Senin, 04 Juli 2011

Soal – Jawab Ilmu Al-Qur’an

Soal – Jawab Ilmu Al-Qur’an

S1: Apa yang dimaksud dengan Ilmu-ilmu Alquran?

J1:

Yaitu ilmu yang mencakup pembahasan yang menyeluruh dan penting yang berkaitan dengan Alquran dari berbagai segi. Seperti posisinya sebagai Alquran, petunjuk dan mukjizatnya. Kedua bidang tersebut dapat menjadi cabang ilmu tersendiri.

S2: Kapan munculnya karya-karya tentang ilmu-ilmu Alquran sehingga menjadi cabang ilmu tersendiri dan sebutkan beberapa ulama yang menulis dalam bidang itu sejak kemunculannya hingga kini?

J2:

Penulisan buku ilmu Alquran dimulai pada abad ketiga Hijriah, oleh Haris bin Asad Al Muhasibi (wafat tahun 243 H.) yaitu kitab Fahmu Al Qur'an (Pemahaman Alquran), lalu disusul dengan kitab At Tanbih 'Ala Fadhli Ulumi Al Qur'an (Peringatan Akan Keutamaan Ilmu Alquran) yang dikarang oleh Ibnu Habib An Naisaburi (wafat tahun 406 H.) pada abad kelima Hijriah. Kemudian Abu Faraj Al Jauzi (wafat pada tahun 597 H.) dengan kitabnya Funun Al Afnan fi Ulumi Al Qur'an (Seni-seni Ilmu Alquran).

Pada abad ketujuh Hijriah Syekh Ilmu Ad Din Ali bin Muhammad As Sakhawi (wafat tahun 643 H.) mengarang sebuah kitab yang berjudul Jamalu Al Qurra' (Keindahan Para Qari'). Begitu juga Abdurrahman bin Ismail bin Ibrahim yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Samah (wafat tahun 665 H.) mengarang sebuah buku yang dinamai Al Mursyid Al Wajiz Ila Ulumin Tata'allaqu bil Kitabi Al 'Aziz.

Pada awal abad kedelapan banyak pengarang menulis tentang tema-tema ini, seperti Imam Badruddin Muhammad bin Abdullah Zarkasyi (wafat tahun 794 H.) mengarang kitab yang sangat berharga dengan judul Al Burhan Fi Ulumil Qur'an, yang menyebutkan di dalamnya empat puluh tujuh macam ilmu Alquran. Juga Syaikhul Islam Taqiyudin Ahmad bin Taimiah (wafat 728 H.) mengarang buku kecil tentang dasar-dasar tafsir, buku ini sangat berharga sekali yang mencakup sebagian ilmu Alquran.

Pada abad kesembilan ilmu ini semakin berkembang. Muhammad bin Sulaiman Al Kafiji (wafat tahun 879 H.) mengarang sebuah kitab, seperti yang diakuinya tidak ada yang mendahuluinya. Pada abad ini juga Jalaludin Al Balqini (wafat 824 H.) mengarang kitab yang diberi judul Mawaqi'ul Ulum Min Mawaqi'i An Nujum yang menyebutkan di dalamnya lebih dari lima puluh macam ilmu Alquran.

Lalu datanglah Imam Suyuthi, mengarang sebuah kitab yang berjudul At Tahbir fi Ulumi At Tafsir. Tidak hanya berhenti sampai di situ, ia mengarang kitab yang diberi judul Al Itqan fi Ulumi Al Qur'an, di dalam kitabnya ini Suyuthi menyebutkan delapan puluh macam ilmu Alquran. Kitab ini merupakan rujukan terlengkap dalam bidang ilmu Alquran dan para generasi setelahnya menjadikannya sebagai rujukan utama hingga kini.

Selanjutnya, setelah Imam Suyuthi wafat aktifitas mengarang kitab tentang tema-tema ini mengalami kefakuman bahkan nyaris terhenti, kecuali ada beberapa karangan saja sampai tiba abad terakhir. Pada masa ini (abad terakhir) ilmu-ilmu Al Quran pun berkembang tidak hanya terbatas pada pembahasan-pembahasan ulama dahulu akan tetapi ditambah dengan kajian dan pembahasan lain. Seperti terjemah Alquran ke dalam bahasa-bahasa asing, kajian ini menimbulkan pro dan kontra antara yang membolehkan dan yang tidak membolehkan. Pada masa ini pula muncullah berbagai syubuhat yang dilontarkan kaum orientalis dan penulis-penulis modern, para pengikut mereka. Syubhat-syubhat ini mendapat bantahan keras dari para penulis yang ikhlas baik dalam bentuk buku maupun kumpulan tulisan. Hal ini tentunya turut memperkaya khazanah dan memperluas pembahasan dalam kajian Alquran dengan pembahasan yang baru.

Syekh Muhammad Khidhir Husain, salah seorang Syekh Azhar menulis sebuah buku sebagai bantahan terhadap karya Thaha Husain, As Syi'r al Jahili (Syair Jahiliah) yang menyebutkan tentang syubhat-syubhat dalam Alquran.

Karangan serupa ditulis juga oleh Syekh Muhammad Arafah yang berisikan tentang bantahan atas pikiran-pikiran Thaha Husain yang tertuang dalam materi-materi kuliah yang disampaikan pada ceramah-ceramah yang berkisar pada kritikan terhadap Alquran. Kitab itu diberi judul Naqdu Matha'ini Al Qur'an Al Karim (Kritik Terhadap Kritikan Alquran). Di antara karya-karya tentang Ilmu Alquran pada masa ini adalah kitab At Tibyan Li Ba'dhi Al Mabahis Al Muta'alliqah bil Qur'an (Penjelasan Terhadap Beberapa Kajian Tentang Alquran) karangan Syekh Thahir Al Jazairi, Kitab Manhajul Furqan fi Ulumi Al Qur'an (Metode Furqan Tentang Ilmu Alquran) karangan Syekh Muhammad Ali Salamah, Kitab Manahilu Al Irfan Fi Ulumi Al Qur'an (Sumber-sumber Pengetahuan Dalam Ilmu Alquran) karangan Syekh Muhammad Abdul Azhim Zarqani, Kitab Al Madkhal Li Dirasati Al Qur'an Al karim (Pengantar Studi Alquran) karangan Dr. Muhammad Muhammad Abu Syuhbah. Mahmud Abu Daqiqah salah seorang ulama Al Azhar juga menulis buku tentang ilmu-ilmu Al Quran dengan sajian yang sederhana. Selain itu masih banyak lagi buku-buku dan kajian-kajian lain tentang Ilmu Al Quran.

S3: Bagaimana Alquran diturunkan kepada Nabi saw.?

J3:


Jibril mendengar Alquran langsung dari Allah lalu diturunkan kepada Muhammad saw. Lafal saat diturunkannya ada tiga macam:

  1. Turun dalam artian umum tanpa adanya pengkhususan. Seperti firman Allah وَأَنْزَلْنَا الْحَدِيدَ (Kami ciptakan besi) (Al Hadid: 25)
  2. Turun dalam artian terikat, turun dari langit mencakup turunnya malaikat, siksaan, hujan dan lain sebagainya.
  3. Turun yang terikat bahwa turunnya dari Allah swt. Yang demikian ini hanya khusus Alquran, seperti firman Allah: “Turunnya Alquran yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam”. (As Sajdah: 2). Dan firman Allah: “Yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji”. (Fushilat: 42)

S3: Berapa lama Alquran diturunkan kepada Nabi saw.?

J3:

Alquran diturunkan kepada Nabi secara berkala selama dua puluh tiga tahun.

S4: Apa hikmah diturunkannya Alquran secara berkala?

J4:

Hikmahnya banyak, di antaranya:

  1. Memperkokoh pendirian Nabi dan memperkuat hatinya dalam menghadapi turunnya wahyu dan tantangannya, memudahkan untuk menghafal dan memahaminya.
  2. Mendidik umat manusia baik teori maupun praktek secara bertahap, memudahkan menghafal dan memahami Alquran, sebagai langkah awal agar mereka meninggalkan akidah yang batil secara total dan menggantinya dengan berpegang teguh kepada akidah yang benar, memperkokoh hati orang-orang mukmin dengan menyebutkan kisah-kisah para nabi dan orang-orang saleh.
  3. Mengikuti setiap peristiwa baru yang berkembang dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka, menjelaskan hukum suatu kasus dan peristiwa serta mengungkap kondisi-kondisi musuh baik dari golongan munafik atau yang lain.
  4. Menunjukkan akan sumber Alquran, bahwa Alquran adalah kalam Allah semata yang tersusun rapi saling berkaitan dan mengandung mukjizat. Sedangkan proses diturunkannya terpisah-pisah menurut peristiwa dan kejadian selama dua puluh tahun. Turun terpisah-pisah dan berkala akan tetapi kesemuanya tersusun rapi dan saling terkait, Alquran turun secara berkala sesuai dengan sebab-sebab, akan tetapi terkumpul susunannya dan sempurna masa turunnya dalam jangka waktu 23 tahun, serasi antara permulaan dan penutupnya. Semua itu menunjukkan kita kepada sumbernya yaitu Allah swt. Sebagaimana yang difirmankan: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya. (An Nisa': 82)

S5: Bagaimana cara mengetahui ayat Al Quran yang pertamakali dan terakhirkali diturunkan?

J5:

Permasalahan ini harus berdasarkan pada nukilan dari para sahabat atau tabi'in. Di sini akal tidak dapat berperan kecuali dengan melakukan tarjih atau dengan menggabungkan antara beberapa dalil yang secara lahirnya bertentangan.

S6: Apa manfaat mengetahui awal dan akhir ayat Alquran yang diturunkan?

J6:


Pengetahuan itu akan mendatangkan manfaat, di antaranya adalah:

  1. Mengetahui nasikh dan mansukh, yaitu jika terdapat dua ayat atau lebih dalam satu masalah, di mana hukum salah satunya berbeda dengan yang lain sehingga tidak dapat dipertemukan. Maka yang demikian ini bisa diketahui bahwa yang terakhir menghapus sebelumnya.
  2. Mengetahui Tarikh Tasyri' (sejarah penetapan hukum Islam), seperti halnya kita mengetahui bahwa ayat-ayat yang turun mengenai kewajiban salat diturunkan di Mekah sebelum hijrah, ayat mengenai kewajiban zakat dan puasa diturunkan pada tahun kedua setelah hijrah, dan ayat-ayat mengenai kewajiban haji diturunkan pada tahun keenam setelah hijrah menurut pendapat yang paling kuat, maka kita dapat menyusun sesuai dengan susunan yang ditentukan oleh syariat, bahwa kewajiban pertama adalah salat, lalu zakat, puasa kemudian haji. Begitu juga jika kita mengetahui bahwa ayat yang berbunyi: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFأُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFArtinya: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya”. (Al Haj: 39) diturunkan pada tahun kedua Hijriah, maka kita dapat mengetahui bahwa Jihad di syariatkan di Madinah tahun kedua hijrah. Demikianlah syariat-syariat diperintahkan. Mengetahui tahap-tahap penetapan hukum Islam sehingga mengetahui hikmah Allah dalam mendidik sebuah masyarakat dengan cara yang bijaksana. Seperti jika kita mengetahui urutan ayat yang diturunkan mengenai larangan khamar (minuman keras). Begitu pula bila kita mengetahui ayat-ayat mengenai seruan kepada tauhid diturunkan lebih dahulu, dan ayat mengenai syariat secara terperinci dan hukum-hukum praktis diturunkan setelahnya, maka kita dapat mengetahui hikmah dalam pendidikan dan pensyariatan. Jika kita tidak mengetahui ushul (pokok-pokok) yang dapat menenangkan hati, tidaklah dengan mudah mengambil furu'(Cabang).

S7: Ayat apakah yang pertama kali diturunkan?

J8:


Para ulama berselisih pendapat tentang ayat Alquran pertama yang diturunkan secara mutlak. Secara umum ada empat pendapat:

  • Pendapat pertama:
    Bahwa ayat yang turun pertama kali adalah firman Allah yang berbunyi: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIF
    اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ(1)خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ(2)اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ(3)الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ(4)عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ(5) http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFArtinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al 'Alaq: 1-5). Pendapat ini didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim (lafaz hadis sesuai dengan riwayat Bukhari) dengan sanad keduanya, dari Aisyah Ummul Mukminin ra. ia berkata: Wahyu pertama yang diterima Rasulullah adalah mimpi yang benar. Setiap kali beliau bermimpi, mimpi itu datang bagaikan terangnya Shubuh. Kemudian beliau sering menyendiri. Biasanya beliau menyepi di gua Hira'. Di sana, beliau beribadah bermalam-malam, sebelum kembali kepada keluarganya (istrinya). Untuk itu beliau membawa bekal. Setelah beberapa hari, beliau pulang ke Khadijah guna mengambil bekal lagi untuk beberapa malam. Hal itu terus beliau lakukan, sampai tiba-tiba wahyu datang, ketika beliau sedang berada di gua Hira'. Malaikat (Jibril as.) datang dan berkata: Bacalah. Beliau menjawab: Aku tidak dapat membaca. Rasulullah saw. bersabda: Malaikat itu menarik dan mendekapku, hingga aku merasa kepayahan. Lalu dia melepaskanku seraya berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dia menarik dan mendekapku lagi, hingga aku merasa kepayahan. Kemudian dia melepaskan sambil berkata: Bacalah. Aku menjawab: Aku tidak dapat membaca. Dan untuk yang ketiga kalinya dia menarik dan mendekapku sehingga aku merasa kepayahan, lalu dia melepaskanku dan berkata: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ منْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFBacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak dia ketahui). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pulang ke rumah Khadijah dalam keadaan gemetar, seraya berkata: Selimutilah aku, selimutilah aku! Keluarganya pun menyelimutinya, sehingga perasaan takutnya hilang. Kemudian beliau berkata kepada Khadijah: Hai Khadijah, apa yang telah terjadi denganku? Lalu beliau menceritakan seluruh peristiwa. Beliau berkata: Aku benar-benar khawatir terhadap diriku. Khadijah menghibur beliau: Jangan begitu, bergembiralah. Demi Allah, Allah tidak akan merendahkanmu selamanya. Demi Allah, sungguh engkau telah menyambung tali persaudaraan, engkau selalu jujur dalam berkata, engkau telah memikul beban orang lain, engkau suka mengusahakan kebutuhan orang tak punya, menjamu tamu dan senantiasa membela kebenaran.
  • Pendapat kedua:
    Ayat pertama yang diturunkan adalah firman Allah yang berbunyi: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIF
    يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ(1)قُمْ فَأَنْذِرْ(2)وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ(3)وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ(4)وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ(5) http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFArtinya: “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah”. (Al Mudatsir: 1-5). Pendapat ini diperkuat oleh sebuah hadis yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah dan Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf.Dalil dari pendapat ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua syekh (Bukhari dan Muslim), dari Yahya bin Abi Katsir, ia berkata: Aku bertanya kepada Abu Salamah bin Abdurrahman: Ayat Alquran apakah yang pertama kali diturunkan. Ia menjawab: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFيَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFAku berkata: “Aku menerima kabar bahwa yang pertama kali turun adalah http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFAbu Salamah berkata: Aku telah bertanya kepada Jabir bin Abdullah tentang ayat Alquran yang pertama kali diturunkan, ia menjawab: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFيَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFAku pun berkata: Aku mendapatkan kabar bahwa yang pertama kali turun adalah http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFIa berkata: Aku tidak menyampaikan kabar kepadamu kecuali dari ucapan Rasulullah saw: Aku sedang bertahannus (menyendiri) di Gua Hira', ketika aku sudah selesai, aku turun ke lembah, lalu aku mendengar suara memanggil, aku melihat ke depan, menengok ke belakang, menoleh ke samping kanan dan kiri, aku melihat dia (malaikat Jibril) duduk di atas singgasana antara langit dan bumi. Maka aku segera pulang ke keluargaku (Khadijah), aku berkata: Selimutilah aku dan tuangkanlah untukku air dingin, maka turunlah wahyu kepadaku: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFيَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ(1)قُمْ فَأَنْذِرْ(2)وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFArtinya: “Hai orang yang berkemul (berselimut), bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah”. (Al Mudatsir: 1-3). Pendapat ini dapat dibantah dengan, bahwa ayat itu adalah ayat yang pertama turun setelah masa jeda dari turun wahyu, atau bahwa pertanyaan itu tentang turunnya surat dengan lengkap, dan memang surat Mudatsir diturunkan dengan lengkap sebelum surat Al Alaq turun secara lengkap.

Sedangkan awal surat Al 'Alaq jelas merupakan ayat pertama yang diturunkan.

  • Pendapat ketiga:
    Bahwa yang pertama kali diturunkan adalah surat Al Fatihah. Pendapat ini, oleh Zamakhsyari dalam tafsirnya, dinisbahkan kepada sebagian besar ahli tafsir. Ibnu Hajar membantah pendapat Zamakhsyari, bahwa pendapat ini hanya diungkapkan oleh sebagian kecil ahli tafsir.

Pendapat ini merujuk kepada riwayat Baihaqi dalam kitab Fi Dala'ili An Nubuwah (Bukti-bukti Kenabian), dan Al Wahidi, dari Abu Muyasarah Amru bin Syurahbil bahwa Rasul saw. berkata kepada Khadijah: Ketika aku sedang menyendiri, aku mendengar seruan, demi Allah aku khawatir bahwa yang demikian ini akan mendatangkan suatu perkara. Khadijah berkata: Aku berlindung kepada Allah, sekali-kali Allah tidak akan menimpakan keburukan kepadamu. Demi Allah, sungguh engkau telah mengemban amanat dengan baik, menyambung silaturahmi, dan berkata jujur. Ketika Abu Bakar datang, ia menuturkan kisah Muhammad itu kepadanya, lalu berkata: Pergilah dengan Muhammad kepada Waraqah (Waraqah bin Naufal). Keduanya berangkat menuju Waraqah dan menceritakan semua yang dialami. Muhammad berkata: “Ketika aku menyendiri, aku mendengar seruan dari belakangku: Wahai Muhammad, wahai Muhammad..”, aku lari meninggalkan seruan itu. Waraqah berkata: “Janganlah engkau bertindak seperti itu, jika nanti datang kepadamu, tegarlah sampai kamu mendengar kemudian datanglah kemari dan ceritakan kepadaku”. Ketika sedang menyendiri terdengarlah suara panggilan: Wahai Muhammad, katakanlah http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ(1)الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ(2)الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ(3)مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ(4)إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ(5)اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ(6)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFArtinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan, Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Al Fatihah: 1-7).

Pendapat ini dapat dibantah dengan mengatakan bahwa hadis tersebut adalah hadis mursal, sekalipun para perawinya tsiqat (terpercaya) dan ia tidak dapat menandingi hadis marfu' yang diriwayatkan Aisyah radhiallahu anha. Pendapat pertama adalah yang paling kuat.

  • Pendapat keempat:
    Bahwa yang pertama kali diturunkan adalah http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIF
    بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF

Pendapat ini diperkuat oleh hadis yang diriwayatkan oleh Al Wahidi dengan sanadnya disandarkan kepada Ikrimah dan Hasan, mereka berkata: Wahyu pertama yang diturunkan adalah http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFdan awal surat http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFاقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFDiriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan lainnya, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Wahyu pertama yang diturunkan oleh Jibril kepada Nabi saw. adalah ucapan Jibril: Wahai Muhammad bacalah Auzu Billah, aku berlindung kepada Allah. Lalu Jibril berkata: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFPendapat ini dibantah oleh Suyuti, ia berkata: Menurutku hal itu tidak dapat dianggap sebagai alasan, oleh karena turunnya surat memang selalu disertai dengan basmalah yang merupakan awal surat setiap wahyu turun. Dr. Muhammad Abu Syuhbah, dalam bukunya Al Madkhal menanggapi alasan pendapat di atas, ia berkata: Alasan di atas tidak dapat diterima karena hadis-hadis shahih tentang turunnya wahyu pertama, yaitu hadis Aisyah dan hadis lainnya tidak pernah dijumpai turunnya basmalah pada permulaannya.

Hadis tentang turunnya basmalah ini adalah hadis mursal.

S9: Ayat apakah yang terakhir kali diturunkan?

J9:


Tidak ada hadis-hadis tentang hal itu yang sanadnya sampai ke Nabi saw. akan tetapi yang ada adalah riwayat dari beberapa sahabat dan tabiin, yang mereka simpulkan dari apa-apa yang mereka lihat berkenaan dengan turunnya wahyu, dan isyarat dari beberapa peristiwa yang terjadi, di mana sebagian mereka tidak mendengar sebagaimana yang telah didengar sebagian yang lain. Sebagian melihat dan yang lain tidak. Oleh karena itu terjadilah perselisihan pendapat di antara ulama salaf (terdahulu) mengenai wahyu terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Maka muncullah pendapat-pendapat yang semakin meluas:

  1. Pendapat pertama:
    Wahyu pertama yang diturunkan adalah, surat terakhir dari Al Baqarah ayat 281: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIF
    وَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ تُوَفَّى كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFArtinya: “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya (dirugikan)“. Pendapat ini adalah yang paling kuat dibanding dengan pendapat-pendapat yang lainnya. Pendapat ini didukung oleh hadis-hadis berikut:
    1. Riwayat Nasai, dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata: Wahyu terakhir yang diturunkan adalah http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFوَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah”.
    2. Riwayat Ibnu Mardawaih dengan sanadnya, dari Said bin Jubair, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Ayat terakhir yang diturunkan adalah: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFوَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFArtinya, “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah”. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari jalur Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa ayat terakhir yang diturunkan adalah: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFوَاتَّقُوا يَوْمًا تُرْجَعُونَ فِيهِ إِلَى اللَّهِ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFdan dalil-dalil lainnya.
  2. Pendapat kedua:
    Ayat terakhir yang diturunkan adalah firman Allah: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIF
    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَذَرُوا مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFArtinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”. (Al Baqarah: 278).

Pendapat ini diperkuat dengan sebuah riwayat dari Bukhari, dari Ibnu Abbas, ia berkata: Ayat terakhir yang turun kepada Nabi adalah ayat riba.

Diriwayatkan oleh Al Baihaqi, dari Umar hadis seperti itu. Yang dimaksud dengan ayat riba adalah ayat yang telah disebutkan di atas.

Bantahan pendapat ini adalah, bahwa ayat tersebut merupakan ayat terakhir mengenai riba.

  1. Pendapat ketiga:
    Ayat terakhir yang diturunkan adalah ayat tentang piutang, yaitu firman Allah: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIF
    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى فَاكْتُبُوهُ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”.(Al Baqarah: 282), ayat ini merupakan ayat terpanjang dalam Alquran. Alasan dari pendapat ini adalah riwayat dari Abu Ubaid dalam kitabnya Fadhailu Al Qur'an (Keutamaan Alquran), dari Ibnu Syihab Az Zuhri, ia berkata: Bagian Alquran terakhir yang ada di Arsy adalah ayat riba dan ayat piutang. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari jalur Ibnu Syihab, dari Said bin Musayyab, bahwa telah sampai kepadanya, “Bagian Alquran yang terakhir ada di Arsy adalah ayat riba dan piutang”. Hadis ini adalah hadis mursal dan sanadnya sahih.
  2. Pendapat keempat:
    Ayat terakhir yang diturunkan adalah firman Allah: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIF
    يَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلَالَةِ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF“Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: Allah memberikan fatwa kepadamu tentang kalalah”. (An Nisa': 176). Dan surat terakhir yang turun adalah surat Baraah.

Alasan dari pendapat ini adalah riwayat Bukhari dan Muslim, dari Barra' bin Azib, ia berkata: Surat terakhir yang diturunkan adalah Baraah, dan ayat terakhir yang diturunkan adalah, http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFيَسْتَفْتُونَكَ قُلِ اللَّهُ يُفْتِيكُمْ فِي الْكَلَالَةِ. http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF

Bantahan untuk pendapat ini adalah bahwa surat Baraah adalah wahyu terakhir mengenai perang dan jihad.

  1. Pendapat kelima:
    Wahyu terakhir adalah firman Allah: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIF
    وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.“ (An Nisa': 93).

Pendapat ini diperkuat oleh hadis riwayat Bukhari dan lainnya, dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Ayat ini http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFوَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFadalah ayat terakhir yang diturunkan, dan tidak dihapus sedikit pun”.

Pendapat ini dapat dibantah bahwa ayat ini adalah ayat terakhir tentang hukum membunuh orang mukmin dengan sengaja.

Selain itu masih banyak pendapat-pendapat lain tentang wahyu terakhir yang diturunkan.

S10: Apa yang dimaksud dengan Asbabun nuzul?

J10:

Asbabun nuzuladalah sesuatu yang terjadi pada saat turun ayat atau beberapa ayat, lalu ayat atau beberapa ayat itu berbicara atau menerangkan tentang hukumnya.

S11: Bagaimana cara mengetahuinya?

J11:

Tidak ada jalan lain untuk mengetahui sebab-sebab turun, kecuali dengan mengambil dengan benar dari mereka yang langsung menyaksikan penurunan wahyu dan tahu sebab-sebabnya, seperti sahabat-sahabat Nabi saw., atau dari orang yang mengkaji ilmu-ilmunya, seperti para ahli tafsir yang mengambil dari para sahabat itu.

S12: Apa manfaat mengetahuinya?

J12:

Banyak manfaat yang dapat diambil, di antaranya adalah:

  1. Membantu memahami ayat dan untuk menghindari kesulitannya.
  2. Menghindari anggapan bahwa sebuah ayat itu terbatas pada hal-hal tertentu, seperti yang tampak pada lahirnya. Karena yang dijadikan pegangan hukum adalah keumuman lafaznya bukan kekhususan sebabnya
  3. Mengetahui kepada siapa ayat itu diturunkan, sehingga tidak keliru dengan orang lain yang dampaknya akan fatal, sehingga seorang yang tidak bersalah bisa menjadi tertuduh dan yang bersalah menjadi bebas.
  4. Mempermudah menghafal dan memahami Alquran.

S13: Apa definisi Makiah dan Madaniah?

J13:

Para ulama mempunyai tiga definisi:

  1. Makiah adalah ayat-ayat Alquran yang diturunkan sebelum hijrah meskipun turunnya di luar Mekah. Sedangkan Madaniah adalah yang diturunkan setelah hijrah meskipun turunnya di Mekah. Inilah pendapat yang paling akurat dan paling masyhur menurut para ahli.
  2. Makiah adalah ayat-ayat yang diturunkan di Mekah, meskipun diturunkan setelah hijrah. Sedangkan Madaniah adalah yang diturunkan di Madinah.
  3. Makiah adalah seruan kepada penduduk kota Mekah. Sedangkan Madaniah merupakan seruan untuk penduduk Madinah.

S14: Bagaimanakah awal mula ide pengumpulan Alquran pada zaman Abu Bakar ra.?

J14:

Ketika banyak para sahabat gugur khususnya mereka yang hafal Alquran dalam peperangan melawan orang-orang murtad dan peperangan lainnya, kaum muslimin merasa khawatir, maka Umar bin Khathab mengadukannya kepada Abu Bakar, dan mengusulkan agar mengumpulkan dan menyatukan lembaran-lembaran Al Quran yang telah tertulis seluruhnya pada masa Rasulullah yang sebelumnya masih terpencar-pencar karena dikhawatirkan akan hilang bersama hafalan para hufaz. Semula Abu Bakar merasa ragu untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh Rasulullah itu. Akan tetapi Umar terus meyakinkan bahwa tindakan seperti ini adalah benar, bahkan merupakan salah satu sarana yang bermanfaat untuk menjaga kitab Alquran dan untuk menjaganya dari kemusnahan dan penyelewengan, dan bukanlah tindakan bidah yang dilarang.

S15: Bagaimana cara Abu Bakar mengumpulkan Alquran?

J15:

Untuk melaksanakan tugas ini Abu Bakar memilih salah seorang sahabat pilihan, yaitu Zaid bin Tsabit ra. seorang penghafal dan pencatat wahyu Rasulullah, ia menyaksikan simakan Alquran yang terakhir, di akhir hayat Rasul saw. Ia dikenal sebagai orang yang konsekwen dalam agamanya, memegang amanah, sangat wara', dan cerdas. Sebagaimana Abu Bakar, pada mulanya Zaid pun ragu dengan proyek ini akan tetapi lama kelamaan ia pun menjadi yakin. Maka mulailah Zaid mengumpulkan lembaran-lembaran Al Quran di bawah arahan Abu Bakar, Umar dan pemuka-pemuka sahabat yang lain sampai selesai dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

S16: Apa dasar-dasar yang ditetapkan oleh Abu Bakar dalam penulisan Mushaf?

J16:

Dalam pengumpulan Alquran Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit agar menjadikan apa yang ditulis langsung dari Rasulullah sebagai rujukan utama dan diperkuat dengan hafalan para hufaz. Disebutkan dalam kitab Fathul Bari http://www.qurancomplex.org/MARGNTIP.gifAlquran telah tertulis seluruhnya pada masa Nabi saw. hanya saja belum terkumpul dan tersusun dalam satu tempat. Dalam hal ini Zaid berkata — sebagaimana yang diriwayatkan dalam shahih Bukhari di sebuah hadis yang panjang — : Aku meneliti Al Quran secara seksama dengan mengumpulkannya dari apa yang tertulis pada lembaran pelepah-pelepah kurma dan lempengan batu-batu tulis serta dari hafalan para hufaz. Dengan dasar-dasar inilah Alquran dapat terkumpul di bawah bimbingan Abu Bakar, Umar dan para pemuka sahabat serta ijma' (konsensus) umat pada saat itu tanpa ada seorang pun yang membantahnya. Mushaf ini disimpan oleh Abu Bakar, setelahnya disimpan oleh Umar bin Khathab dan selanjutnya disimpan oleh Umu Al Mukminin, Hafshah binti Umar sepeninggalan ayahnya. Mushaf inilah yang dijadikan standar oleh Usman bin Affan dalam menyalin mushaf dan dikirimkan ke wilayah-wilayah.

S17: Apa yang mendorong Usman ra. menyalin Mushaf dan mengirimkannya ke beberapa wilayah?

J17:

Pada masa Usman bin Affan ketika wilayah penaklukan semakin luas dan umat Islam tersebar di wilayah-wilayah, sementara itu umat Islam di setiap wilayah mengikuti qiraat sahabat yang terkenal yang tinggal dengan mereka. Di antara mereka telah terjadi perbedaan huruf bacaan dan qiraat. Melihat kenyataan itu Hudzaifah bin Yaman melaporkan kepada khalifah Usman bin Affan. Ia berkata: “Wahai Amirul Mukminin bertindaklah terhadap umat ini sebelum mereka berselisih tentang kitabnya sebagaimana halnya perselisihan orang-orang Yahudi dan Nasrani. http://www.qurancomplex.org/MARGNTIP.gif

Berkat kecerdasannya Usman segera mengambil tindakan dengan mengumpulkan pemuka-pemuka sahabat untuk mencari jalan keluar dari masalah ini, maka mereka dengan suara bulat memutuskan untuk menyalin mushaf dan mengirimkannya ke beberapa wilayah, dan memerintahkan agar membakar mushaf selainnya dan agar tidak berpegang kepada mushaf lainnya.

S18: Bagaimana cara Usman melaksanakan keputusan itu?

J18:

Keputusan yang bijaksana ini dilaksanakan Usman pada akhir tahun 24 dan awal tahun 25 H. Proyek ini dipercayakan kepada beberapa sahabat yang mumpuni dan hafiz, mereka itu adalah, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zubair, Said bin Ash dan Abdurrahman bin Haris. Tiga sahabat yang terakhir ini berasal dari suku Quraisy.

Maka Utsman mengirim seorang utusan kepada Ummul Mukminin Hafshah binti Umar untuk mengambil kumpulan Al Quran yang telah dikumpulkan pada masa Abu Bakar. Lalu tim ini menyalin mushaf itu dengan dasar aturan yang telah ditetapkan oleh para sahabat.

S19: Apa keistimewaan Mushaf Usman?

J19:

Kelebihannya adalah:

  1. Terbatas dengan yang riwayatnya mutawatir (diriwayatkan oleh banyak orang, kebohongannya mustahil) saja tanpa memasukkan yang riwayatnya ahad (yang diriwayatkan hanya satu orang).
  2. Tidak memasukkan bacaan yang telah dinasakh (dihapus) dan tidak diperdengarkan pada simakan terakhir.
  3. Surat dan ayat-ayatnya sudah tersusun rapi seperti yang kita lihat pada mushaf sekarang. Berbeda dengan mushaf Abu Bakar yang susunannya diurut sesuai dengan urutan ayat tanpa susunan surat.
  4. Penulisannya mencakup qiraat yang berbeda-beda dengan huruf-huruf yang tidak diberi titik dan harakat sebagaimana Al Quran diturunkan, dan membagi berbagai macam qiraat ke dalam mushaf jika tidak memungkinkan ditulis dengan satu rasam
  5. Mengeluarkan apa saja selain Alquran, seperti catatan-catatan yang ditulis oleh sebagian sahabat pada mushaf-mushaf pribadinya sebagai keterangan makna, keterangan nasikh dan mansukh dan lain sebagainya.

S20: Apa yang dimaksud dengan tafsir bil ma'tsur, disertai dengan contoh-contohnya?

J20:


Yaitu keterangan maksud dari kitab Allah yang merujuk kepada Alquran, sunah dan ucapan sahabat.

Contoh penafsiran dengan Alquran: http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFوَمَا أَدْرَاكَ مَا الطَّارِقُ .النَّجْمُ الثَّاقِبُ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF(tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?, tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?, (yaitu) bintang yang cahayanya menembus,). Kalimat http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFالنَّجْمُ الثَّاقِبُ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF(bintang yang cahayanya menembus) adalah penafsiran dari http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFالطَّارِقُ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF(malam hari) yang telah disebutkan sebelumnya.

Penafsiran dengan hadis seperti penafsiran Rasul saw. atas firman Allah http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFوَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFArtinya: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi”. (Al Anfal: 60) Rasul menafsirkan Quwah dalam ayat di atas dengan memanah dan lontar lembing.

Begitu juga penafsiran kalimat http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFالْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF(mereka yang dimurkai) dengan orang-orang Yahudi, dan http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFالضَّالِّينَ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF(mereka yang sesat) dengan penafsiran orang-orang Nasrani.

Contoh penafsiran dari riwayat sahabat, antara lain penjelasan Aisyah tentang firman Allah http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFمَا طَابَ لَكُمْ http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIF(yang kamu senangi), beliau mengatakan: yaitu yang Aku (Allah) halalkan bagimu.

Begitu juga riwayat dari Abdullah bin Umar menafsirkan kalimat http://www.qurancomplex.org/%5CB1.GIFالرفث http://www.qurancomplex.org/%5CB2.GIFpada surat Al Baqarah: 197, dengan melakukan jima' atau menyinggung masalah ini dengan perkataan.

S21: Siapa ahli tafsir yang masyhur di kalangan sahabat?

J21:

Di antara sahabat terdapat sepuluh sahabat yang ahli dalam bidang tafsir: empat khalifah rasyidin, Ibnu Abbas, Ibnu Masud, Ubay bin Kaab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al Asy'ari dan Abdullah bin Zubair.

S22: Siapa ahli tafsir yang masyhur di kalangan Tabi'in?

J22:

Penafsir terkenal di kalangan tabiin adalah:

Mekah: Mujahid, Atha‘ bin Abi Rabah, Ikrimah budak Ibnu Abbas, Said bin Jubair dan Thawus.

Medinah: Zaid bin Aslam, Abu Aliah, Muhammad bin Kaab Al Qurdhi.

Irak: Masruq bin Ajda', Qatadah bin Di'amah, Hasan Basri, Atha' bin Abi Muslim Al Khurasani dan Murrah Al Hamdani Al Kufi.

S23: Apa yang dimaksud dengan mukjizat Alquran?

J23:

Maksudnya adalah bahwa manusia dan jin tidak dapat meniru persis seperti Alquran atau sepuluh surat seperti Alquran, atau satu surat seperti surat Alquran setelah mereka ditantang oleh Nabi saw. hal ini tentunya membuktikan bahwa Alquran datang dari Allah.

S24: Apa bentuk-bentuk mukjizat Alquran?

J24:

Di antara sisi mukjizat Alquran adalah:

  1. Mukjizat dari sisi bahasa:
    Yaitu berupa susunan kata-kata dalam Al Quran dari satu sisi dan pemilihan setiap kata itu sendiri di sisi lain juga susunan kalimat dan ayat dalam satu surat. Seorang yang mempunyai naluri bahasa dengan mudah akan mengetahui tanpa keterangan dan petunjuk orang lain. Sedangkan yang tidak mempunyai naluri bahasa, baik orang Arab maupun lainnya dapat mengetahui dengan penafsiran makna Alquran. Setiap kata dalam Al Quran sudah dipilih dengan cermat, ungkapannya merupakan ungkapan yang paling fasih dan paling benar, selektif dalam memilih kata-kata, meletakkannya di satu tempat tanpa meletakkannya di tempat lain, mendahulukannya di satu tempat dan mengakhirkannya di tempat lain, menyebutnya di satu tempat tanpa menyebutnya di tempat lain, menyebutkan kalimat tertentu tanpa menyebutkannya di tempat lain, semua itu adalah mukjizat.

Bahasa Alquran tidak terlepas dari apa yang telah diketahui oleh bangsa Arab, kosa katanya, struktur, dan kaidah-kaidah umumnya, kesemuanya sesuai dengan yang telah diketahui oleh bangsa Arab. Di sinilah letak kemukjizatannya, meskipun semuanya telah diketahui oleh mereka sedangkan mereka telah mencapai puncak kematangan bahasanya, akan tetapi tetap saja tidak mampu menyamainya. Jika saja Alquran tidak mempergunakan apa yang telah diketahui oleh mereka maka tentu saja mereka mendapatkan alasan untuk tidak dapat meniru dan menyamainya, maka akan membuka peluang untuk kritikan dan ejekan. Allah berfirman: “Dan jikalau Kami jadikan Alquran itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dayat-ayatnya?”. Apakah (patut Alquran) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab?”. (Fushilat: 44)

  1. Mukjizat tentang yang gaib:
    1. Tentang umat-umat terdahulu:


Allah memberikan kabar melalui wahyu yang diturunkan kepada utusan-Nya tentang kisah umat-umat terdahulu, baik berupa nikmat yang diberikan atau azab yang ditimpakan kepada mereka. Dan Allah menyebutkan sejarah Ahli Kitab sesuai dengan apa yang tertera dalam kitab mereka, meluruskan kesalahan-kesalahan yang ada pada mereka, dan memberikan keterangan yang banyak tentang apa-apa yang mereka sembunyikan dari kitab mereka.

Mukjizat Alquran dalam hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa Rasul saw. adalah buta huruf dan ini diakui (disepakati) oleh orang-orang yang mencintainya dan orang-orang yang membencinya. Beliau tidak pernah membaca kitab pendahulunya, tidak pernah berguru mendengarkan kisah-kisahnya, Allah berfirman: “Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Alquran) sesuatu Kitab pun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu kitab dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan menulis), benar-benar ragulah orang yang mengingkari(mu). Sebenarnya, Alquran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim. (Al Ankabut: 48-49).

Disebutkan pula dalam firman Allah pada penutup kisah Yusuf as.: “Demikian itu (adalah) di antara berita-berita yang gaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); padahal kamu tidak berada pada sisi mereka, ketika mereka memutuskan rencananya (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya”. (Yusuf: 102)

Dalam kisah Maryam Allah berfirman: “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita gaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa”. (Al Imran: 44).

Firman Allah: “Sesungguhnya Alquran ini menjelaskan kepada Bani Israel sebahagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka berselisih tentangnya. (An Naml: 76).

Di dalam ayat lain Allah berfirman: “Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”. (Al Maidah: 15-16).

    1. Kabar Alquran tentang perkara-perkara gaib yang akan datang.

Banyak sekali ayat-ayat dalam Alquran yang memberitakan perkara-perkara yang belum terjadi dan semuanya terbukti sesuai dengan apa yang telah diberitakan Al Quran, tidak ada satu pun yang meleset. Di antaranya adalah:

3. Firman Allah: “ Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: “Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahanam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya”. (Al Imran: 12). Apa yang telah dikabarkan Alquran benar-benar terjadi, orang-orang Yahudi yang takabur dapat terkalahkan dengan kemenangan umat Islam pada perang Badar, mereka pun terhinakan.

4. Firman Allah: “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. (Al Maidah: 67). Allah telah menenangkan hati Rasul saw. dari gangguan manusia, menggagalkan orang-orang yang berusaha membunuhnya. Orang-orang Yahudi dan munafik selalu berusaha untuk membunuhnya dan telah mencobanya lebih dari sekali, akan tetapi Allah menjaga nabi-Nya dari mereka.

5. Firman Allah: “Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”. (Al Qamar:45). Ayat ini diturunkan di Mekah dan merupakan ancaman bagi penduduk Mekah akan nasib mereka pada perang Badar. Diriwayatkan oleh Umar bin Khathab, ia berkata: “Aku tidak mengetahui maksud al jam'u (golongan) sebagaimana yang disebutkan dalam ayat melainkan ketika perang Badar”.

6. Firman Allah: “Alif Laam Miim. Telah dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi)”. (Ar Rum: 1-4). Allah telah mengembalikan kemenangan kepada bangsa Romawi dalam waktu yang relatif singkat, antara tiga sampai sembilan tahun. Berita dari Allah ini menjadi kenyataan selang beberapa waktu saja.

S25: Apa definisi nasakh secara terminologi?

J25:

Nasakh adalah menghapuskan suatu hukum syar'i dengan dalil syar'i yang lain.

S26: Apa syarat-syarat nasakh yang telah disepakati?

J26:

Syaratnya ada empat:

  • Pertama, al mansukh (yang dihapus) harus hukum syar'i.
  • Kedua, an nasikh (yang menghapus) harus dalil syar'i.
  • Ketiga, hendaknya dalil yang menghapus bertentangan dengan dalil hukum yang dihapus dan tidak ada kaitannya.
  • Keempat, harus ada pertentangan antara dalil nasikh dan dalil mansukh.

S27: Adakah contoh nasakh Alquran dengan Alquran?

J27:

Ada, yaitu firman Allah: “Tidak halal bagimu mengawini perempuan-perempuan sesudah itu dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan istri-istri (yang lain)”. (Al Ahzab: 52). dinasakh dengan firman Allah: “Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin”. (Al Ahzab: 50).

Nasakh ini diberlakukan karena terdapat hikmah dan maslahat. Ilmu Allah menjangkau apa yang telah, akan dan sedang terjadi, tidak ada sesuatu apapun yang tersembunyi dari ilmu Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar