Melalui Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri di SDN 04 Birugo meliputi beragam kegiatan
ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, seperti:
Kegiatan ekstra kurikuler (kewiraan melalui pramuka dan Paskibraka, olahraga, seni,
kegiatan ilmiah melalui olimpiade dan lomba mata pelajaran).
Kegiatan pembiasaan (kegiatan rutin melalui upacara bendera dan ibadah bersama).
Kegiatan terprogram melalui pesantren Ramadhan, buka puasa bersama, pelaksanaan
Idul Qurban, keteladanan melalui pembinaan ketertiban pakaian seragam anak sekolah
(PAS), pembinaan kedisiplinan, penanaman nilai akhlak mulia, penanaman budaya
minat baca, penanaman budaya bersih di kelas dan lingkungan sekolah, penanaman
budaya hijau.
Kegiatan nasionalisme melalui perayaan hari kemerdekaan RI, peringatan hari
pahlawan, peringatan hari pendidikan nasional
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011
23
Kegiatan outdoor learning dan training melalui kunjungan belajar dan studi banding.
Untuk mendukung semua kegiatan tersebut diberlakukan peraturan tata tertib sebagai
berikut:
a. Tata Tertib Siswa
Peraturan Siswa untuk kelas I s.d kelas II
Semua warga kelas berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah.
Setiap anak harus dapat bersenang – senang.
Setiap anak harus belajar.
Setiap anak harus melakukan tugasnya.
Setiap anak harus saling menghargai.
Peraturan Kelas III s.d kelas VI
Semua warga kelas berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada allah.
Semua warga kelas berusaha meningkatkan disiplin diri.
Semua warga kelas menciptakan suasana aman di kelas.
Semua warga kelas membudayakan hidup bersih, indah dan sehat.
Semua warga kelas aktif dan kreatif dalam belajar
b. Tata Tertib Perpustakaan
Siswa, guru, karyawan serta pengunjung lain yang memasuki ruangan perpustakaan
diharap melapor kepada pengelola/petugas perpustakaan dan mengisi daftar
pengunjung.
Di dalam ruangan perpustakaan harap menjaga ketertiban dan kesopanan supaya
tidak mengganggu orang lain yang sedang membaca atau sedang belajar.
Setiap peminjam buku, majalah harus memiliki kartu anggota perpustakaan.
4. Pengkondisian
Pengembangan nilai-nilai pembentuk karakter melalui pengkondisian diperlukan
sarana yang memadai. Sehubungan dengan itu SDN 04 Birugo menambah 10 buah kran
air untuk wudhu dalam rangka mengembangkan nilai religius. Siswa dibiasakan shalat
dzuhur dan dhuha berjamah yang dilakukan di Mushalla atau di kelas. Di samping itu
peserta didik juga dibiasakan berdoa sebelum dan sesudah pelajaran; membaca Al
Qur’an/Juz Amma dan terjemahannya, dan Asmaul Husna pada pagi hari; kultum setiap
Jum’at pagi yang diisi oleh peserta didik, guru ataupun dari pihak luar, membaca surat
Yasin 1 x 2 minggu, pesantren kilat Ramadhan, pelaksanaan buka puasa bersama,
pelaksanaan ‘Idul Qurban, merayakan hari-hari besar keagamaan; serta guru piket
menyambut kedatangan siswa pagi hari di gerbang sekolah sambil bersalaman dan diiringi
dengan musik dan lagu- lagu bernuansa islam dan Asmaul Husna serta lagu nasional.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011
24
Setiap ruangan sekolah baik di
dalam maupun di luarnya dihiasi dengan
kata-kata mutiara, semboyan, ayat Alqur’an
dan hadist nabi. Di samping itu dalam
rangka mengembangkan nilai kejujuran,
sekolah menyediakan fasilitas tempat
temuan barang hilang, kotak saran dan
pengaduan. Untuk kebersihan, sekolah
menyediakan tempat sampah kering dan
basah dan untuk keindahan dan kenyaman
sekolah juga membuat kolam dan taman
burung di halaman depan. Siswa dibiasakan
membuang sampah pada tempatnya dan ada
lomba memungut sampah daun di pagi hari,
siswa yang paling banyak mengumpulkan
daun mendapat penghargaan sebagai
pahlawan kebersihan.
5. Penilaian Keberhasilan
Setelah sekitar 1 semester (sekitar 6 bulan) pelaksanaan pendidikan karakter di SDN
04 Birugo sudah kelihatan berbagai keberhasilan, antara lain:
Konteks (kebijakan, daya dukung/suporting, MBS)
Pihak sekolah menetapkan nilai-nilai karakter yang diprioritaskan dikembangkan pada
tahun 2010, yaitu: religius, jujur, disiplin, peduli lingkungan dan sopan santun.
Hal ini tercantum dalam RKS yang disusun hingga Desember 2010.
Sekolah membangun taman burung dan kolam ikan mini di halaman depan.
Input (pendidik dan tenaga kependidikan, RKS, KTSP, peserta didik, sarana dan
prasarana)
Tenaga pendidik dan kependidikan sudah mendapatkan sosialisasi tentang pendidikan
karakter dari pihak kepala sekolah dan tim Puskur.
Kepala sekolah dan guru secara bergantian menyambut kedatangan peserta didik di
sekolah pada pagi hari dan membiasakan bersalaman dengan peserta didik serta diiringi
alunan suara musik dan nyanyian islami.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011
25
Sekolah telah memiliki RKS yang memuat sejumlah kegiatan yang terkait dengan integrasi
nilai-nilai pendidikan karakter yang diprioritaskan pihak sekolah.
Sudah tersusun kurikulum dokumen 1 dan sudah mengintegrasikan nilai-nilai karakter
pada visi, misi, tujuan sekolah, muatan lokal dan pengembangan diri. Sudah tersusun
silabus untuk sebagian SK/KD. Nilai-nilai karakter sudah terintegrasi.
Peserta didik: Dibiasakan datang tepat waktu sesuai peraturan sekolah, membiasakan
bersalaman dengan guru dan tamu, menjaga kebersihan toilet, mencuci tangan sebelum
makan dan membuang sampah pada tempatnya serta jika menemukan barang yang bukan
miliknya (barang hilang) diletakkan pada tempat penemuan barang hilang yang sudah
disediakan di depan kelas. Anak yang menemukan barang hilang namanya dicantumkan
dan diumumkan. Ada lomba memungut daun di pagi hari dan bagi siswa yang paling
banyak mengumpulan daun dari halaman sekolah mendapat penghargaan. Peserta didik
membersihkan kelas masing-masing secara bergiliran (piket) dan peserta didik melakukan
shalat zuhur di kelas.
Sarana: Dalam rangka menerapkan pendidikan karakter pihak sekolah telah menambah
tempat sampah dan memisahkan sampah basah dan kering dengan warna yang berbeda.
Disediakan kotak tempat temuan barang hilang di depan kantor kepala sekolah dan juga
disediakan buku kejujuran. Pihak sekolah juga menambah 10 kran tempat wudhu dan
membuat kolam ikan dan taman burung mini di halaman depan sekolah yang dananya
diambil dari amalan Jumat dan dana Bos serta dalam pembangunannya bekerjasama
dengan komite sekolah.
Proses
melalui mata pelajaran: Penerapan nilai melalui mata pelajaran mulai tampak pada
sebagian guru yang diobservasi. Nilai-nilai karakter sudah diintegrasikan ke dalam silabus
dan RPP.
melalui muatan lokal: dilakukan melalui Pendidikan Al Quran dan Budaya Alam
Minangkabau (BAM).
melalui pengembangan diri: Penerapan nilai karakter melalui pengembangan diri ada
peningkatan: ada tambahan kran air untuk whudu, ada shalat berjamah, WC siswa sudah
bersih dan tidak bau serta sekitar 75% anak membuang sampah pada tempatnya, tersedia
dua tempat sampah (kering dan basah), membuat kolam dan taman burung tersedia
fasilitas tempat temuan barang hilang, menyediakan kotak saran dan pengaduan serta
Guru menyambut dan menyalami anak di gerbang sekolah. Pada dinding prestasi terdapat
setrip yang dipasang pin bagi yang mendapat nilai 10. Tempat berwudhu tambahan 10
kran sudah dibuat yang dibiayai dari dana infaq. WC laki dan perempuan terpisah, lebih
banyak WC laki laki karena berdasarkan pengalaman sekolah ini jumlah siswa laki2 lebih
banyak. Tersedianya kotak saran, semua piala dipajang diluar. Ada kolam air mancur dan
taman burung di halaman sekolah yg dibuat sesudah pendidikan karakter, menggunakan
dana bos dan infaq siswa/amalan Jumat. Pembuatan dilakukan secara dicicil dari wali
murid dari dan dana infaq. Senyum sapa salam sopan santun sudah dikembangkan, pagi
hari siswa disambut oleh guru/KS (bergiliran) di gerbang sekolah, kata-kata senyum sapa
salam sopan santun juga banyak dipajang di tembok sekolah.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011
26
C. SMP
1. Profil
SMPN 36 Bandung berdiri pada tahun 1984 dan diresmikan tahun 1986. Sekolah ini
terletak di jalan Caringin, Bandung Selatan, berdekatan dengan Pasar Induk Caringin,
berdampingan dengan Perumahan Dian Permai, dan SMA Negeri 17 Bandung. Kondisi
sosial-ekonomi orang tua siswa sangat heterogen dengan latar belakang sebagai pegawai
negeri sipil, wirausaha, dan pedagang. Kebanyakan taraf ekonomi orang tua peserta didik
termasuk golongan menengah ke bawah, di mana sekitar 50 persen tergolong kurang
mampu. Sekolah ini merupakan sekolah sehat dan berbudaya lingkungan, dibuktikan
dengan berbagai penghargaan baik tingkat kota maupun provinsi.
Sekolah ini memiliki 40 orang tenaga pendidik dengan kualifikasi pendidikan S3/S2
sebanyak 12,5 %, S1 80 %, dan D3/Sarmud 7,5%, namun dari seluruh guru tersebut
sebanyak 25 % mengajar tidak di bidangnya. Sekolah memiliki 803 siswa yang
dikelompokan kedalam 23 rombongan belajar. Sekolah memiliki 22 ruang kelas ditambah
dengan 1 ruang lain yang difungsikan sebagai ruang kelas. Selain itu sekolah juga memiliki
1 ruang perpustakaan, Laboratorium IPA, ruang kesenian, Laboratorium Bahasa,
Laboratorium Komputer, PTD, dan ruang serba guna/aula. Sekolah juga memiliki ruang
kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, dan ruang tamu.
Prasarana lain adalah 1 buah gudang, 1 buah dapur, 1 ruang reproduksi, 4 buah kamar
mandi guru dan 39 toilet/kamar mandi siswa, 1 ruang BK, 1 ruang UKS, 1 ruang
PMR/Pramuka, 1 ruang OSIS, 1 ruang ibadah, 1 ruang ganti, 1 ruang koperasi, 1
Hall/lobi, kantin, rumah pompa/menara air, bangsal kendaraan, rumah penjaga dan pos
penjaga. Untuk menunjang kegiatan olahraga sekolah memiliki lapangan olahraga untuk
futsal, basket, dan bola volley.
2. Prosedur/Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum dalam rangka
pengintegrasian nilai-nilai pembentuk karakter
Pengembangan Kurikulum dilakukan melalui tahapan langkah berikut:
a. Sosialisasi oleh Pusat Kurikulum
Secara umum tujuan sosialisasi adalah untuk menyamakan persepsi kepada seluruh
satuan pendidikan rintisan berkaitan dengan substansi, program rintisan beserta
tahapannya. Sedangkan tujuan khususnya adalah:
Pendataan awal terhadap sekolah rintisan implementasi pendidikan karakter,
kewirausahaan dan ekonomi kreatif dengan pendekatan belajar aktif untuk
membangun daya saing dan karakter bangsa
Penyampaian program magang bagi sekolah yang terpilih/piloting
Dengan kegiatan ini diharapkan seluruh pemangku kepentingan di daerah
termotivasi untuk melaksanakan kegiatan tersebut secara sungguh-sungguh.
Sosialisasi internal di tingkat satuan pendidikan oleh peserta yang menerima sosialisasi
dari Puskur sebelumnya.
Setelah beberapa guru mendapatkan sosialisasi dari pihak Pusat Kurikulum
selanjutnya guru yang telah mendapatkan sosialisasi tersebut akan mengimbaskannya
di sekolah rintisan masing-masing bagaimana pelaksanaan program satuan pendidikan
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011
27
rintisan dan juga konsep-konsep yang berkenaan dengan pendidikan budaya dan
karakter bangsa, kewirausahaan serta ekonomi kreatif dengan pendekatan belajar aktif
dilaksanakan. Setelah seluruh warga sekolah mempunyai persepsi yang sama maka
seluruh warga sekolah hendaknya memiliki komitmen yang kuat untuk
melaksanakannya.
b. Magang di sekolah best practice
Secara umum tujuan kegiatan magang adalah untuk menimba pengalaman
berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter, kewirausahaan dan ekonomi
kreatif melalui belajar aktif pada satuan pendidikan yang selama ini dianggap telah
melaksanakannya.
Strategi yang ditempuh dalam pelaksanaan magang pada program satuan
pendidikan rintisan di satuan pendidikan tempat magang diawali dengan melakukan
observasi terhadap pelaksanaan pendidikan karakter, kewirausahaan serta ekonomi
kreatif dengan pendekatan belajar aktif. Peserta magang juga melakukan analisis
terhadap dokumen kurikulum satuan pendidikan tempat magang untuk melihat cara
pengintegrasian pendidikan karakter, kewirausahaan serta ekonomi kreatif dengan
pendekatan belajar aktif dalam dokumen kurikulum.
Selain itu peserta magang juga mendokumentasikan apa yang dilaksanakan selama
magang berlangsung. Peserta magang juga dapat melakukan wawancara terhadap
kepala satuan pendidikan, bagian kurikulum, guru, dan peserta didik untuk
mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai penerapan pendidikan budaya
dan karakter bangsa, kewirausahaan serta ekonomi kreatif dengan pendekatan belajar
aktif di satuan pendidikan tersebut. Peserta magang melakukan workshop
penyusunan silabus dan RPP yang memuat nilai-nilai budaya dan karakter bangsa,
kewirausahaan dan ekonomi kreatif melalui belajar aktif kemudian mempraktekkannya
di kelas.
Setelah kegiatan magang ini peserta magang diharapkan memperoleh gambaran
yang utuh mengenai implementasi pendidikan karakter, kewirausahaan dan ekonomi
kreatif melalui belajar aktif, selanjutnya mereka dapat mengintegrasikan pendididikan
tersebut dalam kurikulum satuan pendidikan tempat mereka bertugas. Selanjutnya,
dari pengalaman itu hal yang lebih penting adalah mereka tidak hanya melakukan
penyempurnaan secara dokumen terhadap KTSP-nya namun juga pada tataran
implementasi pada proses pembelajaran dan aktivitas di masing-masing satuan
pendidikan.
c. Penyusunan kurikulum yang dilakukan di satuan pendidikan dan yang seharusnya
Tujuan dari kegiatan ini adalah agar sekolah menyusun dokumen KTSP yang
sudah mengandung nilai-nilai karakter budaya bangsa, kewirausahaan dan ekonomi
kreatif, agar setiap komponen yang dikembangkan di dalam kurikulum memiliki
koridor yang jelas, dan agar setiap komponen yang ada dalam kurikulum memiliki
persepsi yang sama dan sinergi dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan masingmasing
satuan pendidikan yang merupakan kesepakatan bersama oleh seluruh unsur
satuan pendidikan, sehingga pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan
perintis menjadi lebih membumi.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011
28
Kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan strategi antara lain:
pembinaan umum/pengarahan, analisis dokumen, tanya jawab, diskusi, brain
storming, penugasan, dokumenter, presentasi, dan analisis lingkungan.
Penyusunan Kurikulum SMPN 36 dilakukan melalui tahapan-tahapan, yaitu.
Menyusun Analisis Konteks
Analisis konteks dilakukan untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang ada serta
peluang yang dimiliki dan tantangan yang dihadapi serta solusinya.
Menyusun Rencana Aksi Sekolah (RAS)
Rencana aksi sekolah disusun melalui penalaahan terhadap Rencana Kerja Sekolah
yang telah disusun secara komprehensif sebelumnya. Pada rencana aksi sekolah
unsur-unsur yang berkaitan dengan pendidikan karakter di programkan dan di
integrasikan secara khusus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar