutan ayat tadi:
الا المصلين الذين هم على صلاتهم دانمون اي مواظبون على أداء الصلاة لا يشظهم عنها سانل
Maksudnya adalah orang-orang yang konsisten dalam melakukan shalat dan tidak terlena dengan kesibukan apapun. Demikian menurut Imam Ali Ash-Shabuni dalam shofwatutafsir-nya.
Hadirin… bila kita kaji lebih dalam, shalat yang dilakukan dengan istiqamah bukan saja merupakan kualitas tertinggi dari peringkat shalat lainnya, yaitu khasy’un, hafidzun, sahun kusaala huzuwa wa la’iba dan mukaan wa tashdiyah. Tapi juga akan sanggup menjadi tameng dari kemaksiatan, membersihkan jiwa dari sifat iri, hasad, sombong, bahkan bisa membuat hati menjadi tentram. Bukankah ketika bersujud, kita menyadari bahwa yang paling berkuasa dan yang ada di atas segala-galanya adalah Allah, supaya kita tidak bersikap sombong. Bukankah bila kita melakukan kesalahan, kita akan merasa malu bila harus berbuat maksiat sehingga kita makin jauh dari kemaksiatan.
Hadirin, Rahimakumullah.
Bagaimana dengan kondisi umat islam zaman sekarang dalam melaksanakan shalat? Ternyata hadirin, tidak sedikit masyarakat kita yang selalu merekayasa dalih untuk bisa meninggalkan shalat, baik dengan dalih kesibukan kantor, tanggung di perjalanan, ketiduran, bangun kesiangan bahkan yang lebih memalukan menganggap shalat sebagai penghalang dan penghambat terhadap segala aktivitas kehidupan karena terlena, terbuai da terpedaya oleh manisnya bujuk rayu setan.
Bila ini terus mengkristal dalam diri kita dan menggejala di negeri kita, maka saya yakin ketentraman, kedamaian, dan persaudaraan akan menjadi khayalan dan mimpi belaka. Apalagi dewasa ini negeri kita tengah dilanda multikrisis yang tidak pernah kunjung henti, membuat orang-orang yang jauh dari shalat, jauh dari Allah, jauh dari sujud dihinggapi penyakit stress, frustasi bahkan tidak jarang bunuh diri dan membunuh sesamanya sendiri karena sesuap nasi.
Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian dari Biro Kesehatan Mental di kota New York, tercatat 65% manusia terjangkit penyakit setengah gila atau psikoneurosa. Bahkan dr Combi Robinson menambahkan 80% orang-orang yang sakit di Amerika Serikat (AS), penyakitnya disebabkan oleh penyakit gelisah dan jiwa yang tidak tenteram. Lalu, mampukah shalat berfungsi mengobati penyakit-penyakit tersebut? Jawabannya, mari kita simak firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 45:
Artinya:
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,” (Q.S. Al-Baqrah: 45)
Hadirin, demikian jelas bahwa dengan shalat yang benar-benar khusyu akan bisa mengobati dan penolong bagi segala macam problema dalam kehidupan. Allah menegaskan:
وانها لكبيرة الا على الخاشعين اي التواضعين المستكنين صفت نفوسهم الله
Artinya:
“Orang yang tawadhu rendah diri, yang mendapat ketenangan jiwa adalah orang-orang bersih hatinya yang melakukan shalat”. Demikian syarahan Imam Ali Ash-Shobuny dalam Shofwatuttafsir-nya”.
Muncul pertanyaan, lalu banyak orang-orang enggan melaksanakan shalat? Menurut Abu Sangkan dalam bukunya “pelatihan shalat khusyu”, ada lima alas an orang meniggalkan shalat, yaitu: Pertama, belum pernah merasakan nikmatnya, kedua, belum pernah merasakan manfaat shalat, ketiga, menganggap shalat sebagai suatu beban, keempat, menganggap shalat mengurangi waktu kerja, dan kelima, belum memahami bahwa shalat merupakan senjata yang paling ampuh untuk mengatasi problem hidup.
Padahal, Imam Ghazali menyatakan bahwa fungsi shalat membersihkan kotoran, yaitu bersih badan dan pakaian dari najis, bersih terdiri dari dosa, bersih jiwa dari akhlak yang buruk, dan bersih pikiran hanya mengingat Allah, lebih tandas lagi Allah menegaskan dalam Al-Qur’an penggalan
surat Al-Ankabut ayat 45:
Artinya :
“ Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Hadirin, demikian jelas bahwa shalat mencegah berbagai perbuatan keji dan munkar. Oleh karena itu, sikap-sikap sombong, takabur, iri, dengki, malas dan sebagainya akan terkikis habis jika kita istiqamah dan khusyu dalam shalat. Dengan demikian, shalat merupakan motor penggerak dalam menciptakan amal baik, shalat merupakan “Inner power” dalam melakukan amal shaleh dan mengcounter amal salah. Semakin baik kualitas shalat seseorang akan baik pula amal perbuatannya, sebaliknya semakin buruk kualitas shalat seseorang akan semakin mudah dia terjatuh pada kemaksiatan.
Hadirin rahimakumullah..!
Dengan demikian uraian syarahan ini dapat disimpulkan, shalat merupakan ibadah mahdhah yang memiliki fungsi penting dalam kehidupan mausia, yaitu: dengan shalat kita bisa tercegah dari perbuatan keji dan munkar, dengan shalat kita siap menghadapi problema hidup dan kehidupan, dan dengan shalat akan tercipta ketenangan dari ketentraman jiwa. Jika Rene Descartes seorang filosof barat berani berujar, Cogito Ergosom: Aku berpikir maka aku ada. Maka kita harus berani berkata: “Aku shalat maka aku ada; aku berdzikir maka aku ada; aku tidak shalat maka aku tidak ada”. Sekian dan demikian.
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
o
Oleh: Rofi Nurmaulani on 18 Mei 2009
at 1:59 pm
Balas
4.
PEMENUHAN TUGAS UTS PSIKOLOGI DAKWAH
Oleh
Egi Septian Effendi
KPI A/IV
207400298
Uraian Jawaban No 1
Dalam rangka memperingati maulid nabi muhammad saw, disebuah kampung yang tepatnya di desa darangdan, kecamatan darangdan yang merupakan bagian dari wilayah purwakarta mengundang salah seorang da’i yang berasal dari subang dalam mengisi tausiyah rohani malam itu.
Kh abdulah goni nama lengkapnya, beliau dikenal sebagai dai yang bukan hanya seorang pemilik pesantren di subang akan tetapi beliau juga sangat dikenal keluar daerahnya sendiri sebagai da’i kawakan yang memiliki kemampuan khas dalam menyampaikan isi dakwahnya ke pihak madu’. Kekhasannya itu adalah kemampuan menirukan suara-suara orang lain, terutama suara dan gaya para dai kondang yang sering nongol di media televisi, seperti jainudin mz, aagym, ustad jefry, jujun, dll. Namun tak hanya suara-suara itu, beliau juga mahir dalam meniru para aktor wayang golek seperti, cepot, gareng, semar, gatot kaca, dll.
Dan dengan metode penyampaian seperti itulah yang juga beliau lakukan saat menyampaikan isi dakwahnya kepada para madu yang jumlahnya sangat banyak. Diatas sebuah panggung berukuran 4×4 meter dan dengan kualitas sound yang baik yang telah dipersiapkan paniti acara, sang da’i dengan leluasa menyampaikan tausiyah-tausiyah yang telah ia seting sebelum penampilan.
Jika meninjau dari segi isi dakwah yang beliau sampaikan, terlihat isi bahasan yang populer atau sudah sering didengar oleh madu. Namun dengan cara penyampaian yang berbeda membuat madu merasa tak masalah dengan isi dakwahnya bahkan mereka tetap antusias memperhatikan dari awal samapai akhir. Hal itu dapat disimak dari garfik tepuk tangan para madu yang tak pernah melempem. Malahan, tepuk tangan para madu semakin malam semakin bersemangat hingga tak ada kesempatan bagi sebagian madu untuk bisa lama-lama menikmati rasa kantuknya karena langsung terhentak keriuhan yang ada. Hingga 2jam pun terasa singkat terlewati. Dan para madu pulang dengan senyum dan semangat yang tertancap didada masing-masing. Kemudian raut wajah sang da’i pun juga mengisyaratkan rasa puas dan bangga.
Tinjauan dari aspek psikologi dakwah
Dakwah pada acara peringatan maulid dari ilustrasi diatas merupakan kontek dakwah ummah. Sedangkan ditinjau dari isi yang disampaikan maka dakwah tersebut masuk dalam jenis dakwah informatif, namun dilihat dari gaya dan cara penympaian masuk dalam jenis rekreatif, karena tak bisa dipungkiri aspek guyonan dalam memancing gelak tawa sangat penting di medan dakwah seperti itu.
Sosok dai yang menjadi aspek utama dalam proses dakwah mampu menjalankan perannya dengan sangat baik, kredibiltas yang menjadi elemen penting dai mampu beliau bangun dengan sangat baik dengan waktu yang singkat. Sehingga secara psikologis para madu langsung menyambut baik sosok yang ada didepan mereka. Kemudian sambutan baik madu, persiapan panitia yang baik dari segi tempat dan sound secara tidak langgsung menaikan gairah dan semangat sang dai, hingga tak terlihat kecanggungan dan ketidak bebasan sang dai dalam menyampaikan isi tausiyah dengan berbagai metode yang telah beliau kuasai.
Tak aneh jika beliau tak kesulitan dan tak membutuhkan waktu lama untuk menguasai suasana. Karena dari aspek antropologi antara purwakarta dan subang memiliki kultur yang sama, bahkan secara geografis kedua daerah itu berdampingan. Sehingga sang da’i sudah faham dengan karakter dan budaya tempat dimana beliau berceramah. Kesamaan kultur tersebut juga membuat madu merasa bukan dengan orang lain terhadap sang da’i.
Jika meninjau lebih dalam tetang aspek kredibilitas da’i, pakaian yang dikenakan oleh sang dai juga memberi pengaruh terhadap hal itu. Kh abdulah goni yang saat itu mengenakan pakaian jubah dan dengan kopiah putih dengan balutan sorban hijau. Karena tak bisa dipungkiri jika seorang dai mengenakan pakaian kaos dan celana jin saat tampil, akan timbul rasa keraguan dalam diri setiap madu.
Isi dakwah sebenarnya tak kalah penting. Namun saat itu sang dai tidak meniti beratkan tujuannya pada hal isi ini, belaiau hanya berusaha memberi pengetahuan tambahan pada tema kelahiran nabi muhammad saw. Justru yang menarik perhatian semua orang adalah gaya dan cara penyampaian isi dakwah itu, beliau langsung meraih perhatian para madu dengan mencontoh suara ustad jujun yang setelah selsai pembukaan ceramah, kemudian beliau melantunkan ayat dengan suara ustad jefry yang agak serak-serak basah. Kemudian isi demi isi dakwah ia sampaiankan dengan suara-suara lainya berganti dari suara si a sampai suara si u.
Hingga acara tablig selesai riuhnya masih terdengar, obrolan-obrolan antar madu merespon sosok dai terlihat sangat positif. Namun sangat disayangkan, seperti kasus-kasus sebelumnya, feedback yang terlihat beberapa hari setelah acara tablig itu hanya ada berupa keingatan mereka terhadap kemahiran sang dai saja, bukan isi informasi dan pengetahuan yang disampaikan madu, hingga tujuan umum peringtan maulid menjadi hilang alias kosong.
Dan beguitu juga yang terjadi pada diri saya.. ^_^
Uraian jawaban no 2
Pengalaman berdakwah saya hanya terhitung 2 kali saja itupun berkaliber lokal dalam alias bersama teman-teman dalam program belajar muhadoroh, yang biasa ada dipesantren-pesantren. Oleh karena itu saya yang pernah mengalami beberapa pidato didepan umum lebih memilih pidato sebagai pemenuhan tugas ini. Sekaligus cerita ini yang pernah saya alami sangat berkesan selam hidup saya. Berikut ceritannya.
Dalam sebuah organisasi intra sekolah (osis) selalu ada pergantian ketua pada setiap tahunnya. Itu pula yang sedang diadakan disekolah dimana saya belajar, sekolah bernama aliyah al-musadaddiyah, garut. Saat itu saya yang masih duduk dikelas 2 aliyah atau sekarang dikenal kelas 11 mencalonkan diri untuk menjadi ketua osis periode 2005-2006.
Dalam rangkaian acara pemilihan itu ada kegiatan yang disebut kampanye terbuka, yang mengharuskan para kandidat menyampaikan visi dan misinya didepan seluruh siswa dan guru aliyah al-musadaddiyah. Hal itupun memaksa saya harus menyiapkan diri baik secara teori isi kampanye yang berbentuk pidato juga mempersiapkan diri secara mental.
Berdasarkan pengalaman, bicara didepan banyak orang bukan kali pertama bagi saya, oleh karena itu dari segi mental bisa terjaga, tinggal aspek psikolog berupa percaya diri dan keyakinan mampu memberikan yang terbaik. Oleh karena itu persiapan sebelum hari h lebih dibagian isi pidato nanti dalam menjelaskan maksud visi dan misi saya.
Hari itupun tiba. Tepat pada pukul 10.00 wib di ruang aula aliyah al-musadaddiyah saya beserta 2 kandidat lain duduk didepan hampir seluruh maasyarakat sekoalah. Rasa tegang sempat menerpa saya, saat sang kandidat pertama dan kedua direspon kurang enak, lewat sorakan dan keheningan yang terjadi dipihak audiens.
Hingga kemudian sang mc mempersilahkan saya menyampaikan pidato. Saat itu mental saya aga tegang, namun saya merasa tertolong oleh visi yang saya usung, tertolong karena 3 kalimat visi saya itu memerlukan penjelasaan yang gamlang. Hingga saya fokous untuk menjelaskan itu, sekaligus orang-orang penasaran maksud 3 kalimat visi saya itu. Jika ingin tahu, 3 kalimat visinya adalah “membangunkan yang tertidur”
Visi itu sedikit membuat audiens tertawa, karena dari aspek kultur disekolah saya yang kebanyakan adalah anak pesantren sering sekali tertidur dikelas, sehingga persepsi mereka tertuju kearah sana. Padahla maksu yang gersirat dari rangkaina kalimat itu adalah membangunkan kemampuan yang dimiliki siswa, karena secara psikologis dan skill banyak terjadi keterpendaman bakat disekolah saya itu sehingga saya dengan visi itu mencoba menjawab masalah tersebbut dalam rangka mendukung kesuksesan sekolah dalam mencetak siswa-siswa yang unggul secara akademik maupun kekreatifan dibidang seni, olah raga, dan musik.
8 menit yang saya gunakan dalam pidato itu terasa terlewati dengan enjoy, hal itu dikarenakan respon positif yang terlihat dari audiens. Secara tidak langsung saya terlecut semangat, seakan-akan saya ingin lebih lama lagi untuk berpidato didepan mereka.
Uraian jawaban no 3 (teks pidato)
Meningkatkan keilmuan muslim
Assalamu’alaikum wr. Wb
Kicauan burung di pagi hari serta hembusan angin di sore hari,membuat kita takjub akan ciptaan tuhan yang maha sempurna dengan segala kekuasaan-nya yang tak tertandingi oleh apapun.maka tak ada kata yang sanggup terucap selain rasa syukur yang maha tinggi atas karunia yang telah di berikan-nya sehingga sampai saat ini kita bisa rasakan anugrah terindah-nya.
Shalawat serta salam selalu tertuju kepada sang repolusioner, sang pemimpin yang menjadi panutan seluruh umat dan pembawa risalah untuk keselamatan nabi besar muhammad s.a.w
Dan pada kesempatan ini ijinkan saya untuk menyampaikan sesuatu yang teruntai melalui ucapan yang insyaallah penuh makna dengan tema” meningkatkan keilmuan muslim”
Kita sangat pantas untuk meringik melihat peradaban islam sekarang yang laksana seorang manusia yang lelap tertidur dan terlena dan terbuai oleh kejayaan masa lalu dan terbuai mimpi-mimpi dengan wacana-wacana yang tak berujung dengan realisasi yang nyata mengembalikan kejayaan peradaban islam terutama pada bidang keilmuan yang menjadi taring masa lalu dihadapan bangsa barat.
Hadirin yang dimulyakan allah..
Sebelumnya mari kita lihat kata dasar keilmuan yaitu ilmu. Ilmu hakikatnya adalah kalimat-kalimat allah azza wa jalla. Sungguh tidak akan pernah ada satu pun makhluk di jagat raya ini yang bisa mengukur kemahaluasan-nya. Sesuai dengan firman-nya, “katakanlah : kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menuliskan) kalimat-kalimat tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (dituliskan) kalimat-kalimat tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (qs. Al kahfi [18] : 109).
Adapun ilmu yang dititipkan kepada manusia mungkin tidak lebih dari setitik air di tengah samudera luas. Kendatipun demikian, barangsiapa yang dikaruniai ilmu oleh allah, yang dengan ilmu tersebut semakin bertambah dekat dan kian takutlah ia kepada-nya, niscaya “allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (qs. Al mujadilah [58] : 11). Sungguh janji allah itu tidak akan pernah meleset sedikit pun!
Allah swt sesungguhnya telah memberikan kita sebuah teori dalam mencapai sebuah keilmuan yang unggul. Teori ini diawali dengan kita menelaah ayat-ayat al-qur’an yang memuat kata ta’lamun yang berarti kamu mengetahui, seperti pada surat al-mu’minuun ayat 114. Pada tahap kedua ada kata ta’kilun yang berarti kamu mengerti. Salah satu contohnya ayat ke-73 dari surat al-baqarah. Dan terakhir alias yang ketiga adalah kata aslah, artinya berbuat (amal). Salah satu contohnya pada surat asy-syuura.
Dari ketiga teori yang dirumuskan atas dasar al-qur’an, maka kita harus melewati tahap-demi tahap dalam mencapai keunggulan keilmuan dengan tujuan yang jelas yaitu mencapai rido allah swt.
Lalu apa yang harus kita lakukan dengan tahap-tahap itu, untuk membangkitkan keilmuan muslim seutuhnya? Salah satu caranya adalah menjadikan kajian ilmu menjadi salah satu kebutuhan dan kewajiban yang harus, tanpa tergantung pada lembaga-lembaga pendidikan formal negara. Toh pada kenyataanya di negara kita kebnayakan muslim lebih banyak pada setatus sosial menengah kebawah.
Hadirin yang dimulyakan allah..
Sebagai penutup dan menyimpulkan apa yang telah saya sampaikan. Kita sebagai muslim yang beriman kepada allah, qur’an dan juga rasull-nya, maka kesadaran membangkitkan peradaban islam dengan bidang keilmuan, dengan cara menyadarkan antara diri sendiri, keluarga, tetangga, umumnya seluruh dunia bahwa sangatlah penting upaya pencarian ilmu. Dan katakan tidak pada apapun bentuk alasan penolakan hal itu.
Sebagai penutup, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya dari lubuk hati yang paling dalam serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada saudara-saudari yang telah berkenan hadir. Dan semoga apa yang saya sampaikan dapat membangunkan kita dari tidur lelap yang menjerat kita dalam angan-angan keindahan mimpi saja. Aminn
Wassalam wr. Wb
o
Oleh: egi septianan effendi on 19 Mei 2009
at 12:48 pm
Balas
5.
Nama : Ipah Hanipah
Nim : 207400312
Semester : IV/B/KPI
Pengajian rutin yang sering diikuti.
Waktu : Malam kamis
Tempat : Masjid Jami At-Taqwa
Penceramah : Ust. Drs. Zaenal Muttaqien
Ust. Drs. Zaenal Muttaqien adalah salah satu Ustadz yang ada di daerah Mekar jati Rw 05 kel. Pasir Biru, kec Cibiru. Beliau juga termasuk ketua DKM masjid jami At-Taqwa. Beliau berceramah tentang “Keutamaan Membaca Shalawat”. Inti dari ceramah itu adalah: “bahwa barangsiapa yang mengharapkan syafaat Rasulullah, maka perbanyaklah membaca shalawat atas baginda Rasul”.
Kesan pertama waktu mendengarkan ceramahnya cukup menyenangkan, bahasanya sederhana, mudah dipahami dan tidak menjenuhkan. Dalam penyampaiannya tidak membuat para jamaah mengantuk, karena pada saat beliau ceramah, beliau menyelipkan humor-humor yang menarik.
Ceramah pada malam kamis itu tidak pernah terlewatkan, bahkan dalam Satu Minggu terdapat tiga kali pengajian rutin, yakni setiap malam kamis, hari kamis, malam Jum’at, dan malam minggu.
Pengalaman pribadi pada saat di minta ceramah
Perasaan pertama waktu akan ceramah yaitu : jantung berdetak kencang, mendebarkan, muka pucat, dan gelisah.
Ketika berada di mimbar untuk melakukan ceramah yaitu ingatan memudar, wajah menjadi merah dan tubuh lemas dan bergetar. Suara dan kata-kata pun tidak terkontrol,
Sabar Menghadapi Musibah
الحمد لله ربّ العالمين الصّلاة والسّلام على سيّدنا محمّد وعلى اله وصحبه اجمعين (امّابعد) قال الله تعالى في القران العضيم اعوذ بالله من الشّيطان الرّجيم لبسم الله الرّحمن الرّحيم ولنبلونّكم بشيئ من الخوف والجوع ونقص من الاموال والانفس والثّمرات وبشّرالصّبرين
Bapak-bapak, ibu-ibu ahli pengajian yang sama-sama mengharapkan ridho Allah SWT. yang saya hormati.
Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT. yang telah meberikan nikmatnya kepada kita semua, sehingga Alhamdulillah atas nikmat Allah kita bisa berjumpa di tempat yang mulya ini.
Rahmat Shalat dan salam semoga Allah limpahkan kepada panutan kita semua, insan pilihan, manusia yang memliki budi pekerti yang luhur, dialah kekasih kita bersama yakni baginda Rasul Muhammad SAW. juga rahmat shalat dan salam semoga Allah limpahkan kepada keluarga baginda rasul, sahabat-sahabat baginda rasul dan semua pengikut-pengikut baginda rasul termasuk kita yang hadir di tempat ini selaku umatnya.
Hadirin Rahimakumullah…………..
Tema kita pada kesempatan ini adalah tentang sabar.
Sabar adalah separuh dari iman, dan keyakinan adalah seluruh dari keimanan. Ada tiga hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah, dan merahasiakan Shadaqah yang telah dikeluarkan.
Ketika mendapatkan musibah, seorang insan yang ikhlas harus tetap tabah dan tidak memperlihatkan musibah itu kepada orang lain. Tidak pernah mengeluh kepada apa yang telah diberikan kepadanya. Ketika ia bershadaqah tidak mengharapkan pujian dari orang, tetapi hanya mengharapkan keridhoan dari Allah SWT.
Allah SWT senantiasa menyayangi orang-orang yang sabar, sedangkan tanda sayang Allah tidak hanya berupa kebahagiaan, melainkan berupa cobaan. Allah SWT menguji insannya atas dasar sayang kepadanya. Sebagaimana yang telah tercantum di dalam Surat Muhammad ayat 31.
Allah SWT berfirman:
        
artinya:
Dan Sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
Hadirin Rahimakumullah…….
Manusia diberikan cobaan sesuai kadar agamanya . jika manusia itu lemah agamanya, maka akan diberi cobaan yang sesuai dengan tingkat kadarnya, dan jika manusia itu kuat agamanya, maka Allah akan memberikan cobaan yang sesuai dengan tingkat agamanya. Pada intinya, Allah SWT tidak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya.
Allah memberikan cobaan bisa berupa apa saja, baik materi ataupun Non-materi, misalnya: Allah SWT memberikan cobaan kepada umatnya dengan membutakan kedua matanya dan manusia itu bersabar, maka aku ganti kedua matanya dengan syurga.
Jika Allah SWT menguji kepada manusia dalam rezeki yang diberikan, dan kalau ia ridha dengan rezeki yang diterimanya, maka Allah akan memberkahinya, dan meluaskan pemberiannya, dan kalau ia tidak ridho dengan apa yang diterimanya, maka Allah SWT tidak akan memberi berkah kepadanya.
Bukankah Allah SWT telah berfirman:
   •      
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.
Hadirin Rahimakumullah……..
Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan, ketika menzalimi lalu beristighfar, maka Allah akan memberikan keselamatan, dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. Barang siapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak atas Allah untuk mengampuninya.
Seorang hamba memiliki suatu derajat disurga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu, dan apabila Allah menyayangi hambanya maka dia diuji, supaya Allah mendengar permohonannya (kerendahan hatinya).
Tiada seorang mukmin ditimpa rasa sakit, kelelahan (kepayahan), diserang penyakit atau kesedihan (kesusahan) sampaipun duri yang menuduk (tubuhnya) kecuali dengan itu Allah menghapus dosa-dosanya. Allah menguji hambanya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang keluar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang keluar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah).
Hadirin Rahimakumullah……..
Cukup sekian pertemuan kita yang singkat ini, mudah-mudahan kita semua termasuk orang-oarang yang sabar dalam megahadapi segala problematika hidup, sehingga kita akan mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah karena kita sudah mau berusaha sabar. Hanya kepada Allah-lah kita menyembah, dan hanya kepada Allah juga kita memohon segala pertolongan.
Kurang dan lebihnya saya mohon maaf,
o
Oleh: ipah hanipah on 20 Mei 2009
at 9:34 am
Balas
6.
Nama : Mardiah Nurkholisa
Jurusan : KPI B/IV
Mata Kuliah : Psikologi Dakwah
1. Pengalaman tentang dakwah yang di dalamnya ada unsur psikologi dakwah
Pada hari kamis 19 Februari di masjid Khusnul Khotimah Cigadung Raya Timur Bandung ada pengajian bulanan penceramahnya adalah bapak Rodjabudin M.Ag. pada hari itu masyarakat datang dan memenuhi ruangan. Saat Acara akan di mulai suasana sangat gaduh karena kebanyakan ibu-ibu asik merumpi dengan sejawatnya. Tapi saat penceramah mengucapkan salam serentak semua menjawab salam dan memperhatikan penceramah. Penceramah pun memulai ceramahnya dengan sosok pendek, kecil dan wajah yang menarik ia dapat menghipnotis para maudu dengan ceramahnya yang asik dan penuh canda tawa tapi tetap terfokus dan seius. Acara terus berlangsung dengan gaya yang humoris penceramah lebih dapat di terima oleh maudu karena guyonan yang di sajikan ringan dan masuk ke hati. Penceramah juga tidak jarang bernyanyi untuk menghibur dan kadang penceramah juga mengobarkan semangat agar kita tetap di koridor islam dan menjauhi perbuatan yang tercela.. Mad’u sangat tesusun rapih dan benar-benar mempengaruhi masyarakat secara mentalis. Para maudu saat itu benar-benar seperti terhipnotis. Saat penceramah mengobar-ngobarkan semangat semua serasa bersemangat saat berdoa semua khusu dan mengikuti ceramah dengan khitmad. Ceramah itu berlangsung sekitar 2 jam tapi tidak terlihat kejenuhan dari pada maudu. Sampai acara selesai maudu benar-benar merasa senang dengan ceramah tersebut dan banyak bapak-bapak yang menyalami penceramah sebagai penghargaan kepada penceramah
2. Pengalaman berdakwah yang di alami sendiri
Pada hari kamis tanggal 14 mei 2009 pada mata kuliah Teknik Khitobah merupakan kali pertama saya berceramah di depan banyak orang walaupun sebenarnya hanya 1 kelas dan orangnya hanya kurang lebih 20 orang. Saat itu ada tes pidato. Walaupun boleh membawa teks dan hanya membacakan mukodimahnya saja tapi tetap saja itu menjadi pengalaman yang berharga bagi saya. Setiap orang maju atas pilihan temannya sebelumnya yang maju ke depan. Kebetulan saya mendapat giliran ke 2 dari terakhir. Tapi ternyata menjadi giliran terakhir itu tidak membuat saya menjadi lebih percaya diri atau lebih merasa siap. Giliran terakhir malah membuat saya tambah gerogi dan takut untuk maju. Pada saat itu saya di pilih oleh M. Kurniawan untuk mendapat giliran berpidato di depan kelas. Serentak jantung saya berdetak sangat kencang dan tubuh saya menjadi gemetaran. Tapi saya berusaha untuk maju kedepan. Pada saat di depan kelas benar-benar puncak gerogi. Saat saya membaca naskah pidato banyak yang salah baca dan suara saya mendadak menjadi mengecil. Teman-teman banyak yang mengomentari saya karena suara saya yang kecil dan di anggap kurang bersemangat. Sayapun melanjutkan pidato saya sampai mukodimah selesai. Setelah selesai hati saya menjadi lega walaupun kecewa kepada diri sendiri karena suara saya kecil dan banyak kesalahan tapi itu pengalaman pidato saya yang pertama dan berkesan.
3. dakwah persuasif
LARANGAN SYIRIK
Segalapuji bagi Allah, kita semua memujinya memohon pertolongan dan ampunannya. Dia telah menyempurnakan agamanya, dan dengan itu Dia menyempurnakna nikmat-Nya kepada kita semua serta meridhoi Islam sebagai agama. Shalawat dan salam semoga tetap di limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, berserta keluarganya, sahabat dan seluruh pengikutnya yang Istiqamah hingga hari kiamat. Amma Ba’du.
Alhamdulillah dengan pertolongan dan izin Alllah SWT kita dapat berkumpul di dalam majelis ini untuk bersama-sama tetap menjaga ukuwah Islamiyah kita dan tetap di jalan yang ia Ridhoi. Hadirin yang insyaalloh di mulyakan oleh Allah sungguh suatu kebahagian yang sangat besar bagi saya dapat ada di depan anda untuk menyampaikan sedikit pengetahuan yang saya miliki. Di atas mimbar ini saya akan membahas tentang keyakinan kita semua dan larangan kita bersekutu atau syirik kepada selain Allah SWT seperti contohnya percaya terhadap dukun.
Saudara saudariku, pada zaman yang serba modern ini masih banyak orang-orang yang tetap saja percaya kepada dukun dan jin. Ini adalah salah satu contoh sifat syirik atau menyekutukan Allah yang jelas saja di benci oleh Allah. Banyak yang ingin jalan mudah untuk mendapatkan harta yang berlimpah. Orang-orang sudah banyak yang tertipudaya dengan kebahagiaan yang sesaat dan cepat di dapat itu. Seperti persugihan, ngepet, nyuhun, bertapa ada juga yang percaya ramalan bintang dan lain sebagainya.
Karena banyaknya orang yang percaya dah banyak yang mencari hal perdukunan seperti itu maka bayak juga bermunculan dukun-dukun palsu dan menipu orang-orang. Selain itu banyak juga orang-orang yang mengklaim dirinya dukun yang bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Selalin itu ada juga dukun yang menyatakan dirinya dapat menggandakan uang, ada yang bisa membuat orang kaya dengan persugihan yang tentu saja itu merupakan dosa besar karena mempercayai selain Allah dan menggantungkan nasib mereka kepadanya. Dan mereka yang datang ke dukun itu sama hinanya dengan dukun tersebut. Karena sungguh rasulullah tidak menyukai orang yang seperti itu. Seperti keterangan hadits riwayat muslim yang berbunyi
Yang artinya : “dari shafyyah binti Abu ubaid dari salah seorang istri Nabi SAW. Dari nabi SAW., beliau bersabda : “Barang siapa yang datang ke tukang ramal kemudian menanyakan sesuatu dan ia mempercayainya maka tidak di terima shalatnya selama 40 hari.”
Dari hadist di atas jelas bahwa larangan untuk percaya kepada dukun itu sangat tidak boleh. Karena bila kita percaya maka shalat kita tidak akan di terima selama 40 hari. Betapa meruginya kita apabila itu semua terjadi. Cukuplah kita percaya kepada Allah semata dan terus berusaha dan berdoa dalam menjalani kehidupan dan segala macam cobaan.
Adapun orang-orang yang menyatakan bahwa ia tahu masa depan, jodoh, nasib seseorang dan lain sebagainya sebagai usaha untuk mencari keuntungan dan uang yang banyak. Usaha perdukunan ini sangat banyak dan menyebar ke beberapa wilayah yang berusaha untuk mengelabui orang-orang yang bodoh. Namun pada kenyataannya bukan hanya orang yang bodoh saja yang mempercayainya bahkan orang yang pintar yang sekolah tinggi-tinggi banyak yang tetap mempercayai hal itu. Karena perdukunan ini sepertinya telah membudi daya dan mendarah daging pada setiap kehidupan masyarakat Indonesia.
Oleh sebab itu keyakinan itu sangat di butuhkan. Karena yakin adalah iman dan tentu saja kita harus mengimani Allah SWT. dan hanya percaya bahwa hanya Allah lah yang hakikatnya menciptakan berbagai penyakit dan hanya dengan ridhonya penyakit itu dapat di sembuhkan.
Nabi SAW bersabda:
“pergilah dengan hina, kamu tidak akan melampaui kemampuanmu”
Di sini jelas bahwa orang yang mendatangi dukun adalah hina. Oleh sebab itu kita tidak boleh meyakini hal perdukunan tapi harus meyaikini kepada Allah. Dan jelas pula bahwa orang yang percaya akan dukun dan berbuat syirik hukumnya adalah dosa besar karena telah menyekutukan Allah swt.
Hadirin yang berbahagia, dari penjelasan saya di atas telah dapat di simpulkan bahwa kita perlu memiliki keyakinan, keyakinan akan Allah dan ayat-ayatnya. Dari keyakina itu akan muncul keimanan kita dan tentu saja kita akan di sayang oleh Allah.SWT. Apalagi zaman sekarang ini kita sangat perlu meningkatkan keyakinan kita. Karna semakin majunya teknologi yang ada semakin banyak pula cara yang di gunakan para dukun itu untuk mengelabui kita. Zaman sekarang ini perbuatan syirik itu bukan hanya yan dapat terlihat saja tetapi yang tidak terlihat dan samar-samar juga banyak seperti percaya terhadap ramalan bintang yang tentu saja itu adalah salah satu perbuatan syiirik. Kita sebagai umat muslim harus pandai-pandai memilah-milah sesuatu hal dan mempercayai sesuatu itu. Kita juaga sebagai umat muslim merupakan suatu kewajiban untuk memerangi perdukunan yang membawa kita kedalam kesyirikan. Karena semakin lama semakin marak pula perbuatan syirik itu muncul.
Saudara saudariku marilah kita sama-sama memerangi sifat syirik ini. Dan kembali kepada jalan yang benar dan di ridhoi oleh Allah SWT.
Demikianlah ilmu yang dapat saya sampaikan mohon maaf atas segala kekurangan karena kekurangan datangnya hanyalah dari diri saya pribadi dan kebenaran datangnya hanya dari Allah SWT semata dan mudah-mudahan anda semua tidak merasa puas dan terus mencari kebenaran yang hakiki dan terus menggali ilmu.
o
Oleh: Mardiah. Nurkholisa KPI B/IV on 23 Mei 2009
at 7:52 am
Balas
7.
Nama : Lilis Nuraini
NIM : 207400322
Mata kuliah : Psikologi Dakwah
Jurusan : KPI/B/IV
a. Dakwah yang menarik dari Arifin Ilham
Arifin Ilham adalah seorang pablik figure yang hebat, beliau seorang da’I yang selalu memberikan nasehat-nasehat pada jamaahnya, dengan dzikirnya . linangan air mata seluruh jama’ah menjidi identik dari jamaah Arifin Ilham. Beliau berdak’wah kepada mad’u yang paling diutamakannya ialah untuk menambah kuatnya iman kita, jiwa yang bersih, agar mendapat keridhaan dari Allah SWT.
Karna memang kuatnya fisik seorang, akan dipengaruhi sejauh mana kuatnya jiwa seseorang itu, menurut Arifin Ilham yang pernah saya dengar disela-sela dakwahnya. Beliau berkata “jika jiwa seseorang itu kotor (sering berbut buruk) maka aplikasi dalam kehidupanya akan melihirkan perbuatan buruk, sebaliknya bila jiwa kita bersih (sering berbut baik) maka akan lahir perbutan yang baik pula”. Itulah pentingnya jiwa atau ruh yang bersih dalam hidup ini, sehingga beliau sering berdakwah untuk menuju membersihkan jiwa, melalui dzikir kepada Allah SWT.
Diantara Da’i- da’i yang sering muncul media,saya lebih tertarik kepada da’I yang bernama Arifin Ilham itulah nama yang sering kita dengar.
Suatu ketika dzikir akbar , ditayangkan ditelivisi suasana hening penuh dengan kehusuan, dengan di’inya Arifin Ilham, waktu itu saya menonton ditelevisi sampai acara itu selesai, banyak ilmu pengetauhan yang saya dapatkan. ketika jamaah sudah memenuhi masjid yang memang kebanyakn dari ibu-ibu majlis ta’lim, dan kemudian Arifin Ilham siap membawa jamaah untuk menangis dan mengarah hidup yang lebih baik.
Suasana khusu dan tenang terlihat pada acara itu dengan jamaah yang memakai baju putih, yang menandakan kesucian hati maka mulailah dzikir tersebut. Banyak hal yang diceritakan beliau mulai dari hal yang menyenangkan dalam hidup sampai kepada hal-hal yang merugi bagi manusia. Nasehat-nasehat yang menyenangkan dan juga anjuran agar memperbanyak membaca istighfar(mohon ampun pada Allah )beliau serukan, suasana didalam masjid menjadi pecah terdengar isak tangis dari jamaah ibu-ibu sampai-sampai saya juga ikut menangis mendengar dzikir yang beliau sampaikan.
Dakwah beliau tidak begitu menggebu-gebu atau suara yang begitu keras, cukup dengan suara yang pelan tapi terdengar keseluruh jamaahnya, ciri khusus dari beliau adalah, beliau selalu membawa jamaahnya menangis mengingatkan atas perbuatan buruk yang pernah dilakukannya dan segara mungkin agar mohon ampun kepada Allah. Hampir seluruh jamaah menangis bahkan sesekali terdengar suara keras dari ibu-ibu, jamaahpun hanyut dalam dzikir kepada Allah SWT. Banyak kelebihan yang bisa kita dapatkan dari dakwah beliau.
1. beliau memiliki karismatik yang tinggi
2. beliau memiliki kualifikasi Akademis ilmu keislaman
3. semua kalangan dari yang muda sampai yang tua menyukai dzikir yang dibawa oleh Arifin Ilham
4. ketenangan jiwa yang bisa kita rasakan
5. Dan lebih mempertebal keimanan kita kepada Allah SWT.
b. Peristiwa dakwah pada masa sekolah
Saya pernah menyampaikan sebuah dakwah yang menyenangkan waktu saya masih dibangku pendidikan Madrasah Aliyah (MA)
Waktu itu dakwah yang saya sampaikai tidak begitu panjang tetapi menarik untuk didengarkan terlihat dari antusias teman-teman menyaksikan sampai selesai berdakwah. Karena pada saat saya berdakwah lebih senang memainkan kata-kata, intonasi tinggi dan rendahnya sering saya mainkan dalam berdakwah , terdengar tepuk tangan teman-teman waktu saya menggunakan bahasa populer yang menggunakan, dan senyum dari para guru yang saya lihat pada saat itu sebuah tanda mereka senang atas dakwah saya.dan ahirnya saya sering di minta ikut terjun dalam retorika dakwah (Ekstra) yang ada disekolah. Menurut saya itulah yang paling berkesan waktu saya berdakwah.
Tapi yang paling menyenangkan adalah saat saya membutkan naskah pidato untuk lomba pidato di sekolah saya (MA.Al-I’anah) untuk adik kelas , pada saat dia berdakwah ternyata antusias dari mad’u sangat tinggi terlihat banyak yang senang atas dakwah yang dibawakannya, karena memang sebelum dia tampil saya berusaha mengajarkan sebisa mungkin dalam berpidato yang baik, mulai dari mengatur letak suara yang tinggi dan rendah (intonasi) dan ternyata ahirnya adik kelas itu bisa meraih juara pertama dalam berpidato. Dan itu sangat berkesan bagi saya.
c. MENYANTUNI ANAK YATIM
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang memberi kehidupan kepada seluruh alam sehingga tercipta kebahagiaan, keharmonisan bagi seluruh insan.
Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi kita Muhammad Saw, kepada keluarganya, sahabatnya, dan semoga kepada kita selaku umatnya yang Insya Allah akan setia dan komitmen kepada Al-islam sampai akhir zaman. Amin
Hadirin yang berbahagia
Barang siapa memelihara atau mengasuh salah seorang diantara anak-anak yatimnya kaum muslimin untuk menjamin makan dan minumnya, sehingga Allah menjadikan rasa cukup bagi anak yatim itu, maka Allah mewajibkan suraga untuknya dengan pasti, kecuali jika ia mengerjakan suatu pekerjakan yang tidak akan diampuni Allah.
Sahabat bertanya? Mengenai kerasnya hati, nabi muhamad saw bersabda:
“Apabila kamu ingin hatimu lunak, maka usaplah kepala anak yatim dan berilah ia makan.”
Barang siapa mengusap kepala anak yatim karena sayang, maka Allah mencatat baginya dengan setiap rambut yang tersentuh tangannya satu kebaikan, serta dengan setiap rambut itu akan menghapus satu dosa darinya dan menaikan satu derajat. Itulah kebaikan-kebaikan yang bisa kita rasakan terhadap anak yatim. Kebaikan itu, baik dirasakan sekarng maupun nanti kelak di akhirat.
Justru yang harus kita antisipasi selaku umat islam adalah hal-hal di bawah ini.
Ada enam perbuatan buruk yang tidak ada ampunannya
Satu diantaranya adalah memakan harta anak yatim. Firman Allah SWT
“Orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala.” (Q.S. An-Nisa:10)
Dari Ibnu Abas mengatakan bahwa mereka nanti di akhirat akan masuk ke dalam neraka.ada yang mengatakan, bahwa sungguh berbahagia seseorang yang di dalam rumahnya ada anak yatim yang dipenuhi hak-haknya dan sungguh celaka seseorang yang di dalam rumahnya ada anak yatim yang tidak dipenuhi hak-haknya.
Ada seorang sahabat yang datang ke Rasulullah, dan bertanya “saya memelihara anak yatim, lalu dengan sebab apa saya boleh memukulnya?”beliau menjawab.
“(kamu boleh memukulnya)seperti halnya kamu biasa memukul anakmu sendiri.”
Artinya, seseorang boleh memukul anak yatim dengan tujuan untuk mendidik, sebagaimana yang biasa di lakukan oleh orang tua terhadap anaknya di dalam mendidik.
Terkadang tempelengan itu lebih bermanfaat bagi anak yatim dari pada makanan yang enak.”tapi itu tidak menjadi tolak ukur dalam mendidik anak yatim,apabila seseorang dapat mendidik anak yatim tanpa harus memukul, maka jangan sekali-kali memukulnya, karena memukul dan menganiaya anak yatim yang tidak bersalah itu berat urasannya, apalagi sampai anak yatim itu menangis karna sakit dan pedihnya teraniaya kita, kalau kita sesungguhnya tangisan dan jeritan anak-anak yatim bisa mengguncang arsy.
Oleh karna itu kita selaku generasi muda islam yang kuat, harus bisa merangkul anak-anak yatim agar mereka yakin dalam hidupnya, masih banyak orang yang mancintai menyayangi, bahkan merindukan mereka,sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, nyaris tak ada tangis.
cukup sekian dari saya, terima kash atas segala perhatiannya, mohon maaf atas segala kekurangannya.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
o
Oleh: lilis nuraini on 24 Mei 2009
at 5:41 am
Balas
8.
UTS Psikologi Dakwah
Oleh : Winy Fitriani*
1. Pengalaman dakwah yang paling berkesan, saat saya menjadi audiens. Yaitu pada saat menyksikan Bapak saya sendiri menyampaikan dakwah.
Pada saat itu saya masih berumur 14 tahun dan setiap Bapak saya menasehati terkadang saya tidak mau mendengarkan dan melaksanakan apa yang beliau perintahkan. Tetapi karena pada saat itu Bapak harus menyampaikan dakwah dalam acara peresmian mesjid disekolah saya (yang kebetulan Bapakku adalah guru agama disekolah saya) jadi mau tidak mau saya harus mendengarkannya. Ternyata dalam dakwahnya Bapak menguraikan bagaimana perilaku-perilaku anak-anak remaja zaman sekarang, pertama saya terasa tersindir dengan dakwah bapak tersebut yang menyebutkan bahwa anak-anak zaman sekarang ini sudah tidak mau mendengarkan nasehat-nasehat yang diberikan oleh orang tuanya. Tapi kemudian Bapak juga menerangkan bagaimana meruginya anak-anak yang tidak mau mendengarkan nasehat orang tua mereka. Sungguh menakutkan. Dari situpun seakan saya tersadar bahwa selama ini perilaku saya sungguh sangat tidak menghormati orangtu saya sendiri. Yang padahal mereka (orang tua) menginginkan yang terbak untuk anak-anaknya. Dan sewaktu dirumah Bapak pun kembali menasehati, agar saya segera merubah sikap dan perilaku saya ini sebelum menjadi kebiasaan yang terus menerus hingga saya besar nanti.
2. Pengalaman dakwah yang paling berkesan, saat saya sedang mengikuti ujian akhir pesantren. Sebelum ujian para santri memang terbiasa belajar sebelum subuh, tradisi ini seakan sudah turun menurun, sehingga saya pun yang tidak terbiasa terbawa oleh kebiasaan-kebiasaan santri disitu. Saya pun bangun, dan membaca latihan-latihan yang sudah dibahas sebelumnya, dan memang kakak kelas yang sudah lulus sering mengingatkan bahwa setiap ujian akhir pesantren para santri harus berdakwah dan untuk temanya ditentukan oleh pihak pesantren. Saya sempat sangat takut dan berfikiran, selama saya berada dipesantren ini saat kebagian untuk memberikan materi ceramah pada acara Muhadharah, saya harus mempersiapkannya jauh-jauh hari, mulai dari menyusun materi, mengumpulkan referensi, juga menghafal ayat-ayat yang ada dalam materi dakwah saya itu.
Subuh itu, saya kembali membuka materi-materi dakwah yang pernah saya sampaikan. Tapi mungkin karena saya sangan tengang atau nervous materi-materi itu tidak dapat saya hapal. Bukan main saya bingungnya saat itu. Namun, dalam hati saya terus berdo’a semoga diberi kemudahan oleh-Nya dalam menghadapi ujian akhir ini. Dan terus berusaha mengfokuskan hati dan fikiran pada materi-materi dakwah yang ada ditangan saya.
Waktu ujian pun tiba,tapi saya hanya dapat menghapal ayat-ayat dan hadist-hadist yang pendek-pendek. Memang saya akuia daya menghafal saya sangat kurang. Hingga sampailah saat nama saya dipanggil untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh salah satu penguji yang tidak lain adalah ustad yang selalu memberikan pengajaran pada saya.
Hingga lima pertanyaan, saya dapat menjawabnya dengan lumayan sempurna. Dan ternyata memang benar, pertanyaan terakhir adalah perintah untuk menyampaikan dakwah, dengan tema “Puasa”.
Seketika perut saya sakit, tapi saya terus berusaha untuk mengingat-ingat materi yang sudah saya hafal.
Namun akhirnya, meskipun dengan agak terbeta-bata, saya cukup berhasil menyampaikan materi dakwah dengan tema “Puasa” itu, walaupun hanya membacakan satu ayat Al-Qur’an dan satu hadist saja.
Alhamdulillah, saya dapat melewati ujian akhir tersebut. Meskipun dengan hasil yang ya… lumayan. Saya dapat nilai C untuk penyampaian dakwah.
3. Materi dakwah :
Keindahan Pribadi
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Kawan-kawan sekalian, disadari atau tidak, kita sangat menjaga kerapian pakaian dan keindahan tubuh. Yang selalu ingin mengikuti kemajuan fasion saat ini. Itu semua memang tidak mengurangi sesuatu apapun atau bahkan merupakan cela. Tidak, karena Allah itu indah, suka akan keindahan dan kebersihan. Sesuatu yang akan menjadi cela pada diri kita adalah apabila kita lupa akan citra yang terindah dari segala keindahan, yaitu keindahan pribadi.
Keindahan kepribadian telah banyak diabaikan oleh kita, baik kaum laki-laki maupun perempuan. Pada kaum perempuan kekurangan ini tampak menonjol, karena kitalah yang paling kelihatan penampilan di masyarakat. Setiap kali sinar cahaya sapai menyorot, manpaklah berkilakilau cacat itu, dan menjadi jelas aib di mata kita. Keindahan pribadi juga tidak dpat di pasar-pasar atau toko-toko, seperti barang yang diperjual belikan, atau air murni putih dan bersih yang setiap saat dapat kita nikmati. Ia adalah buah dari latihan ruhaniah, dan pantulan dari akal sehat dan akhlak. Ia merupakan buah pikiran yang mendalam. Kelemahan mereka yang membawa kehinaan akan berubah menjadi kemurnian yang menghidupkan, dari hidup pergunjingan yang kosong menjadi kancah ilmu, dan dari wujudnya yang sia-sia menjadi kehidupan yang bermanfaat. Wanita yang telah sampai ke tingkat ketinggian kepribadian inilah yang akan mampu menggoyangkan alam. Ia sendiri tanpa pembantu seorangpun akan memompa kehidupan ini dengan ketaqwaan.
•             •  •    
18. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Kawan-kawan calon-calon ibu,
Tanah air dalam usahanya untuk menampilkan pembaruan di segala bidang, sangat mendambakan manusia-manusia yang kita hibahkan ke dunia berkepribadian bersih, yang lahir dari rahim kita kelak. Kerusakan yang telah menimbun kehidupan kita dan yang telah berjalan berabad-abad tidak akan mungkin dihilangkan dengan undang-undang saja, akan tetapi yang mampu menghilangkan kerusakan itu adalah kemauan yang mendorong pribadi-pribadi yang indah, mulia dan tumbuh di atas generasi penerus. Kita, nanti tidak akan dapat membantu anak-anak kita agar bangkit dari kepribadian dan kemanusiaannya yang tinggi, kecuali apabila kita mendahului mereka dengan itu, dengan kepribadian yang indah dan cantik, sebagaimana kita mampu memakai pakaian yang bagus-bagus. Masalah itu tidak akan minta pengorbanan atau kesulitan sedikitpun. Tututannya hanya IMAN, bahwa keberuntungan itu ditentukan dari keutamaan-keutamaan tersebut. Percaya bahwa Ruh itu lebih mampu membawa kehebatan yang mengagumkan daripada keindahan baju yang dipakai menghiasi tubuh. Percaya bahwa kehidupan ini telah menjadi sempit oleh banyaknya penjaja pakaian yan telah mulai menipu daya kaum wanita modern, dan juga para pemudi calon modernis, dari kecermelangan nilai Ruhaniah dan ketinggian cita-cita, maupun dari jalan hidup yang meluruskan.
Jangan sampai keindahan pakaian dan tubuh yang dijadikan penutup untuk semua kekurangan-kekurangan yang kita miliki. Kita lebih mengedepankan penampilan tetapi pengetahuan kita sangat minim. Dan lebih jauhnya, apabila nanti kita sudah menjadi seorang ibu, kasih sayang yang harusnya kita curahkan kepada anak-anak kita, tidak kita berikan karena kesibukan-kesibukan kita pada hal-hal yang semu. Dan hal ini terjadi dikarenakan tidak terpancarnya sinar pribadi yang mulia, yang dapat menyadarkan kita pada sesuatu yang menjadi kewajiban kita sebagai perempuan.
Negara dan bangsa yang meliputi oleh model perempuan yang demikian itulah yang mendapatkan bala’ yang merobek-robek. Perempuan adalah bagian dari rakyat. Mereka harus berfikir dan berkarya, sebagaimana kaum pria. Dengan tekad yang membara dan lengan yang penuh dengan kemampuan. Itu semua tidak akan terwujud, apabila kita hanya disibukkan dengan menghias diri tetapi menelantarkan akal.
Sejarah telah meriwayatkan seorang Fatimah binti Rasulullah saw. Beliau mengisi menit-menit kehidupan dengan berkarya. Pada satu saat ia menggiling gandumnya dengan tangannya dan berbarengan dengan itu, kakinya menggoyang-goyang petiduran Husein, lisan terus berdzikir tilawah Al-Qur’an, sedang hatinya menafsirkan ayat-ayatNya.
Jagalah kesederhanaan dari pemaksaan yang dibuat-buat. Pakailah IMAN sebagai pengganti tipu daya; KARYA sebagai pengganti permaiana, dan CINTA sebagai pengganti cemburu. Lebih banyaklah berdirilah diatas dirimu dari pada di depan cermin. Jadikanlah hidupmu memiliki tujuan yang berharga. Apabila kamu telah berbuat itu, maka kamulah ibu yang melahirkan ummat.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
* mahasiswi jurusan KPI semester IV kelas C.
o
Oleh: wini fitriani on 25 Mei 2009
at 5:57 am
Balas
9.
Nama : Siti Aisah
Kelas / Semester : KPI C / IV
1.anda ceritakan proses pengalaman dakwah yang anda alami yang sangat berkesan?
Dakwah yang sangat berkesan adalah dakwahnya Mamah dedeh di Indosiar setiap hari jam 5 subuh di acara mamah dan Aa. Setiap bangun subuh setelah sholat saya langsung menonton tv untuk mendengarkan ceramahnya saya sangat suka dakwahnya karena Mamah dedeh menyampaikan dakwahnya sangat menyentuh hati dan tidak berbelit-belit dalam menyampaikanya jadi langsung pada permasalahanya dan dengan suara yang lantang dan volume yang cukup keras sehingga terdengar oleh para audience dan membuat saya tidak mengantuk untuk medengar ceramahnya walaupun di waktu subuh karena selain suaranya yang lantang dan keras Mamah Dedeh juga suka bercanda. Dan kita juga bisa berdialog langsung dengan Mamah dedeh lewat telepon atau lewat email dan bagi ibu-ibu yang datang ke majlis Talim bisa langsung menanyakanya dan bertatap muka dengan mamah untuk menayakan pertanyaan-pertanyaan yang akan kita tanyakan dan mamah akan langsungmenjawab pertanyaan-peranyaan yang kita lontarkan itu lah yang membuat saya terkesan dengan dakwahnya Mamah Dedeh sehingga apa yang di katakana oleh Mamah dedeh saya langsung ikuti karena apa yang dia katakana menurut al-Quran Hadis dan Sunah Rosullah dan pagi ini saya sangat-sangat terkesan sekali karena pertanyaan yang di lontarkan oleh audience adalah pertan yaan yang selama ini saaya cari jawabanya dan Mamah Dedeh menjawab begitu bagussehingga saya langsung mengerti. Seperti pertanyaan yang di lontarkan oleh seorang anak yang selalu berdoa kepada Allah dia ingin bertemu ayahnya dalam mimpi dan doa dia pun di kabulkan oleh Allah sehingga dia bisa bertemu dengan ayahnya yang sudah meninggal tetapi dia bertanya-tanya dalam hati apakah itu benar-benar ayahnya atau bukan? Mamah dedeh langsung menjawa bahwa apa yang dia lihat dalam mimpinya itu bukanlah ayahnya tetapi jin atau syetan yang berwujud ayahnya.
Ada pula yang bertanya ada orang yang beranya bahwa ada seorang ibu yang meninggal dan dia tidak meninggalkan harta warisan kepada ank-anaknya tetapi ibi yang meninggal itu mempunyai hutang kepada tetangganya dan ahli warisnya pun tidak mampu untuk membayar hutangnya boro-boro buat bayar hutang buat makan cuga masih kurang nah apakah orang yang meninggal ini wajib membayar hutangnya? Semua umat islam wajib membayar hutang dan apabila ahli warisnya tidak bisa membayar hutang maka sodaranya wajib membayar hutang dia dan apabila sodaranya juga tidak bisa membayar hutangnya maka anak-anaknya wajib mencari dana untuk membayarnya atau oleh Allah akan di bayar dengan kebaikan dan Allah akan membantu dia. Dan ada pula yang bertanya bahwa ada seorang ibu yang bertanya kalo dia mempunyai hutang kepada temanya pada tahun 1990 sebesar seratus ribu dan sekarang dia mau bayar tapi teman yang meminjamkan dia uang tidak ada karena sudah pindah rumahnya nah apakah uang yang dia pinjam di masukan ke kotak baitul amal atau bagaimana? Lebih baik ibu cari dulu teman ibu yang meminjamkan uangnya dan apabila tidak ketemujuga ibu boleh memasukanya pada baitul mal tetapi kita harus tau dulu apa yang di binjam itu berupa barang atau uang kalao berupa barang kita harus ukur atau samakan baranga yang dahulu dengan barang yang sekarang contonya apabila kita meminjam emas kepada seseorang tetapi waktu dulu kita tidak bisa membayar nya dan sekarang kita bisa nah maka harga emas itu harus di samakan dengan harga emas yang sekarang.
Dan disinilah saya tau betapa wajibnya kita harus membayar hutang walaupun dalam jumblah yang sangat kecil dari pertanyan di ataslah saya jadi sangat terkesan dengan dakwahnya Mamah dedeh karena pertanyaan di atas adalah pertanyan yang selama ini saya cari jawabanya bukan hanya itu jawaban dari Mamah Dedeh juga saya langsung mengerti maksudnya, setelah mendengarkan dakwahnya Mamahdedeh setiap hari saya hati saya semain terbuka dan Alhamdullilah ke imanaan saya semakin kuat, dan saya juga ber keinginaan agar bisa berdakwah seperti Mamah Dedeh.
2. coba anda ceritakan penyampaian dakwah anda yang sangat berkesan?
Karena saya belum pernah berdakwah jadi saya tidak punya pengalaman dakwah tetapi saya pernah mengajar sholawat pemuda pemudi dan anak-anak di masjid Al-Hidayah di garut tepatnya di daerah cipanas. Saya tidak pernah menyangka kalo saya akan di tunjuk sebagai pengajar sholawat di desa itu dan mengajar para remajanya aa yang di atas saya ada yang di bawah saya dan ada juga yang seumuran dengan saya dwuh saya sangat deg-degan sekali waktu saya harus duduk di depan sendirian dengan memegang mickrovon di hadapan orang banyak dan di dengar satu desa sampai ke desa tetangga dengan bermodal suara yang pas-pasan dan ilmu yang saya dapatkan dari pesanteren Al-falah saya maju kedepan dan menatap semuanya sambil tersenyum dan saya mulai menaynyikan sholawat a’labitillah alhamullilah dengan modal itu saya lancar membawakan sholawat a’labaitilah dengan suara yang cukup lumayan tanpa kelihatan ke gugupan saya ketika bersholawat. setelah saya bersholawat di depan tadi tiba-tiba ada seorang ibu yang meminta saya untuk mengajarkan dia dan ibi-ibu pengajian yang lain di ajarkan sholawat. Betapa kagetnya saya ketika ibu itu meminta saya untuk mengajarkan sholawat kepada ibu-ibu pengajian yang lain katanya supaya tau sholawat yang di ajarkan di Al-falah tadinya saya tidak mau tetapi ini karena kewajiban jadi saya mau dan itu harus di lakukan oleh santri yang sedang pengabdian di daerah itu, pertama kali saya datang disana sudah ada banyak ibu-ibu yang sedang menunggu saya dan saya pun hanya tersenyum malu karena saya dating terlambat tetapi ibu-ibu itu tidak marah dan diantara mereka ada yang bicara “oh eneng ini yang waktu malam sholawatan meni sae pisan” dwuh saya jadi malu padahal kan suara saya pas-pasan malah bisa di sebut jelek benget hari pertama saya berkenalan dulu dengan ibu-ibu dan saya langsung memulai membawakan sholawat yanuri nabi setelah saya membacakan sholawat dan acara pengajian pun selesai saya pun di ajak berkunjung dulu kerumah ibu imas ketua ibu-ibu pengajian Al-Hidayah disana ibu imas bicara katanya setelah saya mengabdi saya harus sering berkunjung dan mengajar lagi tapi saya tidak bisa berjanji apa-apa Cuma bisa ngomong insya Allah, selain mengajarkan ibu-ibu untuk bersholawat saya pun mengajar anak-anak yang di atas 5 tahun untuk mengajrkan anak-anak bersholawat perlu kesabaran yang banyak karena di antara mereka ada yang mengerti dan ada yang tidak jadi satu sholawat tidak akan cukup untuksatu hari karena kurang nya mengerti mereka kepada bahasa arab sampai-sampai kalo saya nulis Arab pun harus di baca lagi oleh saya dan mereka menulis dengan bahasa Indonesia dan apabila saya bacakan harus di ulang terus menerus sampai mereka selesai menulisnya tetapi karena hal itu jadi bisa melatih kesabaran dan mengurangi rasa bosan saya setelah selesai menulis saya pun menyuruh anak-anak membancanya tetapi tidak ada yang mau karena malu tetapi ketika sayabersholawat merekapn mengikuti dan Alhamdullilah setelah selesai satu sholawat dan mereka hapal langsung mereka sholawatkan di masjid betapa senangnya hati saya tidak sia-sia saya mengajarkan mereka ya walaupun dalam waktu lama mungkin mereka anak-anak yang baik dan pintar-pintar ya walaupun ada beberapa anak yang menyebalkan waktu saya sedang mengajarkan mereka ada seorang anak yang tidak mengikuti sholawat dia malah bernyanyi lagu peterpen yang membuat saya kesal pada anak itu mengganggu kekhusuan anak-anak yang alian yan sedang bersholawat, pernah juga ada anak yang sangat nak sehingga dia merobek-robek buku sholawat saya dan mengata-ngatain saya suaranya jelek kaya donal bebek tetapi ada juga yang senang dengan saya dan kebanyakan memang seperti itu dan mereka selalu ingin belajar sholawat di jam pelajaran dan itu lah yang membuat saya sesemangat untuk menngajarkan mereka karena kesemangatan mereka untuk bersholawat. Setelah tiga minggu berlalu saya sdih karena saya harus meninggalkan mereka sebelum meninggalkan tempa itu saya minta komenter dari anak-anak dan ibu-ibu yang saya ajarkan sholawat dan alhamdullilah pendapat mereka bagus-bagus ada yang bilang suara saya mirip Sulis tetapi say tidak merasa seperti itu dan malah jauh beda tetapi setelah saya tanyakan kepada teman-teman katanya iya suara kamu kalo pake mickrofon bagus. Mungkin itu cerita dakwah saya untuk mengajarkan anak-anak untuk bersholawat pada Rosulloh
3. anda buat materi dakwah berdasarkan dakwah persuasip?
MENSYUKURI NIKMAT MENDATANGKAN RAHMAT
Assalaamua’laikum warohmatullahi wabarokaatuh
Alhamdulilah kita panjatkan puja dan puji kehadirat allah S.W.T yang telah memberikan kita nikmat iman dan islam tak lupa shalawat dan salam mari kita panjatkan kepada nabi Muhamad s.a.w kepada para sahaba kelurganya dan kita semua sebagai umat.
Kepada yang terhormat para a’lim ulama setempat,yang terhormat kepada kepalakepala Desa,yang terhormat kepada Bapak ibu dan teman-teman ku sekalian yang di muliakan oleh allah Swt.
Mengawali pertemuan kita di haflah mubarokah ini tempat yang di muliakan oleh Allah Swt,pertama-tama marilah kta panjatkan puji syukur kita kepada Allah swt. Yang menciptakn langit dan bumi serta isinya,shalawat dan salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad saw.yang telah menunujukan kita pada jalan yang luru, jalan yang menuju kebahagiaan dan keselamatan hidup di dunia dan di Akhirat.
Saudara, hadirin dan hadirat sekalian yang saya muliakan bersyukur menjadi sebuah kewajiban bagi kita, sebagai orang yang beriman. Karena tak ada barang sedikitpun dari hidup yang kita lalui terlepas dari nikmat Allah Swt. Bukankah setiap saat, setiap menit, bahkan setiap detik, kita selalu memanfaatkan dan menikmati fasilitas serta anugerah Allah Swt.tanpa anugerah dan fasilitas dari Allah swt itu, dapatkah jantung kita berdetak, darrah kita mengalir, mata kita melihat, telinga kita mendengar? Betapa besar anugerah dan nikmat Allah swt, dari mulai yang terbesar sampai yang terkecil, dari nang terlihat mata maupun yang tak terlihat, yang hanya dapat di jangkau dan di jamah oleh rasa dan mata hat. Andai kita mencoba untuk menghitung anugerah dan nikmat Allah, tentu kita tidak dapat menghitungnya. Allah Swt berfirman: dalam surat An-nahal : 18
           
Artinya.”Dan jika kamu menghitung- hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidakdapat menentukan jumlahnya.” (QS.An Nahal: 18 ).
Begitu besar dan banyaknya nikmat dan karunia Allah sw. yang diberikan kepada kita, maka kita hanya dapat memuji syukur, mensucikan dan mengagungkan atas kemaha besaran Allh sw. menfungsikan kenikmatan itu menurutapa yang di kehendakiny.ungkapan rasa Syukur begitu pentingyang harus senantiasa di tumbuhkan dan di jaga dalam diri.sebab dengan kita syukur kita akan selalu ingat kepada yang memberi, serta untuk apa seharusnya kenikmatan itudi gunakan.Agar ia ridha dan semakin menambah anugerah dan kenikmatan kepada kita. Allah Swt menegaskan dalam firmannya:
    •        
Artinya:” Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), maka sesungguhnya azbku sangat pedih.” (QS: Ibrohim : 7).
Ayat tersebut di atas jelas-jelas menyatakan bahwa sungguh Allah akan menambah kenikmatan kepada orang yang mau mensyukuri nikmat Allah swt.yang telah di anugerahkan kepada kita secara benar.sungguh tak bermoral dan tak tau diri orang yang tidak mau bersyukur kepada nikmat Allah Swt.oleh sebab itu sebagai makhluk yang dhoi’f, kita harus pandai bersyukur dan mengabdi kepada Allah swt.
Pengabdian dan penghambaan kita kepada Allah swt harus dikaksanakan dengan ikhlas hanya karena Allah swt. Semata Allah ber firman: QS.Al Bayyinah , ayat 5.
          •       
Artinya:” padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan menunaikan ketaatan kepadanya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.”
Dengan begitu rasa syukur kita tumbuh sewcara dalam, yang selanjutnya akan dapat merefleksi pada tingkat kematangan ritual dan prilaku social dalam realitas kehidupan sehari- hari.hadirin semua yang di muliakan Allah swt secara tegas Allah swt memberika jaminan dengan memberikan tambahan anugerah dan kenikmatan yang lebih baik,dan lelak diakhirat memperoleh kebahagiaan di akhirat dan terhindar drai siksa api neraka.
Saudara,hadidrin yang saya muliakan !
Demikianlah, cramah yang saya sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga kita benar-benar menjadi muslim yang pandai mensyukuri nikmat Allahswt. Sehingga dia akan selalu menambah nikmatnya kepada kita semua Amin yaarobbal a’lamin,akhirnya terimakasih atas segala perhatiannya dan mohon maaf atas segala kesalahan dan kehilafannya.
o
Oleh: Siti Aisah on 25 Mei 2009
at 6:09 am
Balas
10.
Nama : Siti Nurfasty Garnia S
Jurusan / Kelas / Semester : KPI / C / IV
Proses dakwah yang menurut saya menarik yaitu ketika saya mengikuti sebuah pengajian di jl. Perintis kemerdekaan atau yang biasa disebut viaduct. Pengajian tersebut rutin diadakan setiap hari minggu dengan penceramah yang berbeda setiap minggunya.
Ketika itu penceramahnya adalah KH. Drs. Shiddiq Amien. Beliau menyampaikan ceramah mengenai kepemimpinan. Pengajian itu menjadi sangat menarik bagi saya karena materi khutbahnya up to date. Selain itu cara penyampaian khutbahnya komunikatif. Beliau menyampaikan khutbahnya dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua kalangan karena mustami’ nya pun terdiri dari berbagai kalangan. Bawaannya yang calm membuat para mustami’ nya pun enjoy dan tidak merasa bosan ketika mendengarkan khutbahnya. Disela-sela khutbahnya tak jarang beliau menyisipkan anekdot, mungkin tujuannya agar para mustami’ nya tidak bosan. Selain itu beliau terlihat sangat cerdas, karena ketika beliau menjelaskan tentang kesehatan, tak ubahnya beliau seperti seorang dokter. Dan ketika beliau menjelaskan tentang pendidikan, beliau terlihat seperti pakar pendidikan. Kredibilitas beliau sebagai penceramah pun tidak diragukan lagi.
Saya rasa bukan hanya saya yang tertarik dengan khutbah beliau, hal itu terlihat dari mustami’ yang datang selalu lebih banyak dibanding dengan pengajian yang penceramahnya bukan beliau.
Pengalaman saya dalam berpidato yaitu ketika saya masih di jenjang SMA. Sekolah tersebut mewajibkan setiap murid kelas tiga Aliyah nya untuk melaksanakan tugas yang menjadi salah satu syarat kelulusan. Tugas tersebut yaitu PLKJ (Pelatihan dan Latihan Khidmat Jam’iyah). Semua murid diwajibkan pergi ke suatu tempat kemudian harus mengajar, berceramah dan melakukan aksi sosial. Kebetulan saya mendapat bagian di daerah Cibeber, Cianjur.
Ketika itu saya mendapat jadwal berceramah di mesjid yang mustami’ nya adalah pemudi. Saya sudah mempersiapkan bahan khutbah dan menghafal nya jauh hari, meskipun ternyata bahan khutbah saya kurang sesuai untuk para pemudi.
Ketika naik ke podium, saya merasa sangat nervous, entah karena itu adalah pengalaman pertama. Semua materi khutbah yang saya sudah hafalkan tiba-tiba hilang dari ingatan, tubuh pun bergemetar, kemudian mengeluarkan keringat padahal cuaca disana cukup dingin. Saya terdiam untuk beberapa saat, kemudian saya memulai khutbah saya. Di awal khutbah, saya merasa masih nervous, tapi lama – kelamaan rasa nervous itu hilang dan saya pun mulai lancar berbicara.
MEMBERSIHKAN BATHIN MELALUI DZIKRULLAH
Alhamdulillahil Ladzi ‘alama bil qolam, ‘alamal insana maa lam ya’lam.
Hadarin yang dimuliakan Allah
Sebagai racikan awal yang harus mengkristal didalam seluruh gerak langkah kita, adalah taqwa kepada Allah SWT. Tuhan yang mampu memuliakan yang hina, dan menghinakan yang mulia. Tuhan yang mampu membesarkan yang kecil, dan mengecilkan yang besar. Allah, Tuhan yang mampu menghidupkan yang mati, dan mematikan yang hidup.
Hadirin yan dimuliakan Allah
Dzikir merupakan salah satu langkah untuk lebih mengenal Allah, dzikir merupakan upaya untuk mendekati Allah, dan dzikir sebagai solusi cerdas guna mencapai ketenangan bathin. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah surat Ar-Ra’du ayat 28 yang artinya :
”orang – orang yang beriman dan hati mereka tentram karena mengingat Allah itu hati menjadi tentram”
Menurut Ibnu Jarir At-Tabari, ayat tersebut merupakan kalam al-khabari, karena dengan jelas Allah menegaskan bahwa dengan mengingat Allah hati akan tenang dan jiwa akan tentram.
Hadirin yang dimuliakan Allah
Dzikir secara leksikal adalah ingat, dan banyak menyebut Allah. Sedangkan dalam terminology dunia tasawuf, dzikir difahami sebagai resonansi sinergis dari al-ra’yu, al-‘aqlu, dan al-halu dalam mengingat dan menyebut Allah dan berprilaku yang tidak keluar dari aturan Allah.
Pada hakikatnya dzikir adalah amaliyah konstruktif yang dapat menghantarkan manusia untuk bisa berkelana menembus masa lalu, menjelajah dunia sekarang, dan mengembara menuju masa yang akan datang sebagai hakikat eksistensial manusia.
Al hasil, demikian besar manfaat dan hikmah dzikir kepada Allah. Berbahagialah insan – insan yang suka berdzikir kepada Allah. Sebab ia akan memperoleh ketenangan bathin, mendapat ampunan, dan meraih pahala yang besar dari Allah SWT.
Semoga kita mendapatkan ketenangan yang hakiki serta diberikan kekuatan oleh Allah untuk selalu mengingat kepadaNya.
PSIKOLOGI DAKWAH
DISUSUN OLEH :
SITI NUR FASTY GARNIA SHALEH
207400352
KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
o
Oleh: Siti Nurfasty Garnia S on 25 Mei 2009
at 6:11 am
Balas
11.
Siti Fadhilatussaniah
KPI / C / IV
207400349
Psikologi Dakwah
1. Ceritakan pengalaman ketika anda berdakwah !
Ketika PLKJ (Program Latihan Khidmat Jam’iyyah) atau semacam KKN di Aliah dulu, selama kurang lebih dua minggu di daerah Pangalengan tepatnya di Kec.Pasir Mulya Kabupaten Bandung. Saya berserta rombongan dari Pondok Pesantren Persis No 99 Rancabango Tarogong Garut pergi kesana untuk melaksanakan PLKJ.
Hari pertama, kita sampai di lokasi saya dan kawan kawan yang lain merasa tegang karena ini pertama kalinya terjun langsung ke lapangan untuk memberikan atau menguji sejauh mana ilmu yang kita pelajari di pesantren dulu selama 4 sampai 6 tahun, adakah yang meresap dan bisa kami amalkan di sana ?!!. Pertama-tama saya bingung harus bagaimana, dan di benak saya yang tersirat hanyalah mengajarkan ngaji pada anak-anak dan tadarusan bersama ibu-ibu di desa itu. Dan ternyata benar, aku di tugasi oleh ketua kelompok untuk mengajar anak-anak di madrasah setelah ashar, selain itu kita ditugaskan untuk mengajar di SD karena kebetulan bertepatan dengan bulan Ramadhan kita mengisi pesantren kilan di SD tersebut.
Bukan hanya itu saja disana kita disuruh mengisi pengajian-pengajian baik pengajian khusus ibu-ibu ataupun umum. Pertama kali berinteraksi bersama warga saya mengalami demam panggung dan beban berat yang harus saya pikul bersama kawan kawan yang lain untuk menjaga nama baik pondok pesantren kami umumnya menjaga nama baik agama Islam. Dan yang lebih membebani kami ialah warga desa di sana mengganggap kami itu lebih jago dalam masalah agama, dan mungkin bukan hanya warga desa sana saja yang menganggap kami para santri lebih jago dalam masalah agama. Karena dogma atau paradigma yang berkembang di masyarakat Indonesia khususnya warga desa yakin bahwa santri adalah ulama yang menyampaikan ilmu ulama besar pada masyarakat kecil dalam memberikan atau menegakkan Agama Islam dan membela kaum lemah. Karena dari dahulu para santri dan para wali songo dalam sejarah peradaban Indonesia mempunyai andil yang cukup besar.
Dan hari –hari berikutnya, saya merasa nyaman berada di sana, saya merasa berada di rumah sendiri. Warganya-warganya dengan menerima kami, dan ternyata kami tidak haya di suruh mengisi pengajian saja. Hampir semua santri kebagian mengisi pengajian, dan saya sendiri mengisi sebuah pengajian ibu-ibu yang biasa disebut dengan Persistri, selain itu karena kebetulan bertepatan dengan bulan suci Ramadhan maka saya ditugaskan untuk mengisi kultum menjelang tarawih di mesjid yang tidak hanya dihadiri oleh ibu-ibu saja tapi semua kalangan mulai dari anak-anak sampai lansia pun turut hadir disana, pada saat itu saya mengalami demam pangung yang sangat dasyat karena baru pertama kali berdakwah di depan umum, beda halnya pada saat saya berdakwah didepan ibu-ibu saja. Tapi alhamdulillah saya bisa mengatasinya dan akhirnya saya bisa berdakwah dengan lancar meskipun hanya tujuh menit tapi bagi saya itu cukup memuaskan.
Kami merasa di hargai oleh warga desa dimana pun kami berada, bukan hanya di sana tapi di setiap kami menginjakan kaki katika kami berdakwah. Dan saya baru sadar ternyata berdakwah bukan haya berbicara di atas mimbar saja akan tetapi berdakwah bisa dalam bentuk apa saja diantaranya terjun langsung membantu apa yang di butuhkan warga agar mereka merasa senang, dan merasa dekat bersama agama Alloh. Karena itulah kenapa Nabi Muhanad SAW. Tidak banyak berdakwah dengan cara berbicara di depan umum.
Itulah pengalaman saya yang paling berharga ketika berdakwah,dan saya tetap yakin bahwa saya telah berdakwah dan berhasil berdakwah. Walaupun hanya sedikit “mentransfer” ilmu yang saya peroleh di pesantren waktu itu. Dan di situ pula saya yakin bahwa setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam berdakwah atau menyampaikan sesuatu.
2. Sebutkan satu peroses dakwah yang menurut anda menarik !
Menurut aku, proses dakwah yang menarik itu ialah berinteraksi secara langung dan tidak terlalu banyak bercuap-cuap di atas mimbar. Seperti halnya Nabi Muhamad SAW dan para wali songo. Beliau tidak hanya bercakap-cakap seperti maaf para ulama sekarang. Mereka hanya bisa berkhotbah dan menyuruh kita pada kebaikan. Sedangkan mereka?!?!?!? Walahu’alam melakukannya apa tidak. Meraka hanya bisa bercuap di atas mimbar tanpa memperhatikan apa yang yang akan belau bicarakan, maksudnya tidak menembus pada lapisan yang paling dalam di kasta masyarakat kita. Menurut saya mereka hanya berbicara mengenai permasalahan permasalahan dan menggunakan gaya bahasa yang menurut saya hanya bisa di cerna oleh orang-orang yang “bersekolah”.
Mungkin umat islam di masa sekarang memang banyak sekitar 10 ribu jiwa di Indonesia dan ratusan ribu jiwa di dunia. Dan mungkin itulah yang membuat mereka tidak berikhtiar lagi untuk mencari umat yang baru. Dan mungkin mereka beranggapan bahwa mereka hanya bertugas sebaigai penyampai dan memberikan penceraha pada masyarakat. Padahal menurut saya tugas para ulama sekarang ialah mempertahankan keimanan kaum muslimin apalagi yang awam terhadap agama. Tugas atau gelar nabi dan rosul itu belum mati dan tidak akan mati sebelum bumi ini hancur atau kiamat.
Mungkin yang harus mereka (umala) perlu ingat ialah, bagai mana mereka mempertahankan keimanan umat muslim yang ada di bumi ini khususnya di daerah saya sendiri. Di Bandung. Banyak misionaris yang berkeliaran mencari “domba tersesat” di lajan maupun di daerah kumuh. Perlu di ingat bahwa masyarakat di bandung khususnya, banyak umat muslim yang lemah akan penetahuannya. Baik ilmu pengetauan social maupun agama. Salah sedikit mereka berbicara masalah syariah atau hokum agama tanpa di sadari iman mereka (umat) terkikis. Contoh masalah pencekalan film “wanita Berkalung sorban” yang dilarang tayang di bioskop oleh MUI pusat, itu lambat laun mengkikis keimanan umat.
Terkikis disana bisa kita analisis tentang banyaknya larangan di islam itu sendiri dan kemiskinan dari umat itu sendiri, dan banyak lagi anekdot atau candaan mengenai islam, contohnya yang sering kita dengar dari celaan umat kristiani ketika bercanda dengan seorang muslim. “ siapa yang kehilangan sandal ketika ibadah?” , “siapa yang berada di kolong jembatan?”, “siapa yang ada di jalan-jalan yang menjulurkan tangan meminta belas kasihan para dermawan?” jawaban dari anekdot itu adalah ISLAM.
Dan di sinilah tugas para misionaris mengambil domba-domba mereka yang tersesat. Mereka tidak langsung mengajak umat untuk masuk agama mereka, akan tetapi mereka mengetahui taktik dan strategi umat islam ketika umat islam berjaya dahulu, mereka melakukan sosialisasi mengenai apapun yang bisa mereka kerjakan, dan berpelilaku baik, mengambil hati para calon umat mereka dengan bertingkah laku baik dan seolah olah di dalam agama mereka sedikit larangan tidak di islam.
Mereka (para misionaris) mengetahui bahwa tugas nabi dan rosul itu belum mati. Dan tidak di ketahui oleh para ulama islam, mereka mengetahui bahwa tugas nabi adalah menyampaikan, dan tugas roeul itu menyampaikan dengan tegas dah harus menjadi dogma atau harus di lakukan dan tidak boleh di bantah. Sedankan ulama islam!!!! Mereka mengganggap bahwa tugas nabi dan rosul telah mati bersama nabi muhamad. Maka di sinilah tugas kita sebagi ulama ataupun mahasiswa islam membertahankan “domba domba” kita.
Dan kita harus bertingkah laku seperti misionaris Kristen. Kita jangan takut terhadap mereka. Tapi kita harus berhati hati dan menjadi misionaris muslim untuk mempertahankan keimanan umat dan memperbanyak “domaba” kita untuk kita jaga dan menjadi pengembala seperti anggapan umat nasrani. Dan kita harus berusaha menjadi seperti rosul kita, Nabi Muhamad SAW.
3. Buat satu materi dakwah berdasarkan pesan-pesan dakwah persuasif !
MANUSIA HARUS MENJADI MAFA’AT BAGI MANUSIA YANG LAINNYA
Manusia adalah makhluk yang sempurna karena manusia di beri anugerah oleh yang maha kuasa berupa akal pikiran. Manusia juga adalah makhluk social, karena manusia dalam kehidupannya tidak akan bisa hidup secara sendiri-sendiri, satu dan yang lainnya akan saling membutuhkan. Misalkan, ketika manusia tersebut mati, ia tidak bisa menguburkan dirinya sendiri. Maka orang-orang disekitarnyalah yang akan membawa jenazahnya dan menguburkannya.
Sebagaimana telah kita ketahu bahwa didalam hubungan social manusia mempunyai kedudukan di lingkungan sekitarnya, ada yang disebut teman, ayah, ibu, anak, saudara, tetangga dll. sehingga norma-norma mengatur manusia dalam melakuakn hubngan social tersebut. Harus bagaimana bersikap atau berbuat seorang anak kepada ayahnya, seorang pemimpin kepada yang dipimpinnya, seseorang kepada temannya dll. Terlepas dari itu semua, manusia harus bermanfaat bagi manusia yang lainnya, bukan menjadi manusia yang memanfaatkan manusia yang lainnya.
Manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya atau lingkungan sekitarnya akan membawa perubahan menuju kearah positif dan menciptakan suatu keadaan yang kondusif dalam kehidupan. Bila seorang pemimpin memimpin rakyatnya dengan sungguh-sungguh dan memberikan kebaikan kepada rakyatnya tersebut dengan memperhatikan kesejahteraan rakyaatnya, mendidik akal dan moral rakyatnya, tidak menyengsarangkan rakyatnya, maka pemimpin tersebut telah menjadi manfaat bagi yang dipimpinnya.
Namun fenomena yang muncul sekarang ini, banyak pemimpin justru memanfaatkan yang dipimpinnya. Banyak pemimpin yang menyengsarakan rakyatnya bukan mensejahterakannya. Mungkin kita telah melihat atau mendengar di media elektronik ataupun cetak, di daerah makasar ada seorang ibu dan anaknya mati gara-gara kelaparan. Suaminya bekerja sebagai penambang becak yang hanya berpenghasilan sepuluh ribu rupiah per-hari. Dengan melonjaknya harga-harga yang terjadi sekarang ini, mana mungkin cukp uang sebesar sepuluh ribu untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Kalau saja pemimpin memperhatikan rakyatnya tidak akan mungkin terjadi hal yang demikian.
Pendidikan terabaikan, banyak anak-anak putus sekolah gara-gara tidak mempunyai biaya. Bukankah hari esok ditentukan oleh hari ini?. Bagaimana jadinya masa depan negri ini bila anak-anaknya tidak mendapatkan pendidikan intelektual?. Oleh karena itu para pemimpin harus menjadi manfaat bagi yang dipimpinnya itu, bukan memanfaatkannya.
Disamping pendidikan intelektual juga harus di perhatikan pendidikan moralnya. Karena kalau kita hanya mendidik intelektualnya saja tanpa mendidik moralnya, bisa jadi bukan kebaikan yang didapatkan, malahan kehancuran yang akan terjadi. Buktinya saja orang yang melakukan korupsi itu dari sisi intelektualnya terdidik, namun dari sisi moralnya tidak terdidik. Karena tidak mungkin orang yang moralnya bagus melakukan hal yang seperti itu, korupsi terjadi akibat dari bobroknya moral tersebut.
Jadi harus ada keseimbangan dalam pendidikan, tidak hanya intelektualnya saja yang di didik tetapi moralpun harus di didik. Dewasa ini, sekolah yang memperhatikan pendidikan moral ialah pesantren, karena didalamnya diajarkan pelajaran agama, yang tentunya membimbing moral dan intelektual kearah kebaikan. Meskipun tidak di pungkiri juga, disekolah-sekolah umum pun diajarkan pelajaran agama untuk mendidik moral siswanya. Namun bila kita lihat porsinya tidak berimbang, dalam satu minggu pelajaran agama hanya beberapa jam saja bila dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya.
Untuk menciptakan atau membentuk manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya, tentu saja harus ada pendidikan moral dan intelektual. Karena orang tersebut akan selalu seniantiasa berbuat yang terbaik bagi lingkungan sekitarnya, tidak merugikannya dan tidak akan merusaknya.
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus teruji intelektual dan moralnya. Karena dengan pemimpin yang demikianlah negri ini bisa makmur serta rakyatnya menjadi rakyat yang sejahtera. Andai saja di negri kita para pemimpinnya atau rakyatnya menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lainnya, maka kehidupan ini akan tentram dan damai.
Pendidikan moral ini yang sering diabaikan oleh kita semua. Islam mengajarkan nilai-nilai moral yang luhur, budipekerti dan akhlaq dalam tiap-tiap aspek kehidupan, baik dalam berhubungan dengan manusia ataupun Allah. Sayangnya pendidikan kearah sana sering di nomor dua-kan. Contoh yang real di masyarakat kita, pendidikan agama atau ngaji yang tentunya hal tersebut menuju kearah pendidikan moral sering di tidak pedulikan. Kita bisa lihat di sekitar kita, anak-anak ngaji paling hanya sampai SMP setelah itu mereka merasa sudah tidak perlu lagi mengaji. Bukan menafikan pendidikan intelektualnya tetapi harus adanya keseimbangan.
Kalau dilihat dari segi skala prioritas, tentu saja pendidikan moral ini harus mendapatkan perhatian yang lebih besar, karena apalah artinya intelektual yang bagus bila ditopang oleh moral yang bobrok, yang ada hanya akan mempercepat proses terjadinya kiamat saja. Tentu saja seharusnya moral yang bagus menjadi penopang bagi intelektualnya sehingga terciptanya manusia yang bermanfa’at bagi manusia yang lainnya.
MASJID BUKAN TEMPAT WISATA
Selama mesjid itu berdiri dan berfungsi dengan wajar, sebagaimana tuntunan Al-qur’an dan hadits shahih, maka ruhul Islam serta ukhuwah-nya akan bertambah kuat. Dan bila mesjid hanya dipandang keindahannya belaka, kurang berfungsi sebagaimana mestinya, maka mesjid tersebut tidak lebih daripada bahan tontonan belaka, akan kehilangan ruhul Islamnya serta tidak melahirkan suatu rangsangan ukhuwah Islamiyah antar sesama muslim.
Tulisan diatas ialah salah satu tulisan yang di kutip dari buku RECIK-RECIK DAKWAH, dengan judul Bertambahnya Jumlah Mesjid di Srilangka, yang di tulis oleh K.H.E. Abdurrahman. Beliau juga menuliskan bahwa masjid sebagai sarana untuk melaksanakan shalat, tempat bermusyawarah antar sesama muslim serta tempat menjalin uhkuwah Islamiyah.
Pada zaman Rsulullah saw. Mesjid pernah dipakai untuk latihan berperang, tempat pendidikan dan juga pernah dipakai untuk menyimpan ghonimah (harta rampasan perang). Artinya masjid di gunakakan untuk kemajuan umat Islam.
Ketika berada di mesjid maka akan timbul hukum-hukum, yang tentunya berbeda dengan hukum-hukum ketika berada di tempat selain masjid, misalnya ketika kita berada bukan di mesjid maka kita diperbolehkan untuk meludah tetapi ketika kita berada di mesjid maka kita tidak diperbolehkan meludah, sebagaimana sabda Rasululullah saw.
“Dari Anas ra. Ia berkata:Rasulullah saw bersabda: meludah di dalam mesjid adalah kesalahan. Kafaratnya (denda) cukup ditaburi dengan debu.” Muttafaqun alaih.
Kemudian Rasulullah pula bersabda:
“Dari dia ra. Dia berkata: Rasulullah bersabda: Barang siapa mendengar orang mencari barang hilang didalam masjid, katakanlah padanya:semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu, sebab masjid-masjid tidak dibangun untuk ini.” Diriwayatkan oleh Muslim
Dari keterangan diatas menjelaskan bahwa masjid berbeda fungsinya dengan tempat selain masjid.
Dan apabila mesjid sudah disalah artikan fungsinya atau hanya dipandang dari keindahan dan kemwahannya saja, maka mesjid tersebut tidak lebih daripada bahan tontonan belaka, dan bisa jadi masjid hanya sekedar menjadi tempat wisata. Padahal masjid seharusnya bukan menjadi tempat wista, tetapi seharusnya mesjid menjadi sarana untuk beribadah dan untuk kegiatan yang dapat memajukan umat Islam.
“Dari dia ra.,dia berkata: Rasulullah saw. Bersabda: Tidak akan terjadi kiamat hingga manusia saling berlomba dalam kemegahan masjid.” Riwayat lima imam kecuali Turmudzi. Hadits shohih menurut Ibnu Huzaimah.
Kita tidak dilarang untuk pergi ke masjid malah dianjurkan untuk memakmurkannya, tetapi kita dilarang untuk menyalah artikan fungsinya, yang seharusnya masjid tersebut menjadi sarana untuk beribadah dan untuk memajukan umat Islam malah dijadikan tempat wisata. Wallahu a’alam.
o
Oleh: Siti Fadhilatussaniah on 25 Mei 2009
at 6:20 am
Balas
12.
FAJAR BURNAMA
KPI-A/4
UJIAN TENGAH SEMESTER
PSIKOLOGI DAKWAH
1. Ilustrasikan suasana psikologis kegiatan dakwah yang paling berkesan!
Pelaksanaan kegiatan Khalaqah yang dilaksanakan di Masjid Besar Cimahi Utara untuk para remaja muslim yang dilaksanakan seminggu sekali. Dalam kegiatan dakwah ini da’i terlihat sangat menguasai materi serta cara penyandian yang tepat sehingga pesan disimak dengan seksama oleh mad’u, serta respon mad’u dalamm bentuk pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan berkenaan dengan materi yang disampaikan. Dari proses dakwah ini, saya merasa bahwa cara inilah yang paling baik dalam menyampaikan pesan-pesan islam, terutama bagi remaja. Berbagai problem yang mungkin menghinggapi para remaja akan mungkin terdeteksi dan bahkan terobati. Hubungan yang lebih dari sekedar interaksi face to face yaitu hubungan batin yang lebih intens. Seorang da’i akan lebih mampu melakukan kontrol terhadap mad’unya.
Dengan properti sederhana dan mad’u yang tidak terlalu banyak, hanya sekitar dua puluh orang, kegiatan dakwah (kholaqah) terasa sangat berkesan. Tema Pentingnya Mencari Ilmu, menjadi tema yang begitu menarik untuk dibahas. Da’i telah berhasil memilih topik yang akan dibahas, saya kira beliau telah mampu menyesuaikan topik yang akan dibahas dengan segmen mad’u yang dihadapi, yaitu remaja.
Cara penyampaian yang komunikatif dan disertai dengan humor-humor yang segar menjadikan suasana begitu hangat. Perhatian penuh diberikan oleh para mad’u. Sesekali da’i memberikan pertanyaan kepada mad’u, dan mad’u dengan serentak menjawab. Mata da’i yang senantiasa menatap setiap mad’u membuat kami pun terkesima dengan penjelasan-penjelasan darinya.
Da’i adalah seorang sarjana dakwah yang sangat memahami dakwah. Hal ini penting karena psikolodi da’i sangat mempengaruhi citra dirinya. Mad’u akan lebih membikan kepercayaan terhadap da’i yang memiliki riwayat pendidikan dan kehidupan yang baik. Juga wajahnya yang murah senyum menjadi magnet tersendiri bagi mad’u untuk memperhatikannya.
Bahasa yang digunakan juga begitu “renyah” terdengar. Tidak monoton dan juga tidak terlalu akademis. Terkadang juga menggunakan bahasa-bahasa gaul yang sering dipakai oleh remaja. Peribahasa dan perumpamaan yang dipakai juga sangat relevan dengan topik bahasan. Contoh-contoh-contoh dan kisah-kisah yang diceritakan juga terkadang mengundang tawa dan juga terkadang membuat kita berpikir dan terenyuh.
Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah tantangan dakwah yang semakin hebat, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan itu muncul dalam berbagai bentuk kegiatan masyarakat modern, seperti perilaku dalam mendapatkan hiburan (entertainment), kepariwisataan dan seni dalam arti luas, yang semakin membuka peluang munculnya kerawanan-kerawanan moral dan etika terutama di kalangan remaja.
Kerawanan moral dan etika itu muncul semakin transparan dalam bentuk kemaksiatan karena disokong oleh kemajuan alat-alat teknologi informasi mutakhir seperti siaran televisi, keping-keping VCD, jaringan Internet, dan sebagainya. Kemaksiatan itu senantiasa mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas, seperti maraknya perjudian, minum minuman keras, dan tindakan kriminal, serta menjamurnya tempat-tempat hiburan, siang atau malam, yang semua itu diawali dengan penjualan dan pendangkalan budaya moral dan rasa malu.
عن أبي مسعد بن عمروالأنصرى البدرى رضي الله عـنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إن مما أدرك الناس من كلام النبوة الأولى.إذالم تستح فاصنع ما شئت. رواه البخري ومسلم
“Hadits dari Abu Mas’ud bin ‘Amr Al Anshary Al Badry ra, berkata : Rasulullah saw, bersabda : Sesungguhnya dari sesuatu yang diketahui manusia dari perkataan kenabian yang pertama. Apabila kamu tidak memiliki rasa malu, maka lakukanlah sesukamu.”(HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak asing lagi, akhirnya di negeri yang berbudaya, beradat dan beragama ini, kemaksiatan yang berhubungan dengan apa yang dinamakan sex industry juga mengalami kemajuan, terutama setelah terbukanya turisme internasional di berbagai kawasan, hingga menjamah wilayah yang semakin luas dan menjarah semakin banyak generasi muda dan remaja yang kehilangan jati diri dan miskin iman dan ilmu. Hal yang terakhir ini semakin buruk dan mencemaskan perkembangannya karena hampir-hampir tidak ada lagi batas antara kota dan desa, semuanya telah terkontaminasi dalam eforia kebebasan yang tak kenal batas.
Ledakan-ledakan informasi ( Banyak teori yang menjelaskan dampak buruk yang terjadi akibat media informasi, seperti teori kultiviasi, teori spiral keheningan dan lainnya) dan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang itu tidak boleh kita biarkan lewat begitu saja. Kita harus berusaha mencegah dan mengantisipasi dengan memperkuat benteng pertahanan aqidah yang berpadukan ilmu dan teknologi. Tidak sedikit korban yang berjatuhan yang membuat kemuliaan Islam semakin terancam dan masa depan generasi muda semakin suram. Apabila kita tetap lengah dan terbuai oleh kemewahan hidup dengan berbagai fasilitasnya, ketika itu pula secara perlahan kita meninggalkan petunjuk-petunjuk Allah yang sangat diperlukan bagi hati nurani setiap kita.
Saya kira semakin banyak remaja muslim yang bergabung dalam khalaqah yang diadakan oleh berbagai lembaga dakwah, setiap tantangan kerusakan generasi akan mampu ditanggulangi dengan seksama. Segala penyebab luluh lantahnya keimanan dan amal shaleh remaja muslim akan mampu diredam bahkan dikubur dalam-dalam.
Dinginnya malam tidak membuat kami jenuh dan mengantuk ketika mengikuti dakwah fi’ah ini. Timbul keinginan dalam hati untuk mempraktekkan setiap pesan mulia yang disampaikan oleh sang da’i. Beberapa mad’u dengan penuh rasa penasaran bertanya tentang hal-hal yang tidak dimengerti atau butuh penegasan.
Kelebihan
Psikologi da’i yang terpercaya, dan kemampuan yang mumpuni sehingga ia mampu mengetahui paradigma berpikir komunikan
Tingkatan pendidikan da’i dinilai sebagai faktor pendukung pemahaman da’i terhadap mad’u
Suasana dibuat sedemikian rupa oleh da’i agar mad’u tidak jenuh (serius tapi santai)
Materi yang disampaikan sangat aktual dan sesuai segmentasinya
Mad’u dibagikan hand out sehingga dapat lebih mangikuti pembahasan
Durasi waktu cukup, tidak terlalu lama dan tidak terlalu singkat
Bahasa yang digunakan oleh da’i cukup ‘renyah’ untuk didengar
Model komunikasi yang dilakukan oleh da’i tersebut adalah qaulan sadidan yaitu pembicaraan yang benar, baik dan tidak berbelit-belit. Juga ada unsur qaulan balighan karena komunikator menyesuaikan pembicaraannya dengan sifat-sifat komunikan. Kemudian juga bersifat qaulan ma’rufan yakni terasa persuasif dan tidak memaksa serta meneror, mad’u diajak berpikir dan dengan sendirinya mengikuti perkataan da’i. Dan tentu saja memuat qaulan kariman karena pesan yang disampaikan adalah tuntunan untuk berakhlak mulia serta bersumber pada Kalam Ilahi juga Sunnah Nabi saw.
Apabila dikaji secara mendalam tentang ilmu komunikasi, terutama mengenai komunikasi efektif, maka kegiatan pembinaan atau dakwah yang dilakukan oleh para da’i akan lebih berdampak positif terhadap sasaran atau mad’u. Semoga kita dapat memahami dan melakukan kegiatan dakwah dengan lebih efektif, sehingga tujuan dakwah yang kita lakukan dapat tercapai dengan paripurna.
2. Ilustrasikan kegiatan dakwah paling berkesan yang pernah dilakukan!
Terciptanya khairul bariyyah dan khairul ummah adalah tujuan dilakukannya dakwah islam yang utama. Karena pembinaan individu harus bersamaan dengan pembinaan masyarakat, sehingga keduanya saling menunjang. Pribadi-pribadi yang shaleh menunjang terciptanya masyarakat madani dan masyarakat madani pun mewarnai pribadi-pribadi yang dimilikinya. Itulah barangkali harapan yang tidaklah mustahil untuk terjadi, dengan usaha yang terus-menerus secara bersama-sama.
Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu usaha dakwah, tidak hanya dari sisi sang da’i, lingkungan, karakteristik masyarakat, dan hal lainnya perlu kita perhatikan untuk mencapai hasil maksimal dalam usaha dakwah. Ketika seorang da’i memiliki wawasan keilmuan yang luas dalam ajaran agama, hal ini menjadi tidak mencukupi manakala menghadapi mad’u yang berada di bawah garis kemiskinan. Mereka akan lebih tertarik untuk mencari penghidupannya ketimbang mendengar penjelasan kita tentang ajaran islam, sehingga seorang da’i dituntut untuk bisa menjawab tuntutan itu dengan kemampuan ekonomi yang juga memadai, tidak melulu dari segi permodalan tapi juga dari segi skill yang mampu mendatangkan penghasilan. Kemuadian pada saat seorang da’i harus menghadapi remaja-remaja muslim, strategi dakwah apa yang menarik bagi mereka harus kita kuasai. Begitu seterusnya.
Kegiatan dakwah bukan sederhana, melainkan kegiatan yang luar biasa beratnya. “Bersatu kita teguh bercerai kita roboh”, itulah ungkapan yang tepat bagi kegiatan dakwah. Siapapun bisa bergabung dalam kegiatan ini, asal dia memiliki semangat untuk membela agama ini. Baik itu anak muda, maupun orang tua. Baik itu laki-laki, ataupun wanita. Baik itu pejabat, ataupun orang melarat. Semuanya bergabung dalam satu kalimat “Laailaahaillallah Muhammadarrasulullah”.
Siang hari yang terik di hari Minggu menjadi setting waktu pelaksanaan dakwah sederhana yang dilakukan oleh seorang da’i yang masih belajar. Akulah orangnya. Peserta dakawhku hanya delapan orang, lima ikhwan dan tiga akhwat, empat siswa SMP –satu kelas satu, dua kelas dua, dan satu kelas tiga – tiga siswa SMA –satu kelas satu, satu kelas dua, dan satu kelas tiga –, dan 1 orang mahasiswa semester awal. Semuanya remaja-remaja yang sedang haus ilmu dan amal sehingga sangat memerlukan bimbingan.
Ketika itu aku menerangkan tentang sebuah topik yang menurutku cukup menarik, yaitu “Makhluk Tuhan Paling Egois”. Materinya menjadi jawaban untuk soal ketiga. Tema ini saya pilih dengan mengemasnya secara sangat sederhana dan singkat.
Suasana santai dan hangat saya kembangkan dengan terlebih dahulu memberikan simulasi “Dalai Lama”, sebuah simulsi test personality yang sangat menarik dan yang pasti penuh dengan humor. Mereka pun terlihat sangat menikmati suasana yang saya bangun.
Setelah kami “lucu-lucuan” dengan simulasi, saya pun mulai menata diri utnuk menyampaikan topik utama yang ingin saya sampaikan, mereka pun terlihat begitu penasaran. Sebelum itu saya bagikan dulu hand out pada mereka, yang berisi topik pembahasan, menurut saya ini cukup penting agar mereka bisa fokus pada materi atau topik yang saya sampaikan dan tidak sibuk menulis.
Bahasa yang gaul yang saya gunakan memang terasa sangat diterima oleh mereka, sesekali humor pun saya keluarkan untuk mengundang tawa dan suasana santai. Dinamika kegiatan dakwah terasa manakala sang da’i mampu mengembangkan materinya dengan format yang variatif. Saya bergantian memandangi mereka, tapi kalau ke akhwat selintasan saja, harapan saya mereka semua secara merata dapat menerima setiap pesan yang saya sampaikan.
Penting juga bagi da’i untuk bersikap humble, artinya tidak menempatkan diri sebagai guru dan orang yang merasa sudah dengan baik menjalankan setiap pesan yang disampaikan, akan tetapi berusaha menjadi orang yang sedang sama-sama berjuang dengan mereka. Sesekali saya pun bertanya kepada mereka, sehingga timbul suasana yang komunikatif.
Di akhir saya mempersilahkan mereka untuk bertanya atau mengungkapkan apa saja yang ingin mereka sampaikan. Dengan singkat dan jelas saya berusaha menjawab dan merespon setiap tanggapan dan pertanyaan mereka. Kami tutup pertemuan mengesankan itu dengan berdoa bersama, karena saat doa diijabah yang utama adalah saat selesai shalat fardhu dan saat kita berada di majelis ilmu dan majelis dzikir.
3. Tulis naskah dakwah persuasif!
MAKHLUK TUHAN PALING EGOIS!!!
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
الحمدلله الذي علم القرأن خلق الإ نسان علمه البيان
الصلاة والسلام على سيدن محمد وعلى أله وصحبه ومن تبعه بإحسان إلى يوم الميزان
أشهدأن لاإله إل الله رب العلام وأشهدأن محمداالرسول الله صل الله عليه وسلم
وبعد…ياأيهاالناس إعلموا أن الجنة أعدت للمتقين فاتقواالله، واتقواالله، ثم اتقواالله، إن الله خبيربما تعملون
W
eit…siapa tuch! Serem banget ya … tenang doelu donk! Simak first apa maksudnya. Kata egois bermakna negative pada dasarnya, emang sich! Tapi musti diingat that maknanya gak selalu negative lho. Gak percaya??
TAu gak, kita tuh selaku makhluk Tuhan yang disebut manusia poenya tugas yang utama di dunia ini… apaan tuch? Tidak lain sesuai dengan satu ayat dalam al-qur’an yang pasti sering kita denger, itu lho surat Adz-dzariat ayat 56 :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
Nah lho. Oh iya apa ajah sih yang disebut ibadah itu?? Bener banget yang kamu pikirin, yang namanya ibadah itu seperti shadaqoh, shalat, berbuat baik sama orang, berdakwah alias ngajar adik kita baca, tulis, etc.
OK, sekarang kita ambil salah satu macam ibadah, shodaqah, coba tengok ayat qur’an berikut :
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al-baqarah: 261)
Di ayat tadi dijelasin bahwa siapa aja yang ngeluarin hartanya di jalan Allah, shodaqohnya bisa buat orang miskin, membangun masjid, traktir temen, kayak gitu-gitu dech! Maka kita bakal dapat balasan yang berlipat ganda dari Allah… so siapa yang untung??? Ternyata justru yang ngeluarin harta yang paling untung, tapi kok kita jarang ngelakuinnya ya???aneh tapi nyata!
Terus misalnya kita ngajak orang lain buat berbuat baik. Kalo yang kita ajak ngelakuin ajakan kita, so kita juga bakal dapat pahala kebaikan yang dia lakuin, weis..siapa tuch yang untung???
Temen-temenku yang imut-imut ^_^ jadi ternyata kalo kita berbuat baik maka kebikan itu buat kita juga lho, gitu juga kalo kita berbuat dosa buat kita juga deh balasannya…
“…dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain…”(Az-zumar :7 )
Nah egois khan kita ini!!! Ya iya lah… masa ya iya donk!!
Sekarang gimana caranya kita jadi makhluk paling egois ??
There are five principles :
1. Rajin ibadah, karena balesannya buat kita-kita juga
2. Jangan pikirin orang laen!! Kok? Maksudnya kejelekannya, capek en gak ada manpaatnya lagi!
3. Jangan biarin orang laen rebut hak kita! Kok! lagi? Maksudnya hak dan kesempetan kita buat berbuat baik, fastabiqul khairot!!!
4. Kita harus kuat! Strong gitu lho! Fisik, financial, akhlaq, mental, coz saingan kita banyak banget!
5. En hanya satu Dzat Yang berhak ambil segalanya dari kita, coz emang Dia Yang Ngasih. Kita juga ngelakuin semuanya karena الله
Ok dech semoga kita bisa jadi kayak judul di atas!! Ca yo !!
هدن الله وإياكم أجمعينΘ Θ
والسلام عليكم ورحمةالله وبركاته
o
Oleh: fajar on 26 Mei 2009
at 10:39 am
Balas
13.
Nama : Sri Rahayu
Nim : 207 400 353
Kelas : KPI C
JAWABAN UTS PSIKOLOGI DAKWAH
1. Ketika saya mengikuti pengajian di daerah saya sendiri, pada waktu itu hari kamis tempatnya di kampong Tegal Gede lokasinya di madrasah tsanawiyah III. Kami mengundang seorang ustad dari Garut yaitu ustad Yayat Sukayat. Kebetulan beliau adalah guru yang mengajar di sekolah saya ketika aliyah.
Tidak diragukan lagi kemampuannya dalam berdakwah, semua orang sudah mengenal beliau, setiap kata yang diucapkan beliau membuat semua mustami terkekeh-kekeh. Cara berjalannya yang tegap membuat orang yang melihatnya mengatakan bahwa beliau memiliki kewibawaan yang sangat tinggi.
Selain itu beliau memiliki keindahan bahasa dalam menyampaikan pesan sehingga setiap perkataannya sangat enak untuk di dengar. Bahasa yang digunakannya yang begitu renyah sehingga para mustami dengan mudah memahami yang dikatakannya. Intonasi suaranya yang begitu jelas membuat pesan yang disampaikannya dapat diterima oleh para mustami.
Ketika itu beliau membahas tentang peran suami atas istri dan sebaliknya. Materi ini sangat disukai oleh para ibu dan perempuan yang lainnya. Suasana jadi hidup, tidak ada detik yang terlewatkan untuk berhenti tertaawa. Informasi yang disampaikannya sangat jelas sehingga para ibu khususnya sangat menikmati.
Ditambah lagi dengan menggunakan majas-majas dan contoh-contoh yang relevan sehingga dakwah yang disampaikannya itu begitu enak untuk didengarkan dan tidak jenuh. Biasanya para jamaah di kampung saya sangat sulit untuk menghadiri pengajian, namun kali ini mereka sangat semangat karena pemateri yang akan menyampaikan dakwah itu adalah ustad Yayat. Oo… jelasa mereka semangat sekali pematerinya ustad Yayat siapa sih yang gak kenal beliau, hampir setiap jamaah yang pernah diisi oleh beliau jamaah itu merasa ketagihan dan pengen terus-terusan setiap pengajian diisi oleh beliau.
Terbukti saat mengisi pengajian di kampung saya, waktu serasa cepat berlalu rasanya pengen lagi di tambah durasi waktu yang telah disediakan oleh panitia. Beliau, selai mempunyai keindahan dalam bahasa, beliau pun memiliki penampilan yang sangat disukai oleh setiap orang khususnya para wanita. Penampilannya yang style membuat beliau seperti anak muda padahal beliau tidak muda-muda amat. Hehe…
Semenjak beliau masuk ketempat pengajian. Dari wajahnya sudah memperlihatkan bahwa beliau akan melakukan dakwah dengan kocak dan akan mengajak semuanya tertawa. Ternyata benar semua materi yang disampakannya itu mengandung humor dan dari awal sampai akhir saya tertawa terbahak-bahak saking enaknya beliau menyampaikan materi itu, eit bukan saya saja yang tertawa semuanya juga tertawa termasuk beliau sendiri. Pokonya pada saat itu tidak ada rasa jenuh malah saya ketagihan pengen terus ada di tempat itu mendengarkan beliau ceramah tapi sayangg waktu sudah habis.
2. Pada waktu itu saya melakukan PPL ketika kelas dua aliyah, tempatnya di Panyingkiran Garut. Setiap anak pada waktu itu harus melakukan dakwah, ngajar dan membantu pekerjaan masyarakat lainnya. Saya adalah orang pertama yang harus melakukan dakwah. Persiapan jelas belum saya miliki sehingga saya sangat bingung harus menyampaikan materi apa di tambah lagi masyarakat disana saya belum tahu jelas.
Teman-teman yang lain juga sama belum ada persiapan namun saya mengalah demi nama baik kelompok, sekolah dan seorang pelajar muslim. Hari itu adalah hari senin, sudah menjadi kebiasaan pada hari senin sore diadakan pengajian ibu-ibu. Kebetulan pada saat itu ibu-ibunya sangat banyak sehingga tempat yang disediakan tiddak cukup. Jelas saya merasa dek-dekan dengan melihat banyaknya mustami itu di tambah lagi kegiatan dakwah ini masih dianggap baru jadi dalam penguasaan kondisi audiens dan yang lainnya belum saya kuasai. .
Sebelum acara dimulai saya berunding dengan teman-teman siapa yang jadi protokolnya, siapa yang membaca ayat suci al-quran. Semuanya sudah siap dan saya pun siap. Anak yang lainnya berangkat duluan dan membuka pengajian itu, sedangkan saya masih persiapan di kamar. Perasaan waktu itu campur aduk sekali sehingga ketika saya sampai ditempat pengajian badan serasa dingin apalagi ketika melihat audiens yang begitu banyak.
Untuk materi alhamdulillah tidak menjadi masalah, namun karena kondisi audians yang sangat banyak sehingga membuat saya jadi takut, grogi dan gak percaya diri sehingga materi yang akan disampaikan mendadak hilang. Saya bingung sekali masa pengajian ini gak jadi padahal saya sudah ada di depan audiens.
Sungguh kesulitan itu menyelimuti saya, sehingga ketika mau mengucapkan kata rasanya mulut ini terkunci rapat, namun saya ingat kalau saya terus seperti ini, memperlihatkan kekakuan saya kepada audiens mungkin para audiens akan menilai saya jelek (tidak bisa melakukan dakwah dengan baik) dan nama baik sekolah pun akan tercoreng. Dari sana saya mulai berani, percaya diri dan menganggap semua itu hanyalah ujian sementara. Ketika itu saya teringat sebuah pepatah yang dikatakan oleh guru saya, beliau berkata: “anggap saja audiens itu monyet maka kalian tidak akan merasa takut atau anggaplah audiens itu patung maka kalian tidak akan merasa takut atau gak berani”.
Pada saat itu saya mencoba melakukan sesuai dengan pepatah itu dan menganggap audies sebagai patung, namun tidak bisa yang ada malah audiens itu berubah menjadi makhluk yang sangat menyeramkan sehingga saya merasa ketakutan sekali.
Saking tidak kuatnya menghadapi audiens yang begitu banyak dan rasa takut yang sangat tinggi saat itu saya berbisik pada teman “aduuh gimana nih saya sudah tidak kuat lagi, kamu gantiin saya sebagai pemateri yah?” pada saat itu saya berbisik pada teman yang berasal dari Aceh. Dia tercengang dan kaget banget dan berkata: “duh bukannya aku gak mau bantuin kamu tapi aku gak bisa ngomong bahasa sunda”.katanya pelan.
Kebetulan pada saat itu dakwah yang dilakukan harus berbahasa sunda maklumlah pengajian di kampung. Mendengar ucapan itu saya jadi bingung harus minta bantuan lagi sama siapa lagi soalnya yang ada disana hanyalah dia. Tapi dengan bujukan yang begitu halus dan meyakinkan, saya beralasan mau ke air dan saya sakit perut, padahal itu hanya akal-akalan saya saja agar dia mau menggantikan saya. Melihat saya yang begitu mengkhawatirkan akhirnya dia mau menggantikan saya. Dengan cepat saya keluat dari tempat pengajian itu, dan berpura-pura ke air.
Teman saya yang lainnya merasa aneh ketika melihat saya ada di tempat peristirahatan. Mereka pun bertanya: “kok ada disini, bukannya menyampaikan meteri dakwah? Kata mereka ketus. Iya saya ijin dulu karena sakit perut dan diganti dulu sama yang lain.
Tak lama setelah perbincangan itu, akhirnya teman yang disuruh menggantikan saya ceramah datang, dan berkata:”eh terusin dakwahnya tuh aku dah gak kuat, melihat audiensnya juga dah gemeteran. Dan akhirnya aku harus kembali menyelesaikan dakwah itu bagaimanapun caranya, sanggup tidak sanggup saya harus hadapi mereka. Dengan perasaan yang masih tetap (gemeteran) saya mencoba menjadi dai yang profesional seolah saya gak takut sama mereka, pada saat itu saya sembunyikan rasa gemeter itu. Dan akhirnya saya dapat menuntaskan ceramah itu, dan itu menjadi pengalaman yang pertama saya menjadi seorang dai. Ternyata menjadi seorang dai yang profesional dan dikagumi audiens itu sulit apalagi kalau tidak terbiasa melakukan dakwah itu sendiri, maka disini dibutuhkan kebiasaan dalam melakukan dakwah.
3. TEKS DAKWAH
TIGA CIRI SIFAT ORANG MUNAFIK
Hadirin rohimakumullah
Terdapat tiga golongan manusia yang dijelaskan Allah melalui mozaik al-quran al-karim. Pertama, golongan mukminin yaitu golongan orang-orang yang beriman kepada Allah. Kedua, golongan kafirin yaitu golongan orang-orang yang ingkar kepada Allah. Dan ketiga, golongan munafikin yaitu golongan orang-orang yang bermuka dua. Manis di luar pahit di dalam, lain di bibir lain di hati, serigala berbulu domba kita kenal dengan istilah musuh dalam selimut. Apabila mereka dating kepada orang beriman, mengaku paling beriman tapi apabila datang kepada golongan mereka, mereka mengatakan: ”aku hanyalah menipu daya kepada golongan mukmin”. Manusia seperti itu bukan manusia melainkan manusia maksiat yang pantas mendapat adzab dan laknat baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, di dalam surat al-Munafiqun dari ayat 1-3 Allah menjelaskan bagaimana karakteristik dan ancaman bagi orang-orang munafik:
   •       •   •      •       •            •      
“Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: “Kami mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah”. dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya Amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. Yang demikian itu adalah karena bahwa Sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.
Hadirin yang dimulyakan Allah
Sabab an-nujul ayat ini sebagaimana diriwayatkan oleh al-Bukhari yang bersumber dari Zaid bin Arqam, berkenaan dengan perkataan Abdullah bin Ubay kepada teman-temannya: “kalian jangan memberi nafkah kepada orang-orang yang dekat dengan Rasulullah s.a.w. sebelum mereka meninggalkan agamanya…”. Perkataan ini terdengar oleh Zaid bin Arqam kemudian perkataan itu disampaikan kepada pamannya, dan pamannya menyampaikan kembali kepada Rasulullah, lalu Rasulullah memanggil Zaid bin Arqam dan Abdullah bin Ubay beserta kawan-kawannya. Tetapi dihadapan Rasulullah keduanya bersumpah tidak mengatakan hal yang demikian.
Berdasarkan kedua sumpah itu, Rasulullah lebih mempercayai Abdullah bin Ubay daripada Zaid bin Arqam. Zaid bin Arqam mmerasa sedih dan pulang kerumahnya mengurung diri dan tidak mau keluar rumah. Maka Allah menurunkan surat al-munafiqun ayat 1-3 tadi yang menegaskan bahwa Zaid bib Arqam adalah benar sedangkan Abdullah bin Ubay adalah termasuk orang munafik yang selalu berdusta. Lebih dari itu dalam ayat ini Allah menyebutkan tiga sifat orang munafik yang berbahaya dan harus kita hindari. Yakni:
Pertama, orang-orang munafik selalu berdusta.
Kedua, orang-orang munafik selalu menjadikan sumpah sebagai perisai untuk menjaga dan membela dirinya.
Ketiga, orang-orang munafik selalu menghalangi manusia dari jalan Allah.
Hadirin yang dimulyakan Allah
Ketiga sifat tersebut apabila kita analisis, semuanya pasti ada dalam diri kita dan sangat sulit untuk dihilangkan bahkan sifat terssebut akan terus menggerogoti. Kalau keimanan kita tidak kuat maka sifat-sifat itu akan terus melekat pada diri kita, tapi apabila iman kita kuat akan dengan mudahnya sifat itu kita singkirkan. Pada zaman sekarang banyak sekali obralan janji-janji tapi gak ada buktinya. Seperti para caleg dengan beragam cara mereka mengeluarkan janji-janji sehingga masyarakat akan tertarik dengan janji itu dan mereka memilihnya, tapi setelah terpilih janji yang di gembor-gemborkan itu tidak ada yang dilaksanakan sehingga disini terjadi kekecewaan masyarakat.
Hadirin yang dimulyakan Allah
Lalu bagaimanakah sikap kita dalam menghadapi orang-orang munafik itu? Apakah kita akan membiarkan mereka merajalela di dunia ini dan merusak umat islam? Apakah kita rela islam kalah dan mereka menang? Tentu TIDAK para hadirin yang dimulyakan Allah. Kita harus bangkit dan harus bisa memerangi mereka sehingga mereka tidak akan lagi mengganggu umat islam yang lainnya, sehingga di dunia ini tidak ada lagi orang-orang yang berdusta apalagi demi mendapatkan kesenangan duniawi.
Allah memberi balasan yang setimpal dengan amal perbuatannya, sebagaimana dijelaskan dalam surat an-nisa ayat 145:
 •    •      •
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka”.
Hadirin yang dimulyakan Allah
Inilah balasan yang sangat mengerikan dan menakutkan bagi orang-orang munafik, sungguh sangat layak dan setimpal bagi mereka.
Semoga Allah menghindarkan sifat orang munafik itu dari kita semuanya dan semoga kita dapat menjaga diri agar tidak termasuk orangg-orang yang selalu berdusta dan mendustakan ajaran islam. Bahkan disini kita harus menjadi pembenar ajaran islam dan tetap memperjuangkannya dan jangan sampai kita menjadi orang-orang munafik. Amin ya Rabbal’alamin.
o
Oleh: sri rahayu on 27 Mei 2009
at 6:40 am
Balas
14.
Nama :Neli herlina
Kelas: KPI/IV/B
JAWABAN PSIKOLOGI DAKWAH
1.Pengalaman Berdakwah Waktu Sekolah Di Aliyah
Pertama kali pengalaman berdakwah di depan masyarakat yaitu waktu sekolah di Aliyah.Karena di kelas 3 suka praktek lapangan untuk memeuhi salah satu syarat untuk ikut ujian,pada waktu itu praktek lapangan didaerah tasik.Adapun kegiatan-kegiatannya yaitu sebagai berikut:
• Mengisi pengajian ibu-ibu dan anak-anak
• Mengajar anak-anak
• pengajian
• Ceramah
Diantara empat kegiatan itu saya tidak semua mengisi program itu,yang saya isi hanya pengajian ibu-ibu dan ceramah.sedangkan sebelumnya saya tidak ada pengalaman sama sekali dan kegiatan ini langsung terjun kemasyarakat.Pas pertama kali saya di suruh mengisi ceramah subuh dimesjid yang hanya dihadiri oleh bapak-bapak, pemuda-pemuda dan temen-temen saya pada waktu itu. Saya sangat gemeteran pas berdiri di depan mimbar dan audiens, materi-materi yang sudah di hapal pun menjadi hilang. Utungnya saya membawa teks ceramahnya ke depan jadi saya bisa melihat ketika lupa. Ceramah saya jadi tidak sempura dan tidak memuaskan audiens, tapi saya sangat bangga pada diri saya soalnya saya sudah berani maju ke depan dan yag lucuya lagi waktu itu mimbar lebih tinggi dari saya.jadi saya tidak kelihatan oleh audiens. Kata si bapak bilang pada saya, tidak usah pak! Tapi bapak tetap membawa tempat duduk yang kecil buat saya. Akhirya saya naik kursi itu. Di situ saya malu sekali, semua audiens pada ketawa melihat saya. Tapi, itu semua itu mejadi pengalaman bagi saya. Jadi saya bisa beritropeksi diri dari pengalaman itu. Apa yang menjadi kekurangan dan kelemahan saya.
2. Pengamlaman Berdakwah Bersama Ustd. Hapidz Adurrahman.
Saya belum pernah megikuti berdakwah bersama Ustd Hapidz Adurrahman. Tapi, melalui TV dan majalah pada waktu itu Ustadz Hapidz Abdurrahman membahas tentang “ ideologis prespektif” kata dia; dakwah saat ini seperti persimpangan jalan. Karena maraknya program-program religi di berbagai stasiun TV. Harapannya dengan pesan dakwah yang dikemas dalam kemasan entertaimen ini akan bisa menggugah masyarakat. Namun, perubaha prilaku masyarakat yang di terapkan tidak kunjung. Ustad Abdurrahman mengataka bahwa dakwah dalam kemasan entertaimen tidaklah salah dan yang salah itu adalah orang yang tidak berdakwah sama sekali. Dan soal tentang penataan Qolbu dzikir atau yang lainya Ustadz Hapiz Abdurrahman mengatakan itu hanya pendekatan. Tujuanya agar dengan pedekatan itu masyarakat tertarik mau ikut medengarkan , merenungkan dan pada akhirnya berubah mejadi lebih baik. Sebab dakwah itu mengubah keadaan masyarakat dari masyarakat yang tidak islami mejadi masyarakat islami dari pemikiran, perasaan dan sistem bertentangan dengan mayarakat. Islam menjadi pemikiran,perasaan dan sistem islam. Jadi masing-masing da’i,ulama atau para aktivis islam harus memehami betul,bahwa tujuan dakwahnya hanya adalah untuk mewujudkan kemulyaan islam dan kaum muslimin.caranya, dengan mengembalikan islam dalam kehidupan mereka,baik dalam kontek pemikiran, perasaan, maupun sistem yang mereka gunakan untuk mengatur kehidupan mereka semuanya harus islam.
Jadi pendekatan untuk mengubah masyarakat tidak bisa dilakukan hanya melalui hati atau dzikir dan tidak hanya bersipat seremonial dan kolosal.karena itu,menurut saya ada dua catatan:
1. Pendekatan tersebut harus diiringi dan bahkan dibangun berdasarkan proses pembentukan kesadaran islam yang benar yaitu dengan menanam pemahaman standarisasi dan keyakinan islam kepada masyarakat.
2. Harus ada proses kaderisasi dan pembinaan kader inti,dengan begitu,kesadaran islam yang ditanamkan tersebut ada yang mengemban.
Dakwah islam yang bercorak ideologis memang relatif tengggelam oleh dakwah yang lebih bercorak entertaimen (menghibur). Namun, dakwah islam ideologis ini lebih prospektif dalam kontek perubahan masyarakat kearah yang islami pada jaman sekarang dakwah makin marak dan beragam, tetapi kemaksiatan dan kejahatan pun makin semarak.korupsi, kriminalitas dll. Justru grafik meningkat seiring dengan meningkatnya ngeliat dakwah.yang tak kalah meyedihkan, pemahaman umat terhadap islam pun seolah berjalan ditempat.
3.Teks Dakwah
السلا م عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذي امرانا باخلاق الكريمة الصلا ة والسلام وعلى سيد البرية وعلى اله وصحبه ومن التبع رسالته : اما بعد
Hadirin, kini di tengah-tengah kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara masalah “dekadensi moral” sedang menggejala dan mewabah, marak dan merebak, dalam berbagai kehidupan, kita perhatikan, dalam bidang sosial, perjudian, perjinahan, pencurian, mabuk-mabukan bahkan pembunuhan semakin merajalela. Dalam bidang hukum, ketidak adilan, budaya korupsi, bahkan akhir-akhir ini kita masih mendengar betapa moralitas pemimpin kita sering memalukan, memilkukan serta mengkhawatirkan, bahkan menyakitkan kita sebagai warga negara yang beradab dan beragama.
Pertanyaannya, apakah mungkin akan terbentuk “baldan thayyibah” kalau pemimpin tidak memiliki akhlak karimah? Tidak mungkin hadirin !.
Oleh karena itu, mengingat betapa penting peran akhlak dalam membangun bangsa, maka pada kesempatan ini saya akan membahas “Urgensi Akhlak Karimah bagi Pemimpin” dengan landasan surat AL-Ahzab ayat 21:
                 
Artinya: Sesungguhnya Telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Akhlak bagi kehidupan manusia adalah tidak terbantahkan, baik pada masa sekarang maupun bagi kelangsungan hidup dan eksistensi generasi yang akan datang, sebab akhlak suatu bangsa merupakan faktor utama dalam sebuah negara sebagaimana dinyatakan Imam Syauqi: ”Sesungguhnya kejayaan suatu bangsa tergantung akhlak/moralnya, manakala akhlak mereka rusak, maka hancurlah bangsa itu” .
Akhlak mulia adalah segala aktivitas yang sesuai dengan ajaran Islam, ajaran yang merupakan rahmatan lil alamin, yang menghendaki kehidupan yang masalahat bukan mafsadat, keadilan bukan kezhaliman, dan yang memberi makna kehidupan bukan sekedar permainan tanpa arti, melainkan syarat dengan nilai-nilai hukum ilahi, yang akan membawa pada kemaslahatan manusia. Baik di dunia maupun di akhirat. Diantara akhlak mulia harus kita bina adalah merasa malu untuk berbuat sesuatu yang tidak diridhai Allah SWt.
Nabi Saw bersabda:
حيث ابي هريرة رضي الله عنه, عن النبي ص م قال الايمان بضع وسبعون شعبة والحياء شعبة من الايمان. (رواه اليخير)
Diriwayatkan dari pada Abu Hurairah r.a. katanya; Rasulullah SAW bersabda : Iman terdiri dari pada lebih dari tujuh puluh bagian dan malu adalah salah satu dari bagian-bagian Iman (H.R. Bukhari).
Sikap malu terhadap Allah merupakan salah hal paling efektif yang akan menghantarkan manusia untuk memiliki akhlak yang sangat penting dalam menjaga keutuhan dan kelangsunan hidup manusia. Mudah-mudahan kita semua termasuk orang-orang yang memiliki akhlak mulia, yang juga mampu membekali dan mendidik generasi muda agar berakhlak mulia.
Maksud  Hadirin, ayat tadi diawali denga menggunakan ayat tadi menginformasikan sekaligus menegaskan kepada kita: sungguh-
Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu “Uswatun Hasanah” bagi kita. Rasul merupakan figur yang luhur, contoh yang tinggi yang harus diikuti dalam segenap perkataan dan perbuatannya. Demikian penafsiran Imam Ali A.S. Syabuni dalam, shafwatul tafasir.
Namun hadirin, kita tidak mungkin menutup mata persada nusantara Indonesia tercinta saat ini tengah dipertontonkan oleh kenyataan para pemimpin, yang katanya berjuang atas nama rakyat mendengarkan lagu-lagu demokrasi, syair-syair perlindungan, padahal di belakang rakyat kebijakannya justru membuat rakyat sakit hati dan kebingungan. Tampaknya sok bersahaja dan hidup sederhana, padahal ia masih hobi hura-hura dan berfoya-foya dan bahkan akhir-akhir ini kita sering mendengar orang yang fasih bicara mendukung seratus hari pemerintahan yang bersih dan berwibawa, namun dibalik itu masih mencari kesempatan dan pandai bersandiwara. Gayanya bak orator padahal biangnya koruptor. Laganya bak proklamator padalah ia biangnya propokator.
Pantas, jika bangsa kita sampai sekarang masih berada dalam keterpurukan, dan krisis berkepanjangan. Reformasi yang kita cita-citakan tapi destruksi yang dirasakan.
Hadirin rahimakumullah
Prof. Dr. Quraisy Syihab, dalam tafsir Al-misbah menjelaskan ayat tadi mengandung tiga cara rasul dalam berdakwah yang berisi pesan moral bagi pemimpin sebuah suatu bangsa, yaitu :
Pertama, Rasul senantiasa bersikap lemah lembut, baik terhadap kawan maupun lawan.
Kedua, فعف اعينهم واستغفرلهم rasul senantiasa bersikap lapang dada, mudah memaafkan dan memohonkan ampunan bagi setiap kesalahan.
Ketiga, وشاورهم في الامر rasul senantiasa mentradisikan hidup bermusyawarah dalam setiap mengambil keputusan.
Itulah hadirin, cara dan strategi rasul sebagai seorang pemimpin yang selalu menjadi tauladan dalam membangun bangsa dengan berlandaskan akhlak karimah. Demikian jika bangsa kita ingin maju, bangkit dari keterpurukan dan krisis berkepanjangan selama ini ada 2 hal yang harus dilakukan.
- Harus adanya pemimpin yang berakhak mulia sebagai figur sentral setiap warga negara.
- Kita sebagai warga negara harus ikut berpartisipasi dalam bentuk mengawasai, mengontrol, dan mengkritik dan melakukan hal-hal terpuji dan tidak merusak sarana dan prasarana negara.
Sauqi Bekti dalam gubahan syairnya menegaskan:
“Bangsa-bangsa hanya akan jaya, bangsa-bangsa hanya akan maju jika ditopang dengan akhlak mulia, tapi bangsa akan hancur tersungkur, rusak jika tidak ditopang akhak mulia”
Dengan demikian, untuk membentuk negara yang kuat dan jaya, subur dan makmur diperlukan pemimpin yang berwibawa dan mulia, berakhlak terpuji dan patut diteladani. Oleh karena itu, dalam rangka membangun bangsa ini dari kehancuran, kami menghimbau kepada seluruh aparat pemerintahan dan warga negara Indoensia, mari kita berakhlak mulia dan terpuji. Mudah-mudahan kita mampu bangkit kembali. Amien.
السلا م عليكم ورحمة الله وبركاته
o
Oleh: neli herlina on 27 Mei 2009
at 6:47 am
Balas
15.
Nama : Kosmas Setiadi
NIM : 207400319
Kls / smt : KPI B / IV
Mata kuliah : Psikologi Dakwah
1. Pengalaman Saya Menjadi Mad’u
Ketika saya mendengarkan ceramah ustad ubun, ustad ubun menerangkan begitu besar pengorbanan se’orang ibu. Lalu saya menjadi tertarik dengan apa yang di sampaikan ustad tersebut, ustad ubun meyampaikan bahwa se’orang ibu begitu besar pengorbanan nya. Ustad ubun berkata seandai nya klo tidak ada ibu, maka tidak akan ada kita. Ibu lah yang merawat kita selama 9 bulan dalam perut . tak mengenal lelah. Tak mengenal putus asa dalam menjaga kita. Baik sebelum lahir maupun sesudah lahir. Lalu saya merasa terharu dengan perkataan ustad tersebut, apalagi dia menyampaikan dengan penuh penghayatan dan kata kata yang mudah di pahami oleh mad’u, di sanah lah aku sadar bahwa pengorbanan se’orang ibu begitu besar. Demikianlah pengalaman saya jadi se’orang mad’u
2. Pengalaman Saya Menjadi Seorang Dai
Ketika saya masih SMP saya pernah menjadi juara pidato se-kabupaten Garut. Kebetulan waktu itu saya di suruh berpidato di hadapan bapa bupati garut, lalu saya berpikir inilah saat nya saya menunjukan bahwa saya mempunyai bakat atau potensi menjadi se’orang dai kepada orang tua dan sodara. Tapi di sisi lain saya merasa belum siap berpidato di hadapan bapa bupati garut. karena saya takut salah dalam menyampaikan isi pidato, tapi mau tidak mau saya harus berpidato di hadapan nya, lalu saya membawakan pidato. Dan menerangkan tentang se’orang pemimpin. Saya menyampaikan dengan kata kata yang mudah di mngerti. Jelas. Dan penuh penghayatan. Alhamdulilah saya membawakan pidato dengan selesai , munkin itu berkat doa ibu juga. Demikianlah pengalaman saya jadi dai.
3. Tek’s Pidato
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kita kekuatan dan yang telah menghidupkan kita. Kira nya tidak ada satu katapun yang pantas kami haturkan selain kata alhamdulilah wasukru ni’amilah sehimga kita bias berjuang di bawah panji panji islam yang selalu berkibar sampai ahir jaman. Salam sejahtera dan keselamatan semoga tetap tercurah kan kepada junjunan kita nabi besar muhamad saw, dialah sang perombak kul;tur social kehidupan masarakat sang pembaharu sang reformis ulunng yang tak mengiginkan harta tahta dan kedudukan. Sehinga di dunia ini tak ada yang mendapatkan gelar uswatun hasanah suri tauladan yang baik.
Hadirin rohimakumullah
Dalam kesempatan ini saya akan membawa sebuah tema: Yaitu SHOLAT
Seperti keterangan di bawah ini
اا ن الصلو ة تنهى عن الفخشا ء و المنكر
Sesungguhnya shalat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
Hadirin yang di mulyakan Allah
Apakah betul dengan sholat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar ?
Apakah betul dengan sholat hati kita menjadi tenang ?
Apakah betul dengan sholat kita bias dekat dengan sang pencipta ?
TAPI mengapa???
Banyak orang yang melakukan sholat apa yang mereka dapatkan selain kemerosotan moral mereka. Bahkan jadi aal kehancuran bagi mereka.
Kenapah itu terjadi??
1 karena mereka bukan nya menegakan sholat. Tapi cuman melaksanakan sholat, munkin dia sholat nya hanya sholat STMJ { sholat terus maksiat jlan }
Munkin juga dia sholat nya karena pingin di lihat sama orang lain.
Hadirin rohima kumullah
Gimana sholat nya dapat mencegah perbuatan keji dan munkar kalou sholat nya kaya demikian. Dan saya mau Tanya pada…………?????
Apakah allah akan rugi seandai nya kalian meningalkan sholat?
Apakah allah akan untung se’andai nya kalian mengerjakan sholat?
Allah tidak akan rugi se’andai nya kalian meningalkan sholat
Allah juga tidak akan untung jika kalian mengerjakan shpolat
Lalu untuk apa allah menyuruh kita mengerjakan sholat?
Agar kita mendapat kebahagiaan dunia dan ahirat. Semua itu kembali kepada kita sendiri mau mengerjakan sholat boleh tidak juga boleh. Segala sesuatu ada konsekwensu nya,
Hadirin yang berbahagia
Masa dengan sholat 5 waktu kita tidak mampu. Tapi mengapa dengan budaya barat yang masuk kepada kita, kita mampu mepelajari nya bahkan segolongan orang menjadikan pedoman hidip nya.
Hadirin sekalian
Janganlah terbawa arus perkembangan jaman. Mari kita dengar pepetah kaula muda kita:
Biarlah jaman berganti tapi iman jangan sampai mati
Biarlah jaman berubah tapi iman jangan sampai goyah
Dengan demikian mari kita laksanakan sholat dalam kondisi bagaimanapun selama kita mampu, Sebetulnya terlalu panjang kalou saya jelaskan secara jelas. Sekarang saya akan menyimpulkan apa yang barusan di sampaikan,
Bahwa dengan sholat lah kita bisa mencegah perbuatan keji dan munkar apabila kita juga menegakan sholat menurut sariat islam.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan semoga dapat di terima atau jadi bahan masukan untuk kehidupan sehari-hari
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
o
Oleh: kosmas setiyadi on 28 Mei 2009
at 2:29 am
Balas
16.
Nama : Elsa Dewiyana
jur/Smt/Kls : KPI/IV/A
Mata Kuliah : Psikologi Dakwah
1. Pada tahun kemarin tepatnya bulan September di Pantai Santolo Pameungpeuk sewaktu saya lagi berkunjung ke saudara di pamaungpeuk saya menerima kabar dari saudara saya bahwa beberapa hari yang akan datang akan ada acara Pesta hajat laut di pantai santolo di antaranya , Wayang golek, panampilan seni budaya, rempak gendang dan Tablig Akbar. Pada awalnya waktu saya menerima kabar itu saya tidak begitu tertarik ikut ataupun menghadiri acara tersebut tapi setelah di pikir-pikir akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke sana, tak terasa akhrinya acara telah tiba yaitu tepatnya pada kamis malam , hampir seluruh kampung menghadiri acara tersebut , saya jadi penasaran seperti apa acara tersebut, sampai sampai para warga begitu antusias menghadiri acaranya , tapi dari proses pemberangkatan ke lokasi tersebut ada hal yang paling berkesan dari respon masyarakat tersebut yaitu dengan merental beberapa mobil untuk mereka tumpangi karena maklum jarak dari kampung saudara saya ke kampuung santolo lumayan cukup jauh kira kira sekitar satu jam , sepanjang jalan banyak hal yang menarik dan unik bagi saya karena sebelumya belum pernah mengalami hal sperti itu mulai dari berdesak- desakan , melihat pemandangan dan naik mobil kol bak , mobil yang tidak ada atapnya .. , mungkin kalau ditambah hujan tambah seru lagi , tapi untungnya cuaca waktu itu mendukung dan tidal hujan, sesampainya di lokasi sudah banyak orang yang berkumpul di lapangan pantai santolo tersebut termasuk para pedagang asongan yang mau berjualan di sana , kebetulan waktu itu acaranya belum di mulai baru hiburan -hiburan di mana acara hiburan tersebut di isi dengan Qosidah Medern yang berasal dari tasik yaitu
Al-Manar , saking ramenya acara tersebut lapangan pantai santolo yang begitu luas penuh, Setelah melewati Acara Hiburan yang berisi Qosidah modern tadi Panitia baru mulai acara Pembukaan yang di hadiri oleh Bupati Kabupatren garut dan dinas pariwiasata Kabupaten Garut, Acara pembukaan atau Sambutan sambutan telah selesai baru Di isi oleh acara yang paling inti atau pokok yaitu Tablig Akbar.
Hal Yang Paling Berkesan dari acara tersebut Da’I nya terdiri dari tujuh Orang Kiayi Besar yang berasal dari Tasikmalaya tehnis yang di pakai oleh apnitia berbeda dengan teknis yang sering mengadakan acara tersebut yaitu Tujuh dai terrsebut berdakwah secara bergantian dengan durasi waktu tiga perempat jam atau kurang lebih satu jam, Yang aneh dari isi ceramah itu para da’I saling mengejek satu sama lain,Sekan seakan para Da’I tresebut Berkompetisi dan bersaing menarik simpati mad’u yang mendengarkan , tapi meskipun para Da’I tersebut saling Mengejek satu sama lain, Mereka tidak keluar dari batasan-batasan sebagai seorang da’I yang masih dalam batas kewajaran bahka itu membuat mad’u terharu dan terkesima melihat dan mendengarkan bahasa Komunikasi yang di pakai Mubalig tersebut bahkan Banyak Pesan dakwah yang di sampaikan Oleh para dai tersebut, Sepanjang Ceramah Ceramah yang di sampaikan Da’I Tersebut Para Mad’u tidak sadar kalau Waktu sudah terlalu malam yang menunjukan pukul 02.00 WIB , Inilah dakwah yang paling berkesan yang pernah saya ikuti , dari mulai da’I nya yang di sajikan panitia tujuh Orang dakwah yang di sampaikan sangat aneh Juga Antusias Masyarakat yang begitu besar , Ini di lihat dari semakin malam acara tersebut Mad’u semakin banyak bukan semakin berkurang , karena yang sering saya temui biasanya antusias masyarakat tidak terlalu peduli dengan acara keagamaan apalagi ini tablig yang secara bergantian sampai larut malam, tapi ini tidak menyurutkan semangat mad’u tersebut bahkan mereka merasa nyaman dan tidak sadar dengan waktu yang sudah malam. jadi Secara Psikologis Dakwah bahwa masyarakat Yang ada di daerah ini masih kental dengan Agamanya dan masih merespon Baik kedatangan Para Da’I dai yang sentiasa memberikan siraman Rohani bagi kehidupan mereka dan mereka sangat membutuhkan Dakwah dakwah dari para da’i .
2. Pada Tahun 2007 tepatnya waktu saya baru mengunjak Perkuliahan Di UIN SGD BDG, saya belum menemukan teman buat kost karena waktu itu belum pada kenal termasuk teman sekelas juga belum pada akrab, Tetapi setelah melewati beberapa hari kemudian bahasa Komunikasi dengan teman-=teman yang lain, Akhirnya saya menemukan Teman untuk ngkost berdua saya mersa senang waktu itu karena dengan adanya teman buat ngkost berdua biaya kost saya berkurang karena waktu itu biaya kost dalam satu tahun sekitar Rp. 1.500.000 sampai dengan Rp. 2.000.000, Hari demi hari telah telewati bersama di kostn dari mulai canda tawa,, Suka duka,Diskusi , ngerjain tugas dan sampai ngobrol masa hidup ke depan, dari kebersamaan kita ada segi positif dan negatifnya dari teman saya itu , Negatifnya dari teman saya itu dia orangnya malas, tidur berlebihan susah di bangunin yang efeknya jarang kuliah sampai kewajiban yang paling penting yaitu mengerjakan shalat yang lima waktu juga sering terlewatkan, padhal orang tuanya sudah yakin banget dengan dia kuliah di UIN dan Ngkost bersama saya dia akan lebih baik dan mau berubah tapi ternyata semua itu masih jauh dengan apa yang di harapkan oleh orang tuanya , kalau melihat keseharian dia saya merasa bersalah dan malu kalu orang tuanya sampai tau kalau kalu anaknya belum seperti yang beliau inginkan, padahal selama ini saya suka mengajak sahalat , kuliah, ngerjain tugas bareng tapi tetap saja dia malas padahal orang tuanya udah nitip nitip untuk saling mengingatkan satu sama lain supaya tidak terbawa pada pergaulan yang tidak diinginkan oleh orang tuanya,maklum sebelumnya belum pernah dia itu lepas dari orang tuanya.Setelah sekitar satu semester lamanya saya ngekos bersama banyak pelajaran yang bisa saya dapatkan dari proses mengajak kebajikan itu,karena mengajak orang itu tidak gampang,sehingga saya bisa introspeksi diri untuk lebih sabar dan tidak putus asa dalam menghadapinya.
Adapun pengalaman yang menarik buat saya,dari sekian lama saya mengajak dia ternyata dia bisa berubah meskipun itu terjadi dulu sebuah phenomena yang bagi saya cukup aneh dan tidak masuk akal.Karena pada suatu malam ketika saya lagi tidur dengan dia,tiba-tiba saya mendengar dia berteriak menyebut panas.. panas.. sampai berulang kali,saya terkejut dan langsung bangun ketika mendengar dia berteriak,dengan begitu saya langsung menyakan ada apa dia berteriak-teriak padahal waktu itu sudah larut malam.dia menjelaskan katanya ada cahaya yang menyentuh badannya yang menimbulkan rasa panas,dan tidak bisa menahan rasa panas itu dia juga tidak menerti dari mana datangnya cahaya yang menyentuh badannya itu , di lihat dari kondisi kamar kalau ruangannya tidak ada pentilasi begitu besar hanya ada kotak kecil yang memang tidak mungkin orang jail mau melempar sesuatu , kalau di bilang kuntung atau bekas rokok pasti ada bekasnya, ini mah sesuatu yang panas tapi tidak berbekas , tapi dia tidak membahas dan mengira ngira terlalu jauh lagi dan berhenti menceritakan hal tersebut, lalu tak lama kemudian dia mengajak saya shalat malam berjamaah, mendengar semua itu saya luar biasa bahagia karena dia mau melakukan shalat , dan sehabis sahalat di menangis juga menyadari sikap dia selama ini dan mungkin kejadian yang terjadi itu menyadarkan dia akan sikap dia selama ini dan mengingatkan atas kehilafan yang slama ini dia lakukan, setelah kejadian itu hari demi hari ia berubah meskipun tidak berubah total tapi di menunjukan keseriusan dia untuk berubah, sebenarnya saya tidak tahu dia berubah karena dakwah yang saya lakukan ataupun karena kejadian tersebut tapi yang jelas dia lebih rajin di bandingkan dengan sebelumnya dan sikapnya berubah, Mungkin inilah serangkaian perjalanan yang terrjadi pada diri saya dan teman saya ., saya berharapa bahwa kejadian itu tidak terjadi lagi karena sekarang teman saya sudah mau berubah , mungkin hikmah dari semua kejadian yang terjadi adalah teguran dari Allah SWT agar kita Selalu memegang Amanat dari Orang Tua, senantiasa jujur Serta tak lupa pada kewajiban kewajiban dia sebagai Manusia yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi Larangan-Nya, Meskipun sebagai manusia kita tak luput dari kesalahan dan kehilfan. Tapi ada baiknya kita memetik hIkmah dari semua peristiwa yang terjadi dan tidak mengulangi lagi kesalahan juga kekhilafan yang penah di lakukan.
3 “HIKMAH MEMPERINGATI MAULID NABI”
Para Hadirin yang berbahagia.
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kita semua, sahalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Saw, Para kerabatnya, Sahabatnya, Mudah- mudahan samoai kepada kita selaku umatnya Amien
Hadirin yang berbahagia.
Bulan ini adalah bulan diman Nabi Muhammad dilahirkan tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal 571 M oleh karena itu umat islam diseluruh dunia ingat dengan kelahiran Nabi. Malahan di bebarapa Negara ada yang merayakannya secara resmi melalui upacara kenegaraan.
Kita harus merasa bahagia serta gembira dengan datangnya bulan Mulid, kita selaku umatnya sudah sepantasnya mengingat serta merayakan kelahiran Nabi Saw, sebab diantaranya ketika kita merayakannya, kita bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah kepada kita semua, karena kita telah ditakdirkan menjadi umat Nabi Muhammad Saw, itu salah kenikmatan serta keuntunagan yang begitu besar, sebab umat Nabi Muhammad adalah Umat yang paling di mulyakan.
Nabi Musa AS, yang sudah dapat gelar rosul juga Gelar Ulul Azmi, sesudah diperlihatkan kemulyaan-kemulyaan umat Nabi Muhammad, Nabi Musa pun terpesona juga ingin dimasukan kedalam golongan umat Nabi Muhammad Saw, tetapi keinginan Nabi Musa tidak dikabulkan oleh Allah Swt.
Nabi Musa meminta-minta supaya dijadikan umat Nabi Muhammad ditolak oleh Allah Swt, tetapi kita kebetulan tanpa dipinta urang sudah menjadi Umat Nabi Muhammad Saw, maka dari itu kita termasuk orang kitu, oleh karena itu sudah sepantasnya dan sewajibnya kita harus bersyukur ka Allah Swt, yaitu dengan mengingat kelahiran Nabi besar kita semua Muhammad Saw.
Hadirin yang berbahagia.
Penting bagi kita semua mengetahui kedudukan Nabi Muhammad Saw di mata Allah, juga Allah sudah memulyakan serta mengagungkan derajat Nabi Muhammad Saw, dari alam ruh sateuacana aya mahluk Allah.
Sebab kalau kita mengetahui kepangkatan Nabi Muhammad, kemungkinan kita bias mengurangi haknya yang akhirnya jadi murtad.
Hadist Nabi berkata : diriwiyatkan dari Abdul Rojak dari sahabat Zabir, Zabir pernah bertanya kepada Nabi, “ ya Rosulullah demi orang tua saya coba kasih tahu saya sebelumnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah ; Rosul menjawab ; “ ya Jabir, sesungguhnya sebelum Allah menciptakan segala sesuatu, yang paling pertama Allah ciptakan adalah “Nur” atau cahaya, Nabi kamu dari Nur Allah. Waktu iyu belum ada Laohul Mahfudz, kalam, surya, Malaikat, langit, bumi, Matahari, bulan, Jin juga manusia dan yang lainnya .
Hadirin yang berbahagia.
Sesudah Nabi Adam diciptakan oleh Allah Swt, Nabi Adam pernah melihat cahay yang mencorong, beliau kaget, sehingga Nabi Adam bertanya kepada Allah Swt” Ya Allah cahaya Apakah itu? Cahayanya begitu terang. Nabi Adam dapat jawaban : itu adalah cahaya salah satu keturunan kamu namanya dilangit ahmad kalau di bumi Muhammad, kalau bukan cahaya itu kami, kami tidak akan menciptakan langit dan bumi”, oleh karena itu sekarang jelas bahwa Nabi Muhammad Saw, satu mahluk yang paling di mulyakan oleh Allah Swt dari alam Ruhnya.
Hadirin yang berbahagia.
Menurut sebahagian Akhli Tafsir meriwayatkan kalau calon-calon para Nabi juga Rosul di utus kealam dunia di test terlebih dahulu oleh Allah dari hal kepercayaan serta kesanggupannya membela Nabi Muhammad Saw.
Al-Qur’an Qs: Al-Imran ayat 81 :
   •                                 
“ dan (ingatlah), ketika Allah mengambil Perjanjian dari Para nabi: “Sungguh, apa saja yang aku berikan kepadamu berupa kitab dan Hikmah kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”[209]. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai Para Nabi) dan aku menjadi saksi (pula) bersama kamu”.
Hadirin yang berbahagia
Akhirnya Mari kita semua memanjatkan do’a kepada allah Swt, mudah-mudahan kita termasuk golongan Ummat Nabi Muhammad yang mau mengagungkan beliau serta mau bersyukur.
Wallohul Muafiq Ila aqmith Thariq
Wassalamu Alaikum Wr.Wb.
o
Oleh: elsa on 4 Juni 2009
at 8:25 am
Balas
17.
Nama : Kristiono
NIM : 207 400 320
Fak/Jur/Kls. : Dakwah/KPI/B
Semester : IV (Empat)
Tugas : Psikologi Dakwah
1. Ceritakan peristiwa dakwah yang menarik
tentang proses dakwah menurut psikologi dakwah!
- Peristiwa dakwah yang menarik yang pernah saya jumpai yaitu ketika saya ikut acara yang diselenggarakan oleh UPTQ (Unit Pengembangan Tilawatil Qur’an), namun dakwah ini khusus pada konteks tabligh. Pada waktu itu UPTQ menyelenggarakan PPM (Program Pengabdian Masyarakat) yang diselenggarakan di Kabupaten Subang. Pada acara puncak diadakan Tabligh Akbar dengan penceramah Bpk. KH. Abdul Hamid. Beliau menyampaikan dakwah dengan sangat menarik, sehingga mustami pun menjadi sangat antusias, karena materi yang disampaikan sangat berbobot, dan menurut saya itu hal baru yang belum perbah saya dapatkan sebelumnya. Disamping itu beliau bisa menghidupkan suasana dengan pantun-pantun dan dengan cerita-cerita yang lucu, sehingga mustami tidak bosan. Cara menyampaikan ceramah beliau sangat menguasai, seperti mimik wajah, kejelasan dalam berbicara, suara dan lain-lain serta masuk ke dalam semua kalangan karena bahasa yang digunakan mudah dipahami, sehingga komutatif.
2. Ceritakan pengalaman proses dakwah yang anda alami sendiri yang sangat menarik dan berkesan!
- Proses dakwah yang pernah saya alami dan sangat berkesan bagi saya adalah ketika mustami’nya ibu-ibu, karena ibu-ibu biasanya cenderung samangat. Waktu itu materi yang saya sampaikan tentang Al-Qur’an dan juga saya barengi dengan cara membaca, melagukan dan sebagainya. Sehingga di situ ada nilai humor yang secara otomatis. Contohnya ketika menyampaikan tentang makhorijul huruf. Mereka akan merasa kesusahan dan ketika disuruh melagukan bacaan Al-Qur’an kebanyakan pada fals, sehingga banyak yang tertawa. Di situ saya masukkan nilai-nilai yang memotivasi bahwa mencari ilmu itu seumur hidup. Jadi tidak usah malu lagi bagi yang belum bisa.
3. Buatlah pesa dakwah yang persuasif (bisa mengajak audien)
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله الذى أنزل القرآن. الصلاة و السلام على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه الذين هم سعدوا فى الجنان – أما بعد
Hadirin yang kami hormati
Semua agama memiliki kitab yang dijadikan pedoman oleh setiap umatnya. Agama Budha memiliki kitab Tripitaka. Agama Hindu memiliki kitab Weda. Agama Kristen memiliki kitab Injil. Kiat umat Islam memiliki kitab sebagai landasan dan pegangan hidup Al-Qur’anul Karim. “The principle of Qur’an wich a lone a trading can lead men to happaness”. Al-Qur’an adalah prinsip, merupakan satu-satunya pedoman yang dapat menghantarkan manusia menuju alam kebahagiaan. Demikian ungkapan Napoleon, seorang orientalis berkebangsaan Prancis.
Ungkapan tersebut mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an adalah lampu penerang hati dalam menembus lika-liku perjuangan yang panjang membentang. Al-Qur’an menjadi benteng pertahanan yang kokoh dari pesona godaan syaitan. Al-Qur’an menjadi ajimat penyelamat dari kesesatan dalam hidup dan penghidupan. Pendek kata Al-Qur’an adalah buku yang memiliki banyak keistimewaan dan kesempurnaan. Hal tersebut berdasarkan atas fungsinya yang senantiasa relevan untuk setiap situasi dan setiap zaman, untuk kebahagiaan kini di dunia hingga kelak di Yaumil Jaza. Yang pernah dijanjikan Rasulullah SAW:
اقرأ القرآن فانه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه
“Bacalah Al-Qur’an! Karena sesungguhnya Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat sebagai penolong bagi orang-orang yang mempelajari dan menaatinya”.
Kenapa dengan membaca saja menjadi syafaa’at? Karena menurut Subhi As-Shalih dari segi bahasa Al-Qur’an berasal dari kata ‘qara’, Al-Qur’an itu bentuk masdar dengan arti isim maf’ul yaitu ‘maqru’ dengan arti yang dibaca. Karena memang Al-Qur’an satu-satunya kitab suci yang paling banyak dibaca oleh seluruh manusia di belahan dunia. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai Al-Qur’an ini, maka “Kemulyaan Al-Qur’an” adalah tema yang akan kita uraikan pada kesempatan ini. Dengan landasan, surat Yunus ayat 57:
  •   ••         
Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Hadirin yang kami hormati
Para Mufassir mengatakan, Al-Qur’an itu terdiri dari 6666 ayat dan 77439 kata serta 114 surat. Lalu kenapa dengan datangnya Al-Qur’an dikatakan sebagai suatu berita yang menggembirakan bagi seluruh umat manusia? Jawabannya karena Al-Qur’an memiliki beberapa keistimewaan. Diantara keistimewaannya adalah terletak pada aspek fungsi bagi kehidupan manusia. Berdasarkan ayat tersebut Allah menginformasikan empat fungsi Al-Qur’an.
Pertama, sebagai موعظة من ربكم Al-Qur’an sebagai pelajaran dari Tuhan Yang Maha Pengajar. Berkaitan dengan hal tersebut Hujatul Islam Al-Iamamul Ghazali dalam Jawahir Al-Qur’an mengatakan, bahwa seluruh cabang ilmu pengetahuan yang terdahulu dan datang kemudian, yang telah diketahui maupun yang belum, semuanya bersumber dari Al-Qur’anul karim. Sebagai buktinya, dapat kita rasakan. Bukankah karena Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab mendorong munculnya ilmu tata bahasa yag kemudian kita kenal dengan ilmu sharaf. Karena Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa yang sangat puitis telah mendorong munculnya ilmu sastra yang kemudian kita kenal dengan ilmu balaghah. Karena Al-Qur’an banyak mengandung gaya bahasa retoris dan logika mendorong munculnya ilmu mantiq. Bahkan karena Al-Qur’an harus dibaca dengan baik dan benar disamping indah telah mendorong munculnya ilmu qira’at yang kita kenal dengan qira’at sab’ah disamping tajwidnya. Itu kemuliaan Al-Qur’an baru kita nilai dari segi bacaannya. Apalagi kalau kita analisis dari aspek isinya yang meliputi berbagai disiplin ilmu baik yang berkaitan dengan ilmu-ilmu alam seperti biologi, psikologi, sosiologi, sosial politik maupun yang berkaitan dengan ilmu-ilmu ketuhanan. Walaupun Al-Qur’an berbahasa Arab tetapi Al-Qur’an bukan khusus untuk bangsa dan suku Arab saja. Dengan bahasa Arab tersebut justru memotivasi bangsa luar arab agar mengkaji dan mendalami, menggunakan nalar dan intelektual kita demi membuka tabir rahasia yang terkandung dibalik kalam-kalam Ilahi tersebut. Hal ini ditegaskan Allah dalam surat Yunus ayat 2:
      • ••     •   ••            
Patutkah menjadi keheranan bagi manusia bahwa kami mewahyukan kepada seorang laki-laki di antara mereka: “Berilah peringatan kepada manusia dan gembirakanlah orang-orang beriman bahwa mereka mempunyai kedudukan yang Tinggi di sisi Tuhan mereka”. orang-orang kafir berkata: “Sesungguhnya orang Ini (Muhammad) benar-benar adalah tukang sihir yang nyata”.
Hadirin yang kami hormati
Itulah firman Allah yang menegaskan Al-Qur’an berfungsi sebagai pelajaran. Kemudian fungsi Al-Qur’an yang lain adalah شفاء لما فى الصدور Al-Qur’an merupakan obat penawar bagi penyakit-penyakit yang ada di dalam dada. Artinya Al-Qur’an merupakan obat penyelamat dari penyakit batin. Selama ini mungkin kita hanya mengenal penyakit itu penyakit-penyakit lahir saja. Saperti penyakit malaria, kolera, asma, sakit kepala, maupun batuk gangsa. Itu penyakit lahir yang harus kita obati. Tapi kita jangan lupa selain penyakit-penyakit tersebut terdapat penyakit yang sangat berbahaya yaitu penyakit batin, penyakit hati atau kita namakan penyakit pichis yang pengaruhnya dapat memantul pada pola sikap dan perbuatan.
Penyakit jiwa ini bisa berupa frustasi, rasa rendah diri, amnesti, yang bisa membawa aksi bunuh diri. Bagaimana cara mengobatinya? Sebagai terapi terdapat penyakit-penyakit seperti itu tiada lain kecuali dengan Al-Qur’an. Inilah yang pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah:
خير الدواء القرآن
“Sebaik-baiknya obat adalah Al-Qur’an”.
Berkaitan dengan hal tersebut Abdul Fida Muhammad ‘Ijat Muhammad Arif dalam ‘Aliz Nafsaka Bi-Qur’an mengatakan Al-Qur’an sebagai:
القرآن هو الشفاء التام من جميع الادوا القلبية والبدنية وادواء الدنيا والآخرة
“Al-Qur’an adalah obat yang sempurna dari seluruh obat hati dan badan dan obat dunia dan akhirat”.
Dengan demikian hadirin Al-Qur’an jangan hanya dijadikan hiasan semata-mata, pelengkap hadiah ulang tahun saja, tapi harus dibaca, dipahami, dan diamalkan isi-isinya. Itu hadirin resep penyakit kejiwaan yang difirmankan Allah. Karena suatu penyakit hanya akan sembuh kalau memperhatikan resep obatnya. Demikian juga penyakit hati akan sembuh kalau obatnya berupa Al-Qur’an sudah kita amalkan isi-isinya. Karena Al-Qur’an memang merupakan resep dari Allah yang memiliki berbagai penyakit sekaligus yang akan menyembuhkan penyakit. Termasuk penyakit-penyakit rakus, penyakit iri, penyakit dengki, penyakit korupsi, penyakit gengsi, maupun penyakit menghalalkan segala demi kursi, insya Allah akan sembuh jika Al-Qur’an sudah kita jadikan pedoman dalam kehidupan.
Namun jika Al-Qur’an sudah jauh dari kehidupan umat, hengkang dari hati masyarakat, kosong dari qalbu pejabat, niscaya penyaj\kit hati akan kumat, hidup begelimpang maksiat, umat akan sesat, bahkan Al-Qur’an akan melaknat baik di dunia maupun kelak di akhirat. Rasulullah pernah bersabda:
من جمل القرآن امامه قادة الى الجنة ومن جمل القرآن خلفه ساقه إلى النار
“Siapa saja yang menjadikan Al-Qur’an sebagai pejunjuk hidupnya, maka akan menghantarkan ke dalam surga. Dan siapa saja Al-Qur’an di belang kehidupan, maka ia (Al-Qur’an) akan menenggelamkannya ke dalam neraka”.
Hadirin kaum muslimin rahimatullah
Itulah fungsi Al-Qur’an yang kedua. Kemudian fungsi Al-Qur’an yang ketiga adalah sebagai وهدى “hudan” atau petunjuk perjalanan hidup manusia. Hal ini sejalan dan sejalin dengan firman Allah dalam surat al-Isra ayat 9:
       •    •     
Sesungguhnya Al Quran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,
Hadirin yang kami hormati
Pada ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa eksistensi Al-Qur’an bersifat umum tidak dikaitkan dengan kondisi, situasi, ataupun spesialisasi tertentu. Hal tersebut menunjukkan bahwa petunjuk Al-Qur’an berlaku pada setiap keadaan, waktu, tempat dan meliputi bagian bidang kajian. Seperti aqidah, akhlaq, ekonomi, budaya, sosial, politik dan lain sebagainya. Al-Qur’an merupakan petunjuk yang paling baik bagi seluruh umat manusia dalam mengatur berbagai sendi kehidupannya. Karena memang manusia diciptakan Allah, hidup di dunia untuk mengabdi kepada Allah, maka aturan yang paling tepat untuk manusia pun adalah aturan Allah yakni Al-Qur’an.
Al-Qur’an inilah yang akan bisa menjadi penyelamat hidup di dunia dan di akhirat nanti. Sabagaimana Muhammad Musthafa Al-Maraghi dalam tafsirnya mengatakan “Hudan” artinya keterangan tentang kebenaran yang dapat menyelamatkan seseorang dari kesesatan.
Sejarah Islam telah membuktikan, jika umat Islam berfikir, berucap dan bertindak sesuai petunjuk Al-Qur’an, maka kitab ini akan memperlihatkan kemampuannya untuk mengangkat derajat umat Islam selalu berada pada peringkat teratas dari umat lainnya.
Hal ini terbukti pada beberapa peristiwa perang melawan orang-orang kafir, sejak perang Uhud, perang Khandaq, bahkan hingga perang Salib di Jerussalem dan perang umat Islam Indonesia melawan tentara Belanda yang beragama Kristen. Kemenangan umat Islam tersebut bukan karena memiliki tentara dengan jumlah yang banyak, bukan karena tentaranya terlatih perang, bukan karena dilengkapi persenjataan yang modern, kemenangan perang-perang tersebut semata-mata karena ruh Al-Qur’an melembaga dalam setiap dada para mujahid, balad tentara Islam.
Namun sayang hadirin. Sebagai umat Islam sekarang ini tidak lagi memposisikan Al-Qur’an sebagai pertimbangan untuk mengetahui apa yang harus mereka kerjakan dan apa yang harus mereka percayai melainkan hanya sebagai hiasan dinding belaka. Padahal kunci segala kesuksesan adalah Al-Qur’an. Oleh karena itu kalau saudara menginginkan kekuasaan, menginginkan menaklukan alam semesta, serta menginginkan bertemu dengan Allah SWT. Al-Qur’an akan mampu menghantarkannya.
Namun Al-Qur’an memang laksana lautan dan kita hanya mungkin mampu mengambil dua tetes air dari padanya. Padahal ia mampu memberikan air sebanyak lautan itu sendiri. Maka untuk lebih banyak mengambil airnya itu dibutuhkan alat. Dan alatnya adalah belajar, belajar dan belajar Al-Qur’an.
Hadirin yang kami hormati
Kemudian fungsi Al-Qur’an yang keempat adalah rahmat bagi orang-orang yang beriman. Rahmat ini adalah buah hasil yang diperoleh kaum muslimin dari petunjuk yang telah diadopsi dari Al-Qur’an, sehingga kita semakin beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan memantulkan perilaku sebagai rahmat bagi seluruh alam. Tetapi sebelumnya marilah kita renungkan, apakah rahmat Allah telah kita miliki atau belum? Sebagai jawabannya terdapat pada hati kita masing-masing. Apabila ucapan kita lebih banyak digunakan untuk menasehati orang lain, pendengaran kita lebih banyak mendengarkan ayat-ayat Allah, dan hidup kita lebih banyak manfaatnya bagi orang lain. Berarti kita termasuk insan yang dapat mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Amin.
Dengan demikian dari uraian ini dapat disimpulkan, bahwa Al-Qur’an merupakan kitab teristimewa, kitab penasehat, penunjuk dan rahmat bagi segenap lapisan umat. Oleh karena itu marilah kita imani, kita kaji, kita amalkan, dan kita dakwahkan Al-Qur’an ini agar membumi di tengah-tengah kehidupan kita, sehingga ruhnya menerangi kehidupan hingga kita tidak terjebak kedalam kesesatan. Amin. Itulah yang dapat kami sampaikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
o
Oleh: kristiono on 4 Juni 2009
at 11:55 am
Balas
18.
1. MENDENGARKAN DAKWAH DENGAN WAYANG
Mendengar memang hal yang paling mengasyikan dan ringan. Tak perlu bingung mencari materi atau referensi kita sudah dapat ilmu dari apa yang kita dengar. Mendengarkan berta misalnya, banyak informasi-informasi yang bisa kita ambil. Jangankan berita, mendengarkan lagu-lagu islami pun banyak hal positif yang bisa kita ambil.
Berikut sedikit pengalaman saya memang saat mendengarkan ceramah lewat kesenian tradisional wayang golek. Sekilas memang terdengar kolot, tapi itulah pengalaman mendengarkan ceramah yang menurut saya menarik untuk di ceritakan. Karena lewat wayang golek kita banyak dapat falsapah-falsapah hidup khususnya tentang agama. Seperti yang kita tahu gaya berdakwah seperti inipun dilakukan oleh salah satu wali songo kita yaitu senan giri yang melakukan dakwahnya dengan menggunakan kesenian ini yaitu wayang golek.
Salah satu wayang pavorit saya adalah cepot (sastra jingga) dengan dalang KH. Asep Sunandar. Jika teman-teman semua sering mendengarkan radio atau menonton stasiun TV lokal di malam hari pasti selalu ada tayangan wayang golek. Yang di dalamnya tentu saja berdakwah.di balut dengan candaan khas sunda, tentu saja membuat banyak orang ingin mendengarnya khususnya masyarakat sunda. Bahkan tidak dari kalangan dewasa saja, para remaja pun senang dengan dakwah yang di sampaikan oleh wayang golek. Contoh kecilnya saya. Meskipun terhitung muda, saya menggemari wayang golek.
Banyak hal yang bisa saya ingat saat mendengarkan wayang. Salah satunya karakter semar , walaupun mempunyai fisik yang tidak sempurna tetapi mempunyai sifat yang sabar, tegas, dan yang pasti berjiwa kepemimpinan karena sebenarnya beliau seorang Sanghiang Ismaya. Dan salah satu karakter semar yang sering di sebut cepot adalah “nyumput buni di nu caang, nemrak bari teu ka tembong”. Artinya meskipun semar mem punyai badan gemuk dan hitam, tapi dia mempunyai muka berwarna putih yang menandakan beliau mempunya hati yang bersih. Dada juga beberapa falsapah yang selalu saya ingat adala “ caringcing pageuh kancing, saringset pageuk iket” yang artinya teguh pendirian. Falsafah yang sebenarnya ringan tapi penting untuk di ingat dan di amalkan . selain itu “sepi ing pamrih, rame ing gawe “ yang mengingatkan kita untuk ikhlas dalam melakukan sesuatu tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Sepertinya , secara psikologi dakwah dalangpun sudah mengerti apa yang ada di dalam kehidupan. Perwayangan seperti sebuah kehidupan manusia di dunia. Ada dalang dalam perwayangan dan ada sang khalik yang mengatur kehidupan manusia. Cerita wayang golek pun mencerminkan kehidupan manusia, dimana ada tokoh baik, tokoh jahat, sebuah keluarga dll. Yang di dalam ceritanya selalu mengandung pesan bagi setiap masyarakat yang mendengar atau menontonnya. bagi siapa saja yang mendengarkannya, mad’u seolah terkena sasaran karena di hadapkan dengan sebuah potret kehidupan . pesan rmoral dan falsapah hidup juga tuntunan agama yang di sajikan wayang golek secara ringan tapi berat membuat mad’u selalu mengingat akan pesan itu.
2. BERDAKWAH DENGAN BAHASA INGGRIS
Pengalaman berdakwah yng saya alami itu saat saya duduk di bangku SMP. Waktu itu saya tinggal di sebuah pesantren modern yang biasa menggunakan percakapan dengan dua bahasa yaitu bahasa arab dan inggris. Setiap minggunya setiap santri harus membuat pidato 3bahasa yaitu bahasa arab, inggris, dan indonesia dan yang paling saya suka adalan saat berceramah dengan bahasa inggris. Karena bagi saya itu adalah tantangan.
Waktu itu saya berpidato dengan bahasa inggris yang berjudul “hipokrit” yang dalam bahasa indonesia adalah orang munafik. Beribu cara yang saya lakukan untuk bisa merangkai materi itu dengan bahasa inggris. Saya mencoba menjelaskan ciri-ciri orang yang munafik dan menjelaskannya secara detail tentunya dengan bahasa inggris .apapun kesulitannya saya mencoba membuat materi idato itu sempurna. Mulai dari vocab sampai gramar pun saya pelajari dengan baik.
Sampailah saatnya “its my turn to speech infront of audiences”. Sedikit nervous sih,,, tapi saya harus tetap naik ke panggung dan coba berceramah dengan bahasa yang saya senangi. Tidak gampang memang berceramah dengan bahasa inggris . banyak yang harus di perhatikan termasuk pronouncation yang umumnya lidah orang indonesia berbeda dengan orang inggris. Sampai di akhir pidato “ forgive me for my mistakes , finally, just remember what the rules of the creater. And the last i say wassalam,,,”. Itulah sedikit penutup yang saya lontarkan pada saat pidato.
Tak banyak yang saya sampaikan pada saat ceramah bahasa inggris itu. harapan saya, ada manfaat yang bisa di petik dari materi yang saya buat. Dan berharap mad’u pun mengerti apa itu munafik dan mereka sadar Allah membenci orang-orang munafik yang tau tapi tidak mau tau, yang mengerti tapi pura-pura tak mengerti . dan berharap perubahan akan terjadi pada setiap mad’u yang merasa dirinya munafik.
Nyatanya, no body’s understand what i mean. Tepuk tangan demi tepuk tangan hanya sebatas penghargaan karena gaya ceramah saya sudah seperti orang inggirs itu penilaian mereka yang notabennya jg belum terlalu paham bahasa inggris. Ternyata tujuan dan harapan saya bisa mengajak mereka berubah dan lebih baik itu semua nihil.pada kenyataannya, di antara mereka tidak ada yang mengerti dengan apa saya sampaikan. Secara fsikologi dakwah mungkin saya kurang mengerti keadaan mad’u jika tujuan saya ingin mengajak mereka berubah Dan mengerti dengan apa yang saya ucapkan. Pada akhirnya ini semua adalah sebah pembelajaran bagi saya jika suatu hari saya menjadi da’i di luar negeri. Amien…..
3. KTP BUKAN ISLAM, ISLAM BUKAN KTP
Assalamualaikum Wr.Wb.
Saudara-saudara sekalian yang saya muliakan…
Sungguh Suatu anugerah yang sangat besar saat kita di beri kesempatan untuk tetap bisa bernafas sampai detik ini. Dan di lahirkan di lingkungan yang baik dengan dalam keadaan islam.alhamdulillah tsumma alhamdulillah.
Hadirin,,,
Tidak sedikit kita temukan status agama warga di indonesia ini adalah islam. Tapi apakah sebuah KTP yang menuliskan bahwa dia itu islam menjamin perilakunya juga islam??? Itu adalah sebuah pertanyaan besar yang mungkin sebagian dari kita sudah sanggup untuk menjawabnya???kenyataannya KTP bukan suatu jaminan seseorang itu muslim, meskipun secara redaksi KTP nya dia seorang muslim.
Kita perlu membahas sedikit tentang pengertian apa itu islam . islam berasal dari kata aslama-yuslimu-islaamam, yang artinya adalah selamat. Lalu apa itu muslim. Berarti muslim itu adalah orang-orang yang selamat. Siapakah orang-orang yang selama? Ialah orang-orang yang senantiasa mengikuti aturan-aturan yang di buat Allah. Untuk itu orang yang tidak mau mengikuti aturan Allah, mereka itulah orang-orang yang tidak selamat.
Orang-orang yang ingin selamat di dunia maupun di akhirat nanti, mereka akan senantiasa mentaati peraturan Allah. Untuk itu mereka tidak mungkin melakukan hal-hal yang bisa menjerumuskan mereka kedalam api neraka. Bisa kita lihat realitasnya, muslim di indonesia hanya KTP. Perampokan, pemerkosaan, penculikan penganiayaan. Karena apalagi klu bukan karena mereka kehilangan moral dan tak punya jati diri sebagai seorang muslim. Bahkan di era globalisasi ini manusia berbondong-bodong mengejar dunia, padalah mereka sudah berpijak di atas dunia. Dalam artian demi kepuasan duniawi korupsi pun rela mereka lakoni. Dimana lagi status mereka kalau bukan hanya di KTP?????
Hadirin,,,
Pertanyaannya adalah apakah kita mau seperti mereka?? Tentunya tidak! Saya yakin siapapun makhluk hidup di dunia ini ingin selamat dunia akhirat. Untuk itu kita masih punya banyak kesempatan untuk memperbaiki semuanya sebelum terlambat. Benahi diri kita dengan kenali Allah maka kita akan mengenal diri kita “man arafallahu arafa nafsahu”. Senantiasa introspeksi diri dan memohon ampun kepada Allah. Tentu saja kita tidak mau di sebut hanya islam KTP bukan? Terang saja beda. Islam itu agama, sedang KTP itu kartu pengenal.
Alhamdullilah hanya itu yang bisa saya sampaikan.Kurang lebih saya mohom maaf.
wasssalamualaikum Wr.Wb.
.
o
Oleh: YUPITRIANI on 7 Juni 2009
at 7:43 am
Balas
19.
Nama: Mohamad rifki
Fak dan jur: dakwah dan komunikasi
Semester: IV
Nim: 207 400 328
1. peristiwa dakwah orang lain dari segi jiwanya dan kelebihannya.
Ketika ku melangkahkan kaki untuk ibadah jum’at dalam ahtiku sangat menggebu-gebu sekali, karena orang yang akan khutbah jum’at adalah orang yang sering kutunggu-tunggu, ia bernama Ust. Endang ketika itu khutbahnya pun dimulai semua orang terdiam dan semua perhatian semua mad’u terpampang pada khotib, karena ketika Ust. Endang khutbah tak seorang pun yang tidur, ngobrol, bahkan anak-anak pun semuanya terdiam tidak seperti biasanya pada ribut. Karena ketika Ust. Endang sudah ceramah ia bagaikan singa di podium. Suaranya yang menggelegar dan kepiaweiannya dalam mengatur intonasi, rendah, midle, tinggi sehingga orang tidak jenuh mendengarkannya. Dari segi gerakan mim ik mukanya, gerakan tangannya, dan semua gerakan tubuhnya itu dinamis, terus statis dengan seiramanya intonasi suara yang dilafalkan dan menjelma menjadi kata-kata dan pesan bagi mad’unya. Dan ditambah dengan topik yang selalu menarik dan orisinal, sehingga teks itu menjadi kontek dan mudah untuk dipahami, ini merepresentasikan bahwa begitu sudah matanganya ia secara kejiwaannya, sebab ketika Ust. Endang sudah kepodium dan menyampaikan pidatonya seolah tempat itu telah dikuasai olehnya dan mad’unya pun seolah tersihir dan terpesona pada kepiaweiannya berpidato. Suaranya membuncah memecah udara, namun ketika sudah tertanam pada hati para mad’u seolah ucapan itu merangkai menjadi sebuah makna dalam hati mad’u yang tak bertulang. Ini bagi saya merupakan kelebihan darinya diantara khotib yang lain dan juga menjadi nilai lebih bagi saya dan juga menjadi sebuah kebanggaan bagi saya ketika sudah mendengarkan pidatonya, karena dengannya dan juga petunjuk dari-Nya aku mendapatkan pencerahan baru ketika aku melangkahkan kaki untuk pulang kerumah kembali.
2. Proses dakwah yang saya alami yang paling berkesan
ketika itu aku berduduk diam dalam kesunyian malam pada bulan ramadhan serentak ada suara kaki melangkah memecah kesunyian dalam hening ku. Suara kaki itu lama kelamaan semakin mendekat, ternyata langkah kaki itu menuju kerumahku tiba-tiba ada sesososk manusia, ternyata ia adalah temanku kemudian ia menghampiriku sambil dengan bibir tersenyun padaku. Dan setelah itu ia mengucapkan salam dan ku jawab dengan wa’alaikum salaam selayaknya muslim pada mislim. Ki, ia berkata. Ini ada surat undangan dari ikatan remaja mesjid kami di masjid Al-Huda, surat undangan apa sahutku, ia menjawab, ini surat kebersediaan untuk menjadi penceramah kuliah subuh di masjid Al-Huda besok. Oh begitu sahutku. Bisakah ki besok ngisi kuliah subuh, insya Allah aku bisa. Singkat cerita ayam berkokok dan adzan pun berkumandang, aku segera melangkahkan kaki untuk segera menuju masjid Al-Huda sekalian Shalat disana agar temanku yang kemarin kesini tidak menunggu.
Waktunyapun tiba aku untuk berceramah kuliah subuh, kedatanganku kesana sangat dihargai sekali oleh teman-teman yang lain dan ketika aku berceramah pun mereka semuanya begitu denga khusu memperhatikan dengan baik. Eksistensiku disana seolah benar-benar dihargai oleh mereka (para pendengar) dan muka-muka mereka yang ramah tamah itu membuat kesan damai dan juga membuat aku tidak canggung sehingga ceramah pun berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada rasa gemetar seolah suasana damai itu telah mereka bangun dengan sendirinya. Sehingga keramah tamhan mereka membuat jiwaku merasa tenang dalam menyampaikan materi khutbah. Itu benar-benar sebuah pengalaman paling berkesan khususnya bagiku ketika berceramah di tempat yang bagiku cukup asing dan kurang akrab, tapi dengan keramahan mereka malah aku balik belajar pada mereka, bahwa merekalah yang sudah memprakteka apa isi dari materi khutbahku yaitu mengenai “etika kepada sesama umat islam” seolah teori itu sudah menjelma pada keseharian hidup mereka . Amin…
3. pesan dakwah persuasif
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
Sebelum saya melanjutkan apa yang akan saya sampaikan, terlebih dahulu marilah bersama-sama kita panjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah awt, Tuhan sekalian alam, pelindung dan pemberi rizeki bagi seluruh ciptaan-Nya. Semoga Shalawat dan salam tetap dianugrah kan kepada panutan umat manusia, Nabi Muhammad saw, serta kepada para sahabatnya dan orang-orang beriman dimanapun mereka berada.
Saya sangat berbahagia sekali dapat hadir ditengah hadirin yang dicintai oleh Allah swt, insyaallah pada kesempatan ini saya akan berbicara mengenai:
Tangis Dan Tawa Mengirimgi Kematian
Kemarin dalah kenangan. Hari ini adalah amalan. Hari esok adalah kematian
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun
Setiap yang berjiwa akan meninggal, segala adalah milik-Nya, dan segala bakal kembali kepada-Nya.
Kematian adalah nyanyian sunyi. Kematian adalah kesendirian. Bahkan kematian adalah kengerian yang tak pernah terbayangkan. Bagaimana mungkin kita bisa membayangkan kematian. Ketika kita tidak pernah merasakan?
Begitu banyak orang takut pada kematian. Di karenakan tak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi. Sebagian lagi takut kepada rasa sakit akibat terlepasnya jiwa dari badan yang konon tak terperikan rasanya. Sebagianya lagi takut karena kematian bakal memisahkan ia dari segala yang dimiliki dan dicintainya selama hidup di dunia.
Kematian juga dipersepsi sebagai akhir dari segala-galanya. Akhir dari eksistensi kemanusiaan yang telah diburu dengan gelap mata. Membabi buta. Mengorbankan semuanya. Terutama mereka yang begitu cinta dunia.
Kematian adalah harapan bagi orang yang putus asa. Kematian adalah kerinduan bagi para pencinta kehidupan yang lebih baik. Kematian adalah air segar di balik fatamorgana dunia. Kematian adalah jalan lapang menuju taman-taman surga yang membahagiakan. Kematian adalah pintu-pintu gerbang yang terbuka lebar menyongsong datangnya tamu-tamu Allah yang ingin bertemu dan kembali kepada-Nya..
Kematian adalah hakim yang paling telenges dalam kehidupan. Tak ada yang bisa menawar. Atau pun sekedar membantah. Tak peduli apakah sese orang sudah siap untuk mati, ataupun sama sekali belum. Tak ada tawar menawar dalam hal ini. Tak ada suap menyuap. Apalagi peluang untuk melakukan korupsi. Kematian adalah sebuah kepastian diantara selaksa ketidakpastian peristiwa kehidupan silakan berkata dan bersikap apa saja, kematian akan tetap pada pendiriannya. Tak peduli, apakah kematian bakal meningalkan keluarga yang menderita. Anak-anak yang masih kecil dan butuh perhatian. Isteri yang tak berdaya menafkahi keluarga. Orang tua yang meraung-raung kehilangan tulang punggung keluarga
Atau, barangkali malah meninggalkan senyum dan tawa, karena yang amti adalah penjahat dan pengacau ketentraman masyarakat. Kepergiannya, malah melegakkan semua orang. Bahkan isteri dan anak-anak yang selama ini terzalimi. Oh, kematian tak peduli semua itu tugsnya hanya memisahkan jiwa dan raga manusia. Menghancurkan raganya, membetot jiwanya dan melemparkan sang jiwa ke alam barzah dalam dimensi yang berbeda. Tangis dan tawa tak berpengaruh apa-apa pada sang jenazah ataupun jiwa yang terlepas. Bukan berarti kalau orang yang ditinggalkannya sedih, sang jiwa yang lepas dari badan itu juga sedih, atau kalau yang ditinggalkan tertawa, lantas sang jiwa juga ikut tertawa.
Ataupun sebaliknya, karena yang ditinggalkannya sedih, naka yang mati jadi senang- merasa di sayang. Dan, jika yang ditinggal senang, sang jiwa lantas sedih karena merasa dibenci. Ah, tidak ada pengaruhnya. Jiwa yang terlepas dari badan sudah sibuk dengan kesibukannya sendiri. Sang jiwa terbelalak menyaksikan dalam barzakh yang belum pernah dilihatnya. Apalagi berhadapan dengan malaikat pada saat sakaratul maut bukan main menakutkannya. Khususnya bagi orang-orang yang zalim.
QS. Al-An’aam (6): 93
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang zalim dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):”Keluarkanlah nyawamu”…
Maka, tangis dan tawa lebih bermakna bagi orang-orang yang ditinggalkan. Bukan pada yang meninggal. Tangis yang berlebihan pada orang-orang yang ditinggalkan dilarang oleh Rasulullah karena itu menunjukkan betapa kita tidak beriman dan bertakwa kepada Allah dengan baik. Cengeng dan egois. Coba tanyakan pada diri sendiri, kenapa kita menangis pada saat ditinggal mati orang yang kita cintai. Apakah karena kasihan pada yang mati ataukah kasihan pada diri sendiri/ kebanyakan jawabannya adalah, karena kasihan pada diri sendiri. Merasa kehilangan takut hidup sendiri tanpa kawan. Takut tidak ada yang menafkahi. Kecewa karena kebahagiannya terputus, yang berorientasi pada diri sendiri. Bukan pada yang mati.
Padahal, boleh jadi kematian itu sebenarnya bermakana pembebasan bagi yang meninggal. Misalnya karena ia sakit keras selama bertahun-tahun. Atu hidupnya selalu menderita dan teraniaya. Atau, memang tugas hidupnya sudah selesai. Anak-anaknya sudah dewasa, berkeluarga, sukse semua. Karya-karyanya sangat banyak dan membawa manfaat buat manusia disekitarnya. Maka, sudah sepatutnya ia kembali kepada sang pencipta. Apa yang perlu kita tangisi? Ini seperti yang terjadi pada Rasulullah saw. Ketika haji wada Nabi Muhammad menerima wahyu terakhir. Beliau sudah tahu, bahwa tugas beliau sudah berakhir. Maka, beliau menjadikan momentum haji itu sebagai perpisahan dengan para sahabat, sambil membacakan wahyu itu.
QS. Al-Maa-idah (5): 3
Pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah kucukupkan bagimu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu…
Abu Bakar halus perasaanya, menangkap sinyal bahwa Rasululah bakal wafat tidak lama lagi, karena tugas beliau sudah selesai. Karena itu ketika beberapa bulan kemudian Rasulullah benar-benar wafat. Abu Bakar termasuk yang sudah siap secara mental. Ia menitikan air mata karena merasa sedih atas perpisahan itu. Ia kehilangan seorang sahabat yang demikian dicintainya, yang selama bertahun-tahun merasakan suka duka bersama. Ia juga kehilangan menantu, karena Rasul adalah suami anaknya ‘Aisyah. Dan yang menyesakkan dadanya adalam, umat telah kehilangan seorang nabi yang demikian agung dan berbudi mulia, yang sangat perhatian pada umatnya. Membimbing mereka untuk keluar dari kezaliman dan kebodohan peradaban. Menjadi tempat bertanya dan solusi atas berbagai persoalan umat.
Berbeda dengan Umar bin Khatab. Ia sangat terkejut dan terpukul mendengar berita wafatnya Rasulullah. Bahkan sempat marah. Dan bakal membunuh siapa saja yang mengatakan Rasulullah telah wafat. Ia shock dan tidak siap mental untuk ditinggal Rasulullah. Orang yang sangat dihormati dan dimuliakannya. Maka Abu Bakar lantas mendekatinya sambil membacakan firman Allah berikut ini:
QS. Ali-Imran (3): 144
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah jika ia wafat atau di bunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik kebelakang, maka ia tidaj dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-oarang yang bersyukur.
Ya, tangis dan tawa seringkali mengiring kematian. Ada yang merasa sedih atas kematian orang yang dicintainya, ataupun gembira atas kematian orang yang dibencinya. Tentu bukanlah sikap yang baik, merasa gembira tas kematian seseorang, meskipun ia orang yang sangat tersesat dari jalan kebenaran. Dan bakal memperoleh azab dari-Nya. Demikian pula bukan sikap yang egoistik yang mendasari sikap kita terhadap kematian seseorang, melainkan rasa kasih sayang kepadanya. Bukan tangis yang berlebihan yang harus kita tunjukan saat-saat orang yang kita cintai meninggal dunia. Melainkan keikhlasan terhadap kehendak Allah sang Penguasa kehidupan. Apalagi, jika tangis kita itu disebabkan oleh rasa takut dan khawatir akan kehidupan kita selanjutnya. Itu menunjukkan kita tidak bertawakal kepada Allah yang maha Berkuasa dan Maha Menyayangi. Relakanlah kepergiannya. Relakan kematiannya, teriring do’a kepada Allah agar Dia mengampuni dosa-dosa dan segala kekhilafahannya. Dan kemudian membalas amal kebaikannya berlipat ganda
Saya cukupkan penbicaraan ini sampai disini. Terima kasih atas perhatiaanya dan saya mohon maaf atas segala kekhilafan.
3.
Assalamualaikum WR. WB
Allhamdulillah puji syukur mari kita panjatkan pada ilahi rabbi yang mana telah memberikan nikmat yang tak terhitung jumlahnya.
Shalawat beserta salam tak lupa kita panjatkan pada baginda nabi besar Muhammad SAW.
Pada kesempatan yang berbahagia ini kita semua dapat berkumpul serta bermuwajahah di haflah yang penuh barokah ini amin ya robb…
Hadirin yang di mulyakan Allah..
Sadarkah anda dengan moral hasanah yang sudah mulai terkikis oleh anak-anak kita sendiri yang nantinya merusak nama keluarga ?
Sadarkah anda dengan etika thoyibah yang kini tak dihiraukan oleh penerus bangsa ini yang entah beberapa tahun kedepan akan menghancurkan bangsa ini?
Sadarkah anda dengan adab-adaban bangsa timur yang terkenal dengan gema ripah loh jinawi nya kini mulai tak Nampak lagi dipermukaan bangsa ini sehingga hilanglah image oriental yang selama ini jadi kebanggaan kita ?
Ironis memang ketika kita menyadarinya setelah semuanya telah terjadi, maka dari itu insya Allah pada kesempatan yang berbahagia ini berdirinya saya disini bukan untuk memamerkan baju saya yang bagus, jilbab saya yang baru, atau sandal saya yang lucu tapi tentu saja untuk mengajak anda semua untuk sama-sama membenahi ahklak kita yang tidak sadari telah pudar dari akhlakulkarimah…
Allah berfirman dalam surat Shad ayat 46 , hud ayat 1,
Sudah menjadi sunnatullah ketika kita mengajak pada kebaikan selalu saja ada aral melintang, seperti orang-orang inkar yang sulit diajak untuk menuju jalan yang lurus kembali. Maka dari itu kita sebagai umat islam tidak boleh jera untuk selalu mengingatkan untuk orang-orang yang akhlak nya mulai tidak sesuai dengan akhlakulkarimah, Allah berfirman dalam surat Al-maidah ayat 58
Dan sekalipun bangsa kita yang sudah terkontaminasi oleh bangsa oleh bangsa barat ingatlah para hadirin jangan sampai menghilangkan adat dan budaya oriental kita karena bagai manapun Allah telah menyatakan dalam Al-Quran dalam surat Ar-rum 22
Yang saya tekankan disini bahwa jangan sampai akhlak karimah yang telah di bina dan dibudayakan oleh oleh leluhur para alim ulama oriental itu sampai terkikis hanya karena terkontaminasi budaya barat.
Ingat para hadirin yang dimulyakan Allah . . .
Kita harus ingat misi rosullallah Muhammad SAW yang harus kita sukseskan yaitu bahwa beliau di utus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak.
Salah satu contoh akhlak mahmudah yang akan saya bahas adalah husnudzon atau berbaik sangka,
Alkisah disuatu desa ditanah arab sana ada satu keluarga yang mempunyai anak laki-laki yang lumpuh, simgkat cerita kedua orang tua si anak telah mencari tabib atau dokter ke seluruh daerah hingga pelosok, tapi malangnya mereka tak menemukan seorang tabib pun yang bisamenyembuhkan lumpuh si anak, selang beberapa minggu ada segerombol rampok yang menyamar sebagai musafir muslim yang datang dari jauh untuk menginap dirumah keluarga tersebut, dengan senang hati dan tanpa rasa curiga apalagi su’udzon, mereka mempersilahkan para rampok yang menyamar sebagai musafir itu untuk bermalam dirumah mereka, si bapak dari anak yang lumpuh itu meminta kepada gerombolan orang itu untuk mendoakan anaknya yang lumpuh agar dapat berjalan kembali, supaya gerombolan itu tidak dikatahui identitas yang sebenarnya mereka berpura-pura mendoakan anak tersebut pada malam hari kemudian anak itu diberi air minum oleh salah satu ketua gerombolan itu yang mengaku sebagai ulama, subhanallah . . . keesokan harinya anak tersebut bisa berjalan kembali, dan keluarga itupun amat sangat berterima kasih pada gerombolan perampok yang menyamar sebagai musafir muslim itu dan akhirnya gerombolan musafir itu serempak masuk islam dan menjadi muallaf.
Hadirin yang dimulyakan Allah . . .
Bagai mana setelah mendengar kisah ini ??? mudah-mudahan anda semua bisa meneladani dari akhlak yang saya kisahkan tadi.
Hadirin yang dimulyakan Allah. . .
Sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan dan saya utarakan namun akhirnya waktu yang harus mengakhiri perjumpaan kita.
Hadirin yang dimulyakan Allah . . .
Mari kita sama-sama membangun akhlakulkarimah, akhlak harapan bangsa dan agama dimulai, dari diri sendiri, dan mulai sekarang juga.
Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan bermanfaat umumnya untuk anda semua khususnya bagi saya pribadi, karena manusia tidak luput dari salah dan lupa, oleh karena itu mohon maaf bila ada redaksi yang salah dan kurang berkenan dihati anda semua.
Terimakasih atas perhatian nya akhirul kalam
Billahittaufiq walhidayah wassalamualaikum wr. wb
3. materi ceramaH

Assalamualaikum wr.wb.
Hadirin yang berbahagia!
Emha Ainun Nadjib mengatakan bahwa manusia disebut sebagai masterpiece ciptaan Tuhan yang memiliki posisi paling unik. Sejauh yang di introdusir Al-Quran, manusia berulang kali di angkat derajatnya, tetapi berulang kali pula direndahkan. Manusia dihargai sebagai makhluk yang sanggup menaklukan alam, namun kedudukan mereka juga bisa merosot menjadi paling rendah dari segala yang paling rendah. Dengan demikian manusialah sendiri yang menentukan sikap dan nasib akhir mereka sendiri.
Sebagaimana Murtadlo Muthahhari mengatakan, manusialah yang harus membentuk diri mereka sendiri. Persyaratan awal untuk sampai kearah itu adalah keyakinan. Sebab, keyakinan merupakan langkah dasar menuju kealiman, amal shaleh, dan bekerja keras di jalan Allah.
Hadirin..Ungkapan tersebut harus menjadi pemacu dan motivator supaya menjadikan seluruh umat manusia untuk menjaga, mengolah, membangun, dan memfungsikan disertai pengembangan potensi-potensi kita, agar posisi kita terhormat, mulia, dan pantas untuk dibangggakan.
Sebab, bila tidak, bukan saja potensi tidak akan bermanfaat namun harkat kita menjadi manusia pun akan jatuh, terhina, terendah, bahkan terbelakang.
Dengan demikian, “ Menjunjung Tinggi Harkat Kemanusiaan” adalah tema yang akan kita bahas bersama. Dengan ayat rujukan Q.S. Al-Isra: 70
“Dan sesungguhnya Kami telah muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratn dan di lautan. Kami beri rizki yang baik-baik. Dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”
Hadirin..Bila kita kaji ayat ini terdapat dua kalimat yang mengisyaratkan tentang tinnginya martabat manusia, yaitu “Kami telah muliakan anak-anak Adam atas makhluk-makhluk lainnya”. Dan kalimat “Dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan”.
Namun, sayang sekali hadirin, betapa banyak orang yang tidak menyadari keunggulan dirinya, sehingga tidak pandai memanfaatkannya bahkan tidak jarang yang merelakan martabatnya sebagai manusia hancur dan tidak berguna.
Bukankah kita adlah makhluk yang paling sempurna di muka bumi ini, di beri raga yang sempurna, pemikiran yang hebat untuk digunakan sedangkan yang lain tidak? Bukankah kita punya hati, rasa dan potensi-potensi sebagai symbol luhurnya harkat manusia?
Jika kita menjunjung tinggi, menjaganya dengan mengolah dan membangun dengan pengembangan potensi-potensi yang dimiliki, maka akan sanggup mengantarkan kita meniti menuju makhluk tuhan yang paling terhormat, tertinggi, terbaik, terhebat, dan pantas untuk dibanggakan.
Sebaliknya, kalau kita mengabaikan, menyia-nyiakan, melecehkan apalagi menyalahgunakan potensi-potensi itu, kita akan terjerumus menjadi manusia terhina, terendah, terburuk, terjelek, bahkan bisa lebih rendah dari binatang. Hal ini telah disindir oleh Allah dalam Q.S At-Tiin: 4-6
“Sungguh kami telah menciptakan sebaik-baik manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian kami kembalikan dia kepada kedududkan yang paling rendah kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bagi mereka pahala yang tidak terhitung”.
Hadirin…Dalam ayat tadi Allah menejelaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk dan raga yang begitu indah. Allah menjatuhkan manusia pada tempat yang paling rendah. Kehinaan ini disebabkan oleh manusia itu sendiri yang disindir oleh Allah dalam kalimat “Qaliilan min ‘ibaadii syakuur” karena tidak pandai bersyukur kepadaNyas, karena manusia tidakmemanfaatkan karunia Allah, tidak mau memfungsikan dan memberdayakan pemberian Allah, sebaliknya yang dilakukan hanya pelanggaran-pelanggaran terhadap aturan Allah, yang ditakuti hanya selera nafsunya, yang dimunculkan hanya sifat buruknya.
Prilaku-prilaku ini hadirin, yang akan membawa kehancuran, dan kemerosotan akhlak. Namun, tidak semua akan mengalami kerendahan martabatnya, Allah memberikan pengecualian: “kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh”
Dengan demikian, orang yang akan mampu menjaga, dan menjunjung tinggi harakat kemanusiaan adalah yang memiliki keimanan dan amal shaleh. Fungsi dari keimanan adalh sebagai landasan moral dan untuk mengimbangi otoritas intelektual.
Sebab, meskipun kita berotak cerdas, berwawasan luas, jika tida dibarengi dengan keimanan hanya akan tumbuh menjadi manusia hina, biadab, tak bermoral, berakhlak bejat bahkan bisa lebih jahat dari tajamnya pedang.
Murtadla muthahari mengatakan ” Iptek yang ada pada orang yang tidak beriman bagaikan sebilah pisau ditangan orang gila, dia bisa menebasknnya kemana dia mau”. Maka orang berilmu, tidak beriman bisa membunuh, menipu, merampok, dan melakukan korupsi.
Sebaliknya, bila dibarengi dengan iman, pekerjaan yang dilakukannya, jabatan yang dipikulnya, kami yakin akan membawa kemaslahatan bukan kemadharatn, membawa kesejahteraan bukan kesengsaraan yang sedang Negara kita hadapi. Bukan kehancuran akan tetapi kemajuan yang membawa ketentraman.
Selain iman, manusia pun harus melakukan amal shaleh atau dalam istilah kita bekerja adalah refleksi dari keimanan. Sebab, hanya dengan bekerja kita bisa berguna, hanya dengan bekerja kita bisa mengukir prestasi, denngan berkarya kita kan menjadi manusia yang unggul, kompetitif, prestatif dan patut untuk dibanggakan, dengan berbuat kita bisa menjinjung tinggi harkat dan martabat manusia.
Karena itulah, kita boleh bersikap santai, lemah, bersikap dan menanti , menangguhkan langkah, menunggu dan menunggu. Namun kita harus semangat untuk bekerja dan berusaha, bermental optimis, kreatif, selektif dan inovatif. Kita harus ingat “Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”.
Rasul menegaskan ”bekerjalah untuk duniamu seakan kau akan hidup selamanya, dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah kau akan mati esok”,
ungkapan ini memotivasi kita untuk bekerja keras. Menegakkan dinamisme, menghidupkan idelisme, mengembangkan optimisme dan menyabarkan antusiasme berjuang.
Hadirin..Dengan demikian urian tadi dapat disimpulkan, walaupun manusia diberi kesemppurnaan dalam fisik ataupun berfikir cemerlang, namun akan terjungkir menjadi mahluk paling rendah, paling hina, apabila hanya mengikuti hawa nafsunya dengan melakukan pelanggaran-pelanggaran dan menebarkan sifat-sifat yang merusak.
Oleh karena itu kita harus menjungjung tinggi harkat dan martabat kita sebagai manusia dengan meningkatkan keimanan, selalu bekerja dan menghasilkan karya yang positifdemi diri sendiri, masyarakat bahkan untuk bangsa dan agama.
Wallahul muwafieq illa aqwa mithaarieq
Wassalamualakikum wr.wb.
.


BERHARAP ALKAUTSAR DARI ALLAH

Hadirin yang dirahmati Allah,
Apabila saya menanyakan kepada saudara sekalian, surat apa yang terpendek dalam Al-Qur’an? Maka saya yakin jawaban saudara sekalian pasti tidaklah jauh dari Surat Al-Ikhlas, Al-Kautsar, An-‘Ashr. Tapi pernahkah kita memikirkan apakah mukjizat Al-Qur’an berlaku pada surat pendek tersebut? Mana diantara ketiga surat tersebut yang merupakan surat terpendek? Kepada siapa sebenarnya surat itu ditujukan dan untuk apa? Apa arti dari nama surat tersebut? Bagaimana asbabun nuzul dan kronologis turunya surat tersebut? Pada kesempatan yang berbahagia ini Insya Allah saya akan menjawab dan membahas pertanyaan tersebut.
Hadirin yang berbahagia,
Surat Al-Kautsar merupakan surat yang terpendek dalam Al-Qur’an yang hanya terdiri dari tiga ayat bersama dua surat lainnya, yaitu surat An-Ikhlas dan surat Al-Ashr. Namun susunan kalimat surat ini jelas lebih pendek dari keduanya. Karena pendeknya, para ulama menyimpulkan bahwa surat ini merupakan tantangan minimal kepada orang Arab untuk membuat sesuatu seperti halnya Al-Qur’an. Dan ternyata mereka tidak mampu dan memang tidak akan mampu selama-lamanya meskipun mereka bersatu padu saling bahu membahu antara manusia dan jin, karena agungnya mu’jizat Al-Qur’an walaupun pada surat yang paling pendek, sehingga -kemukjizatan Al Qur’an- berlaku pada surat yang panjang dan yang terpendek sekalipun.
Berdasarkan khithabnya (sasaran), surat ini menurut Sayyid Quthb murni ditujukan khusus kepada Rasulullah, seperti juga surat Asy-Syarh dan surah Ad-Duha. Inti dari ketiga surat ini memang untuk menghibur dan menjanjikan kebaikan yang banyak kepada Rasulullah saw serta mengarahkan beliau agar senantiasa bersyukur atas segalanya. Pada saat yang sama, surat ini sekaligus mengancam para musuhnya dengan pemutusan dari rahmat Allah swt.
Masih menurut Sayyid Quthb surat ini memberikan gambaran aktual tentang kehidupan seorang da’i (Rasulullah) pada permulaan dakwah di Mekah yang mendapat tantangan dan hinaan sehingga Allah berkehendak untuk memberinya kabar gembira dan mengokohkan misi dakwahnya dengan jaminan kebaikan dalam bentuk ‘Al-Kautsar’ yang tiada terhingga. Gambaran aktual ini bisa difahami dari sebab turun surah Al-Kautsar seperti yang dikemukakan oleh As-Suyuthi bahwa ketika putra Nabi Muhammad meninggal, orang-orang musyrik di antaranya Abu Jahal, Al-Walid bin Mughirah dan Al-Wa’il bin Al-’Ash mencemooh nabi dengan mengatakan, “Telah terputus keturunan Muhammad”. Ada lagi yg mengatakan: “Biarkan saja dia. Dia akan mati tanpa pelanjut dan berakhir urusannya”. Nabi cukup sedih mendengar ucapan mereka, maka turunlah surat ini untuk membantah sekaligus menghibur Rasulullah bahwa beliau tidak seperti yang mereka duga.
Demikian hakikatnya, seorang muslim yang bertaqwa akan senantiasa dipelihara oleh Allah dan mendapat janji dan jaminan kebaikan di dunia dan di akhirat. Hal ini tentu sebanding dengan pengorbanan dan perjuangannya dalam menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya yang tidak pernah mengenal lelah dan batas waktu serta usia. Hanya dengan menjadi muslim yang bertaqwa seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw pada sejarah surat ini, seseorang akan meraih kebaikan yang banyak (Al-Kautsar).
Hadirin yang saya hormati,
Secara bahasa, Al-Kautsar merupakan kata bentukan dari Al-Katsrah yang berarti banyak tidak terbatas. Namun terdapat beberapa pengertian tentang makna Al-Kautsar yang kesemuanya berkisar pada kebaikan yang banyak (Al-Khair Al-Katsir). Ikrimah misalnya memahami Al-Kautsar sebagai karunia kenabian (nubuwwah). Hasan Al-Bashri berpendapat bahwa ia adalah Al-Qur’an. Abu Bakar bin Iyash memahami makna Al-Kautsar dengan banyaknya sahabat dan umat pengikutnya dan lain sebagainya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Sa’id bin Jubair pernah bertanya kepada Ibnu Abbas tentang maksud Al-Kautsar berdasarkan pandangan mayoritas sahabat yang menyebut bahwa artinya adalah sungai di dalam syurga yang bernama kautsar yang dikhususkan untuk Rasulullah saw. Maka Ibnu Abbas menjawab bahwa telaga kautsar merupakan bagian dari kebaikan yang banyak (Al-Khair Al-Katsir).
Terkait dengan penjelasan tersebut, Imam Muslim menukil kronologis turunnya surat ini beserta maksud dari Al-Kautsar. Diriwayatkan bahwa pada suatu ketika Rasulullah saw tiba-tiba terdiam sebentar seolah-olah pingsan kemudian bangkit dan menengadahkan wajahnya ke langit sambil tersenyum. Melihat hal itu, para sahabat bertanya, “Apakah yang membuat engkau tersenyum wahai Rasulullah?”. Rasulullah saw bersabda, “Telah turun kepadaku sebentar tadi sebuah surah. Lantas Rasulullah membaca surah Al-Kautsar dengan lengkap dan bertanya kepada para sahabat, “Tahukah kalian apakah yang dimaksud dengan Al-Kautsar?”. Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu”. Rasulullah bersabda, “Ia adalah sebuah sungai di syurga yang dijanjikan Allah untukku. Di dalamnya terdapat kebaikan yang banyak. Ia juga adalah telaga tempat umatku akan meminum daripadanya pada hari kiamat”.
Secara korelatif, keserasian antara surat ini dengan surat sebelumnya sangatlah jelas. Dalam surat Al-Ma’un digambarkan empat sifat Munafik yang terlihat, yaitu: sangat bakhil dengan harta, ringan meninggalkan sholat, bersikap riya’ dan selalu menghindar dan menghalangi orang lain memberi bantuan kepada yang membutuhkan. Sedangkan dalam surat Al-Kautsar digambarkan lawan dari sikap tersebut, yaitu mendirikan shalat dengan baik sebagai tanda syukur (Fasholli), senantiasa ikhlas dalam berbuat (Lirabbik) dan siap serta ringan memberi santunan kepada orang (wanhar).
Al-Biqa’i menuturkan bahwa Surat Al-Ma’un yang dinamakan juga dengan surat Ad-Din banyak menyebutkan tentang perilaku yang buruk dan akhlak yang tidak terpuji yang harus dihindari, sehingga sangat sesuai jika surat setelahnya berbicara tentang karunia nikmat yang besar yang disediakan bagi mereka yang mampu mensinergikan antara shalat (Fasholli) dan memberi bantuan kepada orang lain (wanhar) dengan tidak berbuat riya’ dalam menjalankan keduanya.
Sehingga dapat dirumuskan bahwa setelah Rasulullah menerima nikmat yang banyak yang melimpah ruah, Allah mengarahkannya untuk senantiasa mensyukuri nikmat tersebut dengan memenuhi haknya, yaitu:
• pertama, Keikhlasan dalam beribadah dan mengabdi kepada Allah, terutama sholat.
• kedua, Membangun hubungan baik dengan siapapun melalui jalan memberikan bantuan yang dibutuhkan.
Sungguh sinergi dan kesepaduan antara ibadah shalat yang mewakili ibadah mahdah yang paling utama dan perintah menjaga hubungan baik dengan sesama yang pada hakikatnya merupakan nilai dan natijah (hasil atau buah) dari ibadah mahdah merupakan dua hal yang selalu disebutkan secara berdampingan oleh Al-Qur’an seperti dalam surat Al-Ma’un dan dalam surat Al-Kautsar ini. Justru ketidakmampuan seseorang mengimplementasikan kedua hak tersebut dalam kehidupan sehari-hari bisa menjadi penghalang dari meraih kebaikan yang banyak (Al-Kautsar). Selain itu, bisa pula mengakibatkan kehancuran sebagaimana dapat kita lihat kenyataannya pada zaman sekarang ini, Syaikh Imam Ajal Shahibul Hidayah mengubah dalam sya’irnya:
“Hancur lebur,orang alim tak teratur. Lebih lebur, bila si jahil ibadah ngawur”
Dalam konteks yang lain, karena surat ini khusus ditujukan sasarannya untuk Rasulullah, maka memelihara dan mengamalkan sunnah Rasulullah merupakan pintu untuk meraih kebaikan yang banyak, sedangkan sebaliknya menurut Al-Maraghi kebencian terhadap sunnah dan ajaran Rasulullah yang diisyaratkan dengan ungkapan ‘inna syani’aka’, demikian juga kebencian terhadap pribadinya bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kelompok yang disebut sebagai ‘abtar’ yang terputus dari segala kebaikan dan rahmat Allah swt.
Demikian agung posisi Rasulullah di mata Allah yang harus terus dijaga dan dipelihara sebagai bagian dari implementasi sebagaimana firman Allah swt dalam Surat Ali Imran ayat 31 yang artinya:
“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Ali Imran: 31).
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Dengan demikian dari uraian singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa surat Al-Kautsar waulapun surat pendek namun memiliki mu’jizat yang luar biasa. Surat ini merupakan surat yang berisi kabar gembira untuk menghibur dan menjanjikan kebaikan yang banyak kepada Rasulullah saw serta mengarahkan beliau agar senantiasa bersyukur atas segalanya ini sekaligus mengancam para musuhnya dengan pemutusan dari rahmat Allah swt. Didalamnya terdapat perintah mendirikan shalat dengan baik sebagai tanda syukur (Fasholli), senantiasa ikhlas dalam berbuat (Lirabbik) dan siap serta ringan memberi santunan kepada orang (wanhar).
Demikian yang dapat saya sampaikan, mari kita sama-sama ‘ittiba’ dan ‘ta’assi’ kepada Rasulullah saw, meningkatkan ibadah ketaqwaan dan keikhlasan kita. Karena hanya dengan semangat itu lah kita akan senantiasa mendapat keberkahan dan kebaikan yang besar dari Allah swt. Amin. Sebagai penutup saya ingin menyampaikan sebuah sya’ir dari Syaikh Imam Ajal Qawamudin Hammad bin Ibrahim bin Ismail Ash-Shoffar Al-Anshariy :
“ Siapa saja gerangan, menuntut ilmu untuk hari kemudian.
Untunglah dapat keutamaan, anugerah Allah petunjuk jalan.
Aduh amat merugi, penuntut ilmu nan suci
Hanya buat sesuap nasi, dari hamba Ilahi”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar