Minggu, 31 Juli 2011

Tanda-Tanda Orang Taqwa (1)

Tanda-Tanda Orang Taqwa (1)

Feb 23

Posted by effendy akmal

Kalimat takwa sudah sering kita dengar dan banyak diantara kita yang sudah memahami tentang makna takwa tersebut. Juga kemungkinan ada yang belum mehamaminya secara dalam. Kenapa begitu penting masalah takwa ini, karena memang orang yang mulya disisi Allah adalah orang yang paling takwa, sebagaimana firmannya; إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ . takwa ada yang mengartikan takut, tapi yang dimaksud bukan takut seperti kita kepada makhluk, seprti takut kepada orang yang akan mengancam kita. Tapi takut dalam arti takwa adalah takut kepada Allah, takut meninggalkan peritahnya dan takut mengerkalan larangan-Nya. Kalau takut kepada manusia kita menjauh tapu takut kepada Allah justru kita mendekat, yang selalu kita istilah kan dengan Taqoruban Ilallah.

Takwa secara umum mengerjakan perintah dan larangan Allah, itu sudah disebut takwa. Namun dalam masa ke Khalifahan Umar ibnul Khattab pernah ada seorang yang bertanya kepadanya; ya Amirul mukminin, apa makna takwa? Umar menjawab, tetapi justru Umar balik bertanya kepadanya, kalau anda berjalan disuatu jalanan yang dalam jalanan itu ada halangan mungkin ada duri dan lain-lain, bagaimana cara anda berjalannya? Orang yang bertanya itu lalu menjawabnya, ya tentu saya akan berhati-hati. Lalu Umar berkata; itulah dia makna takwa. Artinya dalam kita menjalankan ajaran agama Islam itu kita harus berhati-hati baik itu yang ada kaitannya dengan Ibadah perintah Allah ataupun yang terlebih lagi larangannya.

Kita melihat ada orang yang sedang beribadah, menurut pandangan kita itu baik. Kita tidak boleh langsung mengikuti, tapi mari kita teliti, sedikit. Apakah yang dikerjakan oleh orang itu ada peritnahnya dari Allah dan rasul ataukah tidak ada?!. Kalau memang tidak ada perintahnya maka kita teliti lagi apakah ada manfaatnya? Kalau memang tidak ada manfaatnya jangan kita lakukan dan jangan kita kerjakan walaupun menurut pandangan kita itu baik itulah dia orang yang bertakwa. Tidak sembarangan melakukan ibadah tanpa mengetahui asal-usulnya. Karena ibadah yang dilakukan tanpa didasari dengan ilmu maka sia-sialah pengamalannya itu. Syaikh Ibnu Ruslan mengatakan dalam kitab Mattan Jubad ; فَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِ عَلْمٍ يَعْمَلُ أَعْمَالُهُ مَرْدُوْدَةٌ لاَ يُقْبَلُ segala amal ibadah yang dilakukan tanpa didasari dengan ilmu maka ditolak (tidak diterima).

Jadi dipelajari dulu dari ibadah itu, apalagi dia larangan. Orang menganggap mungkin ini menguntungkan tapi dilarang oleh Allah sebagai mana dalam Al-Quran Allah menjelaskan, “ Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. Sama-sama menguntungkan, jual beli juga untung pun riba begitu. Jual beli menguntungkan dihalalkan oleh Allah, tapi ketika riba menguntungkan namun diharamkan oleh Allah. Oleh karena itu jangan karena kita melihat untungnya saja, ini bermanfaat tetapi diharamkan. Apabila orang bisa berhati-hati dalam dalam mengerjakan amal itu maka dia sudah masuk orang yang bertakwa.

Mungkin sudah ada yang melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan Allah, tapi hanya berkaitan dengan Hablun minallah dia belum melaksanakan yang berkaitan dengan manusia atau hablun minannas, maka belum sempuna takwanya. Bahkan dalam surat3:112 Allah menjelaskan; ditimpakkan kepada kamu kehinaan dimanapun kamu berada, kecualu bagi kita kalau tidak mau ditimpakkan kepada kita maka harus selalu mengadakan hubungan vertikal kepada Allah, yaitu segala perintah yang Allah perintahkan kepada kita, kita kerjakan. Tapi tidak cukup kata Allahm harus juga berhubungan dengan manusia (horizontal) bahkan tidak hanya kepada sesama manusia kepada seluruh alam ini. Kita tetap berbuat baik.

Oleh karena itu kalau kita baru mengerjakan peritah Allah meningalkan larangan-Nya saja yang kaitannya dengan Allah maka belum sempurna kita. Untuk lebih sempurna agar kita bisa taka maka kita diperintahkan untuk berhubungan dengan manusia yang mana tanda-tandanya adalah yang bertakwa kepada Allah. Telah dijelaskan dalam Quran surat 3:133-135. Bila kita melihat orang itu berbuat sesuai dengan surat Ali-Imran mereka yakin bahwa orang itu termasuk orang-orang takwa menurut pandangan kita. Menurut pandangan Allah tergantung keihklasannya dalam melaksanaka ibadahnya.

Tanda-tanda orang yang bertakwa

Orang orang yang menginfakkan hartanya baik dalam keadaan senang maupun ketka susah (kaya dan miskin). Tinggal kadarnya saja yang berbeda.orang-orang yang mempunyai harta yang banyak tentu saja dia lebih banyak berinfak, bukan sebaliknya karena kaya takut kehabisan hartanya maka dia bakhil enggan untuk mengeluarkann sebagian hartanya. Bahkan sebaliknya orang yang tidak terlalu kaya, tapi dia ingin mendapatkan nilai-nilai pahala justru dia lebih banyak mengeluarkan hartanya. Demikian yang diperintahkan Allah senang atau susah terus tetap berinfak. Karena amal inilah yang kelak bisa menolong kita diyaumil mahsyar. Karena harta yang kita miliki didunia ini tidak akan kita bawa. Janganlah sampai keyaumil mahsyar keliang kubur pun tidak sampai. Bagaimana Rasul dalam sabdanya; bila anak Adam meninggal maka tiga perkara yang mengikutinya, yang dua kembali Cuma satu yang akan menemaninya yaitu amal shalehnya ketika didunia. Hartanya berapapun banyaknya tidak akan bisa menemaninya dialam kubur, tetap saja didunia tidak ada satupun yang ikut kepadanya. Begitupun dengan keluarganya, oleh karenanya bila kita memiliki yang berkelebihan harta keluarkanlah sebahagian dari padanya karena pada harta itu ada yang bukan milik kita. Firman Allah ; dan pada hartamu itu ada milik orang lain, وَفِى أَمْوَالِهِمْ حَقُّ لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُوْمِ baik itu yang diminta ataupun yang tidak diminta (kalau mau berinfak jangan menunggu orang meminta) terlebih lebih untuk kemaslahatan umat
Orang yang bisa mengendalikan emosinya. Memang sifat marah itu pasti ada pada setiap manusia, karena memang manusia memiliki nafsu yang mengajak kepada hal-hal yang tidak baik “ Sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak kepada hal-hal yang tidak baik, kecuali nafsu yang mendapatkan rahmat dari Allah”. Karena itu ketika dalam kondisi marah maka kendalikan, jangan sampai mencari kesalahan-kesalahan orang, mengejek, mencaci, menghina. Barang kali kita sakit hati, kalau timbul marah kita tak terkendali ini sangat bahaya. Karena itu Allah mengingatkan bahwa orang yang bertakwa adalah yang bsia mengendalikan amarahnya
Suka memaafkan kesalahan orang lain. Yang namanya manusia tidak ada yang tidak punya kesalahan, pasti ada saja kesalahan padanya dan kelupaan. Oleh karenanya kalau ada orang yang bersalah dan belum minta maaf tapi kita diperintahkan untuk menaafkannya. Kalau kita tidak memaafkannya maka nanti kita akan melakukan transaksi dipadang mahsyar kita akan meninta kepada orang yang pernah membuat kesalahan kepada kita agar dia memberikan apa yang pernah dia buat salah ketika didunia. Jika kita tidak bisa memaafkan kesalahan orang lain, ketika sudah diberikan tiket untuk masuk syorga maka kita tidak bisa masuk karena kita masih bertransaksi kepada orang-orang yang dahulu didunia tidak pernah kita maafkan. Akhirnya orang-orang sudah pada masuk syorga kita masih sibuk mencari cari orang yang belum kita maafkan. Padahal kita sudah mendapat izin untuk masuk syorga. Kerugian bagi kita walaupun didunia memang hak kita untuk tidak memaafkan, tapi Allah menjelaskan bahwa salah satu tanda orang yang bertakwa adalah memaafkan kesalahan orang lain. Karena perbuatan ini adalah perbuatan baik dan Allah menutup ayatnya bahwa Allah sangat suka kepada orang yang berbuat baik.

Dalam ayat 135 ada dua dosa yang besar;

Fahisyah; seperti mencelakakan orang lain, membunuh, mencuri, menipu dan lain-lain.
Zhalim (dosa diri sendiri) ketika melanggar larangan Allah, yang dilarang kita kerjakan. Bahkan belakanagan ini kita mendengar orang yang berangkat haji akan disuntik yang didalam suntikan itu mengandung, lemak babi (sutik menihitis).

Ini perlu ketegasan dari Departemen agama, menteri Agama, dan majlis ulama, untuk segera menetapkan itu haram atau halal. Apakah mengandung babi atau tidak karena ini berkaitan dengan menzhalimi diri sendiri. Kedua dosa ini kita lakukan dan ktia sadar maka cepat-cepatlah bertaubat kepada Allah. Segera memohon ampun dari dosa-dosa yang kita perbuat. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa itu kecuali kita langsung mohon kepada Allah. Jangan diulangi perbuatan tersebut karena tidak menyukai orang-orang yang mengulang-ulang dalam berbuat dosa padahal kamu tahu.

Demikianlah tanda-tanda orang yang bertakwa dalam kaitannya dengan hubungan dengan manusia. Semoga kita bisa mengintrospeksi diri kita ini, sehingga kita bisa lebih bertakwa kepada Allah SWT.

Senin, 25 Juli 2011

PETUNJUK PELAKSANAANLATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK)PENGURUS OSIS SMA NEGERI 3 SIAK TAHUN 2011

PETUNJUK PELAKSANAANLATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN (LDK)PENGURUS OSIS SMA NEGERI 3 SIAK TAHUN 2011
Drs. SULURI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi kita nikmat
khususnya nikmat Iman, Islam dan kesehatan. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan kepada kita sebagai Umat-Nya.
Pelatihan Dasar Kepemimpinan yang diselenggarakan oleh KUKERTA UNRI
merupakan media strategis dalam pembinaan mental, spiritual dan skill professional bagi siswa khususnya kepengurusan OSIS dan generasi muda sebagai
pemegang tongkat estafet kepemimpinan nasional di masa mendatang.
Pelatihan Dasar Kepemimpinan kepengurusan OSIS ini diharapkan
dapat memberikan kontribusi positif dalam mengembangkan potensi dan bakat dalam aktivitas berorganisasi di lingkungan sekolah.
Sebagai pelaksana kegiatan, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan ini. Khusus kepengurusan OSIS
tingkat 1 kami mengharapkan agar momentum ini dijadikan barometer dan langkah
awal menuju sukses.
Semoga Allah SWT meridhoi amaliah kita semua. Amien…
Allah berfirman :
“Hendaklah engkau ( Orang – orang yang beriman) merasa takut ketika meninggalkan
dibelakang mereka generasi yang lemah (Fisik, Mental, dan Skillnya)”
Mutiara Islam :
“Ditangan pemudalah maju dan mundurnya suatu bangsa”






























TATA TERTIB
PELATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN
OSIS SMA NEGERI 3 SIAK

1. Peserta adalah Pengurus OSIS.
2. Setiap peserta harus berada di tempat kegiatan 15 menit sebelum acara di mulai.
3. Setiap peserta wajib mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
4. Setiap peserta wajib menjaga ketentraman, ketenangan, sopan santun/etika dan tatakrama selama kegiatan berlangsung.
5. Setiap peserta tidak diperkenankan meninggalkan tempat tanpa seijin panitia selama acara berlangsung.
6. Peserta wajib memakai atribut (jas almamater dan tanda peserta) selama kegiatan berlangsung.
7. Peserta dilarang melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan norma/aturan yang
berlaku bagi seorang mahasiswa/wi selama kegiatan berlangsung atau selama peserta
berada di lokasi kegiatan.
8. Peserta yang berhalangan mengikuti penyajian materi karena alasan sakit atau keperluan lain, diharuskan melapor terlebih dahulu kepada panitia.
9. Setelah selesai menerima materi, peserta diharapkan membuat ikhtisar atau ringkasan materi untuk dijadikan bahan penilaian, sampai dimana keberhasilan peserta mengikuti LDK.
10. Peserta yang melanggar tata tertib ini akan dikenakan sangsi sesuai dengan jenis pelanggarannya.
11. Hal – hal yang belum tercantum dalam ketentuan tata tertib ini akan diatur kemudian.


































PETUNJUK PELAKSANAAN
PELATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN
PENGURUS OSIS SMA NEGERI 3 SIAK


I. PENDAHULUAN
Kepemimpinan merupakan suatu kiat atau kewibawaan yang mampu menggerakan
orang lain, baik secara perseorangan maupun kelompok didalam suatu organisasi sehingga menimbulkan kemauan dan kemampuan untuk melakukan sesuatu dalam mecapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan meliputi berbagai dimensi, dan berfungsi sebagai salah satu piranti
penggerak, motor atau motivator sumber daya yang ada dalam organisasi, sehingga peran kepemimpinan diharapkan mampu mendinamisasikan organisasi dalam mencapai tujuan.
Demikian pula halnya dengan kepengurusan OSIS yang berperan
sebagai salah satu jalur pembinaan kemahasiswaan harus mampu mewujudkan tugas pokok dan fungsinya, kemauan dan kemampuan para pelaku kepemimpinan OSIS hanya dapat berperan dengan sebaik – baiknya apabila secara teratur, terencana dan berkesinambungan dilaksanakan pembinaan dan pengembangan bagi para pelaku kepemimpinan tersebut.
“Latihan Dasar Kepemimpinan” bagi mahasiswa pengurus OSIS SMA NEGERI 3 SIAK merupakan salah satu jalur pembinaan generasi muda yang
difokuskan pada kompetensi individu dimana kader – kader penerus perjuangan bangsa bukan hanya slogan “Pemuda Harapan Bangsa”.

II. DASAR PENYELENGGARAAN
1. UU No 22 tahun 1999
2. UU No 2 tahun 1989
3. Program kerja OSIS

III. MAKSUD DAN TUJUAN
Hasil yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan pelatihan dasar kepemimpinan bagi
pengurus OSIS adalah :
1. Meningkatkan dan memantapkan mutu kepemimpinan.
2. Meningkatkan kemampuan berorganisasi dan kesadaran politik sebagai warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
3. Meningkatkan dan mengembangkan serta memperluas wawasan dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinan.
4. Memberikan kesempatan belajar bagi peserta didik.
5. Mendorong, membimbing serta mengarahkan potensi kepemimpinan.
6. Menumbuhkan, meningkatkan dan memantapkan kesadaran dan tanggung jawab
sebagai warga negara khususnya generasi muda penerus perjuangan bangsa.
7. Memberikan tuntunan dan meningkatkan pola pikir, sikap dan perilaku, kepribadian, budi pekerti, sopan santun dan disiplin.

IV. PENYELENGGARAAN
Penyelenggaraan latihan Dasar Kepemimpinan bagi pengurus OSIS merupakan salah satu program Kerja OSIS yang dilaksanakan setiap tahun.

V. PESERTA
Peserta Pelatihan Dasar Kepemimpinan OSIS adalah anggota pengurus OSIS
dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Ketua beserta pengurus dan anggota OSIS.
2. Menyerahkan biodata peserta
3. Menyerahkan pas photo ukuran 3 x 4 = 2 (dua) lembar.

VI. NAMA KEGIATAN
Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) Kepengurusan OSIS SMA NEGERI 3 SIAK


VII. BENTUK KEGIATAN
Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) pengurus OSIS SMA NEGERI 3 SIAK merupakan teori dan praktek yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan diruangan maupun dilapangan.

VIII. TEMA KEGIATAN
“Membentuk Kader-Kader Pemimpin Bangsa Yang Berkualitas, Berkompeten,
Bertanggung Jawab dan Penuh Dedikasi”

IX. MATERI KEGIATAN
1. Program Umum
Merupakan latihan wajib yang harus diikuti oleh seluruh peserta Pelatihan yang
menyangkut bahan-bahan/materi yang menunjang usaha penanaman kesadaran
berbangsa dan bernegara.
2. Program Pokok
Materi ini merupakan kegiatan yang langsung diperlukan dalam usaha meningkatkan
kemampuan dibidang Kepemimpinan.
3. Program Penunjang
Program ini merupakan pengetahuan yang menunjang program pokok yamg
diharapkan lebih membuka cakrawala pandangan para peserta pelatihan dalam usaha
meningkatkan kemampuan dibidang Kepemimpinan.
X. WAKTU PENYELENGGARAAN
Waktu kegiatan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2011-07-25

XI. TEMPAT PENYELENGGARAAN
Tempat penyelenggaraan dilaksanakan di Gedung SMA Negeri 3 Siak

XII. ANGGARAN
Alokasi biaya Pelatihan Dasar Kepemimpinan (LDK) pengurus OSIS SMA NEGERI 3 SIAK dari anggaran OSIS

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
DALAM ERA REFORMASI

A. Pendahuluan
Kepemimpinan adalah merupakan masalah senteral dalam kepengurusan suatu
organisasi. Maju mundurnya suatu organisasi, mati hidupnya organisasi, tumbuh
kembang organisasi, senang tidaknya bekerja dalam suatu organisasi serta tercapai
tidaknya tujuan organisasi sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa pemimpin hanya dapat menjalankan kepemimpinannya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai sebagian besar pekerjaan dilakukan oleh anggotanya,tetapi yang dikenal adalah pemimpin itu sendiri.
Pada pembahasan materi kepemimpinan ini dibatasi oleh kepemimpinan khas Indonesia yang sesuai dengan Dasar Negara, Palsafah serta pandangan hidup bangsanya.

B. Sikap Dasar Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan atau Leadership berasal dari kata dasar “pimpin” yang artinya
bimbing atau tuntun, atau dalam kata kerja “memimpin” yaitu membimbing atau
menuntun. Sedangkan kepemimpinan (menunjukkan kata sifat) adalah perilaku
seseorang yang dibentuk oleh gabungan karakter positif seorang pemimpin. Ada sifatsifat yang melekat dan karenanya ia lebih bersifat Universal sebab didalamnya
menyangkut parameter nilai (standar value).
Determinasi kepemimpinan menurut Kartini Kartono meliputi 3 faktor, yaitu
(1)faktor orang/pribadi (2) faktor posisi (3) factor situasi.
Jadi pemimpin adalah orang yang memiliki kelebihan sehingga dia mempunyai
kekuasaan dan kewibawaan untuk menggerakkan, mengerahkan, dan membimbing
bawahan. Dalam pengertian lebih luas Pemimpin adalah seseorang yang memimpin
dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan,
mengorganisir dan mengontrol usaha orang lain atau melalui prestise kekuasaan.
Menurut Paul Mersey dan Kenenth M. Blanchard, 1982 Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kegiatan individu atau kelompok dalam usaha mencapai tujuan dalam situasi tertentu.
Dari berbagai pendapat pada dasarnya Kepemimpinan mempunyai dua hal yang
dominan, yaitu mempengaruhi dan saling pengaruh. Mempengaruhi mengandung
kesan searah sedangkan saling pengaruh mengandung makna timbal balik. Karena
berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan bagaimana pemimpin mempengaruhi bawahan/anggota biasa bermacam macam, antara lain dengan memberikan gambaran masa depan yang lebih baik,memberi perintah, memberi imbalan, melimpahkan wewenang, memberi
penghargaan, memberi kedudukan, membujuk, mengajak, memberi kesempatan
berperan, memberi motivasi, memberikan arah, mendorong kemajuan, menciptakan
perubahan, memberikan ancaman, hukuman dll.

C. Teori Kepemimpinan
Faktor-faktor yang terdapat dalam kepemimpinan dengan pendekatan :
1. Pendekatan Bakat
Teori ini memandang bahwa pemimpin dianugerahi bakat untuk yang membedakan
mereka dari orang kebanyakan dan menurut Ordway Tead : “Seseorang Pemimpin
harus memiliki sepuluh syarat yang berkenan dengan” :
1. Kekuatan fisik dan susunan syaraf
2. Penghayatan terhadap arah dan tujuan
3. Antusiasme
4. Integritas
5. Keahlian teknis
6. Kemampuan memutuskan
7. Keramah tamahan
8. Intelegensia
9. Keterampilan mengajar
10. Kepercayaan
Hunt lebih mempersempit lagi bahwa yang berhasil menjadi pemimpin umumnya
mereka yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai intelegensia diatas rata-rata
2. Sehat
3. Berasal dari golongan menengah atau atas
4. Mempunyai keinginan yang kuat
5. Seringkali anak pertama atau anak laki-laki pertama
Teori ini dalam kenyataannya tidak berhasil menemukan seperangkat bakat yang
menjamin berhasilnya kepemimpinan dan dalam kenyataannya tidak semua bakat
yang diharapkan.
2. Pendekatan Situasional
Teori ini berkeyakinan, bahwa situasi tertentulah yang melahirkan pemimpin.
Menurut Murphy : 1941, bahwa pemimpin dilahirkan oleh situasi darurat atau gawat.
Dalam situasi demikian muncul seorang yang mempunyai kemampuan membaca
situasi dan berhasil mengatasinya maka lahirlah seorang pemimpin.
3. Pendekatan Bakat dan Situasional
Pendekatan bakat gagal menemukan perangkat bakat yang menjamin keberhasilan
pemimpin. Sebaliknya pendekatan situasional terlalu meremehkan bakat walaupun
hasil penelitian menunjukkan adanya bakat dan keberhasilan memimpin. Oleh karena
itu para teoritisi berpendapat bahwa pemimpin adalah suatu proses yang melibatkan
pemimpin, anak buah dan situasi.
4. Teori X dan Teori Y
Douglas Mc Gregor menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan ditentukan oleh dua
pra anggapan pertama disebut teori X dan pra anggapan kedua disebut teori Y.
Berdasarkan teori X tersirat bahwa pada dasarnya secara alamiah manusia itu lambat,
malas. tidak berambisi, tidak tanggung jawab, lebih suka dipimpin, mementingkan
diri sendiri, menentang perubahan dan mudah tertipu. Karena itu kepemimpinan
bertanggung jawab untuk mengorganisasi unsur-unsur produktif, meningkatkan
aktivitas bawahan.
Secara singkatnya teori X bersifat pesimistis, statis dan kaku sehingga pemimpin
yang berpegang pada teori X cenderung memberi perintah dan tidak memberi
kesempatan pada anak buah untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan
keputusan, komunikasi searah dari atas ke bawah dan kekuasaan merupakan satusatunya
cara agar segala sesuatu dikerjakan (cenderung bersifat otokratis).
Sedangkan teori Y beranggapan bahwa manusia memiliki keinginan bekerja, mampu
mengerahkan diri sendiri dan bersedia menerima tanggung jawab, teori ini bersifat
optimistis, dinamis dan fleksibel.
Titik berat kepemimpinan didasarkan pada kerjasama, menggali semua bakat yang
ada dan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada anak buah dalam
merumuskan tujuan dan menyusun rencana. Komunikasi berakhir masuk dengan
lancar.

D. Azas Kepemimpinan
Sikap dasar dan Prinsip bagi seorang pemimpin adalah :
a. Konsisten dan Konsekwen dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila.
b. Mengayomi, suka memberi perlindungan atau memberi teguh sehingga pengikutnya
selalu merasa aman dan tentram dalam perlindungannya.
Disamping sikap dasar diatas, para pemimpin organisasi di Indonesia perlu
mengembangkan sifat-sifat tertentu, yaitu :
a. Adil
b. Arif bijaksana
c. Penuh prakarsa/inisiatf
d. Percaya diri
e. Penuh daya pikat
f. Ulet
g. Mudah mengambil keputusan
h. Jujur
i. Berani mawas diri
j. Komunikatif
Karena latar belakang budaya, agama dan heterogenitas masyarakat in donesia yang khas,secara operasional kepemimpinan organisasi di Indonesia harus berpegang pada 11 azas kepemimpinan sebagai norma, yaitu :
1. Taqwa; percaya pada Tuhan Yang Maha Esa
a. Ing Ngarso Sung Tulodo ; didepan memberi teladan
b. Ing Madya Mangun Karso ; ditengah membangun kemampuan, tekad dan
prakarsa.
c. Tutwuri Handayani ; dibelakang memberi dorongan, penggerak, pengarah.
d. Waspada Urwowiseso ; senantiasa waspada, sanggup mengawasi dan berani
memberikan koreksi.
e. Ambeg Paramarta ; harus mampu menentukan segala sesuatu dengan tepat dan
menentukan prioritas.
f. Prasojo ; senan tiasa bersahaja, sederhana dan tidak berlebihan.
g. Setyo ; selalu setia, loyal terhadap organisasi.
h. Geminastiti ; hemat dan cermat.
i. Beloka ; jujur, terbuka dan berani bertanggung jawab.
j. Legowe ; ikhlas, bersedia dan rela

E. Teknik kepemimpinan
a. Teknik pematangan / penyiapan pengikut
a.1. Teknik penerangan (memberikan keterangan yang jelas faktual untuk
meyakinkan kepada pengikut sesuai dengan kemauan pemimpin ).
a.2. Teknik propaganda berusaha memaksakan kehendak atau keinginan pemimpin
yang kadang-kadang bagi pengikut tidak ada pilihan lain.
b. Teknik Human Relations
Teknik ini merupakan proses pemberian dorongan agar orang mau bergerak, yang
dapat dijadikan motif, yaitu pemenuhan physis dan kebutuhan psikologis.
c. Teknik menjadi tauladan
Teknik pemberian contoh yang mewujudkan dalam dua aspek, yaitu aspek negatif
dalam bentuk larangan dan aspek positif dalam bentuk anjuran atau keharusan.
d. Teknik persuasi ( mengajak dengan lunak).
e. Teknik pemberian perintah
Teknik menyuruh orang yang diberi peritah dengan ketentuan power dan kekuasaan.
f. Teknik penggunaan system komunikasi yang cocok.
Teknik ini harus mempertimbangkan kondisi penerimaan informasi ( yang diajak
komunikasi ).
g. Teknik penyedian Fasilitas-fasilitas
Kepada sekelompok orang yang sudah siap untuk mengikuti ajakan sipemimpin,
maka orang-orang itu harus diberi fasilitas, atau kemudahan-kemudahan.

F. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan organisasi sebagai salah satu fungsi management, kepemimpinan menjadi, mencakup beberapa tugas, dan kewajiban organisasi diantaranya :
a. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dalam rangka menjalankan kekuasaan organisasi. (Chester
Barrnat )
b. Motivasi
Motivasi diperlukan untuk kebutuhan psikologis, keamanan, kebutuhan social,
prestise, mempertinggi kemampuan (Abraham Maslow ).
c. Visi
“ Tragedi terbesar dalam diri seorang manusia adalah bila menjadi penglihatan tetapi
tidak mempunyai visi.

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN UMUM
Yang dimaksud dengan tipologi kepemimpinan dalah bagaimana pemimpin menjalankan
tugasnya, misalnya gaya apa yang digunakan dalam merencanakan, merumuskan,
menyampaikan perintah, atau ajakan kepada yang diperintah.
Penggolongan gaya kepemimpinan :
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis ( terpusat pada pemimpin /direktif )
Gaya ini ditandai dengan banyaknya petunjuk yang datang dari pemimpin (penonjolan
pada pemberian perintah ).
2. Gaya Kepemimpinan Birokratis
Ditandai dengan keketatan pelaksanaan prosedur yang berlaku pada pemimpin dan anak buahnya atau memimpin berdasarkan peraturan.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya ini terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan kesederajatan,kepemimpinan konsultatif atau parsitipatif (terjadi komunikasi dua arah ) dan keputusan diambil secara bersama.
4. Gaya Kepemimpinan Bebas
Pemimpin melimpahkan sepenuhnya kepada anak buahnya dalam menentukan tujuan
serta cara dipilih untuk mencapai tujuan itu. Peranan pemimpin hanyalah menyediakan
keterangan dan hubungan dengan pihak luar.

TIPOLOGI KEPEMIMPINAN DALAM ERA REFORMASI
Era reformasi diwarnai dengan perubahan-perubahan menuju kearah perbaikan.
Untuk menyikapi terhadap tuntutan perubahan (reformasi ), maka seorang pemimpin
organisasi harus memiliki dasar-dasar kesiapan sebagai berikut :
a. Siap beradaftasi ( menghargai dan menerima masyarakat yang sudah berubah ).
b. Fleksibelitas dan beritereaksi dengan orang-orang yang berbeda asal negara, budaya dll.
c. Berfikir positif bila menemui hal agak ganjil yang terjadi disekitarnya.
d. Berintergrasi dengan anggota organisasi, mempunyai rasa memiliki, berintegrasi diantara disiplin ilmu.
e. Mengenali, memahami secara proaktif terjun didalam kegiatan-kegiatan yang bersipat tradisional.

KESIMPULAN
Dengan memperhatikan definisi dan deskripsi yang ada maka pada umumnya kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan kesanggupan menggerakan orang-orang untuk bekerja dan mengarahkannya pada tujuan yang telah ditetapkan.
Pemimpin dan kepemimpinannya perlu menumbuhkan sifat dasar dan sifat-sifat tertentu yang sesuai dengan keadaan/kondisi Indonesia yang sedang membangun sesuai dengan tujuan dan cita-cita nasional.
Para pemimpin organisasi diera reformasi dihadapkan kepada multi tantangan akibat
kesalahan-kesalahan masa lalu. Untuk para pemimpin organisasi sekarang dituntut memiliki moralitas, integritas kepemimpinan professional kompetitif dan daya saing tinggi.


ADMINISTRASI DAN KESEKTARIATAN
I. PENDAHULUAN.
Setiap organisasi (apapun bentuknya ) pasti mempunyai rumusan tujuan yang ingin dicapai.Organisasi yang mempunyai rumusan tujuan yang jelas akan mendapatkan kesulitan kearahmana organisasi iti akan dibawa. Perumusan tujuan organisasi yang jelas akan memudahkanorganisasi dalam menentukan kebijakan organisasi. Melalui tujuan tersebut, sebuah organisasi mendapat gambaran kearah mana orgaisasi tersebut akan dibawa, mendapatkan
landasan bagi organisasi, memudahkan menentukan macamnya tugas, dan akan mudah menentukan PRODER KISS ME (program, prosedur, koordinasi, integrasi,
simplikasi,sinkronisasi dan mekanisme ).
Perumusan tujuan meski menjadi syarat mutlak bagi organisasi, tetapi bukanlah merupakan satu-satunya syarat. Rumusan tujuan perlu ditopang oleh syarat-syarat lain yang tidak kalah pentingnya diantaranya (anggota), kelompok, kerja sama, dan perangkat lainnya seperti kesektariatan dan administrasi.
Diantara sederetan piranti organisasi yang akan penulis uraikan lebih panjang adalah
Kesektariatan dan administrasi.kedua piranti organisasi tersebut penulis uraikan karena
penulis berpendapat bahwa kegiatan kesektariatan dan administrasi mempunyai peran yang signifikan dalam kegiatan organisasi.

II. ADMINISTRASI

II. ADMINISTRASI
Seperti telah diuraikan diatas bahwa sebuah organisasi yang baik adalah organisasi yang telah menetapkan rumusan organisasi yang jelas. Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi sudah barang tentu akan melakukan segala usaha/ kegiatan organisasi, dari mulai merencanakan tujuan sampai dengan kegiatan evaluasi kegiatan.usaha/kegiatan tersebut disebut dengan administrasi.
Secara umum, administrasi adalah usaha atau kegiatan sekelompok orang yang bekerja secara teratur untuk mencapaisuatu tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.usaha-usaha atau kegiatan yang dimaksud meliputi semua kegiatan yang lazim dilakukan oleh organisasi,seperti penetapan rencana program, pengorganisasian, penajaman dan penyelenggaraan program, kegiatan pengawasan, kegiatan evaluasi, kegiatan pembuatan pelaporan, dan lainlain.
Sedangkan secara sempit administrasi diartikan sebagai kegiatan tata usaha, clerical work (kegitan catat mencatat/tulis –menulis ) atau sectretrial work (pekerjaan sekertaris), yaitu keseluruhan kegiatan mencatat segala kejadian bagi pimpinan suatu organisasi. Keseluruhan
rumusan pengertian administrasi secara sempit tersebut disebut juga kesektariatan.
Dari batasan-batasan di atas dapatlah diambil kesimpulan bahwa pengetian administrasi meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Rangkaian kegiatan/ perbuatan, termasuk kegiatan kesekretaritan;
2. Adanya kelompok orang;
3. Adanya kerjasama;
4. Adanya unsur-unsur untuk mencapai tujuan;

III. KESEKRETARIATAN
Kesekretariatan disebut juga kegiatan tata usaha. Seperti telah disinggung diatas, bahwa tata usaha merupakan bagian pengertian sempit administrasi dan merupakan bagian yang cukup menunjang tercapainya tujuan administrasi. Dengan kata lain, kegiatan tata usaha atau keskretariatan merupakan suatu bagian dari kegiatan administrasi.
1. Tulis menulis (rencana program, strategi pelaksanaan program, sampai evaluasi ).
2. Surat menyurat;
3. Kegiatan kearsipan dan agenda;
4. Pemilikan dan pemeliharaan buku induk organisasi;
5. pengiriman dan penerimaan surat; dan
6. data-data lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tilis menulis
Dari uraian diatas dapat menyimpulkan bahwa Tata Usaha adalah menghimpun keteranganketerangantertulis yang dapat digunakan untuk menunjang kelancaran kegiatan administrasi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sipat Tata Usaha adalah sebagai “pelayanan
terhadap kegiatan pokok administrasi”.
Berikut ini penulis uraikan beberapa kegiatan Tata Usaha yang memiliki aturan-aturan (baku) tertentu, yaitu: surat menyurat, kearsipan, agenda, buku induk, dan buku agrnda kegiatan.

A. Surat Menyurat
Di antara kegiatan Tata Usaha yang paling menonjol adalah kegiatan surat menyarat
(korespondensi). Surat adalah suatu sarana komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain. Hubungan yang terjadi antara pihak pihak
tersebut disebut kegiatan surat menyurat atau korespondensi.
Selain sebagai sarana komunikasi, surat juga berfungsi sebagai:
1. Alat untuk menyampaikan pemberitahuan, permintaan atau permohonan buah
pikiran/gagasan.
2. Alat bukti tertulis, misalnya surat perjanjian.
3. Alat untuk mengingat, misalnya surat yang diarsipkan.
4. Bukti sejarah, misalnya surat-surat yang bersejarah.
5. Pedoman kerja, misalnya surat keputusan dan surat perintah.
Jika dilihat dari segi bentuk, isi, dan bahasanya, surat dapat digolongkan atas 3 (tiga) jenis,yaitu:
1. surat pribadi,
2. surat dinas (resmi), dan
3. surat niaga.
Selain ketiga jenis surat tersebut, terdapat juga jenis surat yang lain, misalnya : surat edaran,surat pengumuman, surat perjanjian, dan surat keputusan.
Ada beberapa bentuk penulisan surat. Yang dimaksud dengan bentuk surat adalah pola surat menurut susunan, letak, dan bagian-bagian surat. Setiap bagian surat itu sangat penting peranannya sebagai identifikasi atau petunjuk pengelolaan surat.
Menurut pola umum yang berlaku dalam surat menyurat, bentuk surat dikelompokan
menjadi6(enam) dan macam bentuk surat, yaitu : (a) bentuk lurus penuh (full block style), (b) bentuk lurus (block style), (c) bentuk setengah lurus (semi block style), (d) bentuk bertekuk (idented style), (e) bentuk resmi Indonesia lama, dan (f) bentuk Indonesia baru.(contoh lengkap bentuk-bentuk surat tersebut dapat dilihat pada buku seri penyuluhan bahasa Indonesia bagian surat menyurat.
Sekedar memberikan gambaran untuk memudahkan pemahaman pembaca, berikut penulis berikan contoh bagian-bagian surat dalam bentuk lurus (block style)
Keterangan :
(1) Kop/Kepala Surat;
(2) tanggal surat;
(3) nomor. Lampiran,
perihak
(4) alamt,tujuan;
(5) salam pembuka;
(6) Isi surat
(7) Salam penutup;
(8) pengirim surat; da,
(9) tembusan;
………………
……………………..(1)
……………………………
---------------------------------------------------------
(2)…. : …….. ………
……. : ………(3)
……. : ………
… ….. …
… ….. …(4)
… ….. …
……………………..
………………………………………….
………………………………………….
…………………….. (6)
……………………………………………………
…………………………………… (7)
…….. ………(8)
…………… …………….
…………………….
…………….(9)

B. Kerasipan, Agenda dan Ekspedis
1). Arsip
Kegiatan Kearsipan terdiri atas pengelolaan arsip itu sendiri dan agenda. Arsip adalah suatu tempat penyimpanan dan pengolahan data-data tertulis, seperti surat-surat dan dokumendokumen.
Arsip berarti pula dokumen tertulis yang berasal dari komunikasi tertulis ( Surat,
akta, dan sebagainya) yang dikeluarkan instansi resmi, yang disimpan dan diperlihara
ditempat khusus untuk referensi. Orang (ahli) yang bias mengurus bagian penyimpanan dan pemeliharaan surat-surat disebut arsiper
Arsip memiliki kegunaan sebagai berikut :
1. (seolah-olah) sebagai suatu pusat ingatan dari organisasi dalam memulihkan
keterangan bila diperlukan.
2. Sebagai sarana pembuktian dalam peristiwa hokum
3. Arsip mempunyai nilai sejarah yang menggambarkan peristiwa-peristiwa lampau.
4. Arsip memberikan jasa dalam kemajuan dan perkembangan dunia keilmuan, dan lainlain.
System penyimpanan (pengarsipan) ada 5 (lima) macam, yaitu :
1) Sistem penyimpanan menurut abjad (Alfabetic Filling), yaitu penyusunan arsip
berdasarkan nama orang atau organisasi utama.
2) Sistem penyimpanan menurut pkok soal (Subject Filling), yaitu penyusunan arsip
didasarkan pada jenis dan isi surat..
3) Sistem penyimpanan menurut wilayah (Geografic Filling), yaitu penyusunan arsip
didasarkan pada asal daerah surat..
4) Sistem penyimpanan menurut nomor (Numeric Filling), yaitu penyusunan arsip
didasarkan angka nomor pada surat.
5) Sistem penyimpanan menurut tanggal (Chronological Filling), yaitu penyusunan arsip
berdasarkan tanggal yang tertera pada surat tersebut.
2) Agenda
Buku agenda, adalah buku catatan yang bertanggal untuk satu tahun (periode) yang berfungsi untuk mencatat surat-surat, baik surat masuk maupun surat keluar. Orang yang bertugas mencatat surat masuk dan keluar (mengagendakan surat) disebut agendaris. Buku agenda, dapat dibagi atas 2 (dua) macam, yaitu :
1) Agenda Tunggal, yaitu agenda yang menggunakan satu buku. Lembaran sebelah kiri
untuk surat masuk dan sebelah kanan untuk surat keluar.

2) Agenda anda, yaitu agenda yang terdiri dari 2 (dua). Satu buku khusus untuk mencatat
surat masuk, dan yang satunya lagi khusus untuk mencatat surat keluar.

Contoh format buku agenda surat masuk :
No Tanggal Surat
Nomor Tanggal
Terima Dari Isi Surat Keterangan

Contoh format buku agenda surat keluar :
Nomor
Urut Surat
Tanggal Alamat
Tujuan
Isis Surat Keterangan

3. Ekspedisi
kegiatan kesekretariatan lain yang berhubungan dengan surat menyuratadalah ekspedisi.
Ekspedisi adalah kegiatan mengurus (mengirim/mengantarkan) surat-surat atau barangbarang.
Orang yang bertugas untuk mengirim/mengantar surat-surat atau barangn-barang
disebut ekspeditur. Untuk memudahkan surat-surat, sebuah organisasi memerlukn bukuk ekspedisi. Buku ini sangat penting sebagai alat bukti bahwa surat yang dibuat telah dikirim dan diterima oleh alamat tujuan surat tersebut. Berikut ini contoh format buku ekspedisi.
No Tgl Mengirim Surat Jumlah
Tgl Nomor Surat Lamp
Isi
Surat
Alamat
Tujuan
Paraf

C. Buku Induk dan Agenda Kegiatan
Buku induk merupakan buku-buku yang memuat data-data identitas pengurus/anggota
organisasi yang bersangkutan. Buku ini berisi data-data atau identitas baik pengurus maupun
anggota organisasi. Fungsi dari buku ini adalah untuk menginventarisasi data seluruh
personal pengurus dan anggota organisasi lengkap dengan identitasnya.

Contoh format buku induk sebagai berikut :
Nomor
Urt. Induk
Nama Tempa, Tgl
Lahir
Alaat Jabatan Ket
Buku agenda kegiatan merupakan buku yang berisi data-datarangkaian kegiatan organisasi selama periode tertentu. Buku ini digunakan setiap organisasi, jawatan, instansi, dan badanbadan yang berguna bagi kelengkapan administrasi dan laporan-laporan

Contoh format buku agenda kegiatan :
No Hari,Tanggal Jenis Kegiatan Peserta Tujuan
kegiatan
Lain-lain Ket.
Keterangan :*) dapat diisi dengan format lain sesuai dengan kebutuhan.



IV. P E N U T U P
Administrasi dan kesekretariatan bukan merupan bagian disiplin ilmu eksakta. Ini berarti
bahwa teori tentang kedua topik tersebut adalah terus mengalami perubahan, pergeseran dan penambahan-penambahan sesuai dengan perkembangan kebutuhan organisasi.
Perkembangan kebutuhan organisasi tidak terlepas dari usaha untuk lebih memperbaiki citra organisasi tersebut. Oleh karena itu inisiatif-inisiatif dengan ide-ide cerdas menjadi sangat penting, termasuk ide-ide dalam bidang administrasi dan kesekretariatan sebagai piranti penting dalam menjalankan roda organisasi.
Wassalam,

TUNTUNAN BERORGANISASI

TUNTUNAN BERORGANISASI

PENDAHULUAN
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang keorganisasian, amatlah perlu untuk diteliti dan diperhatikan kembali perkembangan hidup manusia dari masa ke masa sebagamana dibuktikan oleh fakta lembaran sejarah sejak Adam sebagai manusia pertama sampai masa kehidupan diabad modern ini. Pada pokoknyasetiap manusia sewajarnya mempunyai cita-cita hidup yang menjadi angan-angan, baik yang berhubungan dengan soal-soal kepercayaan ataupun berhubungan dengan soal-soal duniawi.
Dalam mencapai cita-cita ini ada yang bias dicapai perorangan, ada yang bias dicapai oleh sekelompok manusia yang merupakan golongan dalam menempuh cita-cita bersama itu.
Perkumpulan bersama yang mempunyai cita-cita yang sama dialam modern ini disebut
“ORGANISASI” suatu perkumpulan atau organosasi didirikan karena terdorong oleh hasrat untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Suatu organisasi dapat dakatakan teratur kalau suadh ada keserasian antara semua pengurus,
antara pengurus dengan anggotadan adanya rasa tangguang jawab serta pengertian yang mendalam atas organisasi te4rsebut hingga berjalan secara pararel dengan dasar dan tujuannya.
Organisasi ini bagaikan sebuah mobil yang mengantar para penumpang kearah tujuannya,pengurus organisasi merupakan sopir yang mengemudikannya, anggota organisasi sebagai
penumpang, mereka harus selalu taat dan patuh kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku diatas mobil itu ketiga unsure ini mempunyai tugasnya sendiri-sendiri.
Empat unsur yang penting dalam lingkungan perkumpulan ini adalah :
1. Organisasi (tata cara mengelola perkumpulan)
2. Administrasi
3. Management
4. Ledership/kepemimpinan
Antara keempat unsure ini sangat berhubungan erat yang satu dengan yang lain sekedar merupakan gambaran hebungan antara keempat unsur ini dapat disimulkan sebagai berikut :
Proses penyelenggaraan kerja ialah untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan “ORGANISASI” adalah alat atau wadah yang akan mengantarkan cita-cita tertentu. Dalam mengendalikan organiosasi tidak akan lepas dari kegiatan-kegiatan surat menyurat, mengatur pembukuan dll. Segala masalah yang bersangkutan dengan hal tersebut dinamakan “ADMINISTRASI”.
Dalam pelaksanaan administrasi ini tentu memerlukan ilmu tersendiri, baik tentang
teknik pelaksanaan maupun yang akan melaksanakannya sebagai pelicin jalan demi tertibnya administrasi dalam setiap aktivitas, hal ini akan dibahas dalam “MANAGEMENT”
Kelancaran suatu organisasi dan terasturnya administrasi akantercapai bila
pelaksanaannya/pengurus organisasinya memiliki sifat-sifat kepemimpinan, sehingga dengan mudah dan tepat dapat mengendalikan organisasi tersebut. Hal ini akan dibahas dalam masalah “LEADERSHIP”.





ORGANISASI

Dalam kehidupan sehari-hari, tolong menolong adalah merupakan suatu manifestasi dari pergaulan hidup yang wajar untuk mencapai suatu kehendak ataupun tujuan yang dihajatkan oleh manusia itu, masalah yang mendetail dalam tolong menolong itu didasari oleh suatu ide atau cita-cita yang sama. Maka dapat disimpulkan bahwa organisasi itu suatu perkumpulan dimana segenap wargha didalamnya mempunyai kepentingan atau pandangan hidup yang sama kemudian menyatakan diri dalam suatu wadah.
Suatu perkumpulan dapat berjalan dengan lancar apabila ada keserasian, ada saling
pengertian dan menyadari fungsi masing-masing, baik sebagai anggota maupun pengurus.

Pengertian Organisasi
Definisi
1. Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu bekerja untuk suatu tujuan
bersama, di bawah kepemimpinan bersama.
2. Organisasi adalah oaring-orang yang bekerjasama dan dengan demikian
mengandung cirri-ciri dari hubungan manusia yang timbul dalam kegiatan kelompok.
Komunikasi
Dalam organisasi, hubungan antara suatu pengurus dengan pengurus lain, anatara
pengurus dan anggota, sangat menentukan lancar tidaknya perjalanan organisasi. Dalam hal ini komunikasi adalah sarana yang akan menentukan harmonisnya hubungan antar mereka.
Salah satu syarat utama agar komunikasi berjalan baik harus dilandasi dengan
rasa saling pengertian antara pemberi dan penerima komunikasi.
Departementasi
Suatu organisasi memiliki suatu permasalahan dan pekerjaan yang harus
diselesaikan. Dalam hal ini perlu adanya pembagian tugas dalam setiap penanganan setiap pekerjaan. Pembagian tersebut dinamakan departementasi.
Departementasi sangat penting dalam suatu organisasi sebab departementasi yang
dilaksanakan dengan pertimabangan yang matang dapat menghasilkan efesiensi dan
efektifitas kerja sebuah organisasi.
Koordinasi
Koordinasi bertujuan agar double pekerjaan dan kesimpangsiuran antara
seseorang dengan orang lain dapat dihindari. Tanpa koordinasi yang baik suatu organisasi akan mengalami keruetan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.
Dalam melaksankan koordinasi yang baik perlu adanya komunikasi dan
kedisiplinan yang baik pula dan untuk menunjang kearah tersebut, maka dalam perencanaan dan penyususnan aturan kerja unsur koordinasi harus dimasukan didalamnya.

ADMINISTRASI
Definisi
Administrasi dalam bahasa Belanda adalah tata usaha, yaitu segala kegiatan yang meliputi tulis menulis, korespondensi, kearsipan dll. Drs. The Liang Gie mengartikan administrasi
ialah segala proses penyelenggaraan dalam setiap usaha bekerja sama kelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Segi-segi Administrasi ada tiga macam :
a. Administrasi dalam arti intitusional adalah merupakan kelompok orang yang
menjalankan proses kegiatan ke arah tercapainya suatu tujuan bersama.
b. Administrasi dalam arti fungsional adalah segala kegiatan yang mendahulukan kearah mencapai suatu tujuan.
c. Administrasi dalam arti proses, adalah segala kegiatan sejak dari perumusan tujuan
sampai penyelenggaraan sehingga tercapai suatu tujuan.



MANAGEMENT
Definisi
Management berasal dari kata “To manage” yang artinya adalah mengemudikan, mengelola, membimbing, mendorong dan mengatur.
Pengertian managemen menurut unsurnya adalah kegiatan dan kecakapan seseorang dalam mengendalikan, menjuruskan serta membimbing suatu organisasi kearah tercapainya tujuan organisasi.
Sasaran Management
a. Metode kemampuan menggunakan cara bagaimana agar usahanya berhasil dengan baik,ekonomis, praktis dan harmonis dalam mencapai tujuan.
b. Manusia kemampuan mengendalikan dan menggerakan manusia untuk melaksanakan tugas dalam usaha mencapai tujuan bersama.
c. Peralatan kemampuan menggunakan alat perlengkapan yang ada.
d. Biaya kemampuan menggunakan dana yang ada seefesien mungkin dalam usaha
mencapai tujuan.
Pokok-pokok Persoalan Management
Menurut george R. Terry dalam bukunya “ principle of management” pola management
dapat dirumuskan dengan singkatan “POAC”.
1. Planning (perencana program).
2. Organizing (Pengorganisasian).
3. Accuiting (penggerakan).
4. Controlling (pengawasan).
Planning
Planning adalahperencanaan apa yang akan dicapaiyang merupakan pedoman untuk
mencapai tujuan.
Planning merupakan suatu perumusan tentang apa dan bagaimana suatu perumusan pekerjaan yang hendak dilakssanakan.
Organizing
Yang dimaksud dengan organizing adalah peraturan setelah adanya rencana yang didalamnya meliputi :
a. Pembagian tugas pekerjaan
b. Macam atau jenis dan system pekerjaan.
c. Menetukan siapa yang akan mengerakan pekerjaan.
d. Alat-alat yang dibutuhkan
Actuating
Yang dimaksud dengan ‘actuating’ adalah suatu penggerak setelah adanya rencana yang diatur (diorganizir) agar seorang yang diberi beban itu mempunyai rasa tanggung jawab,sehingga timbul keamanan untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan
Controlling
Walaupun rencana sudah diatur dan digerakan, hal ini belim dianggap cukup, sebab untuk memperoleh hasil karya yang baik, masih membutuhkan pengawasan dari pihak manager.
Adanya pengontrolan yang sangat penting dari organisasi, karena segala kekurangan dapat diarahkan dan dievaluasi. Dan yang lebih penting lagi dengan adanya pengontrolan itu kelancaran organisasi akan tetap terjamin.
Langkah Pembuatan planning
Dalam pembuatan planning harus dipikirkan betul-betul dan teliti akan sebab dan akibatnya.Intuk itu diperlukan keuletan, ketelitian, ketabahan dan pengalaman, karena planning adalah rumusan karya yang akan menjadi pedoman dan petunjuk dalam menempuh tujuan
organisasi. Planning sangat menentukan sekali sukses atau tidaknya tujuan organisasi.
Dalam pembuatan planning yang baik terlebih dahulu harus dapat menjawab rumusanrumusan di bawah ini :
a. What : Apakah tujuan rencana itu (factor motif)
b. How : Bagaiman cara pelaksanaanya (factor methode)
c. Why : Mengapa begitu (factor penilaian)
d. Where : Dimana dilaksanakan rencana itu (factor tempat)
e. Who : Siapakah pelakunya (factor subjek)
Kalo unsure-unsur ini telah bias dijawab, tinggal mengambil suatu keputusan untuk mebuat susunan planning

Syarat Pokok Dalam Pembuatan Planning
1. Rasional
Planning harus berdasarkan pemikiran yang objektif dan matang, bukan hanya
merupakan khayalan semata yang tidakm mungkin bias dibahas secara logis.
2. Flexible
Planning harus bersifat flexible artinya sesuai dengan keadaan bagaimanapun. Bisa
dilaksanakan kapan saja dan dapat ditetapkan pada temapt waktu dan keadaan
bagaimanapun juga
3. Continueetas
Pembuatan planning harus kontinyu, artinya terus menerus tidak hanya satu kali untuk
selama-lamanya akan tetapi yang lebih bai terhadap dengan demikian mudahlah diadakan penilaian secara konkrit.

LEADERSHIP
Pengertian Kepemimpinan
Ralth, M Stoggil berpendapat : “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kelompok yang terorganizir dalam usaha-usaha menentukan dan mencapainya “.
Kepemimpinan berarti kemampuan seseorang dari pemimpin menggerakan utnuk
memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang yang bersedi agar bersedia melakukan tindakan-tindakan terarah untuk mencapai tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
Tugas-tugas Kepemimpinan
1. Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat,
baik secara individu maupun kelompok.
2. Mengembangkan suatu kerjasama yang efektif dengan memebrikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang dipimpinnya.
3. Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap anggotanya.
4. Mndorong timbulnya sikap saling menghargai pendapat anggota.
5. Membantu kelompok dalam mengorganizir diri untuk mengenal tujuan bekerjasama
dalam merencanakan maupun melaksanakan.
Tehnik Kepemimpinan
Untuk melaksanakan kepemimpinan dalam mengarahkan personal, digunkan beberapa tehnik kepemimpinan diantaranya :
a. Tehnik Ookrasi
Dalam hal ini pemimpin memberikan perintah kepada bawahan dengan memberikan
pula policy dan pengarahan yang lengkap. Pemimpin yang otokrasi mengambil
keputusan sendiri dengan mengabaikan pendapat bawahan.
b. Tehnik Dmokrasi
Pimpinan akan mebuat keputusan dengan berkonsultasi kepada bawahanya. Tetapi
bawahan mendapat kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya.
c. Tehnik Bebas
Pimpinan memberikan informasi/saran kepada bawahan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Seluruh keputusan diserahkan kepada bawahan.
TUNTUNAN BERORGANISASI

PENDAHULUAN
Sebelum mengetahui lebih lanjut tentang keorganisasian, amatlah perlu untuk diteliti dan diperhatikan kembali perkembangan hidup manusia dari masa ke masa sebagamana dibuktikan oleh fakta lembaran sejarah sejak Adam sebagai manusia pertama sampai masa kehidupan diabad modern ini. Pada pokoknyasetiap manusia sewajarnya mempunyai cita-cita hidup yang menjadi angan-angan, baik yang berhubungan dengan soal-soal kepercayaan ataupun berhubungan dengan soal-soal duniawi.
Dalam mencapai cita-cita ini ada yang bias dicapai perorangan, ada yang bias dicapai oleh sekelompok manusia yang merupakan golongan dalam menempuh cita-cita bersama itu.
Perkumpulan bersama yang mempunyai cita-cita yang sama dialam modern ini disebut
“ORGANISASI” suatu perkumpulan atau organosasi didirikan karena terdorong oleh hasrat untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Suatu organisasi dapat dakatakan teratur kalau suadh ada keserasian antara semua pengurus,
antara pengurus dengan anggotadan adanya rasa tangguang jawab serta pengertian yang mendalam atas organisasi te4rsebut hingga berjalan secara pararel dengan dasar dan tujuannya.
Organisasi ini bagaikan sebuah mobil yang mengantar para penumpang kearah tujuannya,pengurus organisasi merupakan sopir yang mengemudikannya, anggota organisasi sebagai
penumpang, mereka harus selalu taat dan patuh kepada ketentuan-ketentuan yang berlaku diatas mobil itu ketiga unsure ini mempunyai tugasnya sendiri-sendiri.
Empat unsur yang penting dalam lingkungan perkumpulan ini adalah :
1. Organisasi (tata cara mengelola perkumpulan)
2. Administrasi
3. Management
4. Ledership/kepemimpinan
Antara keempat unsure ini sangat berhubungan erat yang satu dengan yang lain sekedar merupakan gambaran hebungan antara keempat unsur ini dapat disimulkan sebagai berikut :
Proses penyelenggaraan kerja ialah untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan “ORGANISASI” adalah alat atau wadah yang akan mengantarkan cita-cita tertentu. Dalam mengendalikan organiosasi tidak akan lepas dari kegiatan-kegiatan surat menyurat, mengatur pembukuan dll. Segala masalah yang bersangkutan dengan hal tersebut dinamakan “ADMINISTRASI”.
Dalam pelaksanaan administrasi ini tentu memerlukan ilmu tersendiri, baik tentang
teknik pelaksanaan maupun yang akan melaksanakannya sebagai pelicin jalan demi tertibnya administrasi dalam setiap aktivitas, hal ini akan dibahas dalam “MANAGEMENT”
Kelancaran suatu organisasi dan terasturnya administrasi akantercapai bila
pelaksanaannya/pengurus organisasinya memiliki sifat-sifat kepemimpinan, sehingga dengan mudah dan tepat dapat mengendalikan organisasi tersebut. Hal ini akan dibahas dalam masalah “LEADERSHIP”.





ORGANISASI

Dalam kehidupan sehari-hari, tolong menolong adalah merupakan suatu manifestasi dari pergaulan hidup yang wajar untuk mencapai suatu kehendak ataupun tujuan yang dihajatkan oleh manusia itu, masalah yang mendetail dalam tolong menolong itu didasari oleh suatu ide atau cita-cita yang sama. Maka dapat disimpulkan bahwa organisasi itu suatu perkumpulan dimana segenap wargha didalamnya mempunyai kepentingan atau pandangan hidup yang sama kemudian menyatakan diri dalam suatu wadah.
Suatu perkumpulan dapat berjalan dengan lancar apabila ada keserasian, ada saling
pengertian dan menyadari fungsi masing-masing, baik sebagai anggota maupun pengurus.

Pengertian Organisasi
Definisi
1. Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu bekerja untuk suatu tujuan
bersama, di bawah kepemimpinan bersama.
2. Organisasi adalah oaring-orang yang bekerjasama dan dengan demikian
mengandung cirri-ciri dari hubungan manusia yang timbul dalam kegiatan kelompok.
Komunikasi
Dalam organisasi, hubungan antara suatu pengurus dengan pengurus lain, anatara
pengurus dan anggota, sangat menentukan lancar tidaknya perjalanan organisasi. Dalam hal ini komunikasi adalah sarana yang akan menentukan harmonisnya hubungan antar mereka.
Salah satu syarat utama agar komunikasi berjalan baik harus dilandasi dengan
rasa saling pengertian antara pemberi dan penerima komunikasi.
Departementasi
Suatu organisasi memiliki suatu permasalahan dan pekerjaan yang harus
diselesaikan. Dalam hal ini perlu adanya pembagian tugas dalam setiap penanganan setiap pekerjaan. Pembagian tersebut dinamakan departementasi.
Departementasi sangat penting dalam suatu organisasi sebab departementasi yang
dilaksanakan dengan pertimabangan yang matang dapat menghasilkan efesiensi dan
efektifitas kerja sebuah organisasi.
Koordinasi
Koordinasi bertujuan agar double pekerjaan dan kesimpangsiuran antara
seseorang dengan orang lain dapat dihindari. Tanpa koordinasi yang baik suatu organisasi akan mengalami keruetan dalam melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.
Dalam melaksankan koordinasi yang baik perlu adanya komunikasi dan
kedisiplinan yang baik pula dan untuk menunjang kearah tersebut, maka dalam perencanaan dan penyususnan aturan kerja unsur koordinasi harus dimasukan didalamnya.

ADMINISTRASI
Definisi
Administrasi dalam bahasa Belanda adalah tata usaha, yaitu segala kegiatan yang meliputi tulis menulis, korespondensi, kearsipan dll. Drs. The Liang Gie mengartikan administrasi
ialah segala proses penyelenggaraan dalam setiap usaha bekerja sama kelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Segi-segi Administrasi ada tiga macam :
a. Administrasi dalam arti intitusional adalah merupakan kelompok orang yang
menjalankan proses kegiatan ke arah tercapainya suatu tujuan bersama.
b. Administrasi dalam arti fungsional adalah segala kegiatan yang mendahulukan kearah mencapai suatu tujuan.
c. Administrasi dalam arti proses, adalah segala kegiatan sejak dari perumusan tujuan
sampai penyelenggaraan sehingga tercapai suatu tujuan.



MANAGEMENT
Definisi
Management berasal dari kata “To manage” yang artinya adalah mengemudikan, mengelola, membimbing, mendorong dan mengatur.
Pengertian managemen menurut unsurnya adalah kegiatan dan kecakapan seseorang dalam mengendalikan, menjuruskan serta membimbing suatu organisasi kearah tercapainya tujuan organisasi.
Sasaran Management
a. Metode kemampuan menggunakan cara bagaimana agar usahanya berhasil dengan baik,ekonomis, praktis dan harmonis dalam mencapai tujuan.
b. Manusia kemampuan mengendalikan dan menggerakan manusia untuk melaksanakan tugas dalam usaha mencapai tujuan bersama.
c. Peralatan kemampuan menggunakan alat perlengkapan yang ada.
d. Biaya kemampuan menggunakan dana yang ada seefesien mungkin dalam usaha
mencapai tujuan.
Pokok-pokok Persoalan Management
Menurut george R. Terry dalam bukunya “ principle of management” pola management
dapat dirumuskan dengan singkatan “POAC”.
1. Planning (perencana program).
2. Organizing (Pengorganisasian).
3. Accuiting (penggerakan).
4. Controlling (pengawasan).
Planning
Planning adalahperencanaan apa yang akan dicapaiyang merupakan pedoman untuk
mencapai tujuan.
Planning merupakan suatu perumusan tentang apa dan bagaimana suatu perumusan pekerjaan yang hendak dilakssanakan.
Organizing
Yang dimaksud dengan organizing adalah peraturan setelah adanya rencana yang didalamnya meliputi :
a. Pembagian tugas pekerjaan
b. Macam atau jenis dan system pekerjaan.
c. Menetukan siapa yang akan mengerakan pekerjaan.
d. Alat-alat yang dibutuhkan
Actuating
Yang dimaksud dengan ‘actuating’ adalah suatu penggerak setelah adanya rencana yang diatur (diorganizir) agar seorang yang diberi beban itu mempunyai rasa tanggung jawab,sehingga timbul keamanan untuk mengerjakan dengan penuh keinsyafan
Controlling
Walaupun rencana sudah diatur dan digerakan, hal ini belim dianggap cukup, sebab untuk memperoleh hasil karya yang baik, masih membutuhkan pengawasan dari pihak manager.
Adanya pengontrolan yang sangat penting dari organisasi, karena segala kekurangan dapat diarahkan dan dievaluasi. Dan yang lebih penting lagi dengan adanya pengontrolan itu kelancaran organisasi akan tetap terjamin.
Langkah Pembuatan planning
Dalam pembuatan planning harus dipikirkan betul-betul dan teliti akan sebab dan akibatnya.Intuk itu diperlukan keuletan, ketelitian, ketabahan dan pengalaman, karena planning adalah rumusan karya yang akan menjadi pedoman dan petunjuk dalam menempuh tujuan
organisasi. Planning sangat menentukan sekali sukses atau tidaknya tujuan organisasi.
Dalam pembuatan planning yang baik terlebih dahulu harus dapat menjawab rumusanrumusan di bawah ini :
a. What : Apakah tujuan rencana itu (factor motif)
b. How : Bagaiman cara pelaksanaanya (factor methode)
c. Why : Mengapa begitu (factor penilaian)
d. Where : Dimana dilaksanakan rencana itu (factor tempat)
e. Who : Siapakah pelakunya (factor subjek)
Kalo unsure-unsur ini telah bias dijawab, tinggal mengambil suatu keputusan untuk mebuat susunan planning

Syarat Pokok Dalam Pembuatan Planning
1. Rasional
Planning harus berdasarkan pemikiran yang objektif dan matang, bukan hanya
merupakan khayalan semata yang tidakm mungkin bias dibahas secara logis.
2. Flexible
Planning harus bersifat flexible artinya sesuai dengan keadaan bagaimanapun. Bisa
dilaksanakan kapan saja dan dapat ditetapkan pada temapt waktu dan keadaan
bagaimanapun juga
3. Continueetas
Pembuatan planning harus kontinyu, artinya terus menerus tidak hanya satu kali untuk
selama-lamanya akan tetapi yang lebih bai terhadap dengan demikian mudahlah diadakan penilaian secara konkrit.

LEADERSHIP
Pengertian Kepemimpinan
Ralth, M Stoggil berpendapat : “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi kelompok yang terorganizir dalam usaha-usaha menentukan dan mencapainya “.
Kepemimpinan berarti kemampuan seseorang dari pemimpin menggerakan utnuk
memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang yang bersedi agar bersedia melakukan tindakan-tindakan terarah untuk mencapai tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
Tugas-tugas Kepemimpinan
1. Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berpikir dan mengeluarkan pendapat,
baik secara individu maupun kelompok.
2. Mengembangkan suatu kerjasama yang efektif dengan memebrikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang dipimpinnya.
3. Menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap anggotanya.
4. Mndorong timbulnya sikap saling menghargai pendapat anggota.
5. Membantu kelompok dalam mengorganizir diri untuk mengenal tujuan bekerjasama
dalam merencanakan maupun melaksanakan.
Tehnik Kepemimpinan
Untuk melaksanakan kepemimpinan dalam mengarahkan personal, digunkan beberapa tehnik kepemimpinan diantaranya :
a. Tehnik Ookrasi
Dalam hal ini pemimpin memberikan perintah kepada bawahan dengan memberikan
pula policy dan pengarahan yang lengkap. Pemimpin yang otokrasi mengambil
keputusan sendiri dengan mengabaikan pendapat bawahan.
b. Tehnik Dmokrasi
Pimpinan akan mebuat keputusan dengan berkonsultasi kepada bawahanya. Tetapi
bawahan mendapat kesempatan untuk mengutarakan pendapatnya.
c. Tehnik Bebas
Pimpinan memberikan informasi/saran kepada bawahan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan. Seluruh keputusan diserahkan kepada bawahan.

TEHNIK PEMBUATAN PROPOSAL

TEHNIK PEMBUATAN PROPOSAL
A. PENGERTIAN
Proposal berasal dari kata “propata”(inggris) yang berarti mengusulkan. Proposal
berarti bersifat usulan. Istilah proposal biasanya dirangkai dengan kata-kata protjak/proyek,sehingga menjadi istilah proyek proposal berarti usulan rencana kegiatan yang menpunyai cirri-ciri khusus, singkat tetapi rinci, menyeluruh, tegas serta didiatur menurut garis tugas (bukan berdasarkan jabatan).
Proyek proposal merupakan suatu perencanaan. Perencanaan artinyasuatu jalan untuk
menetapkan “kearah mana harus melangkah” dan mengidentifikasikan prasarat sampai
ketempat tujuan dengan cara efektif dan efesien.
Setiap aktifitas kehidupan hendaknya didahului untuk perencanaan. Melalui
perencaan ini apa yang menjadi tujuan yang hendak kita pakai atau mudah diraih dengan baik. Demikian pula suatu organisasi, diperlukan suatu perencanaan yang matang.
Diharapkan setelah ditentukan suatu proposal para penyelenggara kegiatan tidak mengambil putusan diluar apa yang telah ditetapkan didalam proposal.
B. FUNGSI DAN TUJUAN
Fungsi dan tujuan pembuatan proposal adalah sebagai berikut :
1. Sebagai landasan berpijak dalam proses pelaksanaan kegiatan
2. Sebagai acuan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dari suatu kegiatan.
3. Untuk memperoleh pengetahuan terhadap suatu kegiatan yang dilaksanakan.
4. Memberikan kemudahan kepada penyelenggara dalam mendapat/memperoleh dukungan.
C. KRITERIA
Proyek proposal mempunyai criteria sebagai berikut :
1. Realitas dan terarah
2. Disusun oleh orang yang berkompeten dan berpengalaman
3. Didahului oleh observasi ke lapangan
4. Dapat mengantisipasi hambatan-hambatan yang dihadapi
D. STRUKTUR ATAU ISI
Struktur atau isi proposal adalah rangkaian informasi yang dianggap perlu diketahui
oleh pihak-pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung dengan misi kegiatan. Umumnya suatu proposal mengandung unsure-unsur sebagi berikut :
1. Latar belakang kegiatan (Dasar Pemikiran)
2. Nama Kegiatan
3. Tema Kegiatan
4. Landasan Kegiatan
5. Tujuan Kegiatan
6. Sasaran Kegiatan
7. Pelaksana Kegiatan
8. Peserta Kegiatan
9. Waktu Penyelenggaraan Kegiatan
10. Materi dan jenis Kegiatan
11. Rencana Anggaran
Sumber Pemasukan
Rencana Pengeluaran
12. Penutup
Struktur atau isi unsure proposal di atas bersifat planical artinya tidak mutlak. Bisa
dikurangi atau ditambah bergantung pada kegiatan yang diselenggarakan.

E. PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN
Persetujuan atau pengesahan artinya bahwa usulan yang telah diajukan yang berisi
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan adalah logis, tepat, dan sesuai atau relevan.
Dengan demikian proposal itu akan mendapat persetujuan atau pengesahan biasanya
dilakukan oleh pimpinan ketua atau atasan yang berwenag dalam pengambilan keputusan.

F. PENUTUP
Demikian konsep singkat berkenaan dengan tehnik pembuatan proposal, semoga
dapat dijadikan acuan untuk melakukan aktifitas organisasi.

GENERASI MUDA DAN MASA DEPAN BANGSA
A. Generasi Muda Sebagai Suatu Konsep
Didalam masyarakat, generasi muda merupakan suatu entitas yang sangat potensial.
Ibarat satu mata rantai yang terjurai panjang, posisi generasi muda dalam masyarakat
menempati mata rantai yang paling sentral, berfungsi sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa yang telah diletakkan oleh generasi sebelumnya dan berkemampuan untuk mengisi dan membina kemerdekaan. Kedudukannya yang strategis ini membuat setiap bangsa menaruh berbagai harapan yang sangat besar kepada mereka.
Harapan yang sangat besar terhadap generasi muda ini, pada sisi lain menimbulkan
tanggung jawab yang sangat besar yang harus dipikul oleh generasi muda . Artinya generasi
muda harus menjadi sosok yang mampu memenuhi harapan tersebut. Sementara itu menjadisosok yang diharapkan itu tidak jadi dengan sendirinya. Mereka harus mampu ditempa dan menempa dirinya. Besarnya peranan generasi muda ini menyebabkan banyak ahli lebuh jauh mencoba meninjau apakah kegenerasi mudaan merupakan suatu konsep.
Analisa kepemudaan sebagai suatu konsep ini menurut Abdul Gafur (1985 :14-15)
perlu ditinjau dari tiga dimensi : Dimensi pmbangunan nasional, dimensi kebutuhan
pembangunan dan dimensi regenerasi.
1. Dipandang dari Dimensi Pembangunan Nasional
Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
and seluruh masyarakat Indonesia. Pengembangan generasi muda dalam konteks ini
diarahkan untuk mempersiapkan kader-kader bangsa yang utuh dan paripurna
berkualifikasi kader bangsa seperti yang diisyaratkan tujuan pembangunan nasional
kita.
Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila bertujuan untuk meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan YME, mencerdaskan kehidupan bangsa, berketerampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat
kebangsaan.
2. Dari Dimensi Kebutuhan Pembangunan
Pembangunan nasional bangsa Indonesia bertujuan untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil dan makmur merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila.
Untuk mencapai tujuan ini pembangunan membutuhkan tiga sumber utama, yaitu :
Sumberdaya alam, sumber dana dan sumber insani.
Kita mengakui kaum muda sebagai insani yang amat potensial bagi pembangunan,
menempati lapisan terbesar dalam anggota masyarakat. Sumber ini tidak penah habis,
satu kekayaan nasional yang tidak terhingga harganya. Menjadi berharga kalau
disiapkan sebagai kader pembangunan. Dari pandangan inilah kita arahkan
pengembangan generasi muda menuju kepada penguasaan ilmu pengetahuan dan
keterampilan kerja. Dengan bekal seperti itu setiap pemuda Indonesia akan semakin
bernilai dalam proses pembangunan.
Dan makin membenarkan arti serta makna “ Pemuda adalah Harapan Bangsa”.
3. Dari Dimensi Regenerasi
Generasi muda adalah generasi penerus cita – cita perjuangan bangsa. Cita – cita
besar perjuangan bangsa ini dituangkan secara mendasar dalam pembukaan UUD
1945. Rangkuman cita-cita itu dalam suatu nafas dapat kita nyatakan sebagai :
Utuhnya bengsa, tetap tegaknya negara kesatuan Republik Indonesia, masyarakat adil
dan makmur sejahtera lahir dan batin. Untuk mencapai cita-cita Nasional itu
diperlukan semangat perjuangan seperti yang telah dikobarkan oleh pejuang tahun
1945. Nilai perjuangan inilah yang harus diwariskan oleh suatu generasi ke generasi
berikutnya secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Proses ini kita lihat sebagai suatu proses regenerasi yang mengandung pengertian
transformasi nilai budaya Bangsa yang telah dirangkum dalam Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945.
Pengembangan generasi muda dengan sendirinya harus diarahkan untuk
meningkatkan kemampuan dari setiap pemuda Indonesia untuk berperan sebagai
transformator sebagai penerus cita-cita Proklamasi dan pelestarian Pancasila dan
UUD 1945.
B. Tantangan dan Permasalahan Generasi Muda
Setiap generasi senantiasa dihadapkan pada situasi, kondisi, tantangan dan
permasalahan yang berbeda. Namun pada hakekatnya berdasarkan perjalanan sejarah bangsa,generasi muda Indonesia senantiasa mampu menjawab setiap tantangan dan permasalahan yang dihadapi pada zamannya. Hal ini dapat kita simak dari catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sebagai berikut : Pergerakan Budi Utomo 1908, Sumpah Pemuda 1928,
Puncak perebutan Kemerdekaan 17 Agustus 1945, penumpasan G30 S.PKI 1965, dan
gerakan Reformasi 1998.
Sejalan dengan derasnya arus globalisasi serta kondisi kehidupan bangsa yang berada dalam keadaan carut-marut, baik dari segi ekonomi, politik, keamanan dan sosial budaya. Generasi muda sekarang dihadapkan pada beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Menuruni Idealisme, Patriotisme dan Nasionalisme
2. Rendahnya kualitas sumber daya manusia
3. Ketenaga kerjaan
4. Krisis Nilai
5. Krisis Identitas
C. Peranan Pemuda Dalam Menyongsong Masa Depan Bangsa
Kondisi kehidupan bangsa yang kurang menguntungkan serta kompleksnya
permasalahan yang dihadapi generasi muda sekarang ini menuntut adanya penyikapan dalam bentuk peran aktif membangun tatanan berbagai aspek kehidupan sehingga mampu membangun dan mengembangkan kembali sendi-sendi dasar kehidupan bangsa yang mampu membawa pencerahan pembangunan bangsa Indonesia ke depan.
Urgensi penyikapan pemuda yang kontekstual dengan permasalahan sekarang antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan integritas moral dan ketakwaan terhadap Tuhan YME dalam kerangka
membangun ketahanan mental dan nilai-nilai budaya bangsa dari ancaman pengaruh
budaya asing ( westernisasi ) yang semakin menggejala.
2. Memupuk Idealisme, Patriotisme, Cinta tanah air, Persatuan dan Kesatuan serta
solidaritas pemuda untuk memperkokoh tetap tegaknya Negara Kesatuan RI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
3. Meningkatkan kualitas SDM melalui penguasaan IPTEK memasuki era Globalisasi
yang diwarnai dengan tingginya tingkat kompetitif antar bangsa dan pasar bebas
(AFTA 2004).
4. Membangun motivasi wirausaha pemuda dalam rangka menumbuhkan kepeloporan
dan kemandirian pemuda secara social ekonomi.
5. membangun tatanan kehidupan social budaya menuju terwujudnya masyarakat
madani, yakni masyarakat yang tertib demokratis, dan sejahtera lahir batin.

D. Kesimpulan
1. Generasi Muda sebagai suatu konsep perlu mendapat penajaman sehingga mampu
meningkatakan pemahaman dan penyadaran akan fungsi dan peranannya sebagai
penerus cita-cita perjuangan bangsa baik ditinjau dari dimensi pembangunan
Nasional, dimensi kebutuhan pembangunan dan dimensi regenerasi.
2. Kompleksnya cakupan permasalahan yang dihadapi oleh generasi muda menuntut
adanya penyikapan yang sangat mendasar dalam bentuk karya nyata (aksi) yang
diarahkan pada pencerahan masa depan kehidupan pembangunan bangsa.

RETORIKA dan PROTOKOLER

RETORIKA dan PROTOKOLER
A. Retorika
1. Pengertian :
Retorika artinya seni berbicara atau keterampilan berbicara, yakni ilmu yang
mempelajari cara mengatur kata-kata supaya timbul kesan menarik bagi pihak lain.
2. Tujuan :
a. Knowladge transfer, yaitu untuk mentransfer ilmu pengetahuan
b. Mision Transfer, yaitu untuk mentransfer misi atau suatu tujuan
c. Korektif, yaitu untuk membela kebenaran
d. Instruktif, yaitu memdidik orang yang tidak dapat mencapai logika
e. Sugestif, yaitu memberi saran dapat menguasai lawan dan situasi
f. Devensif, yaitu sebagai alat pertahanan mental
3. Retorika dalam Komunikasi Formal
a. Sistem Persiapan :
Menggunakan konsep, teks atau naskah
Menentukan inti atau garis besar yang akan dibicarakan
Menghapal konsep secara persis
Tampil secara spontan
b. Tekhnik dalam Tampil :
Penataan busana
Pengaturan mimik muka atau ekspresi
Olah vokal
Pengaturan intonasi
Aksentuasi
Strategi psikologis masa : tidak menggurui, tidak menyudutkan pihak
lain, tidak menyombongkan diri.
c. Kerangka Materi
Pembukaan : Apersepsi
Isi : pokok atau inti pembicaraan
Penutup : Penajaman atau pengkerucutan
d. Materi yang Menarik
Simpel
Berbobot
Dapat dimengerti
Aktual
Bernuansa baru
e. Pemahaman Objek Sasaran dan Kondisi
Kelompok khusus
Klompok umum/heterogen

B. Protokoler
1. Pengertian
Protokoler adalah pengaturan tata cara, upacara,gelar kegiatan dan aneka jenis
perlengkapan serta penataan tempat dan dekorasi, yang diolah atau disusun secara
tertib.
2. Tujuan
a. Agar tujuan kegiatan dapat tercapai secara jelas
b. Agar proses kegiatan dapat menarik
c. Agar proses kegiatan berjalan hidmat dan terhormat
d. Agar suatu keiatan dapat berkesan
e. Agar isi dan kulit kegiatan dapat berpadu secara harmonis

3. Landasan Dasar
a. TAP MPR
b. Kepres
c. Perda TK I
d. Perda TK II
e. Sistem Religi
f. Sistem budaya nasional
g. Sistem budaya daerah

4. Jenis Istilah Latihan Protokoler
a. Pembawa acara
b. MC
c. Presenter
d. Moderator

5. Syarat Protokoler
a. Sehat jasmani dan rohani
b. Memiliki keterampilan retorika
c. Berilmu pengetahuan luas
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi
e. Disiplin
f. Dapat mengambil keputusan dengan cepat
g. Memiliki tim kerja
h. Supel dan fleksibel
i. Tegas
j. Bertanggung jawab
k. Bermental tenag
l. Jujur dasn dapat dipercaya
m. Dll.
Seperti syarat seorang pemimpin

6. Jenis kegiatan
a. Ceremonial/Formal
b. Kegiatan Inti

7. Bahan Pembahasan
Untuk pengembangan proses, langkah-langkah dalam problematika keprotokoleran,
akan disajikan langsung dalam session dialog

TEKNIK DISKUSI

TEKNIK DISKUSI

A. PENGERTIAN DISKUSI
Diskusi berasal dari kata “discum” (bahasa latin) dan “discussio” (bahasa inggris) yang
artinya adalah interaksi. Adapun menurut istilah adalah :
1. Interaksi yang satu dengan yang lainnya, dalam hal ini perilaku yang satu memberi
informasi, merubah, memperbaiki, atau menerima suatu/sesuatu dari yang lain.
2. Sebagai wahan respon antara pribadi yang akhirnya menghasilkan kesepakatan
bersama .
3. Pertemuan untuk bertukar pikiran tentang suatu maslah.
B. FUNGSI DISKUSI
Diskusi berfungsi sebagai berikut:
1. Pemecahan masalah, menetukan alternatif, usaha pemecahan dan bertindak
bersama sesuai dengan alternatif yang tidak direncanakan.
2. Mengembangkan pribadi, harga diri, hormat kepada sesama, berani mengatakan
pendapar dan mendalami pengertian tentang suatu persoalan
C. TUJUAN DISKUSI
1. Untuk dapat menyadari , dan menguji bukti-bukti system nilai, pendapat dan
respon dari suatu gagasan sendiri atau orang lain.
2. untuk menguji secara kolektif tentang suatu gagasan yang dikemukakan orang
lain.
3. Untuk bertukar pikiran dan ide, belajar mengungkapkan serta menanggapi
keterangan yang relevan.
4. Mengaitkan data dan keadaan dari berbagai pandangan orang lain dan latar
belakang nya berbeda-beda.
D. MACAM-MACAM DISKUSI
1. Bersifat informal
a. Model Laju Ikan
Yaitu pembicaraan tidak resmi antar dua orang atau tiga orang dengan tempat atau
waktu tidak tentu yang dapat menemukan beberapa alternatif pemecahan
setidaknya akan mendapat kan untuk menurunkan ketegangan dari suatu
persoalan,
b. Model Dengung lebah
Terdiri dari beberapa kelompok kecil yang tidak ada keterkaitan biasanya dari dua
atau sampai empat orang.
c. Model debat
Adu logika antara seseorang dengan yang lain tentang sesuatu persoalan yang
didalamnya ada kelompok pro dan kontra dan disini ada semacam ego kolektif.
34
2. Bersifat Formal
a. Model Lempar Katak
Terjadinya pengumpulan gagasan yang cukup singkat, lantaran gagasan tersebut
ditampung oleh ketua diskusi dan jumlah anggotanya sekitar 8 sampai 12 orang.
b. Model Panel
Yang berbicara adalah pakar dari berbagai keahlian untuk meni jau dan
menganalisis suatu permasalah yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan diajukan
oleh moderator dan peserta diskusi hanya memantau jalanya diskusi.
c. Simposium.
Hampir sama dengan diskusi panel, hanya dalam symposium para pakar dituntut
untuk mengungkapkan dan menjelaskan karya tulisnya dan peserta dapat
mengajukan berbagai sanggahan secara langsung atau saran yang diajukan para
pakar, karena itu symposium didalamnya berupa kajian dan pendapat tidak sampai
pada keputusan jadi ruang lingkupnya cukup jelas.
d. Seminar
Temu wicara untuk membahas suatu maslah tertentu (terbatas pada suatu persoalan)
melalui prasaran dan kajian yang dimaksudkan untuk mendapatkan keputusan
bersama.
e. Work Shop (Loka Karya)
Telaah terhadap persoalan yang diikuti oleh orang ahli dalam permasalahan itu un
tuk mendapatkan suatu keputusan .
f. Konvensi
Hampir sama dengan symposium, membahas persoalan yang cukup jelas, para
pakar dan peserta diskusi berasal dari bidang keahlian yang sama walaupun berasal
dari lembaga yang berbeda.
g. Rapat Kerja
Pertemuan wakil-wakil pemimpin suatu instansi untuk mengkaji suati pekerjaan
yang sesuai dengan pekerjaan mereka.
h. Diskusi kelompok (Group Discusion)
Beberapa orang yang mempunyai niat bersama terhadap suatu persoalan , bertemu
dan bertukar pikiran, komunikasi yang lebih dekat dan langsung karena baik tempat
atau pun waktu dapat ditukar sendiri oleh kelompok. Jumlah anggota kelompok
antara 6 sampai 8 orang. Pemimpin dipilih oleh kelompok itu sendiri dan bias
berganti-ganti.
35
E. ORGANISASI DISKUSI.
Demi kelancaran jalanya diskusi biasanya disusun organisasi sebagai berikut:
1. Ketua atau pemimpin diskusi adalah sebagai berikut:
a. Tugas pemimpin diskusi adalah sebagai berikut:
Memimpin jalanya diskusi, membuka diskusi, mengatur pembicaraan dan
menutup diskusi
Merumuskan maslah, sehingga diskusi memperoleh hasil yang positif.
Memberi keputusan bila terjadi perdebatan dalam diskusi
b. Ketua diskusi harus pandai dan bijaksana dan berpengetahuan luas
c. Ciri-ciri pemimpin diskusi yang baik adalah :
Pemimpin diskusi dengan sabar dan tidak berat sebelah
Menghargai setiap pendapat
Mengetahui aturan permainan
d. Siap pemimpin diskusi :
Mempersiapkan garis besar diskusi
Membuka diskusi dengan pengarahan/saran
Memimpin jalannya diskusi dengan tidak menyimpang dari pokok
permasalahan,
2. Sekretaris diskusi/Notulen
Sekretais diskusi harus mampu mencatat inti permasalahan dan pokok gagasan
sehingga tersusunlah hasil diskusi yang rapih./sistematis.
3. Pembicara
Pembicara adalah yang menyampaikan/ menyajikan suatu masalah atau meninjau ,
menganalisa suatun permasalahan yang diajukan moderator atau peserta diskusi.
Seorang pembicara harus dapat menyajikan masalah dan dapat membangkitan
semangat atau merangsang peserta diskusi serta gaya dan suara dalam menyajikan
maslah harus mendatar (monoton).
4. Peserta
Peserta diskusi harus :
a. Mempunyai kesiapan mental sebelum diskusi
b. Dapat berperan aktif atau berpartisifasi dalam kegiatan diskusi tersebut
c. Tidak perlu takut berbuat salah dalam mengungkapkan masalah
d. Menghindari ketegangan, emosi, dan ego pribadi .
36
F. LANGKAH-LANGKAH DISKUSI
1. Persiapan
Dalam hal ini dim ulai dengan munculnya suatu persoalan sebagai bahan kajian
diskusi. Kemudian kegiatan berikutnya pembentukan panitia diskusi yang
mempersiapkan segala hal yang berkenaan dengan diskusi yang meliputi :
Administrasi, akomodasi, dan material.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini dimulai dengan pembukaan ( dalam diskusi yang ruang lingkupnya
besar, biasanya dibuka oleh pejabat yang berwenang ). Kemudian pelaksanaan diatur
oleh pemimpin/moderator dan sampai saat penutupan.
3. Penyelasaian
Pada bagian ini panitia/tim yang telah dipercaya mereka kembali dan mengumpulkan
hasil – hasil diskusi, kemudian disusun dan dilaporkan kepada pihak – pihak yang
terkait.
4. Tindak lanjut
Berakhirnya diskusi bukan berakhir segalanya namun harus mengadakan tengok
balik/terhadap hasil diskusi tersebut. Sampai berapa jauh hasil diskusi yang
dicapai/relevansinya dengan apa yang dipersoalkan, karena mungkin saja dari diskusi
tersebut dapat menimbulkan persoalan baru yang belum terpikirkan.

G. MANFAAT DISKUSI
1. Terangsang untuk lebih memahami masalah dilingkungannya, keluarga, masyarakat,
organisasi, dan lingkungan lainnya.
2. Menumbuhkan bakat, sifat dan sikap kepemimpinan
3. Latihan merumuskan buah pikiran yang jelas dan singkat.
4. Melatih jiwa sabar
5. Menubuhkan jiwa toleransi
6. Membina dan melatih jiwa terbuka
7. Mengembangkan kemantapan pikiran, kestabilan emosi, dan kedewasaan berpikir.

II. BENTUK TEMPAT DISKUSI
1. TAPAL KUDA 2. LINGKARAN 3. HURUP U
4. PERSEGI EMPAT
Contoh Laporan Diskusi :
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK
……………………………………..
HARI/TANGGAL : ……………….
Ketua : ………………………………………………….
Notulen : ………………………………………………….
Anggota : 1. ……………………………………………….
2. ……………………………………………….(dilengkapi identitas)
3. ……………………………………………….
Masalah Diskusi :
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………

TATA CARA BERSIDANG (TCB)

TATA CARA BERSIDANG (TCB)

A. Pengertian Persidangan
Sidang : Adalah suatu pertemuan yang bersifat formal untuk mencapai
suatu tujuan.
Persidangan : Adalah suatu formal dimana berjumpanya beberapa orang atau lebih
yang membicarakan suatu masalah.
B. Bentuk-bentuk Persidangan
1. Diskusi
2. Lokakarya
3. Seminar
4. Saresehan
5. Simposium
6. Konferensi
Diskusi : Bertukar pikiran sejumlah orang untuk membahas suatu masalah secara
teratur guna memperoleh nilai-nilai kebenaran masalah.
Lokakarya : Sejumlah orang ahli yang membahas suatu masalah sesuai dengan
keahliannya.
Seminar : Merupakan ajang pembicaraan atau masalah yang ditinjau dari berbagai
ahli atau disiplin ilmu.
Saresehan : Bertukar pikiran yang biasa dilakukan orang awam yang bersifat
sederhana dan tidak ada keputusan tertulis yang berlaku pada masyarakat paguyuban.
Simposium : Bentuk bertukar pikiran diantara orang-orang ahli yang bersifat
profesional, seperti budayawan, filsafat, seniman, dll.
Konferensi : Bertukar pikiran yang bersifat formal yang dilakukan antar organisasi
yang harus menghasilkan suatu keputusan seperti pembentukan pengurus baru, dll.
Lokakarya/Seminar/Diskusi/symposium/Konferensi :
Suatu pertemuan yang bersifat formal yang dilaksanakan oleh cendekiawan untuk
merumuskan masalah yang bersifat ilmiah.
C. Unsur-unsur Persidangan
1. Tempat/Ruang
2. Peserta
3. Tata Tertib
4. Sekertaris/Notulen
5. Waktu Persidangan
6. Perlengkapan
7. Pimpinan Sidang atau Moderator
8. Keputusan

D. Unsur-unsur Pelaksana Persidangan
1. Diskusi :
a. Peserta
b. Penceramah
c. Pimpinan Sidang/Moderator
d. Notulen
2. Lokakarya :
a. Peserta para Ahli dalam masalah yang dibahas
b. Pemrasaran
c. Tim pengaruh
3. Seminar :
a. Pimpinan Sidang
b. Notulen
c. Prasaran
d. Tim pembanding

E. Tugas Pelaksana Persidangan
1. Pimpinan sidang/Moderator :
a. Sebagai polisi lalulintas pembicaraan atau yang mengatur jalan
lalulintas pembicaraan
b. Menjelaskan tujuan daripada sidang
c. Membuka dan menutup jalannya sidang
d. Merangkum dan membicarakan serta membacakan hasil sidang
2. Peserta Sidang :
a. Diundang oleh penyelenggara sidang
b. Peserta berbicara pemecahan masalah ( Problem Solving )
3. Notulen/Sekretaris :
a. Mencatat yang penting dari isi pembicaraan
b. Membuat laporan hasil persidan

F. Penggunaan Palu
1. Ketuk palu satu kali :
a. Memindahkan pimpinan sudang
b. Skorsing kurang dari 15 menit
c. Putusan point demi point
2. Ketuk Palu dua kali :
a. Menutup Acara
b. Skorsing lebih dari 15 menit
3. Ketuk Palu tiga kali :
a. Membuka dan menutup sidang
b. Memutuskan ketetapan

G. Syarat-syarat Persidangan
1. Mempunyai jiwa kepemimpinan (LeaderShip)
2. Mempunyai pengetahuan yang luas
3. Berpengalaman, bijaksana, dan bertanggung jawab
4. Memiliki keseimbangan emosi dan sabar

H. Istilah-istilah dalam memotong pembicaraan
1. Point of Order : Memotong pembicaraan yang menyimpang dari topik
2. Point of Information : Memotong pembicaraan untuk memberi informasi
3. Point of Privilage : Memotong pembicaraan yang bersifat pribadi
4. Point of Clarification : Memotong untuk meluruskan
5. Scorsing : Menghentikan jalannya persidangan
6. Intrupsi : Memotong pembicaraan untuk meluruskan/menyampaikan
argumentasi
7. Lobbiying : Untuk menyelesaikan maslah secara langsung.

I. Letak Tempat Sidang
1. Huruf U
2. Lingkaran
3. Tapal Kuda
4. Persegi Empat
41

BIO DATA PESERTA LATIHAN DASAR KEPEMIMPINAN
PENGURUS OSIS SMA NEGERI 3 SIAK TAHUN 2012



Nama : …………………………………………………………….

Tempat, Tanggal lahir : …………………………………………………………….

Agama : …………………………………………………………….

Kelas : …………………………………………………………….

Jurusan : …………………………………………………………….

Hobby : …………………………………………………………….

Alamat : …………………………………………………………….







Peserta





…………………………...



Pas
Photo
3 X 4
42

Jumat, 22 Juli 2011

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMA NEGERI 3 TAHUN AJARAN 2011/2012

PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES
PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMA NEGERI 3
TAHUN AJARAN 2011/2012



PROPOSAL TESIS
Tugas Methodologi Penelitian PPS PI





Oleh:
S U L U R I





UNIVERSITA ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM
PEKANBARU TAHUN 2011






BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan, karena manusia diciptakan
bukan sekedar untuk hidup. Ada tujuan yang lebih mulia dari sekedar hidup
yang mesti diwujudkan, dan itu memerlukan ilmu yang diperoleh lewat
pendidikan. Inilah salah satu perbedaan antara manusia dengan makhluk lain,
yang membuatnya lebih unggul dan lebih mulia.
Pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan
pokok dalam membentuk generasi mendatang. Dengan pendidikan diharapkan
dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan bertanggung jawab serta
mampu mengantisipasi masa depan. Pendidikan dalam maknanya yang luas
senantiasa menstimulir, menyertai dan membimbing perubahan-perubahan dan
perkembangan hidup serta kehidupan umat manusia.
Demikian strategisnya peranan pendidikan tersebut, sehingga umat
manusia senantiasa concern terhadap masalah tersebut. Bagi umat Islam,
menyiapkan generasi penerus yang berkualitas dan bertanggung jawab melalui
pendidikan itu merupakan suatu tuntutan dan keharusan. Senada dengan pesan
Allah swt.
                        




“Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu’min itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali
kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya” (QS.At-Taubah: 122). 1
Oleh karena itu, perhatian guru dalam dunia pendidikan adalah
prioritas. Untuk melaksanakan tugas dalam meningkatkan proses belajar
mengajar, guru menempati kedudukan sebagai figur sentral. Ditangan para
gurulah terletak kemungkinan berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan belajar
mengajar di sekolah, serta pada tangan mereka pulalah bergantungnya masa
depan karier para peserta didik yang menjadi tumpuan para orang tuanya.
Guru memikul tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan.
Disamping dia harus membuat pandai muridnya secara akal (mengasah
kecerdasan IQ) dia juga harus menanamkan nilai-nilai iman dan akhlak yang
mulia. Untuk itu guru harus memahami peran dan tugasnya, memahami
kendala-kendala pendidikan dan cara untuk mengatasinya. Dia harus
mempunyai sifat-sifat positif dan menjauhi sifat-sifat negatif agar bisa
memainkan peranannya dalam memberi pengaruh positif pada anak didiknya
disamping sarana dan prasarana, metode dan strategi pendidikan juga harus
dikuasainya.
Dewasa ini peran dan tugas guru pendidikan agama Islam dihadapkan
pada tantangan yang sangat besar dan komplek, akibat pengaruh negatif dari
Era Globalisasi serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mempengaruhi kepribadian dan akhlak pelajar sebagai generasi muda penerus
bangsa. Derasnya arus informasi media massa (baik cetak maupun elektronik)
yang masuk kenegara kita tanpa adanya seleksi seperti sekarang ini sangat
berpengaruh dalam mengubah pola pikir, sikap dan tindakan generasi muda.
Dalam keadaan seperti ini bagi pelajar yang tidak memiliki ketahanan moral
sangatlah mudah mengadopsi perilaku dan moralitas yang datang dari
berbagai media masa tersebut. Dijaman sekarang media masa telah menjadi
pola tersendiri dan menjadi panutan perilaku bagi sebagian kalangan. Padahal
nilai-nilai yang ditawarkan media masa tidak seluruhnya baik malah seringkali
kebablasan dan jauh dari nilai agama.
Tampaknya harus kita sadari, bahwa saat ini bangsa kita memang
sedang sakit, betapa tidak? Beberapa tahun belakangan, kita akrab dengan
istilah krisis multidimensional. Keterpurukan ekonomi, ketidak stabilan
politik, ancaman disintegrasi, dan lain sebagainya, hampir menjadi santapan
sehari-hari. Namun sesungguhnya yang kita alami saat ini adalah krisis
akhlak. Akhlak sangat berkaitan dengan pola pikir, sikap hidup dan perilaku
manusia. Keburukan akhlak sangat berpotensi memicu timbulnya perilakuperilaku
negatif. Jika akhlak dari seseorang individu buruk, maka sangat
mungkin ia akan melahirkan berbagai perilaku yang dampaknya dapat
merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Gejala kemerosotan akhlak tersebut, dewasa ini bukan saja menimpa
kalangan dewasa, melainkan juga telah menimpa kalangan pelajar tunas-tunas
muda. Para orang tua, ahli didik dan mereka yang berkecimpung dalam bidang
agama dan sosial banyak yang mengeluhkan terhadap perilaku sebagian
pelajar yang berperilaku nakal, keras kepala, mabuk-mabukan, tawuran, pesta
obat-obatan terlarang dan penyimpangan lainnya.
Permasalahan tersebut diatas disebabkan oleh beberapa faktor yang
kini mempengaruhi cara berpikir manusia modern. Faktor-faktor tersebut
menurut Zakiah Daradjat antara lain: kebutuhan hidup yang semakin
meningkat, rasa individualitas dan egois, persaingan dalam hidup, keadaan
yang tidak stabil, dan terlepasnya pengetahuan dari agama (Abuddin Nata,
2007: 96). Problema yang dihadapi manusia tersebut menghendaki visi dan
orientasi pendidikan yang tidak semata-mata menekankan pada pengisian
otak, tetapi juga pengisian jiwa, pembinaan akhlak dan kepatuhan dalam
menjalankan ibadah (Abuddin Nata, 2007: 83).
Jika kita melihat dari tujuannya, pendidikan Islam memiliki tujuan
yang berkaitan dengan pembinaan akhlak dan tujuan hidup setiap muslim.
Athiyah Al-Abrasyi misalnya mengatakan “pendidikan budi pekerti danakhlak adalah jiwa dan tujuan pendidikan Islam” mencapai akhlak yang mulia
adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan Islam (Abuddin Nata, 2007: 129).
Sementara itu Imam al-Ghazali, mengatakan bahwa akhlak adalah hasil daripendidikan, latihan, pembinaan dan perjuangan yang sungguh-sungguh sehingga harus dibentuk (Abuddin Nata, 2007: 154).
Dan tujuan utama pendidikan Islam identik dengan tujuan hidup setiap muslim yaitu untuk menjadi hamba Allah yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya (D. Marimba, 1980: 48).
Sejalan dengan masalah tersebut diatas, maka pembinaan akhlak bagi
para remaja sangat urgent untuk dilakukan dan tidak dapat dipandang ringan,
mengingat secara psikologis usia remaja adalah usia yang berada dalam
goncangan dan mudah terpengaruh sebagai akibat dari keadaan dirinya yang
masih belum memiliki bekal pengetahuan, mental, dan pengalaman yang
cukup. Akibat dari keadaan yang demikian, para remaja mudah sekali
terjerumus kedalam perbuatan-perbuatan yang dapat menghancurkan masa
depannya.
Pembinaan akhlak yang mulia merupakan inti ajaran Islam. Fazlur
Rahman mengatakan, bahwa inti ajaran Islam sebagaimana terdapat dalam
al-Qur’an adalah akhlak yang betumpu keimanan kepada Allah (hablum
minallah) dan keadilan sosial (hablum minannas). Hal ini sejalan pula dengan
jawaban istri Rasulullah saw, Siti Aisyah, ketika ia ditanya oleh sahabat
tentang akhlak Rasulullah. Siti Aisyah mengatakan bahwa akhlak Rasulullah
adalah al-Qur’an (Kaana khuluquhu Al-Qur’an). Oleh karena itu jika di dalam
al-Qur’an terdapat ajaran keimanan, ibadah, sejarah dan sebagainya, maka
yang dituju adalah agar dengan ajaran tersebut akan terbentuk akhlak yang
mulia.
Dengan membina akhlak para remaja berarti kita telah memberikan
sumbangan yang besar bagi penyiapan masa depan bangsa yang lebih baik.
Sebaliknya jika kita membiarkan para remaja terjerumus ke dalam perbuatan
yang tersesat, berarti kita telah membiarkan bangsa dan negara ini terjerumus
kejurang kehancuran. Pembinaan akhlak para remaja juga berguna bagi remaja
yang bersangkutan, karena dengan cara demikian masa depan kehidupan
mereka akan penuh harapan yang menjanjikan. Dengan terbinanya akhlak para
remaja keadaan lingkungan sosial juga semakin baik, aman, tertib dan tentram,
yang memungkinkan masyarakat akan merasa nyaman. Dengan demikian
berbagai gangguan lingkungan yang diakibatkan oleh ulah sebagian para
remaja sebagaimana disebutkan diatas dengan sendirinya akan hilang.
Menyadari hal yang demikian, maka berbagai petunjuk al-Qur’an dan
hadits tentang pembinaan akhlak patut kita renungkan dan kita amalkan.
Petunjuk tersebut misalnya dengan memberikan contoh dan teladan berupa
tutur kata dan perbuatan yang baik. Petunjuk tersebut kiranya dapat dipegang
teguh dan dilaksanakan secara konsekuen oleh para orang tua maupun para
pendidik. Maka dengan cara demikian akhlak para remaja akan terbina dengan
baik.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian terutama menyangkut peran guru pendidikan agama
Islam dalam membina akhlak serta mengatasi masalah penyimpangan nilai nilai
akhlak yang dilakukan oleh sebagian siswa SMA Negeri 3 Siak seperti kurang
disiplin dalam mengerjakan sholat, pakian tidak tertutup aurat, kebut-kebutan di
jalan raya, berkelahi,merokok dan lain-lain. Maka penulis ingin meneliti dan
mengkaji lebih jauh lagi persoalan tersebut melalui sebuah penelitian dengan
judul:
“PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES
PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMA NEGERI 3 SIAK TP. 2011/2012”


B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memberikan penafsiran serta untuk memudahkan dalam memahami maksud dari judul skripsi ini, maka terlebih dahulu perlu penulis tegaskan arti dari istilah-iatilah yang terdapat dalam judul skripsi tersebut sebagai berikut:
1. Peranan Guru
Menurut Wrightman yang dikutip oleh Usman (1990: 1) bahwa,
peranan guru adalah serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang
dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan
perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya.

Adapun peranan guru yang penulis maksud dalam skripsi ini adalah
peran serta atau usaha guru bidang studi pendidikan agama Islam di SMA Negeri
3 Siak. dalam mendidik, membina dan membimbingsikap atau tingkah laku siswa,
kearah yang lebih baik.
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaranajaran
agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak
didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ini dapat memahami,
menghayati, mengamalkan ajaran agama Islam sebagai suatu pandangan
hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di
akherat (Zakiah Daradjat, dkk, 1992: 86).
3. Pembinaan Akhlak
Pembinaan akhlak adalah proses perbuatan, tindakan, penanaman
nilai-nilai perilaku budi pekerti, perangai, tingkah laku baik terhadap Allah
swt, sesama manusia, diri sendiri dan alam sekitar yang dilakukan secara
berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat (Azmi, 2006: 56).
Berdasarkan pada penjelasan masing-masing istilah di atas, dapat
dikemukakan bahwa maksud dari judul di atas adalah peranan guru
pendidikan agama Islam dalam proses pembinaan akhlak siswa SMA Negeri 3 Siak.tahun ajaran 2009/2010.



C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis uraikan di atas, maka
dapatlah dirumuskan permasalahannya yaitu: “Bagaimana Peranan Guru
Pendidikan Agama Islam Dalam Proses Pembinaan Akhlak Siswa SMA Negeri 3 Siak Tahun Ajaran 2011 / 2012 ?”
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
“untuk mengetahui peranan guru pendidikan agama Islam dalam proses
pembinaan akhlak s siswa SMA Negeri 3 Siak.tahun ajaran 2011/2012”.
2. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini adalah:
a. Menambah khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan agama Islam.
b. Bagi guru, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan agama Islam, khususnya pendidikan akhlak.
c. Bagi penulis sendiri, sebagai calon orang tua dan calon guru agama
Islam, diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengatasi masalahmasalah
yang timbul dalam pelaksanaan pendidikan agama Islam.
E. Kajian Pustaka
1. Hanif Balikwan (UMS 2000) dalam skripsinya yang berjudul
“Kepemimpinan Orang Tua Dalam Pembentukan Pribadi Muslim Pada
Remaja di Kelurahan Sukoharjo”, menyimpulkan bahwa pengaruh pada
kepemimpinan orang tua terhadap pembentukan pribadi muslim pada
remaja. Pendidikan bagi anak berawal dari dalam keluarga terlebih lagi
pendidikan agama, dimana salah satu faktor yang mempengaruhi adalah
pola kepemimpinan yang digunakan mempunyai dampak positif maupun
negatif yang berbeda-beda bagi perkembangan kepribadian anak.
2. Agus Budiono (UMS 2003) dalam skripsinya yang berjudul “Keluarga
Sakinah Dalam Pembentukan Akhlaqul Karimah Pada Anak (Studi Kasus
di Kagokan Kelurahan Pajang)”, menyimpulkan bahwa: Konsep keluarga
Islam yang sakinah adalah keluarga yang berlandaskan agama dan saling
memahami antara seorang suami dan istri, saling mengerti kekurangan dan
kelebihan masing-masing. Tujuan utama sebuah pernikahan adalah untuk
memiliki akhlak, budi pekerti dan perangai yang baik. Untuk itu akhlak
tidak terjadi dengan sendirinya pada anak, akan tetapi dilakukan dengan
latihan, keteladanan dan bimbingan dari orang tua, karena lingkungan
pertama yang dikenal anak adalah keluarga. Selain itu, di dalam
pertumbuhannya anak harus diberikan pendidikan agama yang menjadi
benteng untuk menghindarkan anak dari pengaruh yang buruk.
Keluarga yang di dalamnya terjalin suasana yang sakinah mawadah
wa rahmah akan membantu dalam pembentukan akhlak anak, karena
akhlak anak terbentuk dari keteladanan yang di berikan oleh orang tuanya.
Dalam keluarga sakinah yang bertujuan membentuk generasi yang
memiliki akhlaqul karimah ada beberapa faktor pendukung, antara lain:
agama, kasih sayang, saling memahami dan menjaga kerukunan diantara
anggota keluarga.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara berpikir dan berbuat yang
dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai
tujuan penelitian (Kartini Kartono, 1996: 20).
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Ditinjau dari jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk
penelitian lapangan (field research), adapun pendekatan yang digunakan
adalah metode pendekatan kualitatif, yakni prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2007: 4).
2. Metode Penentuan Subjek
Metode penentuan subjek yaitu “Suatu usaha penentuan sumber
data, artinya dari mana data ini diperoleh”. (Arikunto, 1987: 102). untuk
memperjelas subjek penelitian, maka penulis menggunakan metode
penentuan subjek populasi.
Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti”
(Arikunto, 1992: 102). Jika subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua, sehingga menjadi penelitian populasi. jika subjeknya besar, dapat
diambil antara 10-20% atau 20-25% (Arikunto, 1992: 107).
Berdasarkan pada penjelasan tersebut, maka penulis menentukan
penelitian ini sebagai penelitian populasi. Adapun yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah dewan guru bidang studi pendidikan agama
Islam yang semuanya berjumlah 4 (empat) orang guru, karena mereka
adalah guru yang paling banyak berperan dalam membina kepribadian dan
akhlak para siswa di sekolah, terutama melalui materi pendidikan agama
Islam yang guru ajarkan kepada siswanya.
3. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka untuk memperoleh data, maka penulis menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Metode Wawancara (Interview)
Metode wawancara (Interview) adalah teknik pengumpulan
data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keteranganketerangan
lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan
orang yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti. Wawancara
ini dapat dipakai untuk melengkapi data yang diperoleh melalui
observasi (Mardalis, 1995: 64).
Dalam hal ini penulis menggunakan metode wawancara bebas
terpimpin, yaitu dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
menurut keinginan penulis, tetapi masih berpedoman pada ketentuanketentuan
atau garis-garis yang menjadi pengontrol relevan tidaknya
isi wawancara.
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan pendidikan agama Islam, khususnya pembinaan akhlak,
bagaimana peranan guru pendidikan agama Islam di dalam proses
belajar mengajar di sekolah terhadap pembinaan akhlak siswa.
b. Metode Observasi (Pengamatan)
Metode observasi atau pengamatan digunakan dalam rangka
mengumpulkan data dalam suatu penelitian, merupakan hasil
perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari
adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi
yang disengaja dan sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan
gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (Mardalis,
1995: 63).
Teknik observasi yang penulis gunakan adalah metode
observasi langsung, artinya penulis terjun langsung dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan di siswa SMA Negeri 3 Siak.
untuk mendapatkan data, data yang dikumpulkan dengan
metode ini adalah letak dan keadaan geografis, sarana-prasarana serta
peranan guru pendidikan agama Islam dalam proses pembinaan akhlak
siswa.
c. Metode Dokumentasi
Dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang
tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya
(Arikunto, 1992: 131)
Metode ini digunakan untuk memperoleh data-data yang tidak
bisa diungkap oleh metode yang lainnya. Dalam pelaksanaannya
penulis melihat arsip-arsip dan catatan-catatan yang diperlukan,
diantaranya tentang: sejarah singkat berdirinya sekolah, inventaris
sekolah, struktur organisasi, daftar nama guru, serta jumlah siswa SMA Negeri 3 Siak.

4. Metode Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
menganalisis data untuk memperoleh kesimpulan. Dalam menganalisis
data tersebut dilakukan secara deskriptif (Menutur kata dengan apa adanya
secara kualitatif) dengan menggunakan metode induktif.
Metode induktif yaitu suatu cara berfikir yang berangkat dari faktafakta
atau peristiwa-peristiwa khusus kemudian ditarik generalisasi yang
bersifat umum (Sutrisno Hadi, 1995: 42).
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan memahami
skripsi ini, penulis menyajikan skripsi dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN, berisi tentang: latar belakang masalah,
penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian
pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM PROSES PEMBINAAN AKHLAK, pada bab ini terdiri dari tiga sub
pokok bahasan yaitu: a) Guru, berisi tentang: pengertian guru, persyaratan
guru, tanggung jawab guru, tugas guru, dan peranan guru. b) Pendidikan
agama Islam, berisi tentang: pengertian pendidikan, pengertian pendidikan
agama Islam dan tujuan pendidikan agama Islam. c) Pembinaan akhlak, berisi
tentang: pengertian pembinaan akhlak, sumber pembinaan akhlak, tujuan
pembinaan akhlak, ruang lingkup akhlak, serta metode pembinaan akhlak.
BAB III : P PERANAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM
PROSES PEMBINAAN AKHLAK SISWA SMA NEGERI 3
TAHUN AJARAN 2011/2012
Pada bab ini terdiri dari dua sub pokok bahasan yaitu: a) Gambaran umum siswa
SMA Negeri 3 Siak.
berisi tentang: sejarah berdiri dan perkembangan siswa SMA Negeri 3 Siak.
Surakarta, letak geografis, dasar dan tujuan, struktur organisasi, keadaan guru,
karyawan dan siswa serta sarana dan prasarana. b) Peranan guru pendidikan
agama Islam dalam proses pembinaan akhlak siswa SMA Negeri 3 Siak.
BAB IV : ANALISIS DATA, menganalisis data yang telah terkumpul
sehingga dapat diketahui bagaimana peranan guru pendidikan agama Islam
dalam proses pembinaan akhlak s siswa SMA Negeri 3 Siak.
tahun ajaran 2011/2012.
BAB V : PENUTUP, berisi tentang: kesimpulan, saran-saran, dan
kata penutup.