Transportasi yang digunakan oleh para guru dan peserta didik dalam kesehariannya
adalah sepeda motor dan mobil pribadi. Angkutan Kota (Angkot) nomor 7 hanya akan
mengantar penumpang di mulut Jalan Sepinggan Baru. Guru, peserta didik dan tamu yang
tidak menggunakan kendaraan pribadi akan dapat menggunakan jasa ojek untuk sampai di
depan gerbang SMA Negeri 4 Balikpapan. Selain melewati Jalan Sepinggan Baru, jalan
alternatif dari arah perkotaan bisa ditempuh melalui jalan Ringroad. Pada jalur ini angkutan
resmi akan lebih mudah ditemukan.
Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan di SMA Negeri 4 Balikpapan dari mulai
berdiri pada tahun 1986 hingga tahun 2010 sekolah ini sudah berganti kepala sekolah
sebanyak 4 kali. Jumlah tenaga pendidik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada 54
orang dan yang berstatus Pegawai Tidak Tetap (PTT) berjumlah 9 orang sehingga total tenaga
pendidik adalah 63 orang. Sedangkan tenaga kependidikan seluruhnya berjumlah 17 orang
dengan rincian yang berstatus PNS 2 orang dan PTT berjumlah 15 orang.
Jumlah peserta didik di sekolah ini adalah Kelas X berjumlah 438 dengan rincian 211
laki-laki dan 227 perempuan. Kelas XI berjumlah 355 dengan rincian 150 laki-laki, 205
perempuan. Kelas XII berjumlah 328 orang dengan rincian 155 laki-laki dan 173 perempuan.
Dengan demikian total jumlah peserta didik pada tahun 2010 di SMA Negeri 4 Kota
Balikpapan adalah 1.108 orang.
Kondisi sarana dan prasarana luas lahan 18.380 meterP
2
P, status lahan sertifikat milik
pemerintah. Luas bangunan 3.389,57 meterP
2.
PRuang Kepala Sekolah luas 32mP
2
P, ruang guru 1
dan 2 luas 200 mP
2
P, Ruang TU luas 58 mP
2
P, WC Guru luas 7.5 mP
2
P, WC siswa luas 24 mP
2
P ,
mushala luas 100 mP
2
P, koperasi 12 mP
2
P , kantin 96 mP
2
P, ruang UKS 36 mP
2
P, ruang OSIS 4 mP
2
P,
ruang BK 36 mP
2
P, 25 ruang belajar yang masing-masing luasnya 75 mP
2
P, perpustakaan 127 mP
2
P,
laboratorium computer 127 mP
2
P, laboratorium biologi 122 mP
2
P, laboratorium kimia 168mP
2
P,
laboratorium fisika 76mP
2
P, laboratorium bahasa 126 mP
2
P. Kondisi sarana dan prasarana tersebut
di atas cukup memadai, tampak bersih, teratur, rapi, dan nyaman.
Pada saat ini, SMA Negeri 4 Kota Balikpapan sudah memiliki dokumen kurikulum
(Dokumen I dan II) dengan mengembangkan sendiri dan telah mengintegrasikan di dalamnya
nilai-nilai pembentuk karakter.
1. Prosedur Pengembangan Pendidikan Kurikulum di Satuan Pendidikan
Pendidikan karakter direalisasikan dalam seluruh kegiatan di SMA Negeri 4 Kota
Balikpapan. Adapun pelaksanaannya dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
Memilih dan menentukan nilai-nilai yang diprioritaskan untuk dikembangkan
berdasarkan hasil analisis konteks dengan mempertimbangkan ketersediaan
sarana dan kondisi yang ada.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011
41
Kepala sekolah melakukan sosialisasi ke semua warga sekolah (pendidik, tenaga
kependidikan, peserta didik, komite sekolah, dan orang tua peserta didik) agar
semua warga sekolah memiliki komitmen bersama untuk merealisasikan
pembentukkan karakater melalui nilai-nilai yang diprioritaskan.
Merevisi dokumen I yang telah dimiliki dengan mengintegrasikan nilai-nilai
pendidikan karakter yang menjadi prioritas di sekolah tersebut.
Merevisi dokumen II yang meliputi silabus dan rpp dengan mengintegrasikan
nilai-nilai pembentuk karakter.
Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan silabus dan RPP yang telah
diintegrasikan nilai-nilai pembentuk karakter.
Melakukan pembiasaan dalam bentuk perilaku dan kegiatan yang mencerminkan
dari nilai-nilai pendidikan karakter yang menjadi prioritas dari SMA Negeri 4
Balikpapan.
2. Perencanaan dan Pelaksanaan Pendidikan Karakter
a. Bentuk integrasinya. Nilai-nilai pendidikan karakter terintegrasi di seluruh mata
pelajaran dan termasuk muatan lokal sesuai dengan kekhasannya. Di dalam
silabus nilai-nilai pendidikan karakter tercantum di dalam kegiatan pembelajaran.
Sedangkan di dalam pengembangan diri pendidikan karakter diimplementasikan
dalam program bimbingan konseling dan ekstrakurikuler. Dalam program
ekstrakurikuler melalui beberapa kegiatan seperti kepramukaan, UKS dan PMR,
olahraga prestasi, kerohanian, seni budaya/sanggar seni, kepemimpinan.
Sementara untuk kegiatan tidak terprogram pendidikan karakter dilakukan
melalui pembiasaan rutin, spontan, dan keteladanan. Secara rinci sebagai berikut:
1) Pembiasaan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, meliputi :
upacara bendera, senam, doa bersama, ketertiban, pemeliharaan kebersihan
(Jumat Bersih), kesehatan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar