Kamis, 24 November 2011

BAGAIMANA ALLAH MENCINTAI HAMBANYA

BAGAIMANA ALLAH MENCINTAI HAMBANYA Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A. Khutbah Pertama إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛ Hadirin jamaah sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah SWT! Tidak bosan bagi saya untuk selalu berwasiat, baik bagi diri saya maupun bagi hadirin sekalian, agar kita selalu meningkatkan kwalitas iman dan taqwa kita, karena iman dan taqwa adalah sebaik-baik bekal di dalam meraih kebahagian hidup di dunia maupun akhirat. Pada kesempatan sholat Jumat kali ini, insya Allah saya akan menyampaikan sebuah materi tentang cinta. Sebagaimana kita tahu, sangat banyak buku-buku agama bertebaran, entah itu di perpustakaan, toko-toko, atau rak-rak buku, mengajarkan kita bagaimana kiat dan cara kita mencintai Allah. Semuanya berbicara tentang bagaimana cara kita mencintai Allah, atau bagaimana seorang hamba berusaha untuk mencintai tuhannya Yang Maha Tinggi? Jika ada seorang rakyat jelata yang menghormati rajanya yang besar dan agung, itu merupakan hal yang biasa dan tidak aneh! Tapi coba kita lihat, kalau ada orang yang derajatnya lebih tinggi mencintai orang yang martabatnya lebih rendah, itu adalah hal yang langka! Karenanya pada kesempatan kali ini, saya ingin menyampaikan hal yang agak berbeda barangkali, yaitu bagaimana Allah mencintai hambanya? Mungkin seseorang bertanya atau merasa aneh, mungkinkah Allah SWT sebagai tuhan yang maha agung dan tinggi mau mencintai kita yang hanya sebagai seorang makhluk? Hadirin sekalian... ternyata Allah sangat mencintai manusia! Lalu apa sih istimewanya, kalau Allah mencintai kita? Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا دَعَا جِبْرِيلَ فَقَالَ إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ فَيَقُولُ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ. (رواه البخاري) Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya Allah SWT jika mencintai seorang hamba, maka Dia memanggil malaikat Jibril dan berkata: “Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia!” Maka Jibrilpun mencintainya, lalu Jibril mengumumkannya kepada seluruh penduduk langit dan berkata: “Wahai penduduk langit, sesungguhnya Allah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua, maka seluruh penduduk langit pun mencintainya. Kemudian orang itu pun dicintai oleh segenap makhluk Allah di muka bumi ini.” (HR. Bukhari) Masya Allah! Lihatlah cinta Allah... bagaiamana Allah mengumumkan cintanya kepada sekalian makhluknya? Hadirin... marilah kita selami makna hadis ini... bagaimana Allah mencintai seseorang? Pernahkah terbetik dalam hati kita, jika ada salah seorang yang hadir di majelis mulia ini termasuk kepada orang-orang yang dicintai Allah? Ketika Allah SWT mencintai hambanya, Allah yang maha tinggi tidak hanya cukup mengatakan aku cinta kepada orang ini! Tapi Allah umumkan kepada seluruh penjuru makhluk-Nya! Apa kata Allah dalam hadis tadi? "إِنِّي أُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ثُمَّ يُنَادِي فِي السَّمَاءِ" “Wahai Jibril, aku mencintai orang ini maka cintailah dia, lalu jibril pun mengumumkannya kepada seluruh makhluk di langit!” فَيَقُولُ (جبريل): إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ فُلَانًا فَأَحِبُّوهُ فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ ثُمَّ يُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِي الْأَرْضِ. Maka Jibril pun mengumumkan kepada seluruh penduduk langit, para malaikat, para nabi, para wali Allah dari kalangan jin dan manusia, “Sesungguhnya Allah telah mencintai orang ini, maka cintai pulalah dia oleh kalian semua! Kemudian orang itu pun menjadi dicintai segenap makhluk Allah di muka bumi ini.” Jika seseorang telah dicintai oleh Allah, maka hidup ini terasa tenang, damai, dan tentram penuh kasih sayang, perlindungan dan rahmat-Nya Ta’ala. Apa yang diminta akan diberi, apa yang diinginkan akan terkabul. Segala kebutuhannya akan dipenuhi, dan diakhirat mendapatkan ridho dan perlindungan-Nya dari siksa api neraka. Enak ga’ jadi orang kaya gini? Pasti doong... Dalam sebuah Hadis Qudsi Allah SWT berfirman: “من عاد لي وليا فقد آذنته بالحرب” “Orang yang telah menjadi kekasih-Ku, maka aku akan selalu siap membantunya” Siapakah Wali atau kekasih Allah itu? "اَلاَ إنَّ أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون الذين آمنوا وكانوا يتقون" “Ketahuilah sesungguhnya para waliyullah tidak merasa takut dan sedih, mereka adalah orang-orang yang beriman dan selalu bertaqwa”. Lalu Allah melanjutkan firman-Nya dalam Hadis Qudsi tadi: "وما تَقَرَّبَ إليَّ عبدي بشيئ أَحَبَّ إليَّ مما افترضتُهُ عليه ولا يزال عبدي يتقرَّبُ اليَّ بالنوافلَ حَتَّي أحبَّه فإذا أحببتُهُ كنتُ سمعَه الذي يسمع به وبصره الذي يُبْصِرُ به ويَدَهُ التي يَبطِش بها ورجلَه التي يَمشِي بها ولإن سألنيْ لأُعطينَّه ولإنِ استعاذَ بيْ لأُعيذنَّه." Allah SWT berfirman, “Tidak seorangpun hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang paling aku cintai, melainkan dengan apa yang telah aku wajibkan kepadanya. Hambaku adalah orang yang selalu mengerjakan ibadah-ibadah nawafil (amalan-amalan sunnah) sehingga aku mencintainya. Ketika aku telah mencintainya, maka akulah yang akan menjadi telinga yang dia gunakan untuk mendengar, mata yang dia gunakan untuk melihat, tangan yang dia gunakan untuk memukul, kaki yang dia gunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepada-Ku, pasti aku berikan, dan jika dia butuh perlindungan-Ku, pasti aku lindungi.” Melalui Hadis Qudsi ini, kita bisa memahami bahwa seorang hamba yang sangat istimewa di hadapan Allah SWT adalah seorang hamba yang mampu memadukan antara suatu kewajiban (fara`idh) dengan amalan sunnah (nawafil) . Tidak ada artinya amalan sunnah, atau ibadah-ibadah yang sifatnya sekunder di saat hal-hal yang lebih wajib ditinggalkan. Kita mengerjakan sholat sunnah Dhuha atau shalat Qobliyah dan Ba’diyah misalkan, tetapi harus juga dengan tidak meninggalkan kewajiban sholat yang lima waktu yang fardhu. Kita menunaikan haji ke Baitullah untuk yang ke sekian kalinya, tetapi juga harus dengan melihat apakah orang-orang miskin disekeliling kita sudah tercukupi semua. Jangan sampai kita selalu melaksanakan ibadah sunnah yang dianjurkan oleh baginda Rasulullah Saw, tetapi kita tidak menjaga tali silaturrahmi yang wajib. Di saat kita bisa memadukan atau mengerjakan antara amalan-amalan yang wajib dan sunnah, maka di saat itulah seorang manusia menjadi lebih istimewa di hadapan Allah SWT. Namun yang perlu untuk selalu kita ingat adalah, bahwa ibadah itu bukan hanya sebatas kepada Allah, terlebih kepada makhluk-Nya di dlam berbuat baik. Dan mesti pula harus dilandasi dengan keimanan dan keikhlasan dalam mengerjakannya. Tanpa keimanan dan keikhlasan, maka semua itu akan hampa, tiada artinya. Berkaitan dengan betapa Allah SWT sangat mencintai kita manusia sebagai hambanya, ada sebuah hadis yang sering kita dengar yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah r.a : "فَإِذَا مَضَى ثُلُثُ اللَّيْلِ أَوْ نِصْفُ اللَّيْلِ نَزَلَ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا جَلَّ وَعَزَّ فَقَالَ هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَأُعْطِيَهُ هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ هَلْ مِنْ تَائِبٍ فَأَتُوبَ عَلَيْهِ هَلْ مِنْ دَاعٍ فَأُجِيبَه، وذلك في كُلِّ لَيْلَةٍ حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ." (رواه البخاري) “Jika telah lewat tengah malam atau sepertiga malam yang akhir, Allah Yang Maha Mulia dan Agung turun kelangit yang paling rendah (langit dunia), lalu berkata: Adakah orang yang meminta kepada-Ku saat ini, pasti akan aku beri, adakah orang yang memohon ampun, pasti aku ampuni, adakah orang yang bertaubat, pasti aku berikan taubat-Ku, adakah orang yang memerlukan-Ku, pasti akan aku penuhi.” Dan itu terjadi setiap malam hingga terbit fajar”. (HR. Bukhari). Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah SWT… Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita menyembah, tunduk dan patuh kepada Allah SWT hanya atas dasar cinta kita kepada-Nya, bukan dilandasi oleh rasa takut atas murka dan siksanya, walaupun hal itu juga tidak buruk. Karena Allah juga sangat mencintai kita, bahkan dalam banyak ayat Alquran selalu diawali dengan kasih sayany-Nya terlebih dahulu, seperti firmannya: “فسوف يأتي اللهُ بقومٍ يحبهم ويحبونه” “Maka Allah SWT akan mendatangkan suatu kaum yang Allah cintai dan merekapun mencintai Allah” Terakhir, Rasulullah SAW bersabda: "سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ الْإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ" (متفق عليه). “Ada tujuh golongan yang akan dilindungi Allah dalam lindungan-Nya pada hari tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya: Imam yang adil, pemuda yang rajin beribadah, seorang yang hatinya selalu terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai, bertemu dan berpisah hanya karena Allah, seorang laki-laki yang diajak oleh seorang perempuan terhormat dan cantik, lalu ia berkata aku takut kepada Allah, seorang yang menyembunyikan sedekahnya tidak ingin dilihat orang, dan seorang yang mengingat Allah dalam keheningan hingga menitikkan airmata.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah Kedua (ke-2) اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ فِيْنَا وَلاَ يَرْحَمُنَا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

MEMBENTUK MUSLIM SEJATI

MEMBENTUK MUSLIM SEJATI Oleh: Marhadi Muhayar, Lc., M.A Khutbah Pertama إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ। وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ। أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ। اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛ Hadirin sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah Swt… Selaku khatib Jumat kali ini, izinkanlah saya berwasiat baik bagi diri saya pribadi, maupun bagi hadirin sekalian, untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan diri kita kepada Allah Swt. Lebih dari 50 kali di dalam Al-Quran Allah Swt berfirman: Ittaqullâh, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah! Pengulangan yang teramat sering ini menunjukkan bahwa, takwa sangatlah penting artinya bagi setiap muslim. Karena hanya dengan takwa kepada Allah sajalah, kita akan dapat hidup bahagia, baik di dunia ini maupun di akhirat. Melalui khutbah Jum’at kali ini, saya ingin menyampaikan sebuah materi tentang bagaimana kiat membentuk diri ini menjadi seorang muslim sejati? Ma’âsyiral muslimîn rahimakumullâh... Saat ini, banyak orang mengaku dirinya sebagai muslim. Data statistik dunia terakhir menunjukan ada 1,7 milyar lebih di dunia ini jumlah penduduk dunia yang beragama Islam. Tapi, dari sekian jumlah yang ada itu, sangat sedikit yang memiliki kepribadian sebagai seorang muslim. Selebihnya, mempunyai kepribadian terpisah (split personality). Orang semacam ini agamanya saja sebagai muslim, namun, perilaku, sikap, dan tindakannya sama sekali tidak menunjukkan keislamannya. Kalau demikian adanya, bagaimana Islam dapat menjadi rahmah? Jika para pemeluknya tidak memahami, menghayati dan mengamalkan Islam? Persis seperti apa yan telah disinggung oleh rasulullah Saw: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يُوشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزَعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِي قُلُوبِكُمْ الْوَهْنَ فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهْنُ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ (سنن أبي داود: 3745) Rasulululullah Saw bersabda: “suatu saat nanti kalian akan dikeroyoki oleh berbagai suku bangsa seperti mereka mengeroyoki makanan”. Salah seorang bertanya: “Apakah kami saat itu minoritas ya Rasululullah?” “Tidak”, jawab Rasulullah, “bahkan kalian saat itu mayoritas, tetapi hanya bagai busa. Allah hilangkan rasa takut di hati musuh-musuh kalian dan Allah tumbuhkan di dalam hati kalian kehinaan! Lantas ada yang bertanya: “Kehinaan bagaimana ya Rasululullah?” Nabi pun menjawab: “cinta dunia dan takut mati”. Lihatlah kondisi masyarakat kita saat ini yang berada dalam keadaan lemah, hina, rendah diri, terbelakang, dan ditimpa berbagai krisis maupun perpecahan. Lengkap sudah segala penderitaan yang ada, berbagai simbol negatif pun tersematkan di dada-dada bangsa kita, bangsa yang tidak beradab dan tidak bermoral! Padahal dahulu Indonesia di kenal sebagai bangsa yang sangat santun dan welas asih! Mengapa ini bisa terjadi? Nyawa manusia lebih rendah harganya dari sekarung beras. Hanya karena gara-gara dituduh mencuri uang sepuluh ribu rupiah, seseorang dapat menemui kematiannya. Atau hanya karena sepedanya dipinjam tanpa ijin, seseorang berani membunuh kawan sekerjanya sendiri. Di mana-mana kerusakan merajalela, kebodohan, dekadensi moral dan hal-hal negatif lainnya. Indonesia telah mengalami krisis diberbagai aspek kehidupan, krisis multi dimensial! Kondisi semacam ini tidak mungkin terus menerus dibiarkan. Siapapun yang merasa sebagai muslim yang memiliki ghirah (semangat) keislaman, tidak akan merelakan hal ini. Agama kita bukan agama fardiyah (individual), tetapi agama pemersatu (ummatan wahidah), bahkan satu jasad. Jika sakit salah satu anggota tubuh, maka yang lain akan merasakannya. Islam bukan hanya agama ibadah. Tetapi merupakan the way of life (jalan hidup) yang paripurna, mengatur segala urusan dunia-akhirat. Agama kita mengajak kepada wihdah (persatuan), al-quwwah (kekuatan), al ‘izzah (harga diri), al-‘adl (keadilan), dan juga kepada jihad (perjuangan). Maka, misi risalah Islam yang rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam) ini bertujuan untuk memberikan hidayah (petunjuk) manusia pada agama yang haq, yang diridhoi Allah. Fungsi Islam yang menyejukkan bagi seluruh umat manusia ini, tidak mungkin terwujud, kecuali jika benar-benar diamalkan oleh orang-orang yang memiliki kepribadian, atau mempunyai jati diri sebagai seorang muslim. Karenanya, semua itu pasti berawal dari diri, lalu keluarga, masyarakat dan lingkungan. Sebagaimana kita tahu, hidup merupakan suatu perjalanan dari satu titik ke titik yang lain, beranjak dari garis masa lalu, melewati masa kini, untuk menuju masa depan. Masa lalu adalah sebuah sejarah, masa kini adalah realita dan masa yang akan datang adalah cita-cita. Sebagai seorang muslim, tentunya kita tidak akan membiarkan hidup ini sia-sia. Hidup di dunia ini menjadi terlalu singkat jika hanya dipenuhi dengan keluhan-keluhan, kegelisahan, rasa pesimis dan angan-angan. Jiwa-jiwa seperti itu,tidak mencerminkan jati diri seorang muslim sejati. Rasulullah Saw bersabda: “Seorang muslim tidak akan pernah ditimpa kecuali kebaikan, apabila ditimpa kejelekan ia bersabar, dan jika dilimpahkan kenikmatan ia bersyukur.” Seorang Muslim tidak akan pernah mengeluh menghadapi kehidupan, karena ia telah memiliki kepribadian yang utuh dalam menghadapi segala macam ujian hidup. Untuk menjadi pribadi muslim sejati, sesuai dengan apa yang digariskan oleh Islam, sudah semestinya memiliki sifat-sifat yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan Al-Hadits, juga telah dipraktekkan oleh para Sahabat Nabi maupun salafus shâleh, yaitu pribadi yang sikap, ucapan dan tindakannya terwarnai oleh nilai-nilai yang datang dari Allah Swt dan rasul-Nya. Nilai-nilai tersebut, jika disederhanakan, setidaknya ada sepuluh sifat yang mesti melekat di dalam diri seorang muslim: 1. Salâmatul ‘aqîdah (Keyakinan yang benar) Hidup di dunia ini bagai orang yang tengah mengadakan suatu perjalanan. Coba anda bayangkan, seandainya dalam suatu perjalanan anda tidak mengetahui arah mana yang akan anda tuju. Di terminal bus, di dermaga, atau di bandara, anda terduduk sambil bertanya hendak kemanakah diri ini harus pergi? Apa yang akan terjadi? Sudah bisa dipastikan anda akan mudah tersesat. Mengapa? Karena anda tidak mempunyai keyakinan pasti untuk sampai kepada suatu tujuan. Demikian halnya dengan perjalanan seorang muslim di dunia ini, dia harus mempunyai keyakinan yang lurus, sebagai sarat untuk dapat sampai kepada tujuannya. Ada enam hal yang membuat seorang muslim yakin terhadap tujuan perjalanannya. Iman (yakin) kepada keberadaan Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari akhir, dan Qadla-Qadar. Sebagaimana Sabda nabi Saw: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِيمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ “Nabi Saw bertanya kepada Jibril As:”Beritahukan aku tentang iman? Jibril menjawab: “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab yang telah diturunkan-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun buruknya”. Keyakinan terhadap Allah membuat Muslim selalu dalam keadaan optimis akan pertolongan-Nya. Yakin terhadap Malaikat membuat Muslim menyadari bahwa makhluk Allah yang paling taat ini, akan selalu mencatat segala perbuatannya di dunia, sehingga amal perbuatan Muslim selalu dipenuhi dengan hal-hal positif. Yakin terhadap kitab, membuat muslim selalu membaca panduan hidupnya setiap saat. Yakin terhadap Rasul, membuat Muslim memantapkan langkahnya hidup di dunia, bahwa Allah tidak meninggalkannya tanpa pemandu perjalanan yang panjang ini. Yakin terhadap hari akhir, membuat muslim tahu akan tujuan akhirnya. Iman kepada qadla dan qadar membuat muslim menyadari akan tanggung jawabnya hidup di dunia, sehingga tidak terjatuh pada keyakinan jabariyah atau keyakinan qadariyah. 2. Shihhatul ‘Ibâdah (Ibadah yang benar) Anda sekarang sudah yakin dengan perjalanan yang sedang anda lakukan ini. Tinggal bagaimana anda harus melaluinya dengan baik, sehingga tidak tersesat. Karenanya, ibadah adalah implementasi dari sebuah keyakinan. Yang perlu kita sadari adalah, bahwa ibadah dalam Islam bukanlah merupakan taklif (pembebanan), melainkan tasyrif (pemuliaan) dari Allah Swt. Ketika seorang manusia dijuluki oleh Allah ‘ibadullah, maka ia termasuk orang-orang yang dikasihi-Nya. Ibadah dalam Islam bukan hanya mencakup ritual keagamaan semata, semisal: shalat, zakat, puasa dan haji, tetapi semua lini kehidupan di dalam memakmurkan dunia ini yang tidak bertentangan dengan landasan Al-Quran dan Sunnah, semisal mencari nafkah secara halal, berhubungan baik dengan keluarga, menuntut ilmu dan lain sebagainya. Sebagaimana firmannya: فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (الجمعة: 10) “Jika shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”. Demikianlah, seorang Muslim harus memahami arti ibadah dengan benar. Ibadah yang benar lahir dari aqidah yang benar. Ibadah yang benar adalah ibadah yang membawa pengaruh bagi dirinya, orang lain dan melahirkan ketaqwaan. 3. Matînul Khulûq (Akhlaq yang kokoh) Memang, menjadi orang baik itu sulit, namun amat mudah bagi yang memiliki tekad dan kemauan. Awal dari segala sesuatu itu susah. Namun, jika anda sudah terbiasa, anda tidak akan pernah mengatakannya sulit. Ingatkah Anda ketika pertama kali anda belajar naik sepeda? Mungkin anda pernah berfikir, bagaimana caranya menjalankan sepeda yang hanya mempunyai dua roda. Pertama yang anda lakukan adalah duduk di sadel, menurunkan kedua kaki di tanah, dan tangan memegang kendalinya. Semuanya berjalan dengan baik. Lalu, salah satu dari anda mulai untuk menggenjot sadel di satu sisinya. Anda gugup, baru beberapa meter, anda kehilangan kendali dan ups… terjatuh. Setelah beberapa kali mencobanya, anda sudah mulai terbiasa memegang kendali, menjaga keseimbangan dan menggenjot pedal dengan nyaman. Anda sudah lupa, kesulitan pertama kali menjalankannya, dan ternyata naik sepeda itu nikmat. Demikianlah, ketika anda berlatih mengendalikan diri, membiasakan dengan hal-hal yang baik, dan menjauhi sikap-sikap yang tidak berguna. Semakin dibiasakan, perilaku itu keluar dengan sendirinya secara otomatis. Inilah yang disebut akhlaq, yaitu perilaku yang keluar secara otomatis, dan mencerminkan ekspresi diri seseorang di segala tempat dan waktu. Jadi, akhlaq bukanlah perilaku kondisional, yang hanya diekspresikan pada waktu-waktu tertentu saja, tetapi memiliki akhlak yang komit, tidak fluktuatif, dan tidak berubah dalam kondisi bagaimana pun. Allah Swt berfirman: وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ (القلم: 4) "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung". (QS. Al-Qalam :4) 4. Tsaqôfatul Fikr (Wawasan pengetahuan yang luas) Menjalani kehidupan di dunia ini tidak hanya sekedar mengandalkan keyakinan, ibadah dan akhlaq. Siapapun orangnya, ketika sedang melakukan perjalanan pasti membutuhkan pengetahuan tentang apa yang sedang ia tuju. Ketika anda hendak beranjak ke Kairo, misalnya, anda tentu mencari informasi tentang kondisinya, cuacanya, budayanya, makanannya, dan hal-hal lain yang perlu anda persiapkan sejak dini. Dengan informasi itulah anda mampu mengira-ngira apa yang dapat anda kerjakan sekarang, untuk persiapan nanti. Begitu pula halnya dengan kehidupan yang sedang kita jalani ini. Anda tentu membutuhkan informasi-informasi yang diperlukan dalam melanjutkan perjalanan hidup. Wawasan itulah yang akan memandu perjalanan hidup anda. Proses yang sedang anda jalani dalam hidup ini juga tidak lepas dari pengalaman-pengalaman yang akan menjadi guru terbaik bagi anda. Allah Swt berfirman: قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الْأَلْبَابِ (الزمر: 9) “Katakanlah: “Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesunguhnya hanya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. Karenanya, bagi seorang muslim, mencari ilmu pengetahuan merupakan salah satu kewajiban. 5. Quwwatul Badân (Tubuh yang kuat) Kesempurnaan itu dambaan setiap orang. Masing-masing akan mencoba mencapai kesempurnaan diri, sesuai dengan kemampuannya. Dengan kekuatan itulah setiap orang akan berusaha mencapai keseimbangannya. Seahli apapun anda mengendarai sepeda, jika ban di rodanya kempes, tentu anda tidak akan dapat berbuat banyak, hingga ban itu baik kembali. Karenanya, persiapkanlah jasmani Anda sebaik mungkin untuk dapat melanjutkan perjalanan anda secara vit dam prima. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya. Nabi bersabda: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ (مسلم وابن ماجه وأحمد) "Mukmin yang kuat adalah lebih baik dan lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah”. (HR. Muslim, Ibnu majah dan Imam Ahmad) Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Namun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi. 6. Al-Qudrah ‘ala al-Kasbi (Mampu mencari nafkah) Sekarang, anda sudah sedikit-banyak, mengerti tentang bagaimana seharusnya menempuh perjalanan hidup ini. Sebagaimana seseorang yang sedang dalam perjalanan, anda harus mempunyai dua bekal. Pertama, bekal persiapan untuk tujuan akhir nanti setelah sampai tujuan. Yang kedua, bekal dalam perjalanan. Nah, begitu pula di dunia ini. Hidup di dunia adalah suatu perjalanan, tujuan kita adalah akhirat. Namun, persiapan bekal untuk akhirat, tidak menutup kita untuk mempersiapkan bekal dalam perjalanan hidup di dunia ini untuk diri sendiri dan keluarga. Rasulullah pernah mengingatkan kita untuk bisa menyeimbangkan antara keduanya. “Bekerjalah untuk duniamu, seakan-akan kau akan hidup selamanya. Dan beramal buat akhiratmu, seakan-akan kau akan menemui ajal esok pagi.” Agama kita melarang umatnya untuk bersikap santai, bermalas-malasan dan bertopang dagu. Para sahabat mencontohkan, jika terdengar adzan maka mereka segera ke masjid, jika selesai melaksanakan kewajibannya maka mereka kembali bertebaran di muka bumi untuk kembali melanjutkan usahanya sambil berdoa,”Ya Allah, kami telah memenuhi panggilan-Mu dan telah melaksanakan apa yang telah Engkau wajibkan, sekarang kami menyebar (berusaha) sebagaima Engkau perintahkan, maka berilah kami rizki karena Engkaulah sebaik-baik Pemberi Rizki. 7. Nâfi’an li Ghairihi (Bermanfaat bagi lainnya) Banyak orang yang menyangka, bahwa keberhasilan adalah semata-mata kesuksesan yang diperoleh seseorang secara individu. Kita akan merasa bangga telah berhasil memperoleh gelar sarjana, majister, atau bahkan doktor. Atau kita merasa bangga telah memperoleh keuntungan bermilyar-milyar, masuk dalam kantong sendiri. Benarkah itu yang disebut keberhasilan dalam pribadi seorang Muslim? Seorang muslim yang berhasil adalah yang mampu menjadi pelita bagi sekelilingnya. Ia mampu menerangi keluarga dan masyarakatnya, dengan sikap, perilaku, ilmu, harta, dan amal nyata. Pantulan dirinya sebagai muslim benar-benar dirasakan, sehingga dapat menebar kesejukan orang-orang yang bersamanya. Sebaik-baik muslim adalah yang bisa memberi manfaat bagi orang lain. Relevan dengan sabda Rasulullah Saw: خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ وَشَرُّكُمْ مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ (رواه أحمد) “Sebaik-baik kalian adalah orang yang selalu diharapkan kebaikannya dan aman dari kejahatannya, adapun seburuk-buruk kalian adalah orang yang tidak diharapkan kebaikannya dan tidak aman dari kejahatannya.” (HR. Ahmad) 8. Hârisan ‘ala waqtihi (Mampu mengatur waktu) Allah SWT banyak bersumpah di dalam Al Qur'an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan seterusnya. Banyak masalah yang timbul, karena seseorang tidak mampu mengatur waktunya dengan baik. Ia tidak bisa mencapai target dari rencana. Ia kehilangan beberapa momen penting, hanya karena waktu yang telah berlalu begitu saja di hadapannya. Untuk itu, pribadi Muslim selalu siap dengan situasi dan waktu. Ia dapat mengatur seberapa banyak waktu untuk beribadah mahdhah, dan untuk bermu’amalah. Semuanya perlu diatur sehingga seimbang. Waktu adalah kehidupan, sehingga orang yang tidak bisa mengatur waktu akan kehilangan momen hidupnya, bahkan bisa tergilas dengan waktunya sendiri. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan: الوقت كالسيف فإن لم تقطع به فإنه قطعك! “Waktu itu bagaikan sebilah pisau, jika tidak kamu gunakan untuk memotong, niscaya ia yang akan memotongmu!” Sehingga seorang muslim tidak akan menjadi manusia yang merugi sebagaimana yang disinyalir dalam QS. Al Ashr:1-3. 9. Munâzhzhoman fi syu’ûnihi (Mampu mengatur urusannya) Hidup kita di dunia ini penuh dengan berbagai aktifitas yang luar biasa banyaknya. Karena itu, sebagai seorang muslim harus pandai untuk memilah dan memilih, mana saja aktifitas yang sesuai dengan pandangan hidupnya sebagai seorang muslim berdasarkan skala prioritas. Karena pada prinsipnya, tugas atau kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang tersedia. Dengan kata lain, suatu urusan mesti dikerjakan secara profesional. Apapun yang dikerjakan, profesionalisme harus selalu diperhatikan. Nabi bersabda: 10. Mujâhidan linafsihi (Berjuang melawan hawa nafsu) Mujâhadatunnafs merupakan salah satu upaya yang mesti bagi setiap pribadi muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan kepada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya tekad dan kesungguhan. Karena hawa nafsu adalah sebesar-besarnya jihad di dalam Islam, seperti apa yang telah dikatakan oleh Sayidina Ali Karamallahu wajhah sepulangnya dari peperangan Badar Al-Kubra yang dahsyat dengan mengatakan masih ada jihad yang lebih besar lagi daripada peperangan yang baru saja berlalu. Dalam kesempatan lain Nabi Saw mengatakan: لا يؤمن أحدكم حتي يكون هواه تبعا لما جئت به (رواه احاكم) "Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)". (HR. Hakim) Demikianlah sepuluh sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim agar menjadi muslim sejati sebagaimana yang digariskan oleh Al-Quran dan Sunnah. Hal tersebut tidak akan kita miliki, kecuali dengan amal usaha yang sungguh-sungguh, melalui pendidikan dan pengarahan yang intensif secara berkesinambungan dan kontinyu, hingga akhir hayat kita. Orang yang memiliki kesepuluh sifat ini, insya Allah dapat diandalkan dalam memikul Misi Risalah Islam. Dengan kesepuluh sifat ini, Islam akan benar-benar memancarkan rahmatan lil ‘alamin.. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah Kedua الحمد لله الملك الوهاب، الجبارالتواب، الذي جعل الصلات مفتاحا لكل باب، فالصلاة والسلام علي من نظر الي جماله تعالي بلا سطر ولا حجاب وعلي جميع الآل والأصحاب وكل وارث لهم الي يوم المآب. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نبي بعده. أما بعد. Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan oleh Allah Swt... Saat ini, ummat sangat membutuhkan pribadi-pribadi yang dapat menyelamatkan mereka dari kebingungan, keterpecahan dan keterpurukan. Siapa lagi kalau bukan anda? Diharapkan kita semua menjadi orang yang dapat menyelesaikan masalah, bukan malah sebaliknya, menjadi orang yang bermasalah atau suka bikin masalah !? إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَارْضَ عَنْ سَادَاتِنَا أَصْحَابِ رَسُوْلِكَ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ اِلَي يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.وَأَقِمِ الصَّلاَةِ

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP MASYARAKAT

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP MASYARAKAT Oleh: Marhadi Muhayar, LC., MA. إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛ Ma’asyiral muslimin, jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah SWT... Tema kita pada shalat Jumat kali ini merupakan tema yang sangat penting bagi semua orang tua muslim dalam menyikapi pengaruh tekhnologi modern bagi anak-anaknya, yaitu tentang bagaimana caranya mengantisifasi efek negatif dari tekhnologi modern. Pengaruh ICT (Information and Comunication Technology) atau teknologi informasi dan komunkasi, menempati posisi yang sangat signifikan dan krusial di dalam mereduksi moral dan kepribadian generasi muda kita akhir-akhir ini. Dalam konteks ini, yang saya maksudkan adalah, gabungan antara media klasik seperti media cetak maupun elektronik, dan media baru seperti telepon seluler dan internet, karena kita dan anak-anak kita saat ini hidup di era ICT. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat, memaksa kita, para orangtua untuk kembali melihat, cara (kaifiyyat) atau methode yang harus diterapkan dalam mendidik anak-anaknya. Jika sedikit saja kita salah dalam menyampaikan informasi kepada anak-anak kita, walaupun menurut kita, bahwa cara yang kita tempuh sudah benar, tetapi dikarenakan kita tidak mengerti kondisi dan perkembangan tekhnologi saat ini, maka sangat mungkin, apa yang kita sampaikan menjadi tidak efektif, bahkan disalahgunakan oleh anak-anak kita. Jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT… Kalau dahulu, tiga puluh tahu yang lalu, termasuk di kota-kota besar seperti Jakarta sekalipun, setelah Maghrib kita sering mendengar anak-anak tadarus Al-Qur'an. Kita pun akrab dengan mereka, mengaji bersama. Bahkan di setiap rumah pasti terdengar, sayup-sayup sampai, suara orang-orang sedang mengaji Al-Qur'an. Tradisi semacam ini bukan hanya di malam Jumat, tetapi hampir di setiap malam. Baik itu di rumah-rumah, di surau-surau, maupun di masjid-masjid yang ada di tengah masyarakat kita. Bukan hanya itu, anak-anak kita pun diajarkan langsung oleh orangtua-orangtua mereka tentang bagaimana cara mereka shalat, cara bersuci, dan tata-krama bersopan-santun. Bagi anak-anak puterinya, diajarkan bagaimana cara mereka menghadapi masa-masa tertentu, cara menghadapi masa menstruasi, cara menyikapi perkembangan alat-alat reproduksi, dan lain sebagainya. Itu semua diajarkan dan dibimbing satu-persatu oleh orangtua-orangtua kita dahulu, yaitu tiga puluh tahun yang lalu. Produk tiga puluh tahun lalu itu adalah diri kita sekarang ini. Saya, Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Sadara-saudara sekalian yang ada di sini, bahkan masyarakat Indonesia secara umum sekarang ini adalah hasil produk sekitar tiga puluh tahun yang lalu. Produk yang masih menerima terpaan dan gemblengan agama yang masih cukup lumayan dari para orangtua kita. Kita adalah produk yang di zaman itu masih tidak mengenal apa yang namanya telepon seluler, apa yang namanya CD atau VCD, apa yang namanya internet, apa yang namanya tabloid, dan lain sebagainya. Kalau dahulu para orangtua kita dengan begitu teilitinya, dengan begitu sabarnya, dengan begitu perhatiannya, menggembleng dan mendidik diri kita, sehingga menjadilah kita sekarang ini. Diri kita atau masyarakat Indonesia yang ada sekarang ini adalah hasil produk sekitar tiga puluh atau empat puluh tahun yang lalu. Jika kita lihat, diri kita saja yang dahulunya mendapat gemblengan dan terpaan agama yang cukup kuat, hasilnya masih seperti ini, lalu bagaimana dengan anak-anak kita di zaman sekarang ini? Untuk lebih meyakinkan saudara, coba saudara cek sekali saja, saudara jalan-jalan sehabis Maghrib di tengah masyarakat yang saudara tinggal di dalamnya? Apa yang saudara dengar dari rumah-rumah penduduk? Dari rumah-rumah tetangga? Bahkan saudara cek di kampung halaman saudara, yang barangkali tidak sebesar kota Jakarta ini? Adakah terdengar suara anak-anak beserta orangtuanya sedang tadarus Al-Qur'an? Jangankan anak-anak kita rajin untuk membacar Al-Qur'an, jangankan putera-puteri kita faham tentang agama, tentang bagaimana menghadapi masa pubertas secara islami, terkadang anak-anak kita mengenal huruf arab saja tidak tahu! Coba kita perhatikan, apa yang kita saksikan setelah Maghrib pada keluarga-keluarga muslim saat ini? Kita lihat, bapaknya nonton berita atau sepakbola, ibunya nonton sinetron, anaknya yang paling tua main SMSan, adiknya, main internet, adiknya lagi main HP? Coba kita bandingkan, kita saja yang dahulunya dapat gemblengan dan arahan yang lebih baik dari orangtua-orangtua kita, masih seperti ini? Kita masih lalai dalam mendidik anak-anak kita? Lalu bagaimana dengan generasi anak-anak kita selanjutnya? 20, 30, 40 tahun lagi? Yang mana mereka tidak mendapatkan arahan langsung dari kita? Kita biarkan begitu saja. Kita hanya mempercayakan mereka pada guru agama, pada ustadzah yang membimbingnya, tanpa kita turun tangan? Kita biarkan mereka membuka ingternet dengan bebasnya, padahal di internet sangat penuh dengan hal-hal negatif seperti pornografi, cerita esek-esek, kekerasan dan lain sebagainya, tanpa kita awasi? Kita biarkan mereka berinteraksi dengan HP mereka dengan lawan jenis dan pelayanan-pelayanan negatif lainnya yang tidak mendidik dan malah menjerumuskan! Bagaimana jadinya generasi kita mendatang kalau sudah seperti ini? Apa yang akan terjadi 20, 30, 40 tahun yang akan datang? Inilah yang harus kita perhatikan, dan kita renungkan bersama untuk mencari jalan keluarnya. Belum lagi kita dapat membendung efek negatif ICT terhadap anak-anak dan keluarga kita yang mulai marak saat ini, pemerintah malah sengaja mengkampanyekan budaya internetisasi dengan slogan “mari kita galakan internet di masyarakat kita”. iklannya sudah ada di televisi “ayo kita sambut kehadiran internet”, “mari kita sambut internet di kampung kita”, “mari kita sambut internet di kelurahan kita” dan slogan-slogan lainnya. Nanti anak-anak kecil yang masih lugu-lugu dan polos itu disuruh melihat-lihat internet. Internet bakal ada di rumah-rumah, di sekolah-sekolah, bahkan di mushola-mushola sekalipun. Fenomena itu bakal terjadi bukan hanya di kota-kota besar, tetapi di kampung-kampung dan di desa-desa, mereka bakal akrab dengan dunia internet. Internet bagus, tekhnologi baik, tetapi kita jangan hanya memikirkan efek positifnya saja tanpa melihat dan mempertimbangkan efek negatifnya. Kita harus pandai-pandai memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Semestinya pemerintah sudah mulai memikirkan dan mencari solusi terbaik tentang bagaimana cara untuk mengantisipasi efek-efek negatif ITC terhadap anak-anak dan keluarga. Tapi yang ada kan tidak?! Pemerintah membiarkan begitu saja tanpa adanya filterisasi dan counter atas efek negatif ITC ini?! Inilah yang kita khawatirkan. Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah… Ada tiga poin pokok yang ingin saya sampaikan, berkaitan dengan efek negatif ICT ini terhadap keluaga kita. Pertama, ideologi kebebasan. Orang-orang barat itu menginginkan masyarakat dunia mengikuti mereka. Kebebasan merupakan hak asasi manusia yang paling tinggi, kata mereka. Jadi, tidak ada orang yang berhak memaksa orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak orang itu sendiri. Saat ini saja, jika kita perhatikan undang-undang yang ada di Indonesia tentang Komnas HAM atau Komnas Anak dan lain sebagainya, sudah sangat mengkhawatirkan. Sebagai contoh, jika ada orangtua yang ternyata dalam mendidik anaknya ada tindakan yang tidak disetujui oleh anaknya, lalu anaknya itu mengadu ke Komnas HAM anak, maka orangtuanya bisa diperkarakan. Begitu juga, jika ada seorang isteri yang tidak suka dengan nasehat suaminya, karena merasa hak individunya diintervensi, lalu dia mengadukan masalahnya pengadilan agama, maka isterinya itu berhak meminta cerai dari suaminya. Berkaitan dengan kasus perceraian semacam ini, di Indonesia sudah lebih dari lima puluh persen perceraian ditentukan oleh isterinya, bukan oleh suaminya. Semua ini adalah implikasi dari proses kebebasan yang kebablasan. Di bidang politik, negara barat menggulirkan kebebasan dengan apa yang namanya demokrasi. Di mana-mana demokrasi dikampanyekan, yang penting suara rakyat. Apakah itu halal atau haram, tidak penting yang penting rakyat setuju, beres. Di bidang ekonomi, ada yang namanya liberalisasi ekonomi. Ada pasar bebas. Siap atau tidak siap, yang penting kalau sudah digulirkan harus siap, itulah hukum pasar yang harus diikuti. Masabodoh dengan si miskin atau si kaya. Tidak pandang punya modal yang cukup atau cekak. Kebebasan di bidang budaya. Bebas orang mengekspresikan pikiran dan gagasan. Maka munculah aliran-aliran dan agama-agama baru di Indonesia. Pada saatnya nanti, karena alasan HAM, mereka tidak bisa ditolak. Padahal dalam Islam juga ada kebebasan, tetapi kebebasan yang terbatas. Kebebasan Islam punya aturan, punya akhlak dan tatakrama, bukan liberal yang tanpa batas. Bukan kebebasan yang kebablasan. Melainkan pada hakikatnya, kebebasan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri. Kebebasan yang dipandu oleh wahyu Tuhan Yang Maha Bijaksana, yang memahami manusia sebagai hasil produk-Nya. Berkaitan dengan ini, ada satu hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud: إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلاَمِ النُّبُوَّةِ اْلأُوْلَي: إِذَا لَمْ تَسْتَحِيْ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ. (رواه الترمذي). “Sesungguhnya di antara hal yang ditemukan umat manusia dari para nabi-nabi terdahulu adalah ungkapan, “Jika kamu tidak malu, maka lakukanlah apa yang kamu suka.” Itulah universal deklaration yang dapat kita jumpai dari para nabi dan rasul terdahulu. Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW juga bersabda: عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ “Hiduplah sesuka hatimu, tapi ingatlah suatu saat kamu pasti akan mati.” Dengan bahasa lain, Rasulullah SAW mengatakan, mau bebas silahkan, mau bohong silahkan, mau ingkar silahkan, mau taat juga silahkan. Semuanya terserah anda, karena pada akhirnya itu semua akan berpulang kepada diri Anda sendiri. Hasil dari perbuatan Anda akan anda lihat dan saksikan sendiri, karena nanti Anda pun akan mati dan segala amal perbuatan Anda diperhitungkan. Jadi, kebebasan dalam agama kita ada batasan-batasannya. Ini poin yang pertama. Poin yang kedua, media ICT yang ada saat ini, seringkali memunculkan hal-hal yang bertentangan dengan agama. Di antaranya adalah fitnah, provokasi, gosip, dan berbagai macam ekspresi fisik, maupun ekspresi pemikiran yang bertentangan dengan ajaran agama. Banyak sekali orang di antara kita yang ingin populer, mereka membeberkan aib saudaranya, bahkan membeberkan aib dan auratnya sendiri. Padahal setiap kali kita selesai shalat, kita sering meminta kepada Allah, “Allâhumastur aurâtina”, ya Allah tutupilah aib dan kelemahan kami. Tapi pada kenyataannya, hanya karena ingin populer, kita rela mengeksploitasi aib diri kita sendiri? Para ulama berkata: مَنْ اِعْتَصَمَ بِعَقْلِهِ ظَلَّ وَمَنْ اِسْتَغْنَيْ بِمَالِهِ قَلَّ وَمَنْ عَزَّ بِمَخْلُوْقٍ زَلَّ “Barangsiapa yang hanya bersandar kepada otaknya dia akan sesat, barangsiapa yang bergantung kepada hartanya dia akan kurang, barangsiapa yang mengagung-agungkan makhluk dia akan tergelincir.” Ini bisa kita buktikan saudara-saudara hadirin rahimakumullah. Kalau dalam hidup ini kita hanya mengandalkan otak kita saja, maka kita akan stress. Contoh, banyak di antara kita, jika membuka cashflow hariannya, atau menghitung pemasukan dan pengluaran belanja harian dia, maka dia akan stress. Ternyata kalau dihitung-hitung tidak akan cukup. Belum untuk belanja dapur, belum untuk biaya anak sekolah, belum untuk anak yang kuliah, belum untuk transportasi, belum lagi kalu ada tamu atau biaya-biaya mendadak seperti sakit, kecelakaan, kondangan, ada kumpul-kumpul, dan lain sebagainya. Maka gaji yang kita dapat atau pemasukan yang kita peroleh kalau dihitung dengan cara seperti ini tidak akan cukup. Otak kita akan tersesat. Bukan cuman tersesat, tapi hidup kita bakalan jadi stress. Ini kalau kita menghitungnya pakai kalkulator manusia. Tapi kalau kita menghitungnya dengan kalkulator Tuhan, lain lagi. Pasti cukup. Semuanya dalam hidup ini terasa ringan, karena Allah SWT telah mengaturnya. Wamanistagna bimalihi qalla, dan barangsiapa yang bergantung kepada hartanya dia akan kurang. Tidak akan pernah merasa cukup, karena harta sifatnya relatif dan jumlahnya sangat terbatas. Bahkan seluruh harta yang kita miliki sebenarnya adalah pemberian dari Yang Maha Kuasa. Waman azza bi makhluqin zalla, barangsiapa yang mengagung-agungkan makhluk dia akan tergelincir, karena makhluk banyak kekurangannya, terlalu banyak cela dan aibnya. Ini poin kedua dari efek negatif adanya tekhnologi ICT. Poin ketiga yang perlu kita renungkan adalah, informasi yang masuk kepada kita banyak yang tidak akurat. Oleh karena itu kita mesti menyeleksinya, informasi yang datang kepada kita betul atau tidak? Valid atau cuman kabar burung? Akurat atau cuman berita sekedar lewat? Dan lain sebagainya. Ini sesuai dengan perintah Allah SWT di dalam Al-Qur’an: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ (6) “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujuraat: 6). Jika datang kepada kalian suatu berita, maka chek and recheklah, sebelum kalian menyesal. Apalagi di zaman sekarang, pendidikan agama untuk anak-anak kita sangat minim. Pendidikan agama di sekolah hanya dua jam pelajaran atau empat puluh lima menit. Itu pun terkadang anak-anak kita tidak serius dalam mengikuti pelajaran agama. Informasi kebenaran yang diterima anak kita di zaman sekarang ini sangat sedikit. Di satu sisi, informasi yang tidak benar, informasi yang tidak mendidik, sangat mudah didapatkan. Saudara-saudara kaum muslimin rahimakumullah… Coba kita lihat kehidupan keseharian anak-anak kita. Lebih banyak mana yang mereka dapatkan, informasi benar atau informasi salah yang paling banyak? Mereka lebih sering nonton televisi ketimbang belajar agama. Lebih doyan main Play Station (PS) ketimbang mengaji. Kalau kita prosentasikan, jauh bandingannya antara hal-hal yang mendidik dengan yang tidak mendidik. Padahal masa anak-anak dan remaja adalah saat yang paling baik dalam membentuk mental dan moral anak-anak. Usia yang sangat membekas pagi daya nalar dan daya ingat mereka. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ. وَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأََشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ؛ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَقُوا اللهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ. Hadirin jamaah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah SWT! Sebagai contoh bahwa tekhnologi modern sekarang ini sangat memungkinkan anak-anak kita untuk berbuat negatif dan asusila adalah tekhnologi internet, HP, LCD dan lain sebagainya. Kalau dulu anak perempuan kita jarang keluar rumah, disebut sebagai anak yang taat, anak yang baik. Tapi sekarang, belum tentu. Berapa banyak dari anak-anak kita yang betah tinggal di rumah tapi akhlak dan kelakuannya lebih bobrok dari orang yang yang suka keluar rumah. Ini bukan berari keluar keluyuran itu lebih baik, tapi artinya adalah, di zaman sekarang di dalam rumah saja bisa bobrok apalagi kalau di luar rumah! Kita sebagai orangtua terkadang tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh anak-anak kita di dalam kamar mereka. Di zaman sekarang, mereka bisa saja pacaran atau melakukan hal-hal amoral dengan lawan jenisnya semisal buka aurat dan mempertontonkan tubuhnya melalui webcame via internet, padahal pacarnya ada jauh di kota lain. Bisa saja mereka nonton filem blue melaui sarana internet atau buka wesite porno, karena layanan seperti itu sangat mudah didapatkan di internet. Belum lagi tekhnologi HP dengan TreeG dan LCDnya. Mereka juga bisa berbuat tidak senonoh dan dan mengumbar hawa nafsunya, membuka auratnya, dan kelakukan-kelakuan amoral lainnya melalui tekhnologi tersebut yang tidak jauh berbeda kecanggihannya. Jadi zaman sekarang, mendidik dan membina keturunan itu tidak mudah. Zaman yang kita lalui dahulu, tidak seperti zaman yang akan dilalui oleh anak-anak kita, lebih banyak tantangan dan bahayanya, karena kemunkaran lebih mudah untuk didapatkan. Ini saja barangkali yang bisa saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk kita semua. Mohon maaf jika banyak kekurangan. Wal’afwu minkum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ فِيْنَا وَلاَ يَرْحَمُنَا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.وَأَقِمِ الصَّلاَةِ!

Jumat, 18 November 2011

EVALUASI PENDIDIKAN Evaluasi merupakan kegiatan pengumpulan kenyataan mengenai proses pembelajaran secara sistematis untuk menetapkan apakah terjadi perubahan terhadap peserta didik dan sejauh apakah perubahan tersebut mempengaruhi kehidupan peserta didik. (dikutip dari Bloom et.all 1971). Stufflebeam et.al 1971 mengatakan bahwa evaluasi adalah proses menggambarkan, memperoleh dan menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan Evaluasi sendiri memiliki beberapa prinsip dasar yaitu ; 1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan pembeljaran bagi masyrakat. 2. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan dengan metode yang berbeda. 3. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwennag untuk memberikan rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya membantu memberikan alternatif. 4. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan. 5. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya. 6. evaluasi adalah proses, jika diperlukan revisi maka lakukanlah revisi. 7. Evaluasi memerlukan data yang akurat dan cukup, hingga perlu pengalaman untuk pendalaman metode penggalian informasi. 8. Evaluasi akan mntap apabila dilkukan dengan instrumen dan teknik yang aplicable. 9. Evaluator hendaknya mampu membedakan yang dimaksud dengan evaluasi formatif, evaluasi sumatif dan evaluasi program. 10. Evaluasi memberikan gambaran deskriptif yang jelas mengenai hubungan sebab akibat, bukan terpaku pada angka soalan tes. Tujuan evaluasi untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. transformasi adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru, media dan bahan beljar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran. Evaluasi pendidikan memiliki beberapa fungsi yaitu ; 1. Fungsi selektif 2. Fungsi diagnostik 3. Fungsi penempatan 4. Fungsi keberhasilan Maksud dari dilakukannya evaluasi adalah ; 1. Perbaikan sistem 2. Pertanggungjawaban kepada pemerintah dan masyarakat 3. Penentuan tindak lanjut pengembangan PRINSIP PRINSIP EVALUASI 1. Keterpaduan 2. evauasi harus dilakukan dengan prinsip keterpaduan antara tujuan intrusional pengajaran, materi pembelajaran dan metode pengjaran. 3. Keterlibatan peserta didik 4. prinsip ini merupakan suatu hal yang mutlak, karena keterlibatan peserta didik dalam evaluasi bukan alternatif, tapi kebutuhan mutlak. 5. Koherensi 6. evaluasi harus berkaitan dengan materi pengajaran yang telah dipelajari dan sesuai dengan ranah kemampuan peserta didik yang hendak diukur. 7. Pedagogis 8. Perlu adanya tool penilai dari aspek pedagogis untuk melihat perubahan sikap dan perilaku sehingga pada akhirnya hasil evaluasi mampu menjadi motivator bagi diri siswa. 9. Akuntabel 10. Hasil evaluasi haruslah menjadi aalat akuntabilitas atau bahan pertnggungjawaban bagi pihak yang berkepentingan seeprti orangtua siswa, sekolah, dan lainnya. • TEKNIK EVALUASI • Teknik evaluasi digolongkan menjadi 2 yaitu teknik tes dan teknik non Tes • 1. teknik non tes meliputi ; skala bertingkat, kuesioner,daftar cocok, wawancara, pengamatan, riwayat hidup. • a. Rating scale atau skala bertingkat menggambarkan suatu nilai dalam bentuk angka. Angka-angak diberikan secara bertingkat dari anggak terendah hingga angkat paling tinggi. b. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori. c. Daftar cocok adalah sebuah daftar yang berisikan pernyataan beserta dengan kolom pilihan jawaban. e. Pengamatan atau observasi f. Riwayat hidup 2. Teknik tes. Dalam evaluasi pendidikan terdapat macam tes yaitu : a. tes diagnostik b. tes formatif c. tes sumatif • PROSEDUR MELAKSANAKAN EVALUASI • Langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan evaluasi pendidikan secara umum adalah sebagai berikut : a. perencanaan (mengapa perlu evaluasi, apa saja yang hendak dievaluasi, tujuan evaluasi, teknikapa yang hendak dipakai, siapa yang hendak dievaluasi, kapan, dimana, penyusunan instrument, indikator, data apa saja yang hendak digali, dsb) b. pengumpulan data ( tes, observasi, kuesioner, dan sebagainya sesuai dengan tujuan) c. verifiksi data (uji instrument, uji validitas, uji reliabilitas, dsb) d. pengolahan data ( memaknai data yang terkumpul, kualitatif atau kuantitatif, apakah hendak di olah dengan statistikatau non statistik, apakah dengan parametrik atau non parametrik, apakah dengan manual atau dengan software (misal : SAS, SPSS ) e. penafsiran data, ( ditafsirkan melalui berbagai teknik uji, diakhiri dengan uji hipotesis ditolak atau diterima, jika ditolak mengapa? Jika diterima mengapa? Berapa taraf signifikannya?) interpretasikan data tersebut secara berkesinambungan dengan tujuan evaluasi sehingga akan tampak hubungan sebab akibat. Apabila hubungan sebab akibat tersebut muncul maka akan lahir alternatif yang ditimbulkan oleh evaluasi itu. • SISTEM EVALUASI PENDIDIKAN Untuk keperluan evaluasi, diadakan ujian tengah semester (sisipan) dan ujian akhir semester untuk setiap mata kuliah yang diselenggarakan. Ujian ini dijadwalkan dalam ujian akhir semester, sedang ujian-ujian tengah semester diadakan dalam periode kuliah Sistem Penilaian Ujian adalah suatu sarana untuk mengukur kemajuan dan kemampuan dalam menyerap materi kuliah. Ujian dilaksanakan untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam memahami atau menguasai mata kuliah yang diajarkan. • Jenis Ujian a). Ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS). b). Ujian kuliah kerja praktek (Pendadaran/Komprehensip). c). Ujian Negara. • Ujian Tengah Semester ( UTS) dan ujian Akhir Semester (UAS) • Sistem Ujian • Ujian Tengah Semester (UTS) & Ujian Akhir Semester ( UAS) dilaksanakan secara tertulis. • Peserta ujian : • Peserta ujian adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan syarat–syarat sebagai berikut: • Terdaftar sebagai mahasiswa pada FAK. HUKUM UIN SUSQA. • Mata ujian yang boleh diikuti harus sesuai dengan yang tercantum dalam Kartu Rencana Study (KRS) dan telah disahkan oleh dosen pembimbing akademik (DPA). • Memenuhi persyaratan administratif & mematuhi tata tertib ujian. • a. Nilai Ujian 1. Nilai akhir ujian dinyatakan dengan huruf sabagai berikut : Nilai ujian yang sudah dikirim oleh dosen penguji mata kuliah tidak dapat diubah dengan alasan apapun. Ketentuan lain ujian semester Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti ujian sesuai dengan jadwal yang ditentukan tidak ada ujian susulan. Kecuali kalau dosen yang bersangkutan bersedia mengadakan ujian susulan. • Ujian Kuliah Kerja Praktek ( Pendadaran ) • Sistem Ujian • Ujian Pendadaran kuliah kerja praktek dilaksanakan dihadapan Tim Penguji yang terdiri dari seorang Ketua dan 3 orang Anggota Penguji. • Peserta Ujian • Peserta Ujian Pendadaran adalah mahasiswa yang telah memenuhi syarat sebagai berikut: • Terdaftar sebagai mahasiswa UIN SUSQA. • Mata kuliah kerja praktek harus tercantum dalam KRS yang disahkan oleh Dosen Pembimbing Akademik (DPA). • Laporan Kerja Praktek yang telah disahkan oleh Dosen Pembimbing KKP. • Telah memenuhi syarat habis teori. • F. Evaluasi dan Kelulusan • 1. Evaluasi Hasil Studi Semester • Evaluasi dilakukan pada setiap akhir semester meliputi semua aspek kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh mahasiswa pada semester yang bersangkutan. Evaluasi ini digunakan untuk menentukan beban studi yang dapat diambil pada tiap tiap semester berikutnya. • Baban SKS yang dapat diambil pada setiap semester adalah sebagai berikut : • MK. A> 3.00 dapat mengambil maksimal 24 sks. • MK. B 2.50 – 2.99 dapat mengambil maksimal 21 sks. • MK. C 2.00 – 2.49 dapat mengambil maksimal 18 sks. • MK. D 1.50 – 1.99 dapat mengambil maksimal 15 sks. • MK. E < 1.50 dapat mengambil maksimal 12 sks. • 2. Evaluasi Hasil Studi Kumulatif Predikat kelulusan tediri atas 3 tingkatan yaitu : memuaskan, sangat memuaskan, dan cum loude yang dinyatakan dalam transkrip akademik. Indeks Prestasi Kumulatif sebagai dasar penentuan predikat kelulusan adalah sebagai berikut : IPK 2.00 - 2.75 memuaskan IPK 2.76 - 3.50 sangat memuaskan IPK 3.51 - 4.00 cum loude Predikat kelulusan cum loude ditentukan juga dengan memperhatikan masa studi maksimum, yaitu n tahun (waktu program studi ) + 1 tahun. • SEKIAN TERIMA KASIH Drs . SULURI SIAK
ABATASA : WALI mak minta izin tuk pergi ku mushola itu mak tolong izinin ketemu sama kawan-kawanku mak minta izin lanjutkan pengajian kembali mak tolong izinin belajar sama ustad mahmudin alif ba ta tsa jim ha Allah Tuhan kita semua cha dal dzal ro zai sin syin dari yang kaya sampai yang miskin alif ba ta tsa jim ha mari kita tingkatkan takwa cha dal dzal ro zai sin syin masuk syurga yok bilang amin kan mak yang ngajarin kita harus jadi orang mukmin kan mak yang ngajarin Islam itu haqqul yaqin alif ba ta tsa jim ha Allah Tuhan kita semua cha dal dzal ro zai sin syin dari yang kaya sampai yang miskin alif ba ta tsa jim ha mari kita tingkatkan takwa cha dal dzal ro zai sin syin masuk syurga yok bilang amin alif ba ta tsa jim ha Allah Tuhan kita semua cha dal dzal ro zai sin syin dari yang kaya sampai yang miskin alif ba ta tsa jim ha Allah Tuhan kita semua cha dal dzal ro zai sin syin dari yang kaya sampai yang miskin alif ba ta tsa jim ha mari kita tingkatkan takwa cha dal dzal ro zai sin syin masuk syurga yok bilang amin amin, amin, amin Maher Zain Insya Allah (feat. Fadly Padi) ketika kau tak sanggup melangkah hilang arah dalam kesendirian tiada mentari bagai malam yang kelam tiada tempat untuk berlabuh *courtesy of LirikLaguIndonesia.net bertahan terus berharap Allah selalu di sisimu reff: Insya Allah, Insya Allah Insya Allah ada jalan Insya Allah, Insya Allah Insya Allah ada jalan every time you commit one more mistake you feel you can’t repent and that it’s way too late you’re so confused wrong decisions you have made haunt your mind and your heart is full of shame but don’t despair and never lose hope ’cause Allah is always by your side reff2: Insya Allah, Insya Allah Insya Allah you’ll find a way Insya Allah, Insya Allah Insya Allah ada jalan turn to Allah He’s never far away put your trust in Him, raise your hands and pray oh Ya Allah tuntun langkahku di jalanmu hanya engkaulah pelitaku tuntun aku di jalanmu selamanya reff3: Insya Allah, Insya Allah Insya Allah we’ll find our way Insya Allah, Insya Allah Insya Allah we’ll find our way repeat reff3 [until fade]

Jumat, 04 November 2011

Memberikan presentasi efektif tidak mudah.

Memberikan presentasi efektif tidak mudah.
Jika Anda mencoba menilai presentasi yang pernah kita ikuti secara jujur, maka kebanyakan presentasi tidak menarik, membosankan, dan sulit dimengerti. Ini terjadi karena presenter – orang yang memberikan presentasi – tidak memahami apa yang dibutuhkan audiensnya. Mereka tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dengan audiens. Akibatnya tujuan presentasi tidak tercapai. Presenter mengalami frustrasi sama seperti yang dirasakan audiensnya.
Coba Anda ingat pengalaman ketika mendengarkan presentasi lalu jawab pertanyaan berikut dengan jujur:
• Seberapa sering Anda merasa bosan ketika mendengar sebuah presentasi dan berharap segera selesai?
• Berapa banyak isi presentasi yang bisa Anda ingat dengan baik?
Sebuah studi menunjukkan seseorang mulai bosan mendengarkan presentasi ketika masuk menit ke sepuluh. Inilah saatnya ketika sebagian audiens mulai melirik jam tangan, sebagian yang lain menguap menunjukkan tanda-tanda mengantuk, dan sisanya mulai berkhayal kapan presentasi akan selesai.
Presenter yang baik akan memanfaatkan 10 menit pertama untuk mendapat kepercayaan dari audiens. Adapun presenter rata-rata akan berbicara terus tanpa sadar sebagian besar audiens telah kehilangan perhatian.
Besar kemungkinan Anda juga kesulitan mengingat isi presentasi yang pernah Anda dengarkan. Hal ini dapat dimaklumi karena banyak presentasi menggunakan slide-slide yang sedemikian rumit dengan kata-kata panjang sehingga audiens yang cerdas sekalipun susah mengerti. Presenter yang membawakan presentasi seperti ini lupa bahwa slide yang sederhana dan mudah diingat akan jauh lebih powerful untuk meyakinkan audiensnya. Alih-alih menggunakan slide sebagai alat bantu visual, presenter malah menjadikan slide sebagai dokumen yang dibaca sepanjang presentasi.
Lantas adakah tips-tips untuk membuat presentasi efektif?
Ikuti tujuh tips berikut untuk membuat presentasi Anda efektif sekaligus meyakinkan:
1. Mulailah Dengan Cerita
Jika Anda sering memperhatikan pembicara besar, mereka akan memulai dengan cerita. Mengapa cerita? Cerita mudah diingat dan kita semua senang mendengarkannya. Masih ingat cerita masa kecil yang dikisahkan oleh kakek, nenek, ayah atau ibu Anda dulu? Saya yakin Anda masih ingat sampai sekarang.
Cerita sebagai pembuka presentasi sangat efektif untuk mempersiapkan audiens agar memperhatikan presentasi Anda. Cerita yang menarik akan memberi rapport – terciptanya harmoni, pengertian dan kepercayaan – dengan audiens. Tidak hanya itu, audiens yang mengantuk dan tidak bersemangat sekalipun akan mulai fokus ketika mendengarkan cerita.
Untuk itu, Anda bisa membuka presentasi dengan cerita yang relevan. Tidak perlu panjang-panjang, cukup 1-3 menit saja. Perhatikan topik presentasi Anda dan pikirkan cerita yang berhubungan. Misalkan Anda hendak menyampaikan presentasi tentang Pertumbuhan Social Media dan Implikasinya, maka Anda bisa memulai dengan:
“Tahukah Anda bagaimana Mark Zuckerberg menciptakan Facebook? Bermodalkan sebuah komputer dan memanfaatkan jaringan komputer kampusnya, dia berhasil menciptakan situs kedua paling populer hanya dalam beberapa tahun saja. Strateginya sederhana, biarkan pengunjung menciptakan konten untuk situs Anda dan buat mereka betah berlama-lama membaca apa yang diceritakan temannya.”

2. Keep It Simple and Straight
Ketika membuat slide, gunakan rumus KISS, keep it simple and straight. Beberapa orang memplesetkannya dengan keep it simple, stupid. Jika Anda ingin jadi presenter berkualitas, slide sederhana yang mudah dipahami jauh lebih bermanfaat dibandingkan slide yang rumit, penuh teks dan melelahkan ketika dibaca.
Slide adalah alat bantu visual. Ingat, hanya alat bantu. Anda presenter sebenarnya. Karena itu buat slide semudah mungkin yang bisa mewakili ide Anda dengan jelas. Slide yang baik akan mudah dimengerti apa maksudnya dalam beberapa detik pertama. Dengan demikian, Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu hanya untuk menjelaskan maksud sebuah slide. Tugas Anda memadukannya dengan kalimat verbal yang mendukung tampilan visual.
Gunakan sedikit teks dalam slide Anda. Simpan teks panjang dalam dokumen dan bagikan di akhir presentasi jika perlu. Tampilkan kata kunci yang menjadi inti persoalan sebagai alat bantu visual. Dengan cara ini, audiens akan mudah paham karena Anda menyampaikan presentasi dengan efektif. Anda pun bisa berkreasi menjelaskannya. Tidak perlu sebentar-sebentar melihat dan membaca slide dengan menghadap ke belakang.

3. Tampilkan Apa Yang Benar-Benar Perlu
Sayangi audiens Anda. Mereka tidak bisa mengingat terlalu banyak informasi dalam sebuah kesempatan. Tentukan apa yang penting dan apa yang tidak. Ketika Anda membuat slide, tanyakan pada diri Anda:
Apakah slide ini diperlukan?
Dapatkah saya menghapusnya?
Jangan terjebak menjadi presenter yang mau menjelaskan segalanya. Ingat waktu Anda terbatas. Demikian juga perhatian dan kemampuan audiens untuk mengingat apa yang Anda sampaikan sangat terbatas.
Pilih mana yang akan Anda jelaskan dan simpan yang lainnya. Jika Anda ragu suatu slide mungkin diperlukan, jadikan sebagai cadangan. Jelaskan slide tersebut jika ada pertanyaan yang relevan.
Sama halnya dengan memilih slide, pilih kata-kata Anda secara cermat. Jika Anda akan membuat contoh, pilih yang paling mewakili dengan topik pembahasan. Jika Anda akan melakukan demo, pilih yang paling menciptakan interaksi. Termasuk ketika Anda berbicara, pilih kata-kata yang paling kuat, membawa kesan mendalam, sekaligus mudah diingat audiens Anda. Gunakan komunikasi efektif dalam setiap presentasi Anda.
Audiens akan sangat menghargai Anda jika hanya menampilkan apa yang benar-benar perlu. Ini akan memudahkan mereka memahami apa yang Anda jelaskan, sekaligus mengikuti apa yang Anda inginkan di akhir presentasi.

4. Ciptakan Interaksi Dengan Audiens
Presenter yang baik melakukan interaksi dengan audiens. Caranya bermacam-macam. Anda bisa mengajukan pertanyaan dan memberi kesempatan audiens menjawabnya. Anda juga bisa memakai pernyataan retorika yang tidak perlu dijawab namun akan mengajak audiens untuk berpikir.
Ketika melakukan demo, ajaklah salah seorang audiens tampil ke depan. Ketika Anda menuliskan sesuatu di flipchart, minta audiens menebak atau memikirkan apa yang seharusnya ditulis. Minta audiens Anda menyampaikan pendapat dan tuliskan.
Tentu Anda harus mengatur sebaik mungkin agar interaksi yang dibangun tetap wajar dan tidak menghabiskan waktu presentasi. Pilih satu atau dua interaksi yang membantu audiens bersemangat mengikuti presentasi Anda dari awal sampai akhir.
Interaksi membantu audiens merasakan langsung apa yang Anda jelaskan. Ini membuat mereka termotivasi dan terus memperhatikan dengan baik presentasi Anda. Tentu Anda pun akan senang karena telah mampu memberikan presentasi yang efektif.

5. The Power of Three
Melanjutkan konsep kesederhanaan, gunakan konsep 3 bagian dalam presentasi Anda. Mengapa angka 3? Karena kita sangat terbiasa dan secara alami mudah mengerti. Presentasi akan selalu dimulai dengan pembukaan, isi, dan penutup.
Jika Anda menjelaskan latar belakang, pilih 3 hal paling penting yang mendasari persoalan tersebut. Ketika Anda menjelaskan alternatif solusi, tampilkan paling banyak 3 pilihan. Ketika Anda menjelaskan keunggulan sebuah produk, tampilkan 3 fitur paling utama. Ketika Anda menjelaskan mengapa kita harus memilih, berikan 3 alasan paling kuat.
Lantas bagaimana jika hal yang penting lebih dari tiga? Tentu Anda tetap bisa menambahkannya jika sangat perlu. Namun jika ingin merasakan “power” dalam presentasi Anda, pilih 3 hal yang paling besar dalam setiap pembahasan. Ini akan membuat presentasi Anda mudah diingat. Anda juga belajar menetapkan prioritas apa yang perlu disampaikan dan apa yang tidak.

6. Paduan Harmonis Slide Visual dengan Ucapan Verbal
Memberikan presentasi merupakan perpaduan antara informasi visual lewat slide dan informasi audio lewat suara Anda. Audiens akan lebih mudah memahami informasi jika apa yang ditampilkan sebagai stimulus visual berpadu harmonis dengan penjelasan verbal. Itu mengapa slide sebaiknya hanya berisi gambar atau kata kunci ringkas yang dapat mewakili sebuah ide.
Lewat penjelasan yang Anda berikan, audiens akan belajar memahami ide secara lengkap dan menyeluruh.
Berbeda jika Anda memberikan slide yang penuh tulisan kemudian kata-kata tersebut Anda bacakan. Ada ketidakharmonisan di sana. Audiens harus memilih antara membaca slide yang penuh kata-kata atau mendengarkan Anda. Itu mengapa jika slide Anda terlalu rumit dan penuh teks, audiens cenderung tidak mendengarkan Anda karena mereka sibuk membaca apa yang tampil di layar.
Berhati-hati dengan gambar. Meskipun sebuah gambar bisa mewakili seribu kata, gambar yang tidak pas dengan ide yang dijelaskan akan membuat audiens bingung. Ketika mendengarkan Anda, mereka akan sibuk mencari hubungan antara gambar yang tampil dengan penjelasan yang diberikan. Jika Anda tidak menemukan gambar yang pas untuk sebuah ide yang ingin dijelaskan, lebih baik tidak menggunakan gambar sama sekali.
Dengan memahami konsep keharmonisan antara informasi visual dan audio, Anda akan mampu memberi presentasi secara efektif.

7. Presentasi Adalah Pertunjukan
Setiap presentasi layaknya sebuah pertunjukan. Manfaatkan setiap kesempatan memberikan presentasi untuk terus berlatih dan berlatih.
Mungkin pada suatu kesempatan Anda berlatih bagaimana membuka presentasi dengan menarik. Pada kesempatan lainnya Anda belajar bagaimana menyusun slide yang sederhana namun efektif. Perbaiki keterampilan Anda satu demi satu.
Di lain waktu, Anda dapat mempraktekkan bagaimana menggunakan gerak tubuh (gesture) untuk memberi penekanan pada presentasi. Atau melatih kualitas vokal suara Anda sehingga terdengar jelas, mantap dan alami di telinga audiens.
Presentasi adalah pertunjukan. Anda bisa terus berlatih dari waktu ke waktu untuk memperbaiki kualitas pertunjukan yang Anda tampilkan. Artis yang tampil maksimal dalam sebuah pertunjukan telah menghabiskan waktu latihan panjang sebelumnya. Anda pun bisa melakukan hal yang sama asalkan terus berlatih dan memperbaiki keterampilan Anda.

Demikianlah tujuh tips untuk menjadi presenter yang efektif pada setiap kesempatan.
Ingat tujuh langkah di atas dan terapkan. Anda akan mampu memberi presentasi luar biasa yang berbeda dari biasanya.
Selamat berlatih dan memberikan presentasi.

Kamis, 03 November 2011

Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter,

Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
i
KATA PENGANTAR
􀀃
Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan
nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan
beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Hal ini sekaligus menjadi upaya untuk mendukung
perwujudan cita-cita sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.
Di samping itu, berbagai persoalan yang dihadapi oleh bangsa kita dewasa ini makin
mendorong semangat dan upaya pemerintah untuk memprioritaskan pendidikan karakter
sebagai dasar pembangunan pendidikan. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana
Pemerintah menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas
pembangunan nasional.
Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya
dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar dan luar sekolah, akan
tetapi juga melalui pembiasaan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin,
toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dan sebagainya. Pembisaan itu bukan hanya
mengajarkan (aspek kognitif) mana yang benar dan salah, akan tetapi juga mampu merasakan
(aspek afektif) nilai yang baik dan tidak baik serta bersedia melakukannya (aspek
psikomotorik) dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di
masyarakat. Nilai-nilai tersebut perlu ditumbuhkembangkan peserta didik yang pada akhirnya
akan menjadi pencerminan hidup bangsa Indonesia. oleh karena itu, sekolah memiliki peranan
yang besar sebagai pusat pembudayaan melalui pengembangan budaya sekolah (school culture).
Pedoman ini ditujukan kepada semua warga pada setiap satuan pendidikan(dasar sampai
menengah) melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian yang bersifat
komprehensif. Perencanaan di tingkat satuan pendidikan pada dasarnya adalah melakukan
penguatan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sedangkan
pelaksanaan dan penilaian tidak hanya menekankan aspek pengetahuan saja, melainkan juga
sikap perilaku yang akhirnya dapat membentuk akhlak mulia.
Pedoman ini dikembangkan berdasarkan atas pengalaman beberapa satuan pendidikan yang
telah mengimplementasikannya. Hasil-hasil pengalaman itu diperoleh melalui pelaksanaan
(piloting) yang dilakukan Pusat Kurikulum pada tahun 2010.
Semoga Pedoman ini bermanfaat untuk kita semua. Selain itu, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi demi kesempurnaan pelaksanaan pendidikan karakter
bangsa di masa depan.
Jakarta, Januari 2011
Kepala
Prof. Dr. H. Mansyur Ramly
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
ii
DAFTAR ISI
􀀃
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL DAN BAGAN
TIM PENYUSUN iv
BAB I PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER 1
A. Hakikat Pendidikan Karakter 1
B. Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan Karakter 2
C. Nilai-nilai Pembentuk Karakter 2
D. Proses Pendidikan Karakter 4
BAB II STRATEGI PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER 5
A. Strategi di Tingkat Kemendiknas 5
B. Strategi di Tingkat Daerah 7
C. Strategi di Tingkat Satuan Pendidikan 7
1. Kegiatan Pembelajaran 8
2. Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar 8
3. Kegiatan Ko-kurikuler dan/atau Kegiatan Ekstra Kurikuler 8
4. Kegiatan Keseharian di Rumah dan Di Masyarakat 9
D. Penambahan Alokasi Waktu Pembelajaran 9
E. Penilaian keberhasilan 10
BAB III PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
11
A. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 11
B. Tahapan Pengembangan 11
C. Penyiapan perangkat Dalam Rangka Pelaksanaan Pendidikan
Karakter di Satuan pendidikan
12
BAB IV PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER (BEST
PRACTICE)
13
A. PAUD 13
B. SD 18
C. SMP 26
D. SMA 39
E. SMK 50
F. SLB 52
G. PKBM 59
BAB V MEMBANGUN BUDAYA SEKOLAH 63
A. Keterlibatan Semua Warga Sekolah dalam Pembelajaran yang
Berkarakter
63
B. Keterlibatan Semua Warga Sekolah dalam Perawatan, Pemanfaatan,
Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pembelajaran serta Lingkungan
Sekolah
63
BAB VI PENUTUP 64
SUMBER BAHAN 65
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Implementasi Pendidikan Karakter dalam KTSP 9
Tabel 2 Gambaran Implementasi Pendidikan Karakter Setiap Hari di PAUD 16
Table 3 Contoh Rancangan Rencana Aksi Sekolah SMP Negeri 36 Bandung 29
Tabel 4 Contoh Pengintegrasian Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan
Pengembangan Diri di SMP Negeri 36 Bandung
35
Tabel 5 Contoh Kalender Akademik SMP Negeri 36 Bandung 36
Tabel 6 Contoh Implementasi Pendidikan Karakter melalui Berbagai Kegiatan di
SMA Negeri 4 Kota Balikpapan
42
Tabel 7 Contoh Penerapan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter di SMA Negeri 4
Kota Balikpapan
45
Tabel 8 Contoh Perencanaan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMK Negeri 1
Bantul
Tabel 9 Contoh Rencana Aksi Sekolah di SLB Negeri Singkawang 52
Tabel 10 Contoh Nilai-Nilai Pembentuk Karakter yang Diprioritaskan
di SLB Negeri Singkawang
54
􀀃
􀀃
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa 2
Bagan 2 Ruang Lingkup Pendidikan Karakter 4
Bagan 3 Strategi Kebijakan Pendidikan Karakter 5
Bagan 4 Alur (Stream) Dalam Pendidikan Karakter 6
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
iv
TIM PENYUSUN
􀀃
􀀃
􀀃
Pengarah Prof. Dr. Mansyur Ramly, Kepala Balitbang Kemdiknas
Dra. Diah Harianti, M.Psi., Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Kemdiknas
Penanggung Jawab Erry Utomo, Ph.D.
Tim Pengembang Drs. Zulfikri Anas, M.Ed.
M. Hamka, S.S., M.Ed.
Dr. Hermana Somantrie, M.A.
Suharyadi, S.E., M.Pd.
Kontributor Dra. Yuke Indrati, M.Ed.
Drs. Ariantoni
Dra. Darmiasti, M.Si.
Drs. Heni Waluyo, M.Pd.
Drs. Djuharis Rasul, M.Ed.
Dra. Elly Marwati, M.Si.
Dra. Maria Listiyanti
Dra. Ranti Widyanti, M.Psi.
Feisal Ghozaly, LLM.
Drs. Budi Santosa
Drs. Suherman
Drs. Slamet Wibowo
Drs. Bunyamin, M.Pd.
Anggraeni, S.Pd.
Dra. Renni Diastuti, M.Si.
Mohamad Irfan, S.TP.
Dra. Sri Yuniarti, M.M.
Euis Yumirawati, S.Sos.
Sandra Novrika, S.T.
Farah Ariani, S.Pd.
Nina Purnamasari, S.H., M.Ak.
Noorman Prio Wicaksono, S.Kom.
M. Yusri Saad, S.S., MM.
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
􀀃
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
1
BAB I
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER
A. Hakikat Pendidikan Karakter
Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang
berkembang saat ini, seperti: disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai Pancasila;
keterbatasan perangkat kebijakan terpadu dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila; bergesernya
nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; memudarnya kesadaran terhadap nilainilai
budaya bangsa; ancaman disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa (Buku
Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa 2010-2025). Untuk mendukung
perwujudan cita-cita pembangunan karakter sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945 serta mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah
menjadikan pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan
nasional. Semangat itu secara implisit ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2015, di mana pendidikan karakter ditempatkan
sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu “mewujudkan
masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah
Pancasila.”
Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang
diamanatkan dalam RPJPN, sesungguhnya hal yang dimaksud itu sudah tertuang dalam fungsi
dan tujuan pendidikan nasional, yaitu “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab” (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional --UUSPN).
Dengan demikian, RPJPN dan UUSPN merupakan landasan yang kokoh untuk
melaksanakan secara operasional pendidikan budaya dan karakter bangsa sebagai prioritas
program Kementerian Pendidikan Nasional 2010-2014, yang dituangkan dalam Rencana Aksi
Nasional Pendidikan Karakter (2010): pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan
nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan
sepenuh hati.
Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan
mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation)
tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana
yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya
(psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja
aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau
loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan karakter
menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
2
1.􀀃Tangguh;
2.􀀃kompetitif;􀀃3.􀀃
berakhlak􀀃mulia;􀀃
4.􀀃bermoral;􀀃􀀃5.􀀃
bertoleran;􀀃6.􀀃
bergotong􀀃
royong;􀀃7.􀀃
berjiwa􀀃patriotik;􀀃
8.􀀃berkembang􀀃
dinamis;􀀃9.􀀃
berorientasi􀀃
Iptek􀀃yang􀀃
semuanya􀀃 dijiwai􀀃
oleh􀀃􀀃IMTAQ􀀃
kepada􀀃Tuhan􀀃
Yang􀀃Maha􀀃Esa􀀃
berdasarkan􀀃
Pancasila.
BANGSA
BERKARAKTER
BANGSA􀀃YANG
BERAKHLAK􀀃
MULIA,􀀃
BERMORAL,􀀃
BERTETIKA,􀀃
BERBUDAYA􀀃
DAN􀀃BERADAB􀀃
BERDASARKAN􀀃
PANCASILA􀀃
pembagunan􀀃
karakter􀀃bangsa
R􀀃A􀀃N:
POLHUKAM,􀀃
KESRA,􀀃
PEREKONOMIAN
PERMASALAHAN􀀃BANGSA􀀃
DAN􀀃NEGARA
1. Disorientasi􀀃dalam
implementasi nilai􀍲nilai􀀃
Pancasila.􀀃
2. Bergesernya􀀃nilai􀀃etika􀀃
dalam􀀃kehidupan􀀃
berbangsa􀀃dan􀀃bernegara.
3. Memudarnya􀀃kesadaran􀀃
terhadap􀀃nilai􀍲nilai􀀃budaya􀀃
bangsa.
4. Ancaman􀀃disintegrasi􀀃
bangsa􀀃
5. Melemahnya􀀃kemandirian􀀃
bangsa. STRATEGI:
1.Sosialisasi/􀀃
Penyadaran
2.Pendidikan
3.Pemberdayaan
4.Pembudayaan
5.Kerjasama
1.􀀃PANCASILA
2.􀀃UUD􀀃45
3.􀀃Bhineka􀀃
Tunggal􀀃Ika
4.􀀃NKRI
KONSENSUS
LINGKUNGAN NASIONAL
STRATEGIS
Global,􀀃
Regional,􀀃
Nasional
Alur Pikir Pembangunan Karakter􀀃Bangsa
+
FITRAH􀀃MANUSIA􀀃DICIPTAKAN SEBAGAI􀀃MAKHLUK􀀃
SOSIAL􀀃􀀃YANG􀀃BERHARKAT􀀃DAN􀀃BERMATABAT
Bagan 1. Alur Pikir Pembangunan Karakter Bangsa
Berdasarkan alur pikir pembangunan karakter bangsa, pendidikan merupakan salah
satu strategi dasar dari pembangunan karakter bangsa yang dalam pelaksanaannya harus
dilakukan secara koheren dengan beberapa strategi lain. Strategi tersebut mencakup, yaitu
sosialisasi/penyadaran, pemberdayaan, pembudayaan dan kerjasama seluruh komponen
bangsa. Pembangunan karakter dilakukan dengan pendekatan sistematik dan integratif dengan
melibatkan keluarga, satuan pendidikan, pemerintah, masyarakat sipil, anggota legislatif, media
massa, dunia usaha, dan dunia industri (Buku Induk Pembangunan Karakter, 2010). Sehingga
satuan pendidikan adalah komponen penting dalam pembangunan karakter yang berjalan
secara sistemik dan integratif bersama dengan komponen lainnya.
B. Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan karakter
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh,
kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik,
berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai
oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik,
berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang
multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga,
satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media
massa.
C. Nilai-nilai Pembentuk Karakter
Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan
nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing.
Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk
selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
3
prakondisi (the existing values) yang dimaksud antara lain takwa, bersih, rapih, nyaman, dan
santun.
Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi
18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu:
(1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8)
Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12)
Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca,
(16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (Pusat Kurikulum.
Pengembangan dan Pendidikan Budaya & Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009:9-10). Nilai dan
deskripsinya terdapat dalam Lampiran 1.
Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan
pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai
prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas.
Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda
antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain. Hal itu tergantung pada
kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang
dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan
mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih,
rapih, nyaman, disiplin, sopan dan santun.
Sehubungan dengan hal tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada puncak
peringatan Hardiknas di Istana Negara (Selasa, 11 Mei 2010) mengutarakan:
”…Saudara-saudara, kalau saya berkunjung ke SD, SMP, Saudara sering mendampingi saya,
sebelum saya dipresentasikan sesuatu yang jauh, yang maju, yang membanggakan, Saya lihat kamar
mandi dan WC-nya bersih tidak, bau tidak, airnya ada tidak. Ada nggak tumbuhan supaya tidak
kerontang di situ. Kebersihan secara umum, ketertiban secara umum. Sebab kalau anak kita TK,
SD, SMP selama 10 tahun lebih tiap hari berada dalam lingkungan yang bersih, lingkungan yang
tertib, lingkungan yang teratur itu ada values creation. Ada character building dari segi itu. Jadi bisa
kita lakukan semuanya itu dengan sebaik-baiknya….”
(Gambar 1. Siswa SMP melakukan kegiatan di sawah bersama penduduk
untuk melatih kebersamaan, peduli lingkungan, kerja keras)
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
4
D. Proses Pendidikan Karakter
Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup
seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) dan fungsi totalitas
sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.
Totalitas psikologis dan sosiokultural dapat dikelompokkan sebagaimana yang digambarkan
dalam bagan berikut:
OLAH􀀃
HATI
OLAH􀀃
PIKIR
OLAH􀀃
RASA/
KARSA
OLAH􀀃
RAGA
beriman􀀃dan􀀃bertakwa,􀀃
jujur,􀀃amanah,􀀃adil,􀀃
bertanggung􀀃jawab,􀀃
berempati,􀀃berani􀀃
mengambil􀀃resiko,􀀃
pantang􀀃menyerah,􀀃rela􀀃
berkorban,􀀃dan􀀃berjiwa􀀃
patriotik
ramah,􀀃saling􀀃
menghargai,􀀃toleran,􀀃
peduli,􀀃􀀃suka􀀃menolong,􀀃
gotong􀀃royong,􀀃
nasionalis,􀀃kosmopolit􀀃,􀀃
mengutamakan􀀃
kepentingan􀀃umum,􀀃􀀃
bangga􀀃menggunakan􀀃
bahasa􀀃dan􀀃produk􀀃
Indonesia,􀀃dinamis,􀀃
kerja􀀃keras,􀀃dan􀀃beretos􀀃
kerja
bersih dan􀀃sehat,􀀃
disiplin,􀀃sportif,􀀃
tangguh,􀀃andal,􀀃
berdaya􀀃tahan,􀀃
bersahabat,􀀃
kooperatif,􀀃
determinatif,􀀃
kompetitif,􀀃ceria,􀀃
dan􀀃gigih
cerdas,􀀃kritis,􀀃
kreatif,􀀃inovatif,􀀃
ingin􀀃tahu,􀀃berpikir􀀃
terbuka,􀀃produktif,􀀃
berorientasi􀀃Ipteks,􀀃
dan􀀃reflektif
RUANG􀀃LINGKUP􀀃􀀃PENDIDIKAN􀀃KARAKTER
Bagan 2: Ruang Lingkup Pendidikan Karakter
Berdasarkan gambar tersebut di atas, pengkategorian nilai didasarkan pada
pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter merupakan
perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosial-kultural dalam konteks interaksi
(dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyrakat) dan berlangsung sepanjang hayat.
Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosial-kultural dapat
dikelompokkan dalam: (1) olah hati (spiritual & emotional development); (2) olah pikir (intellectual
development); (3) olah raga dan kinestetik (physical & kinesthetic development); dan (4) olah rasa dan
karsa (affective and creativity development). Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling
keterkaitan dan saling melengkapi, serta masing-masingnya secara konseptual merupakan
gugus nilai luhur yang di dalamnya terkandung sejumlah nilai sebagaimana dapat di lihat pada
gambar di atas (Desain Induk Pendidikan Karakter, 2010: 8-9).

STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER

BAB II
STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER
A. Strategi di Tingkat Kementerian Pendidikan Nasional
Pendekatan yang digunakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam pengembangan
pendidikan karakter, yaitu: pertama melalui stream top down; kedua melalui stream bottom up; dan
ketiga melalui stream revitalisasi program. Ketiga alur tersebut divisualisasikan dalam bagan di
bawah ini:
Bagan 3. Strategi Kebijakan Pendidikan Karakter
Strategi yang dimaksud secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Stream Top Down
Jalur/aliran pertama inisiatif lebih banyak diambil oleh Pemerintah/Kementerian
Pendidikan Nasional dan didukung secara sinergis oleh Pemerintah daerah dalam hal ini
Dinas pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam stream ini pemerintah menggunakan
lima strategi yang dilakukan secara koheren, yaitu:
a. Sosialisasi
Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya
pendidikan karakter pada lingkup/tingkat nasional, melakukan gerakan kolektif dan
pencanangan pendidikan karakter untuk semua.
b. Pengembangan regulasi
Untuk terus mengakselerasikan dan membumikan Gerakan Nasional Pendidikan
Karakter, Kementerian Pendidikan Nasional bergerak mengonsolidasi diri di tingkat
internal dengan melakukan upaya-upaya pengembangan regulasi untuk memberikan
STRATEGI􀀃KEBIJAKAN􀀃PENDIDIKAN􀀃KARAKTER
1.􀀃STREAM􀀃TOP􀀃DOWN􀀃
3.􀀃STREAM􀀃REVITALISASI􀀃
PROGRAM
2.􀀃STREAM􀀃BOTTOM􀀃UP􀀃
􀂃􀀃SOSIALISASI
􀂃􀀃PENGEMBANGAN􀀃REGULASI
􀂃􀀃PENGEMBANGAN􀀃KAPASITAS
􀂃􀀃IMPLEMENTASI􀀃&􀀃KERJASAMA
􀂃􀀃MONITORING􀀃&􀀃􀀃EVALUASI
ILUSTRASI􀀃BEST􀀃PRACTICE
Talent􀀃scouting;􀀃IHE;􀀃YPI􀀃Al􀀃􀍲
Hikmah;􀀃The􀀃ESQ􀀃Way􀀃
165;􀀃MHMMD;􀀃DLL
SOSIO􀀃PEDAGOGIS
Pramuka;􀀃Kantin Kejujuran;􀀃
UKS;􀀃PMR;􀀃Perlombaan/􀍲
olimpiade sains &􀀃OR;􀀃
revitalisasi gugus sekolah
INTEGRASI􀀃3􀀃
PENDEKATAN
1.KBM
2.Pengembang􀍲􀀃
an􀀃Budaya
Satuan
Pendidikan;
3.Keg.􀀃Ko􀍲
Kurikuler &/􀍲
Ekstrakurikuler􀀃;
4.Kegiatan􀀃
keseharian di
rumah dan
masyarakat.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
6
Bottom􀀃Up Revitalisasi
54
Top􀀃Down
PENDIDIKAN􀀃
KARAKTER
TIGA􀀃STREAM􀀃DALAM􀀃
PENDIDIKAN􀀃KARAKTER
payung hukum yang kuat bagi pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan pendidikan
karakter.
c. Pengembangan kapasitas
Kementerian Pendidikan Nasional secara komprehensif dan massif akan melakukan
upaya-upaya pengembangan kapasitas sumber daya pendidikan karakter. Perlu disiapkan
satu sistem pelatihan bagi para pemangku kepentingan pendidikan karakter yang akan
menjadi aktor terdepan dalam mengembangkan dan mensosialisikan nilai-nilai karakter.
d. Implementasi dan kerjasama
Kementerian Pendidikan Nasional mensinergikan berbagai hal yang terkait dengan
pelaksanaan pendidikan karakter di lingkup tugas pokok, fungsi, dan sasaran unit utama.
e. Monitoring dan evaluasi
Secara komprehensif Kementerian Pendidikan Nasional akan melakukan monitoring dan
evaluasi terfokus pada tugas, pokok, dan fungsi serta sasaran masing-masing unit kerja
baik di Unit Utama maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, serta Stakeholder
pendidikan lainnya. Monitoring dan evaluasi sangat berperan dalam mengontrol dan
mengendalikan pelaksanaan pendidikan karakter di setiap unit kerja.
2. Stream Bottom up
Pembangunan pada jalur/tingkat (stream) ini diharapkan dari inisiatif yang datang dari
satuan pendidikan. Pemerintah memberikan bantuan teknis kepada sekolah-sekolah yang
telah mengembangkan dan melaksanakan pendidikan karakter sesuai dengan ciri khas di
lingkungan sekolah tersebut.
3. Stream Revitalisasi Program
Pada jalur/tingkat ketiga, merevitalisasi kembali program-program kegiatan
pendidikan karakter di mana pada umumnya banyak terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler
yang sudah ada dan sarat dengan nilai-nilai karakter.
Integrasi Tiga Pendekatan (top down-bottom up-revitalisasi)
Ketiga jalur/tingkat top down yang lebih bersifat intervensi, bottom up yang lebih bersifat
penggalian bestpractice dan habituasi, serta revitalisasi program kegiatan yang sudah ada yang
lebih bersifat pemberdayaan.
Bagan 4. Alur Dalam Pendidikan Karakter
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
7
Ketiga pendekatan tersebut, hendaknya dilaksanakan secara terintegrasi dalam
keempat pilar penting pendidikan karakter di sekolah sebagaimana yang dituangkan dalam
Desain Induk Pendidikan Karakter, (2010:28), yaitu: kegiatan pembelajaran di kelas,
pengembangan budaya satuan pendidikan, kegiatan ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler.
B. Strategi di Tingkat Daerah
Ada beberapa langkah yang digunakan pemerintah daerah dalam pengembangan
pendidikan karakter, dimana semuanya dilakukan secara koheren.
1. Penyusunan perangkat kebijakan di tingkat kabupaten/kota.
Pendidikan adalah tugas sekolah, keluarga, masyarakat dan pemerintah. Untuk
mendukung terlaksananya pendidkan karakter di tingkat satuan pendidikan sangat
dipengaruhi dan tergantung pada kebijakan pimpinan daerah yang memiliki wewenang
untuk mensinerjikan semua potensi yang ada didaerah tersebut termasuk melibatkan
instansi-instansi lain yang terkait dan dapat menunjang pendidikan karakter ini. Untuk itu
diperlukan dukungan yang kuat dalam bentuk payung hukum bagi pelaksanaan kebijakan,
program dan kegiatan karakter.
2. Penyiapan dan penyebaran bahan pendidikan karakter yang diprioritaskan
Bahan pendidikan karakter yang dibuat dari pusat, sebagian masih bersifat umum dan
belum mencirikan kekhasan daerah tertentu. Oleh karena itu diperlukan penyesuaian dan
penambahan baik indikator maupun nilai itu sendiri berdasarkan kekhasan daerah. Selain
itu juga perlu disusun strategi dan bentuk-bentuk dukungan untuk menggandakan dan
menyebarkan (bukan hanya dikalangan persekolahan tapi juga di lingkungan masyarakat
luas).
3. Memberikan dukungan kepada Tim Pengembang Kurikulum (TPK) tingkat
kabupaten/kota melalui Dinas Pendidikan
Pembinaan persekolahan untuk pendidikan karakter yang bersumber nilai-nilai yang
diprioritaskan sebaiknya dilakukan terencana dan terprogram dalam sebuah program di
dinas pendidikan. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan oleh tim professional tingkat daerah
seperti tim TPK Kabupaten/kota.
4. Dukungan sarana, Prasarana, dan Pembiayaan
Dukungan sarana, prasarana, dan pembiayaan ditunjang bukan hanya oleh dinas
pendidikan tapi juga oleh dinas-dinas lain yang terkait seperti dinas
pertamanan/pertanian dalam mengadakan tanaman hias atau tanaman produktif
C. Strategi di Tingkat Satuan Pendidikan
Strategi pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan merupakan suatu kesatuan dari
program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah yang terimplementasi dalam
pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum oleh setiap satuan pendidikan. Strategi
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Puskurbuk, Januari 2011􀀃 􀀃 􀀃 􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃􀀃
􀀃
8
tersebut diwujudkan melalui pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas disertai
dengan program remidiasi dan pengayaan.
1. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kerangka pengembangan karakter peserta didik dapat
menggunakan pendekatan kontekstual sebagai konsep belajar dan mengajar yang membantu
guru dan peserta didik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata,
sehingga peserta didik mampu untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan begitu, melalui
pembelajaran kontekstual peserta didik lebih memiliki hasil yang komprehensif tidak hanya
pada tataran kognitif (olah pikir), tetapi pada tataran afektif (olah hati, rasa, dan karsa), serta
psikomotor (olah raga).
Pembelajaran kontekstual mencakup beberapa strategi, yaitu: (a) pembelajaran
berbasis masalah, (b) pembelajaran kooperatif, (c) pembelajaran berbasis proyek, (d)
pembelajaran pelayanan, dan (e) pembelajaran berbasis kerja. Kelima strategi tersebut dapat
memberikan nurturant effect pengembangan karakter peserta didik, seperti: karakter cerdas,
berpikir terbuka, tanggung jawab, rasa ingin tahu.