Kamis, 03 November 2011

F. Sekolah Luar Biasa

F. Sekolah Luar Biasa
Sekolah yang dipilih oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Singkawang untuk dijadikan
sebagai sekolah rintisan program piloting dalam implementasi pendidikan karakter dan
budaya bangsa adalah SLB Negeri Singkawang. Sekolah beralamat di jalan Semai, Bukit Batu,
Kecamatan Singkawang Tengah, Kabupaten Singkawang. Sekolah ini berstatus negeri dan
telah memiliki kualifikasi standar ISO.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
53
Tanah dan bangunan adalah milik pemerintah dengan luas tanah sebesar 34.280 M²
dan luas bangunan 1.693 M². Luas tanah dan bangunan sekolah cukup luas dan lokasi yang
mudah untuk diakses, terletak dipinggir jalan yang mudah dilalui kendaraan serta dekat dengan
sungai.
Namun kondisi bangunan dan sarana prasarana masih belum memadai dan belum
sesuai dengan standar yang diharapkan, contoh : belum adanya ruang pertemuan (Aula), ruang
rapat, ruang untuk mengembangkan bina komunikasi dan wicara, belum memiliki
penampungan air bersih, penataan pembuangan limbah, dan area parkir kendaraan (garasi).
Jumlah peserta didik sebanyak 68 orang siswa dengan berbagai jenis ketunaan yaitu: 5
orang siswa tunanetra, 7 orang siswa tuna rungu, 53 orang siswa tunagrahita, dan 2 orang
siswa tunadaksa. Kemudian jumlah tenaga pendidik sangat terbatas dan hanya 4 orang guru
yang berstatus PNS. Kondisi serba keterbatasan ini tidak mengurangi komitmen warga
sekolah dalam mengimplementasikan program pendidikan karakter agar menjadi budaya
sekolah sebagai sekolah yang berkarakter.
Pada kondisi awal, KTSP yang dikembangkan belum mengintegrasikan nilai-nilai
pendidikan karakter secara terstruktur, namun pada pelaksanaannya nilai-nilai pendidikan
karakter sudah diterapkan secara rutin di sekolah.
1. Prosedur/Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum
Prosedur dan langkah-langkah yang dilakukan sekolah adalah sebagai berikut:
a. Sosialisasasi
Pada tahap ini, pusat kurikulum memberi penjelasan yang berkaitan dengan kebijakan
pemerintah pusat, konsep yang berkaitan dengan pendidikan karakter serta bagaimana
mengimplementasikan kedalam KTSP kepada pihak-pihak terkait , termasuk SLBN yang
dijadikan sekolah piloting. Sosialisasi pada tingkat sekolah dilakukan oleh Kepala Sekolah
kepada seluruh guru dan tenaga kependidikan lainnya.
b. Magang di Sekolah best practice
Pihak Sekolah diberi pengalaman untuk mendapatkan masukan dan pelajaran dari
sekolah-sekolah yang sudah melaksanakan pendidikan karakter dengan cara mengunjungi
dan mengobservasi sekolah yang sudah ditentukan oleh Pusat Kurikulum.
c. Penyusunan Kurikulum Sekolah Luar Biasa
Peyusunan Kurikulum SLB dilakukan melalui tahapan-tahapan, yaitu:
1) Analisis Konteks
Analisis konteks dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan
tantangan pada SLB dengan hasil sebagai berikut:
Kekuatan :
􀁸 Lokasi cukup mudah dicari dekat jalan yang telah beraspal dan dekat sungai sehingga
pembuangan limbah lancar.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
54
􀁸 Lahan cukup luas untuk pengembangan prasarana olah raga maupun lokal kelas, Aula,
asrama guru, asrama siswa, penjaga dan usaha-usaha lainnya di masa depan.
􀁸 Adanya dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kota Singkawang, Dinas Pendidikan
Provinsi Kalimantan Barat, dan masyarakat sekitar.
􀁸 Sudah ada tenaga guru dari berbagai jurusan dan instruktur sesuai bidang
keterampilannya masing-masing.
􀁸 Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai untuk memberikan
keterampilan.
􀁸 Masih banyak lahan untuk pengembangan ketrampilan hidup.
􀁸 Memiliki buku-buku dan literatur yang memadai di perpustakaan.
􀁸 Memiliki program dan peralatan IT.
􀁸 Memiliki program dan peralatan pembelajaran E-Learning.
􀁸 Peserta didik berasal dari beragam etnis dan agama.
􀁸 Tenaga Pendidikan dan Kependidikan berasal dari beragam etnis dan agama.
􀁸 Sekolah dapat memberdayakan alumni.
􀁸 Ada dukungan dari komite sekolah dan orang tua murid
Kelemahan :
􀁸 Kualitas sebagian guru belum terpenuhi sesuai kebutuhan.
􀁸 Kekurangan prasarana dan sarana olahraga yang sangat vital untuk melaksanakan
kegiatan.
􀁸 Belum tersedianya taman bermain anak-anak yang cukup.
􀁸 Belum memiliki kerja sama dengan dunia usaha yang mendukung kegiatan
keterampilan peserta didik dan income generating.
􀁸 Belum memiliki asrama untuk peserta didik yang tempat tinggalnya jauh dari sekolah.
􀁸 Belum ada transportasi yang melewati sekolah maupun untuk antar jemput.
􀁸 Guru, tenaga spesialis dan tenaga kependidikan lain sangat kurang jumlahnya dari
kebutuhan.
􀁸 Kualifikasi tenaga pendidik belum semuanya memiliki Sertifikat Profesi Guru.
􀁸 Kualifikasi tenaga pendidik yang menangani peserta didik belum sesuai semuanya
dengan standar kualifikasi S1 di bidangnya.
􀁸 Guru berlatar belakang Pendidikan Khusus masih kurang jumlahnya dari standar
kebutuhan.
􀁸 Warga sekolah masih banyak yang belum mampu mengoperasikan perangkat TIK,
sehingga fasilitas E-Learning belum optimal pemanfaatannya.
Peluang :
􀁸 Masih banyak siswa yang membutuhkan pendidikan khusus yang belum mendapat
pelayanan.
􀁸 Banyak stakeholders yang belum direkrut untuk menjadi mitra atau kerjasama sinergis.
􀁸 Masih banyak lahan potensi untuk dikembangkan sebagai pembelajaran pertanian,
perkebunan dan perikanan yang produktif.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
55
􀁸 Dukungan penuh dari Dinas Pendidikan Kota Singkawang dan Propinsi Kalimantan
Barat serta Pemerintahan Pusat.
􀁸 Mendapatkan informasi yang cepat dengan bisa memanfaatkan IT yang ada.
􀁸 Dukungan untuk menjadi salah satu sekolah rintisan yang berkarakter dan berbudaya
dari Pusat Kurikulum - Balitbang Kementerian Pendidikan Nasional di wilayah
Kalimantan.
Tantangan :
􀁸 Tuntutan adanya wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun
􀁸 Tuntutan masyarakat untuk menjadikan sekolah unggulan.
􀁸 Memenuhi permintaan tenaga kerja industri kecil.
􀁸 Rumah peserta didik banyak yang jauh dari sekolah.
􀁸 Ada sekolah yang sama, strategis tempatnya, memiliki asrama serta telah dikenal
masyarakat.
􀁸 Pemahaman masyarakat tentang SLB Negeri (Sentra PK dan PLK) yang belum jelas.
􀁸 Sangat minimnya pengangkatan Guru baru dan Tenaga Kependidikan yang
dibutuhkan dengan status PNS untuk ditempatkan di SLB Negeri Singkawang oleh
Pemerintah Kota Singkawang. Tenaga Pendidik jumlahnya mengalami penurunan
sementara jumlah peserta didik semakin bertambah. Belum tersedianya pagar di
sekeliling lingkungan sekolah (yang sudah ada hanya bagian depan sekolah saja
memungkinkan munculnya tindakan pencurian fasilitas sekolah dari pihak luar.
2) Menyusun Rencana Aksi Sekolah (RAS)
Rencana aksi sekolah disusun melalui penalaahan terhadap Rencana Kerja Sekolah
yang telah disusun secara komprehensif sebelumnya. Pada rencana aksi sekolah unsur-unsur
yang berkaitan dengan pendidikan karakter bangsa di programkan dan di integrasikan secara
khusus, yaitu:
Tabel 9. Contoh Rencana Aksi Sekolah di SLB Negeri Singkawang
NILAI PENCAPAIAN TARGET
UTAMA YANG
DIKEMBANGKAN
TARGET
TAHUN 2010
INDIKATOR
OKTOBER ‘10 NOVEMBER
‘10
DESEMBER ‘10 PENANGGUNG
JAWAB
Toleransi
(Tindakan yang
menunjukkan
kebiasaan, perilaku
dan sikap
bertoleransi antar
agama, suku, etnis,
pendapat, sikap dan
tindakan terhadap
orang lain yang
berbeda dengan
dirinya).
Kebiasaan
bertoleransi
mulai
dilaksanakan
oleh seluruh
warga sekolah
PROGRAM:
1. Penyusunan
program/renca
na aksi
2. Sosialisasi dan
pengambilan
komitmen
pembiasaan
bertoleransi
3. Implementasi
pembiasaan
􀁸 Sekolah memiliki
media informasi
dari kertas manila
yang mengimbau
agar setiap warga
sekolah
melakukan
pembiasaan
bertoleransi.
􀁸 Guru, karyawan
dan peserta didik
dapat saling
menghargai
perbedaan.
􀁸 Menegur jika
􀁸 Sosialisasi
􀁸 Pengambilan
komitmen
􀁸 Pemajangan
tulisan/slogan
tentang
pentingnya
bertoleransi
􀁸 Sosialisasi,
pengambilan
komitmen warga
sekolah dan
implementasi
pembiasaan
toleransi
􀁸 Toleransi dapat
dijalankan
dengan baik oleh
sebagian besar
warga sekolah
􀁸 Apresiasi bagi
yang sudah
􀁸 Sosialisasi dan
implementasi
pembiasaan
disiplin
􀁸 Apresiasi bagi
yang sudah
menunjukkan
kebiasaan
bertoleransi
􀁸 Teguran lisan
atau
pemanggilan
bagi warga
sekolah yang
melanggar batasbatas
toleransi
􀁸 Toleransi
berkembang dan
mulai terbiasa
􀁸 Kepala Sekolah
􀁸 Guru Mata
Pelajaran/
Instruktur
Keterampilan
􀁸 Guru Kelas
􀁸 Kesiswaan
􀁸 Semua Tenaga
Kependidikan
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
56
NILAI PENCAPAIAN TARGET
UTAMA YANG
DIKEMBANGKAN
TARGET
TAHUN 2010
INDIKATOR
OKTOBER ‘10 NOVEMBER
‘10
DESEMBER ‘10 PENANGGUNG
JAWAB
toleransi
(keteladanan )
4. Motivasi dan
evaluasi hasil
implementasi
pembiasaan
toleransi
warga sekolah
ditemukan
tindakan dan
sikap yang
melanggar batasbatas
toleransi
bagi yang
melanggar.
􀁸 Pembelajaran
dan
implementasi
bertoleransi
berlangsung
dengan baik
menunjukkan
kebiasaan
bertoleransi
􀁸 Peringatan/tegu
ran lisan bagi
yang melanggar
batas-batas
toleransi
􀁸 Toleransi mulai
berkembang
pada warga
sekolah yang
selama ini
kurang toleransi
bagi seluruh
warga sekolah
Mandiri
(sikap dan perilaku
yang mandiri, tidak
selalu bergantung
pada orang lain
dalam hidup
kesehariannya).
Mulai
membiasakan
perilaku yang
mandiri, tidak
selalu
bergantung pada
orang lain
PROGRAM:
1. Penyusunan
program/rencan
a aksi
2. Sosialisasi dan
pengambilan
komitmen
pembiasaan
mandiri
3. Implementasi
pembiasaan
mandiri
(keteladanan )
4. Motivasi dan
evaluasi hasil
implementasi
pembiasaan
mandiri warga
sekolah
􀁸 Sekolah memiliki
media informasi
dari kertas manila
yang mengimbau
agar setiap warga
sekolah
melakukan
pembiasaan hidup
mandiri.
􀁸 Guru kelas/
Instruktur
Keterampilan
menyusun dan
memiliki perangkat
pembelajaran yang
dapat membentuk
kemandirian siswa
􀁸 Sebagian besar
Guru / Instruktur
keterampilan
(U>U55%) mampu
mengerjakan tugas
administrasi kelas
tanpa meminta
bantuan orang lain
yang dianggapnya
mampu
􀁸 Sosialisasi dan
pengambilan
komitmen
warga sekolah
mengenai
pembiasaan
hidup mandiri
di sekolah
􀁸 Implementasi
pembiasaan
hidup mandiri
di sekolah
􀁸 Sosialisasi
perangkat
pembelajaran
yang dapat
membentuk
kemandirian
siswa
􀁸 Mulai terlihat
adanya Guru /
Instruktur
keterampilan
mampu
mengerjakan
tugas
administrasi
kelas sendiri
􀁸 Pemajangan
tulisan/slogan
tentang
pentingnya
hidup mandiri
􀁸 Sosialisasi dan
pengambilan
komitmen warga
sekolah
mengenai
pembiasaan
hidup mandiri di
sekolah
􀁸 Implementasi
pembiasaan
hidup mandiri di
sekolah
􀁸 Sosialisasi dan
implementasi
perangkat
pembelajaran
yang dapat
membentuk
kemandirian
siswa
􀁸 Motivasi dan
keteladanan dari
semua guru dan
karyawan kepada
peserta didik
􀁸 Hampir separuh
(U>U45%) Guru /
Instruktur
keterampilan
mampu
mengerjakan
tugas
administrasi
kelas sendiri
􀁸 Implementasi
pembiasaan
hidup mandiri di
sekolah sudah
mulai terbiasa
􀁸 Implementasi
perangkat
pembelajaran
yang dapat
membentuk
kemandirian
siswa sudah
mulai tersusun
oleh masingmasing
Guru /
Instruktur
Keterampilan
􀁸 Sebagian besar
Guru /
Instruktur
keterampilan
(U>U55%) mampu
mengerjakan
tugas
administrasi
kelas sendiri.
􀁸 Kepala Sekolah
􀁸 Guru Mata
Pelajaran/
Instruktur
Keterampilan
􀁸 Guru Kelas
􀁸 Kesiswaan
􀁸 Pengajaran
􀁸 Tim Kurikulum
􀁸 Semua Tenaga
Kependidikan
3) Menyusun Dokumen Kurikulum
Pada penyusunan dokumen I, nilai-nilai yang dikembangkan secara struktur dan
terprogram dituangkan dalam visi, misi dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,
yaitu:
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
57
VISI
“Sentra PK dan PLK siap menumbuhkan insan yang cerdas, beriman, taqwa, memiliki
toleransi, mandiri dan bersahabat/komunikatif sesuai kemampuan siswa”.
MISI
􀁸 Sekolah memberikan pelayanan pendidikan akademis, keagamaan, budi pekerti dan etika.
􀁸 Sekolah membentuk pribadi-pribadi yang agamis, sehat jasmani, rohani dan taqwa.
􀁸 Sekolah melatih berbagai keterampilan hidup untuk membentuk kemandirian siswa.
􀁸 Sekolah mengupayakan inovasi pendidikan khusus sesuai perkembangan IPTEK.
􀁸 Sekolah membentuk dan mengembangkan kebiasaan, perilaku dan sikap bertoleransi antar
agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan tindakan terhadap orang lain yang berbeda dengan
dirinya.
􀁸 Sekolah mengembangkan sikap dan tindakan bersahabat/komunikatif yang
memperlihatkan rasa senang, berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum Berbasis Pendidikan Karakter Bangsa
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan Nasional, Daerah,
sekolah, dan sosial masyarakat. SLB Negeri Singkawang menanamkan nilai-nilai karakter
dengan cara :
􀁸 Mengembangkan kebiasaan, perilaku dan sikap bertoleransi antar agama, suku, etnis,
pendapat, sikap dan tindakan terhadap orang lain yang berbeda dengan dirinya.
􀁸 Mengembangkan sikap dan perilaku yang mandiri, tidak selalu bergantung pada orang lain
dalam hidup kesehariannya.
􀁸 Mengembangkan sikap dan tindakan yang memperlihatkan rasa senang, berbicara, bergaul,
dan bekerja sama dengan orang lain.
Tabel 10. Contoh Nilai-Nilai Pembentuk Karakter yang Diprioritaskan
di SLB Negeri Singkawang
NILAI DESKRIPSI
1. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat,
sikap,dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
2. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
3.Bersahabat/
Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang, berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.
Pada penyusunan Dokumen II nilai-nilai yang dikembangkan tertuang di dalam
Silabus dan RPP melalui indikator dan kegiatan pembelajaran
4) Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Pengintegrasian melalui mata pelajaran
􀁸 Nilai-nilai dijabarkan pada mata pelajaran termasuk mata pelajaran muatan lokal. Nilainilia
tersebut dituangkan kedalam indikator dan kegiatan pembelajaran pada silabus dan
RPP.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
58
Pengintegrasian melalui Pengembangan Diri
􀁸 Nilai-nilai dijabarkan ke dalam pengembangan diri: kesenian, olahraga, dan keterampilan
dengan kegiatan yang terprogam, pembiasaan, dan keteladanan
Pengintegrasian melalui Program Khusus
􀁸 Nilai-nilai dijabarkan ke dalam program khusus dan langsung diterapkan dalam
pelaksanaan yang terprogram, pembiasaan, dan keteladanan
5) Pengkondisian
Berdasarkan Rencana Aksi Sekolah yang telah disusun:
􀁸 Sarana-prasarana yang berkaitan dengan nilai-nilai yang dikembangkan mulai dipenuhi
secara bertahap.
􀁸 Meningkatkan keteladanan dari kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan
6) Penilaian keberhasilan dan tindak lanjut :
Penilaian terhadap perilaku peserta didik sudah dilakukan melalui observasi dengan
format-format penilaian yang disusun (terlampir). Penilaian terhadap perilaku tenaga
pendidik, dan kependidikan bertahap akan dilakukan kemudian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar