Jumat, 28 Oktober 2011

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBN QAYYIM:

KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBN QAYYIM:
RELEVANSINYA DENGAN PENDIDIKAN MODERN
TESIS
Oleh :
AL FURQON HASBI
NIM : O 000020030
Program Studi : Magister Studi Islam
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2006
NOTA PEMBIMBING
Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd.
Dosen Program Magister Studi Islam
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nota Dinas
Hal : Tesis Saudara Al Furqon Hasbi
Kepada Yth
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Di
Surakarta
Assalamu’alaikum, wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya
terhadap Tesis Saudara :
Nama : Al Furqon Hasbi
N I M : O 000020030
Program Studi : Magister Studi Islam
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul Tesis : Konsep Pendidikan Islam menurut Ibn Qayyim:
Relevansinya Dengan Pendidikan Modern.
Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan dalam sidang
ujian tesis pada program pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum, wr.wb.
Surakarta, April 2006
Pembimbing
Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd.
NOTA PEMBIMBING
Drs. H. Syamsul Hidayat, M.A.
Dosen Program Magister Studi Islam
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nota Dinas
Hal : Tesis Saudara Al Furqon Hasbi
Kepada Yth
Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Di
Surakarta
Assalamu’alaikum, wr.wb.
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi dan mengadakan perbaikan seperlunya
terhadap Tesis Saudara :
Nama : Al Furqon Hasbi
N I M : O 000020030
Program Study : Magister Studi Islam
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul Tesis : Konsep Pendidikan Islam menurut Ibn Qayyim:
Relevansinya Dengan Pendidikan Modern.
Dengan ini kami menilai tesis tersebut dapat disetujui untuk diajukan dalam sidang
ujian tesis pada program pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu’alaikum, wr.wb.
Surakarta, Maret 2006
Pembimbing
Drs. H. Syamsul Hidayat, M.A.
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Al Furqon Hasbi
N I M : O 000020030
Program Study : Magister Studi Islam
Konsentrasi : Manajemen Pendidikan Islam
Judul Tesis : Konsep Pendidikan Islam menurut Ibn Qayyim:
Relevansinya Dengan Pendidikan Modern.
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis yang saya serahkan ini benarbenar
merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasanringkasan
yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila di kemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan tesis ini hasil jiplakan, maka gelar dan ijazah yang
diberikan oleh Universitas batal saya terima.
Surakarta, Maret 2006
Yang membuat pernyataan
Al Furqon Hasbi
MOTTO
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dinataramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”
(Q.S. Al-Mujadilah [58] : 11)
“Allah telah mendidikku dengan sebaik-baik pendidikan.”
(HR. Ahmad)
“Jadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari
ini.”.
(HR.)
PERSEMBAHAN
Segala sembah dan sujud hanya untuk Allah SWT
Tesis ini kudedikasikan untuk:
Abah (alm) dan Ummi tercinta atas segala usahanya dalam mendidik dan
membesarkan putra-putrinya
Mas Miftah beserta keluarga dan Mbak Dilah beserta keluarga yang penuh perhatian
Bapak, Ibu yang senantiasa memotivasi dalam kebaikan
Mas Bas beserta keluarga dan Rohmad berserta istri atas segala dukungannya
Istri dan kedua anakku yang setia dalam suka dan duka
ix
ABSTRAK
Tujuan penelitian dalam tesis ini ada tiga hal, yaitu : Pertama, untuk
mengetahui tentang konsep pendidikan Islam menurut para pakar pendidikan sebelum
Ibn Qayyim. Kedua, untuk mengetahui tentang konsep pendidikan Islam menurut Ibn
Qayyim. Ketiga, untuk mengetahui relevansi konsep pendidikan Ibn Qayyim dengan
pendidikan modern.
Untuk mencapai tujuan tersebut, penulis menggunakan penelitian yang
bersifat Library Research dengan menggunakan bahan-bahan tertulis yang telah
dipublikasikan dalam bentuk buku.
Metode yang digunakan hermeneutik, yaitu menggunakan logika linguistik
dengan membuat penjelasan dan pemahaman terhadap makna kata dan makna bahasa
sebagai bahan dasar Dengan pendekatan filosofis, artinya seluruh substansinya
memerlukan olahan filosofik atau teoretik dan terkait pada nilai.
Untuk melihat pembaharuan konsep Ibn Qayyim dikemukakan konsep pakarpakar
pendidikan Islam sebelumnya yaitu Al-Qabisi (w.1012 M) perwakilan dari ahli
fikih dan hadis, Ibn Sina (w.1037 M) perwakilan dari ahli filsafat dan Al-Ghazali
(w.1111 M) perwakilan dari ahli tasawuf. Setelah ditelusuri konsep pendidikan Islam
para pakar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan Ibn Qayyim
lebih komprehensif dari para pakar pendidikan sebelumnya karena tujuan
pendidikannya beriorentasi dunia dan akhirat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber dasar Ibn Qayyim dalam
pendidikan Islam adalah al-Qur'an, hadis, fitrah, Qiyas (analogi), I’tibar (mengambil
pelajaran), dzauq (perasaan), dan wujd (intuisi). Tujuan pendidikannya ialah
menanamkan pada diri manusia sikap ‘ubudiyah (penghambaan) hanya kepada Allah
Ta’ala, yang dengannya manusia mampu mencapai kesempurnaan diri, kebahagiaan
dan keselamatan.
Ibn Qayyim memperhatikan tiga unsur yang ada pada diri manusia yaitu unsur
jasmani (psikomotorik) yang meliputi pembinaan badan, ketrampilan (skill) dan
pendidikan seksual, unsur ruhani (afektif) yang meliputi pembinaan iman, akhlak dan
iradah (kehendak), unsur akal (kognitif) yang meliputi pembinaan kecerdasan dan
pemberian pengetahuan.
Alat pendidikan menurutnya beragam, baik yang bersifat meterial seperti alat
tulis dan panca indra maupun yang bersifat non material seperti metode pengajaran.
Lingkungan menurutnya sangat berpengaruh dalam pendidikan. Lingkungan
yang dimaksud ialah keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan dan masjid.
Pendidik dan peserta didik menurutnya harus menghiasi dirinya dengan sifatsifat
yang baik dan akhlak yang mulia.
Konsep pendidikan Ibn Qayyim yang komprehensif tersebut masih sangat
relevan dengan konsep pendidikan modern saat ini.
KATA PENGANTAR
ÇáúÍóãúÏõ ááåö ÑóÈøö ÇáÚóÇáóãöíúäó æóÇáÕøóáÇóÉ æóÇáÓøóáÇóãõ Úóáìó ÇóÔúÑóÝö ÇáÃóäúÈöíóÂÁö æóÇúáãõÑúÓóáöíúäó æóÚóáóì Ãóáö åö
æóÕóÍúÈöåö ÃóÌúãóÚöíúäó.
Teriring puji syukur atas rahmat Allah SWT yang senantiasa terlimpahkan
pada hamba-Nya yang hanif. Hanya dengan kehendak al-Rahman pula penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan untuk pembawa
pelita kehidupan, teladan manusia, Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para
sahabat, tabi'in dan segenap hamba Allah yang setia mengikuti jalannya.
Dalam menyusun tesis ini, penulis telah mengeluarkan segala kemampuan
yang penulis miliki, dan dengan bantuan dan dorongan berbagai pihak maka
tersusunlah tesis ini dengan judul "Konsep Pendidikan Islam menurut Ibn Qayyim:
Relevansinya dengan Pendidikan Modern".
Tesis ini sengaja dibuat sebagai upaya penulis menunjukkan pemikiran Ibn
Qayyim mengenai pendidikan Islam, karena selama ini Ibn Qayyim lebih banyak
dikenal sebagai pembaharu dibidang akidah dan fiqih. Padahal setelah penulis teliti
banyak sekali karya-karyanya mengenai konsep pendidikan Islam yang itu kurang
diperhatikan oleh banyak kalangan, oleh sebab itu penulis bermaksud untuk
memperkenalkan karyanya tentang konsep pendidikannya.
Lazimnya sebuah penulisan dan penelitian sebagai produk anak manusia,
maka ia tak luput dari kekeliruan dan kesalahan, karena pada hakikatnya melalui
kesalahan tersebut maka akan ditemukan sebuah kebenaran. Bukanlah sebuah
kebenaran tatkala di dalamnya tidak terdapat celah kesalahan. Dalam sebuah tradisi
pengetahuan, bahwa lahirnya disiplin ilmu dari sebuah proses trial and error.
Walaupun demikian proses tersebut harus mampu dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Sehingga penulis dalam kajiannya harus tetap berada dalam bingkai tradisi
keilmuan.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan berjalan
lancar dan baik tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Atas terselesainya tesis
ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayat dan
Drs. H. Syamsul Hidayat, MA yang telah membimbing dan meluangkan waktunya
guna membantu dalam penyelesaian tesis ini dan semoga Allah SWT memudahkan
langkah-langkah keduanya dalam mencerdaskan anak-anak bangsa. Amin. Penulis
juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor UMS Prof. Dr. Bambang Setiaji
2. Direktur Pascasarjana UMS Dr. H. M. Wahyuddin, MS.
3. Prof. Dr. Nasruddin Baidan atas ilmu tafsirnya
4. Prof. Dr. Zuhri atas segala informasi ilmu hadis
5. Prof. Dr. Musa Asy'ari atas ilmu yang diberikannya
6. Prof. Dr. Azumardi Azra atas ilmu manajemen pendidikan kontemporer
7. Prof. Dr. Nung Muhajir atas ilmu metodologi penelitian
8. Prof. H. Shaleh Ihram, Ph.D atas ilmu pendidikannya
9. Prof. Dr. Achmadi atas ilmu pendidikannya
10. Drs. H. M. Najmuddian Zuhdi, MA atas tasyji' dan taujihatnya
11. Drs. H. Syamsul Hidayat, MA atas ilmu sejarah kebudayaan Islam
12. Drs. Edi Setyoko, MA atas segala pencerahan dan ilmu tafsir
13. Drs. Zakiyuddin, M.Ag atas ilmu yang diberikannya
14. Drs. M. Fattah Santoso, MA atas ilmu peradaban Islam
15. Drs. Waston, M.Hum atas ilmunya
16. Segenap ustadz dan staf Ma'had Abu Bakar Ash-Shidiq atas kerja samanya
17. Ana Wahyuni, S.Sos dan Mulyono, SE atas bantuan buku-bukunya di
perpustakaan
18. Gun Gun atas lemburannya
19. Istriku tercinta yang telah banyak membantu dan memberi motivasi dalam
penyelesaian tesis ini.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi penulis dan
pembacanya.
Surakarta, April 2006
Al Furqon Hasbi
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS........................................................ v
HALAMAN MOTTO................................................................................ vi
PERSEMBAHAN...................................................................................... vii
TRANSLITERASI..................................................................................... viii
ABSTRAKSI ............................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR ISI.............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 9
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .......................................... 9
D. Studi Pustaka......................................................................... 11
E. Kerangka Teoritik ................................................................. 14
1. Pengertian Pendidikan dalam Islam................................ 14
2. Hubungan Antara Islam dan Pendidikan......................... 18
3. Pengertian Pendidikan Islam........................................... 20
F. Metode Penelitian ................................................................. 22
G. Sistematika Pembahasan ....................................................... 26
Halaman
xiv
BAB II KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT PARA PAKAR
PENDIDIKAN SEBELUM IBN QAYYIM
A. Faktor-faktor Pendidikan ...................................................... 28
1. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam ............................... 28
2. Alat Pendidikan............................................................... 31
3. Lingkungan Pendidikan .................................................. 32
4. Pendidik .......................................................................... 34
5. Peserta Didik ................................................................... 35
B. Konsep Para Pakar Pendidikan Islam Sebelum Ibn Qayyim 36
1. Al-Qabisi......................................................................... 36
2. Ibn Sina ........................................................................... 45
3. Al-Ghazali....................................................................... 56
BAB III KONSEP PENDIDIKAN ISLAM MENURUT IBN QAYYIM
A. Biografi Ibn Qayyim ............................................................. 74
1. Nama dan Kelahirannya................................................... 74
2. Latar Belakang Intelektual dan Pendidikan ..................... 75
3. Guru-gurunya................................................................... 76
4. Disiplin ilmunya............................................................... 78
5. Profesinya ........................................................................ 79
6. Dipenjara.......................................................................... 79
7. Murid-muridnya............................................................... 79
8. Karya tulisnya .................................................................. 81
9. Metode Penulisan dalam Karangannya............................ 88
10. Akhlak dan Ibadahnya ..................................................... 91
11. Pengakuan para Ulama .................................................... 92
xv
12. Wafatnya.......................................................................... 93
13. Keberhasilan dan Pengaruhnya dalam Dunia Pendidikan 93
B. Konsep Pendidikan Ibn Qayyim ........................................... 93
1. Pendidikan menurut Ibn Qayyim .................................... 96
2. Faktor-faktor Pendidikan ................................................ 101
a. Dasar dan Tujuan Pendidikan Islam ......................... 101
b. Alat Pendidikan......................................................... 121
c. Lingkungan Pendidikan ............................................ 146
d. Pendidik .................................................................... 155
e. Peserta Didik ............................................................. 161
BAB IV RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN IBN QAYYIM DENGAN
PENDIDIKAN MODERN
A. Studi Komparatif Konsep Pendidikan Islam Ibn Qayyim
dengan para Tokoh Pendidikan yang Hidup Sebelumnya .... 171
B. Analisis Konsep Pendidikan Islam Ibn Qayyim dari Sudut
Pandang Pendidikan Modern dan Relevansinya................... 190
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 223
B. Saran...................................................................................... 242
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 244
LAMPIRAN............................................................................................... 250
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Masalah Ilmu Pendidikan Islam................................................................. 250
Maktabah Syeikh al-Islam wa Tilmidzihi Ibn al-Qayyim.......................... 251
Miftah Dar al-Sa'adah ................................................................................ 253
Tuhfah al-Maudud...................................................................................... 254
Al-Thib al-Nabawi ..................................................................................... 255
Raudhah al-Muhibbin ................................................................................ 256
Al-Fawaid .................................................................................................. 257
Zaad al-Ma'ad............................................................................................. 258
Ibn Qayyim al-Jauziyah: Hayatuhu wa Atsaruhu ..................................... 259
Ketangkasan dalam berperang ................................................................... 260
Perbandingan Pendidikan Islam................................................................. 261
Pemikiran Pendidikan Islam ...................................................................... 262
Aliran baru dalam Pendidikan.................................................................... 263
Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam.......................................... 264
Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke 21 ............................................... 265
Manhaj Tarbiyah Ibn Qayyim.................................................................... 266
Mutiara Hikmah Kitab Madarijus Salikin.................................................. 267
Hakikat Musibah menurut Ibn Qayyim ..................................................... 268
Para Pemikir Pendidikan Islam sebelum Ibn Qayyim …………………… 269
Studi Komparatif Konsep Pend. Ibn Qayyim dan Para Tokoh Sebelumnya 270
Studi Komparatif Konsep Pend. Ibn Qayyim dan Pend. Modern ………… 273
Nama Lampiran Halaman
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Islam telah berlangsung 15 abad, yakni sejak Nabi
Muhammad Saw diutus sebagai Rasul. Pada awalnya pendidikan berlangsung
secara sederhana, dengan masjid sebagai pusat pembelajaran. Al-Qur'an dan
hadis sebagai kurikulum utama dan Rasulullah sendiri berperan sebagai guru
dalam proses pendidikan tersebut. Setelah Rasulullah Saw wafat Islam terus
berkembang. Kurikulum pendidikan yang awalnya terbatas pada al-Qur'an
dan hadis berkembang dengan dimasukkannya ilmu-ilmu baru yang berasal
dari luar Jazirah Arab yang telah mengalami kontak dengan Islam baik dalam
bentuk peperangan maupun dalam bentuk hubungan damai.
Sejarah menunjukkan bahwa perkembangan kegiatan kependidikan
pada masa klasik Islam telah membawa Islam sebagai jembatan
pengembangan keilmuan dari keilmuan klasik ke keilmuan modern. Akan
tetapi generasi umat Islam seterusnya tidak mewarisi semangat ilmiah yang
dimiliki para pendahulunya. Akibatnya prestasi yang telah diraih berpindah
tangan ke Barat, karena ternyata mereka mau mempelajari dan meniru tradisi
keilmuan yang dimiliki oleh umat Islam masa klasik dan mampu
mengembangkannya lebih lanjut.
Dalam kaitan itulah penelusuran kembali terhadap konsep atau
pemikiran kependidikan yang berkembang di kalangan umat Islam sejak masa
1
2
klasik sampai dengan masa kontemporer atau modern menjadi sesuatu yang
sangat penting dan bermanfaat.
Penelitian terhadap para pakar pendidikan telah banyak dilakukan oleh
peneliti-peneliti di dalam maupun di luar negeri. Hasil penelitiannya dalam
bentuk skripsi, tesis maupun disertasi, bahkan telah dipublikasikan dalam
bentuk buku. Tokoh-tokoh pendidikan Islam yang dijadikan obyek penelitian
adalah ulama-ulama hadis, fiqih, filsafat Islam dan tasawuf Islam. Akan tetapi
belum banyak dilakukan penelitian terhadap konsep pendidikan Ibn Qayyim,
seorang pembaharu yang hidup di abad pertengahan. Konsep
kependidikannya dituangkan dalam buku-bukunya, tetapi di kalangan dunia
pendidikan belum mengenalnya sebagai tokoh pendidikan. Ia lebih dikenal
sebagai tokoh pembaharu dalam bidang aqidah dan fiqih, diakui sebagai ahli
tafsir, ahli usul fiqih, dan ahli bahasa.
Untuk itu sangat penting dilakukan penelitian terhadap konsep
pendidikan Ibn Qayyim agar diketahui umat Islam pada umumnya dan dunia
pendidikan pada khususnya sehingga menambah khazanah keilmuan dalam
bidang pendidikan.
Para ulama yang dikategorikan sebagai tokoh pendidikan yang hidup
sebelum Ibn Qayyim banyak jumlahnya. Mereka banyak sumbangannya
dalam pengembangan pemikiran pendidikan Islam Diantara mereka ada yang
menulis buku-buku dan risalah-risalah khusus mengenai pendidikan (Hasan
Langgulung, 1988:31).
3
Muhammad Ibn Abd al-Salam Ibn Sahnun al-Tanawukhi al-Qirawani
(202-256H/802-856M) menulis buku Adab al-Mu’allimin. Itu adalah buku
himpunan dari catatan ayahnya, ukurannya kecil dan hanya terdiri dari 26
halaman. Buku tertua dalam masalah pendidikan yang sampai ke zaman ini.
Di dalamnya membahas masalah dasar-dasar pendidikan dan pengajaran, juga
membahas masalah kewajiban bagi seorang guru dan murid (al-Khatib,
1993:356).
Setelah berjalan satu abad lamanya yaitu pada abad keempat hijriyah
(abad 10 Masehi), barulah muncul beberapa tokoh pendidikan diantaranya Ali
Ibn Muhammad Ibn Khalaf al-Qabisi (324-403H/936-1012M), Abu al-Hasan
Ali al-Mawardy al-Bashry (364-450H/974-1058M), Yusuf Ibn Abdullah Ibn
Abd al-Bar al-Qurthuby (368-463H/968-1063M), Husain Ibn Abdullah Ibn
Hasan Ibn Ali Ibn Sina (370-428H/980-1037M), Ibn Miskawaih (372-
421H/982-1039M) (Hasan Langgulung, 1988:31).
Al-Qabisi menulis al-Risalah al-Mufasholah li Ahwal al-Muta’alimin
wa Ahkam al-Mu’allimin wa al-Muta’alimin. Kitab tersebut terdiri atas tiga
juz. Di dalam penyusunan kitab tersebut, al-Qabisi sangat terpengaruh oleh
Muhammad Ibn Sahnun. Al-Qabisi menerangkan tentang pentingnya
pengajaran dan tanggungjawab pengarahan khususnya untuk periode pertama
(anak-anak). Al-Qabisi memaparkan juga tentang pengajaran untuk anakanak
putri dan mencukupkan pengajaran untuk mereka ilmu-ilmu yang
bermanfaat, sebagaimana membicarakan tentang hukuman dan hubungan
4
antara para guru dan murid, tidak ketinggalan pula membahas masalah
kewajiban bagi para guru dan kurikulum pelajaran (al-Khatib, 1993:357).
Al-Mawardy al-Bashry (364-450H/974-1058M) salah seorang Qadhi
Bagdad yang paling ulung menulis buku yang berkaitan dengan pendidikan
Adab al-Dunya wa al-Din (Hasan Langgulung, 1988:31).
Ibn abd al-Bar al-Qurthuby (368-463H/968-1063M) seorang ahli hadis
menulis yang berkaitan dengan pendidikan Jami’ Bayan al-‘Ilmi wa Fadhlihi
wa Ma Yanbaghi fi Riwayatihi wa Hamlihi. Kitab yang terdiri dua juz ini
membahas masalah pentingnya pengajaran dan kedudukannya dalam Islam.
Ia membahas tentang pengajaran di masa kecil dan urgensinya, sebagaimana
membahas tentang perjalanan dalam mencari ilmu, dan menjelaskan tentang
metode pengajaran yang paling baik, kewajiban guru, etikanya dan hakhaknya
serta kewajiban murid terhadap gurunya. Semua itu didukung dengan
dalil-dalil dari al-Qur'an, Hadis, Atsar dan kisah-kisah para ulama besar,
disamping mengambil kesimpulan dan memberikan solusinya (al-Khatib,
1993:356).
Ibn Sina (370-428H/980-1037M) seorang ahli filsafat yang banyak
memberikan saham dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan Islam, yang
amat berharga sekali dan tidak kecil pengaruhnya terhadap pendidikan Islam
dewasa ini. (al-Jumbulaty, 2002:118). Ibn Sina tidak menulis buku khusus
masalah pendidikan, akan tetapi pemikiran filsafatnya tentang konsep
pendidikan tersebar di berbagai karyanya yang tidak kurang dari 200 buah. Di
5
antaranya al-Qanun fi al-Tibb, al-Isyarah wa al-Tanbihat, ‘Uyun al-Hikmah
(Ensiklopedi Islam, 1993:167).
Ibn Miskawaih (372-421H/982-1039M), seorang Majusi yang masuk
Islam, seorang ahli ilmu sastra, filsafat, kimia, kedokteran dan sejarah.
Banyak buku yang ia tulis, diantaranya yang berkaitan dengan pendidikan
adalah Tahdzieb al-Akhlaq (al-Jumbulaty, 2002:116).
Pada abad ke-lima hijriyah (abad 11 M) muncul seorang ulama tasawuf,
Muhammad Ibn Muhammad al-Ghazali (450-505H/1058-1111M). yang
menaruh perhatian besar terhadap pendidikan. Karyanya yang menyangkut
masalah pendidikan adalah Ihya al-‘Ulum al-Din , Fatih al-‘Ulum, dan
Ayyuha al-Walad.
Pada abad ke-enam hijriyah (abad 11 M), muncul Burhanuddin (w.591
H/1191M) dan al-Sam’any (W.592H/1192M). Al-Zarnujy menulis buku
Ta’lim al-muta’allim; Thariq al-Ta’allum, sebuah risalah yang bernilai tinggi,
yang membahas masalah arti ilmu dan fiqih, niat dalam mencari ilmu,
memilih ilmu yang bermanfaat, belajar dari para guru yang mulia,
sebagaimana membicarakan tentang menghormati ilmu dan ulama, cara
mengambil manfaat, pentingnya takwa dan wara’ dalam mencari ilmu, juga
membahas masalah hal-hal yang menimbulkan mudah hafal dan mudah lupa
(al-Khatib, 1993:359).
Al-Sam’any (W.592H/1192M) menulis kitab yang berjudul Siyasah al-
Shibyan wa Tadbiruhum dan Adab al-Imla’ wa al-Istimla’ (Hasan
Langgulung, 1988:31).
6
Pada abad ke-tujuh hijriyah (abad 13 M) al-Qadhi Badruddin Ibrahim
Ibn Sa’ad Ibn Jama’ah (639-733H/1239-1333M) menulis kitab dengan judul
Tadzkirah al-Sami’ wa al-Mutakallim fi adab al-‘Alim wa al-Muta’allim.
Sebuah kitab yang paling lengkap tentang kewajiban guru dan etikanya,
kewajiban murid dan etikanya, dan hubungan antara keduanya, Ilmu yang
mulai dipelajari bagi seorang murid serta etika di asrama (al-Khatib,
1993:358).
Pada ahir abad ke-tujuh hijriyah, yaitu tahun 691 hijriyah (abad 13 M),
Ibn Qayyim lahir dan setelah menjadi ulama yang saat itu sudah masuk pada
abad ke-delapan hijriyah (abad 14 M) mulai banyak menulis kitab di berbagai
disiplin ilmu, secara keseluruhan menurut Abu Zaid karya tulis Ibn Qayyim
berjumlah 96 kitab bahkan Hasan Ibn Ali al-Hijazy mendata karya Ibn
Qayyim 97 buah. Usianya 60 tahun (691–751 H/1291-1351 M). Karyanya
yang berkaitan dengan pendidikan diantaranya adalah Tuhfah al-Maudud bi
Ahkam al-Maulud (Hadiah kasihsayang dengan hukum-hukum untuk anak
yang baru lahir), ditulis sebagai hadiah dari sang ayah, Ibn Qayyim untuk
putranya, Burhanuddin yang baru dikarunia anak (Abu Zaid, 1985:141).
Sebuah kitab yang dapat dijadikan pedoman bagi orang tua yang peduli
pendidikan dan hukum, karena di dalamnya dibahas tentang hukum-hukum
yang berkaitan dengan bayi yang baru lahir, dari masalah Aqiqah, potong
rambut, memberi nama sampai mendidiknya. Sebuah kitab yang membahas
tentang perjalanan anak manusia sejak masih berbentuk Nuthfah sampai
masuknya surga atau neraka. Ibn Qayyim membagi pembahasannya menjadi
7
17 bab, dan mengkhususkan masalah pendidikan pada bab 15 dan 16. Dengan
memberi judul pada bab 15: Wujub Ta’dib al-Aulad wa Ta’limihim wa al-
‘Adl Bainahum (Wajib mendidik anak dan mengajarinya, serta bersikap adil
terhadapnya). Pada bab 16: Fusul Nafi’ah fi Tarbiyah al-Aulad (Hal-hal yang
bermanfa’at dalam pendidikan anak).
Karyanya yang lain, Miftah Dar al-Sa’adah wa Mansyur Wilayah al-
‘Ilmi wa al-Iradah (Kunci Rumah kebahagiaan dan Penyebaran wilayah Ilmu
dan kehendak) terdiri dua juz. Di dalam juz satu (2004, Dar al-Hadis, Kairo,
Mesir) membahas masalah ilmu dari halaman 61 – 239 (178 halaman). Ibn
Qayyim menjelaskan panjang lebar tentang ilmu dan kehendak serta
kedudukannya, ilmu dan keutamaannya serta kebutuhan manusia akan ilmu
dan menjadi tanda kesempurnaanya, ilmu lebih utama dari harta, pembawa
ilmu adalah orang-orang yang adil.
Kitabnya Fadhl al-‘Ilm wa Ahlihi (Keutamaan ilmu dan Para Ulama)
pembahasannya berkisar masalah ilmu dan keutamaannya yang didasari
dengan 200 dalil. Bukunya al-Thib al-Nabawi (Pengobatan cara Nabi),
sebagai pedoman pendidikan jasmani karena membicarakan masalah
kesehatan dan masalah seksual. Al-Furusiyah (Pacuan Kuda) merupakan
buku pendidikan jasmani karena membahas masalah olahraga. Bukunya
Madarij al-Salikin (Tahapan Para Pejalan) merupakan buku pendidikan
rohani karena pembahasannya masalah pendidikan iman, akhlak dan
kehendak.
8
Raudhah al-Muhibbin (Taman Pecinta) sebuah buku pendidikan remaja
karena pembahasannya masalah cinta yang sedang melanda anak muda.
Dan banyak bertebaran dalam karya-karyanya kajian tentang masalah
pendidikan dengan tidak spesifik. Hal ini sebagai bukti perhatian yang sangat
tinggi terhadap pendidikan.
Untuk itu penting mengkaji tentang konsep atau pemikiran Ibn Qayyim
al-Jauziyyah dalam bidang pendidikan. Hal itu dilakukan untuk diketahui
bahwa Ibn Qayyim bukan hanya tokoh pembaharu dalam bidang aqidah dan
fikih atau sebagai ahli ushul al-fiqih, ahli tafsir dan ahli bahasa, akan tetapi ia
juga sebagai tokoh pendidikan. Dia adalah seorang guru besar yang
menelorkan para ulama terkenal, seperti Al-Dzahaby (w.748H), Ibn Katsir
(w.774H), Ibn Rajab (w.795H).
Dengan demikian perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
tentang kepakaran Ibn Qayyim dalam bidang pendidikan dan
pembaharuannya. Sebagai studi komperatif perlu mengkaji terlebih dahulu
konsep beberapa pakar pendidikan sebelumnya seperti Al-Qabisi (324-403
H/936-1012 M ) seorang ahli hadis dan fiqih, Ibn Sina (370-428 H / 980-1037
M) seorang ahli filsafat Islam, Al-Ghazali (450-505 H/1058-1111 M) seorang
ahli tasawwuf. Untuk mengetahui relevansi pemikiran pendidikannya dengan
pendidikan modern, perlu mengkaji konsep-konsep pendidikan para pakar
pendidikan modern.
Oleh karenanya penelitian ini menjadi sesuatu yang sangat penting dan
bermanfaat. Penelitian ini menelususri kembali pemikiran-pemikiran
9
kependidikan yang berkembang di kalangan umat Islam sejak zaman klasik
hingga zaman modern.
Dengan demikian, penelitian ini meliputi tiga konsep, konsep
pendidikan menurut para pakar sebelum Ibn Qayyim atau periode klasik
(650-1250 M), konsep pendidikan Ibn Qayyim yang hidup di periode
pertengahan (1250-1800 M) dan konsep pendidikan modern (1800 Msekarang).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep pendidikan Islam menurut para pakar pendidikan
sebelum Ibn Qayyim?
2. Bagaimana konsep pendidikan Islam menurut Ibn Qayyim?
3. Bagaimana relevansinya dengan konsep pendidikan modern?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tentang konsep pendidikan Islam menurut para
pakar pendidikan sebelum Ibn Qayyim.
b. Untuk mengetahui tentang konsep pendidikan Islam menurut Ibn
Qayyim.
10
c. Untuk mengetahui tentang relevansi konsep pendidikan Ibn Qayyim
dengan pendidikan modern
2. Kegunaan Penelitian
Pada dasarnya penelitian pemikiran seorang pakar pendidikan
mempunyai kegunaan ganda.
Pertama: Hasil penelitian berguna untuk mengembangkan pengetahuan
ilmiah di bidang pendidikan. Hal ini mencakup:
a. Untuk merumuskan konsep pemikiran baru, sehingga wacana
pendidikan Islam semakin kaya.
b. Untuk menata pengkajian pemikiran pakar pendidikan sebagai subyek
khusus dengan kelengkapan unsur informasi dan unsur metodologi
yang dapat digunakan oleh para peneliti pemula, termasuk mahasiswa
yang sedang menyelesaikan penelitian akademis (skripsi, tesis, dan
disertasi).
c. Untuk dialihkan ke dalam kegiatan pembelajaran sehingga para
mahasiswa akan memperoleh informasi mutakhir tentang pemikiran
pakar pendidikan, yang pada ujungnya dapat mendorong peneliti untuk
mengembangkan potensi berpikir kreatif sebagaimana dilakukan oleh
pakar pendidikan yang ditelitinya.
d. Untuk dijadikan titik tolak bagi penelitian pemikiran pakar pendidikan
lebih lanjut, baik oleh penulis maupun oleh peneliti lain, sehingga
kegiatan penelitian dapat dilakukan secara berkesinambungan.
11
Kedua: Hasil penelitian berguna bagi pemenuhan hajat hidup manusia,
khususnya berkenaan dengan aspek penataan kehidupan kolektif. Ia
mencakup:
a. Untuk mengembangkan apresiasi terhadap pemikiran pakar pendidikan
sebagai wujud kebebasan berpikir dan berpendapat dalam entitas
kehidupan Muslim.
b. Untuk meningkatkan apresiasi terhadap pandangan dan pemikiran
yang berbeda-beda, sehingga akan muncul toleransi yang tinggi
terhadap keberagaman pandangan dan pemikiran.
c. Untuk dijadikan salah satu bahan rujukan dalam proses penataan
kehidupan manusia yang semakin pelik dan majemuk, dengan cara
12
mencari titik temu dari aneka ragam pemikiran yang dapat diaplikasikan,
di antaranya bagi pengembangan pendidikan nasional. Apabila hal ini
akan digunakan, maka hasil penelitian pemikiran pakar pendidikan
diintegrasikan dengan unsur lain dalam konteks sosial dan budaya.
D. Studi Pustaka
Berkaitan dengan penulisan tesis ini, telah diupayakan penelusuran
pembahasan-pembahasan yang terkait dengan obyek masalah tentang konsep
pendidikan Islam menurut Ibn Qayyim.
Penelusuran awal dilakukan di pascasarjana UMS, ternyata belum ada
tesis yang membahas tentang konsep pendidikan Islam menurut Ibn Qayyim.
Penelusuran selanjutnya dilakukan dengan menela’ah buku-buku yang
terkait dengan obyek pembahasan. Diantaranya;
Hasan Ibn Ali al-Hijazy (2001 M) menulis disertasi berbahasa Arab,
al-Fikr al-Tarbawy ‘inda Ibn Qayyim. Ia mengkaji tentang pemikiran
pendidikan Ibn Qayyim secara utuh, yaitu pendidikan imaniyah (keimanan),
ruhiyah (rohani), fikriyah (akal), athifiyah (perasaan), khuluqiyah (akhlak),
ijtima’iyah (sosial), iradah (kehendak), badaniyah, (jasmani) dan jinsiyah
(sex), tetapi ia tidak melihat konsep pendidikan Islam menurut pakar-pakar
pendidikan sebelumnya, dengan demikian belum dapat diketahui, apakah
konsep pendidkan Ibn Qayyim tersebut murni dari pemikirannya ataukah
13
hanya mengulang apa yang telah dicetuskan oleh pakar-pakar sebelumnya. Ia
juga tidak melihat relevansinya dengan pendidikan modern.
Abdurrahman al-Nahlawy (1996 M) dalam bukunya Ushul al-
Tarbiyah wa Asalibuha menyebutkan bahwa Ibn Qayyim adalah seorang al-
Muraabi al-Kabir (Tokoh Pendidik). Ia membahas sekilas tentang pandangan
Ibn Qayyim masalah pendidikan skill dengan mengutip dari tulisan Ibn
Qayyim dalam buku Tuhfah al-Maudud bi Ahkam al-Maulud. Ia tidak
menjelaskan tentang konsep pendidikan Ibn Qayyim secara menyeluruh.
Shalah Syadi (2003 M) menulis Ta’ammulat fi Kitab Madarij al-
Salikin li Ibn Qayyim al-Jauziyyah, sebuah kajian tentang pandangan Ibn
Qayyim dalam masalah akhlak, ilmu dan kehendak, Iman dan Islam, hidup
bermasyarakat, atau dapat dikatakan sebuah mutiara hikmah dalam buku
Madarij al-Salikin. Di dalam pembahasannya ada unsur pendidikan rohani.
Kajiannya tentang pendidikan tidak komprehensif karena hanya dari unsur
rohani.
Abdul Ilahi Ibn Utsman (1416 H/1996 M) Ara’ Ibn Qayyim Haula
al-I’aqah (Pendapat Ibn Qayyim seputar orang-orang cacat), sebuah kajian
tentang pandangan Ibn Qayyim mengenai hakikat musibah, orang-orang cacat
dan telah lanjut usia menurut Islam. Pembahasan dalam buku tersebut tentang
pendidikan mental dan pendidikan akhlak. Kajiannya tidak komprehensif
karena hanya dari sisi pendidikan rohani.
14
Selain tersebut di atas ada kajian tentang Ibn Qayyim, tetapi tidak
spesifik membahas tentang konsep Ibn Qayyim dalam bidang pendidikan.
Bakr Ibn Abdillah Abu Zaid (1400 H/1982 M) menulis Ibn Qayyim
al-Jauziyyah:Hayatuhu wa Atsaruhu (Ibn Qayyim al-Jauziyyah: Biografi dan
karya-karyanya), sebuah kajian tentang kehidupannya sejak lahir hingga
wafatnya, para guru, murid, dan karya-karyanya. Di antara kajiannya tentang
peran Ibn Qayyim dalam lembaga pendidikan yang dipimpin ayahnya.
Profesinya sebagai pendidik yang menelorkan banyak ulama yang terkenal.
Abu Zaid tidak membahas tentang konsep pendidikan Ibn Qayyim.
‘Iwadullah Hijazy (1392H/1972M) menulis Ibn Qayyim wa
Mauqifuhu min al-Fikr al-Islamy (Ibn Qayyim: Sikapnya terhadap Pemikiran
Islam), sebuah kajian tentang sikap Ibn Qayyim terhadap perkembangan
pemikiran Islam. Hijazy tidak membahas masalah konsep pendidikan Ibn
Qayyim.
Dalam Ensiklopedi Islam (1993), penyebutan Ibnu Qayyim secara
singkat, kurang dari satu halaman. Disebutkan tentang pandangan Ibn
Qayyim yang berpendirian bahwa pintu ijtihad tetap terbuka. Disebutkan pula
bahwa Ibn Qayyim seorang ulama yang luas dan dalam ilmunya, seorang
pengarang yang produktif. Di dalam penjelasannya tidak disebutkan sama
sekali tentang kepakarannya dalam pendidikan.
Berdasarkan penelusuran terhadap buku-buku tentang Ibn Qayyim
tersebut di atas menunjukkan belum adanya tulisan, kajian atau penelitian
15
secara spesifik tentang konsep pendidikan Islam menurut Ibn Qayyim. Oleh
karenanya, penelitian ini merupakan sesuatu yang baru sehingga diharapkan
dapat mengisi kekosongan tersebut atau dapat melengkapi kekurangan yang
sudah ada.
E. Kerangka teoritik
1. Pengertian Pendidikan Dalam Islam
a. Tinjauan Kebahasaan
Sumber ajaran Islam adalah Al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah,
maka sumber pendidikan Islam yang paling utama juga Al-Qur'an dan
Sunnah Rasul.
Kedua sumber pendidikan Islam tersebut dapat ditemukan di
dalamnya kata-kata atau istilah-istilah yang pengertiannya terkait
dengan pendidikan, yaitu rabba ( ÑÈìø ) kata kerja dari tarbiya( , (ÊÑÈíÉ
‘allama ( Úáøã )kata kerja dari ta’lim( ÊÚáíã ) dan addaba( ÃÏ È ) kata kerja dari
ta’dib ( . (ÊÃÏ íÈ
Misalnya :
1) Rabba ( (ÑÈìø
ÑÈ ÇÑÍãåãÇ ÂãÇ ÑÈíÇäí ÕÛíÑÇ
Ya Tuhan, sayangilah keduanya (orang tuaku) sebagaimana mereka telah
mengasuhku (mendidikku) sejak kecil. (QS. Al-Isra’/17: 24)
2) ‘Allama ( (Úáøã
Úáøã ÇáÅäÓÇä ãÇ áã íÚáã
Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS.
Al-Baqarah/2 : 5)
16
3) Addaba ( (ÃÏ È
åóÐóÇ ÃóÏøóÈóÊúåõ Ãõãøõåõ æóÃóäúÊó ÃóÏøóÈóÊúßó Ãõãøõßó
Ibunya telah mendidiknya dan ibumu telah mendidikmu (HR. Muslim,
Masajid, no: 66)
Dalam bahasa Arab, kata-kata rabba, ‘allama, dan addaba tersebut
di atas mengandung pengertian sebagai berikut :
a. Kata kerja rabba ( ÑÈìø ) memiliki beberapa arti, antara lain
mengasuh, mendidik dan memelihara. Di samping kata rabba ada
kata-kata yang serumpun dengannya yaitu rabba ( ÑÈø ) , yang
berarti memiliki, memim-pin, memperbaiki, menambah. rabba ( (ÑÈÇ
juga berarti tumbuh atau berkembang.
Adapun kata at-tarbiyah , yang merupakan bentuk masdar dari
rabba , menurut Imam Baidawi (w. 675 H) dalam kitab Tafsirnya,
Anwarut-Tanzil wa Asrurut-Ta’wil, diartikan sebagai penyampaian
sesuatu pada kesempurnaan secara bertahap atau sedikit demi sedikit.
Menurut Al-Asfahani (w. 502) dalam bukunya, Mufradatur-Ragib,
kata tersebut berarti menjadikan atau mengembangkan sesuatu melalui
proses tahap demi tahap sampai batas kesempurnaannya.
Selanjutnya ‘Abdur-Rahman Al-Bani menerangkan lebih lengkap
bahwa, ditinjau dari asal bahasanya, istilah at-tarbiyah mencakup
empat unsur :
1. Memelihara pertumbuhan fitrah manusia
2. Mengembangkan potensi dan kelengkapan manusia yang beraneka
macam (terutama akal budinya)
懂)
íÈÑ ÈÑ)

17
3. Mengarahkan fitrah dan potensi manusia menuju
kesempurnaannya.
4. Melaksanakan secara bertahap sesuai dengan irama perkembangan
anak. (Al-Nahlawi, 1979 : 13 – 14)
b. Kata kerja ‘allama berarti mengajar yang lebih bersifat pemberian
atau penyampaian pengertian, pengetahuan, dan ketreampilan.
Al-Qur'an sering menggunakan kata-kata ‘allama, misalnya dalam
firman-firman Allah berikut ini :
æóÚóáøóãó ÇÏóãó ÇúáÇóÓúãóÇÁóÂõáøóåóÇ
Allah mengajarkan kepada Adam nama-nama semuanya. (QS. Al-Baqarah :
31)
æóÞóÇáó íÇó íøõåóÇÇáäøóÇÓõ ÚõáøöãúäóÇãóäúØöÞó ÇáØøóíúÑö
Berkatalah Sulaiman : Wahai manusia, telah diajarkan kepada kami pengertian
bunyi burung. (QS. An-Naml : 16)
Úóáøóãó ÇúáÞõÑú Çäó Úóáøóãóåõ ÇúáÈóíóÇäó
Yang telah mengajarkan Al-Qur'an. Mengajarnya pandai berbicara. (QS. Ar-
Rahman : 2 dan 4)
c. Kata kerja addaba dapat diartikan mendidik yang lebih tertuju pada
penyempurnaan akhlaq budi pekerti. Muhammad Naquib Al-Attas
dalam bukunya, Konsep Pendidikan Islam, dengan gigih
mempertahankan penggunaan istilah ta’dib untuk pendidikan Islam,
bukan tarbiyah, dengan alasan bahwa dalam istilah ta’dib, yang
berasal dari kata addaba, mencakup wawasan ilmu yang merupakan
esensi pendidikan Islam.(Al-Attas, 1984 : 60)
4 2
18
Terlepas dari beberapa jauh ketepatan argumen Naquib Al-Attas
mengenai penggunaan istilah ta’dib bagi pendidikan Islam, di sini
tidak ingin diperdebatkan, karena sesungguhnya ketiga istilah atau
kata-kata tersebut (tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib) merupakan satu
kesatuan yang saling terkait. Artinya bila pendidikan dinisbatkan
kepada ta’dib ia harus melalui pengajaran (ta’lim) sehingga
dengannya diperoleh ilmu. Dan dari ilmu yang telah dimiliki
terwujudlah sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan tujuan
pendidikan. Hal ini lazim kita kenal sebagai kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Namun mengingat pengertian al-Tarbiyah mencakup empat
unsur sebagaimana dikemukakan Abdur Rahman Al-Bani di atas,
kiranya kata tersebut cukup menggambarkan keluasan dan
ketepatannya. Dengan demikian istilah pendidikan disini dinisbatkan
dengan al-Tarbiyah (Achmadi, 1992:16).
b. Tinjauan Peristilahan
Berdasarkan tinjauan kebahasaan tersebut di atas, pengertian
pendidikan menurut pandangan Islam dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1) Pendidikan ialah tindakan yang dilakukan secara sadar dengan
tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi
(sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya
(insane kamil).
19
2) Pendidikan adalah proses kegiatan yang dilakukan secara bertahap
dan berkesinambungan, seirama dengan perkembangan subjek
didik.
áóÊóÑúÂóÈõäøó ØóÈóÞðÇÚóäú ØóÈóÞò
Sesungguhnya kamu ….. melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) (QS.
Al-Insyiqaq : 19).
3) Pendidikan yang sebenar-benarnya (Al-Haq) adalah Allah sebagai
Rabbul ‘alamin. Dia tidak hanya mengatur, tetapi juga membimbng
dan memelihara alam semesta termasuk manusia.
Paradigma ini merupakan esensi ajaran Islam yakni Tauhid
Rububiyyah. Pendidikan merupakan salah satu tugas manusia sebagai
khalifah Allah di muka bumi (khalifatullah fil-ard) dan sekaligus
sebagai ‘ibadah kepada-Nya (QS. Al-Baqarah : 30 dan Az-Zariyat : 56).
Implikasinya dalam pendidikan :
- Pendidikan benar-benar bersifat normative Ilahi karena
berlandaskan pada nilai-nilai Ilahi
- Pendidikan tidak sekadar berorientasi kekinian tetapi juga ukhrawi.
- Pendidikan bertanggung jawab penuh, tidak sekadar kepada sesama
manusia tetapi juga kepada Allah.
- Pendidikan bersifat optimis karena hasil akhir pendidikan di tangan
Allah sendiri.
Allah berfirman :
áóíúÓó Úóáóíúßó åõÏåõãú æóáßöäøó Çááåó íóåúÏöíú ãóäú íøóÔóÇÁõ
Bukankah kamu yang menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi
Allahlah yang memberi petunjuk (QS. Al-Baqarah : 272).
20
- Tugas pendidik yang pokok ialah merencanakan dan melaksanakan
kegiatan pendidikan sesuai dengan Sunnah Allah
(Achmadi,1992:16-17).
2. Hubungan Antara Islam Dan Pendidikan
Islam sebagai agama muncul bersama dengan munculnya manusia,
yaitu ketika Nabi Adam diciptakan dan kemudian oleh Allah diberi
pedoman hidup.
Dengan demikian agama Islam ialah Wahyu Allah yang diturunkan
kepada para Rasul-Nya untuk disampaikan kepada umat manusia agar
mereka selamat dalam hidupnya di dunia maupun di akhirat.
Islam yang sekarang ini adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw., untuk disampaikan kepada umat manusia di
seluruh persada sepanjang masa.
Risalah islamiyyah yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw., sebagai
Khatamun Nabiyyin (Nabi terakhir), memiliki prinsip-prinsip ajaran yang
sama dengan yang dibawa oleh para nabi terdahulu yakni, Tauhid dan
Ta’abbud Allahah. Secara keseluruhan ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad merupakan kesinambungan, kelengkapan, dan
penyempurnaan ajaran nabi terdahulu. Semua itu merupakan satu sistem
keyakinan dan ketentuan ilahi yang mengatur segala aspek kehidupan dan
penghidupan asasi manusia dalam berbagai hubungan : hubungan manusia
dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam sekitarnya
(flora, fauna dan benda-benda alam lainnya).
21
Tujuan Risalah Islamiyyah tidak lain adalah mengangkat harkat dan
martabat manusia, sehingga tercapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat serta terwujudnya rahmatan lil-‘alamiin.
Untuk itu Risalah Islamiyyah, yang pada hakekatnya sesuai dengan
fitrah manusia (Q.S. Ar-Ruum:30) mengandung nilai-nilai universal dan
eternal yang mencakup seluruh aspek kehidupan.
Tetapi perlu diketahui bahwa Risalah Islamiyyah seperti pengertian
tersebut diatas merupakan konsep transedental yang baru akan berdaya
guna dan berhasil guna bila telah diseharikan dalam kehidupan nyata oleh
individu dan masyarakat.
Proses penyeharian dan aktualisasi konsep transedental ini dalam
kehidupan individu dan masyarakat dapat terjadi lewat pendidikan.
Langkah awal dan mendasar telah dilaksanakan oleh Nabi Muhammad
saw. dan telah terlihat hasilnya, karena beliau mampu mengkomunikasikan
Islam agama fitrah kepada fitrah manusia.
Zaman terus berkembang, persepsi manusia pun terus mengalami
perubahan seirama dengan tantangan yang dihadapi. Sesungguhnya Islam
sebagai agama fitrah memiliki daya akomodatif yang tinggi terhadap
segala perubahan dan tantangan zaman itu.
Tetapi masalahnya dalam pendidikan tidak sesederhana itu, belum
tentu yang benar dan baik diterima oleh subyek didik sebagaimana
mestinya. Nabi sendiri mengalami banyak kesulitan dan hambatan dalam
22
melaksanakan pendidikan dan Allah sendiri telah mengingatkan dalam
firman-Nya:
ÇõÏúÚõ ÇöáìÓóÈöíúáö ÑóÈöøßó ÈöÇúáÍößúãóÉö æóÇúáãóæúÚöÙóÉö ÇúáÍóÓóäóÉö
Ajaklah (manusia) kepada Jalan Tuhanmu dengan hikmah (bijaksana) dan pelajaran
yang baik …….. (Q.S. An Nahl : 125).
Di sinilah lahan garapan yang menuntut para pendidik muslim untuk
menyusun konsep pendidikan Islami yang sesuai dengan perubahan zaman
serta tantangannya dan mampu menatap masa depan tanpa mengorbankan
nilai-nilai asasnya (Acmadi,1992:18-19).
3. Pengertian Pendidikan Islam.
Kenyataan menunjukkan bahwa dewasa ini sering dijumpai adanya
kerancuan dalam penggunaan istilah “Pendidikan Islam”. Bila kita
menyebut pendidikan Islam konotasinya sering dibatasi pada “Pendidikan
Agama Islam”. Padahal bila dikaitkan dengan kurikulum pada lembaga
pendidikan formal atau non-formal, Pendidikan Agama Islam hanya
terbatas pada bidang-bidang studi agama seperti tauhid, fiqih, tarikh Nabi,
membaca Al Qur’an, Tafsir dan Hadits.
Bertolak dari Risalah Islamiyyah yang bertujuan mengantarkan
manusia kepada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat serta mewujudkan
rahmatan lil’alamin, maka timbul pertanyaan, apakah semua itu akan
tercapai hanya dengan pendidikan agama. Selain itu, menginga potensipotensi
yang telah dianugerahkan Tuhan kepada manusia memang
dipersiapkan untuk mengatasi berbagai masalah hidup dan kehidupan
23
manusia yang begitu kompleks, apakah cukup hanya dikembangkan
melalui pendikan agama.
Pendidikan agama memang sangat penting, dan strategik dalam
rangka menanamkan nilai-nilai spiritual Islam, tetapi hal ini baru
merupakan sebagian dari seluruh kerangka pendidikan Islam.
Bertolak dari pengertian pendidikan menurut padangan Islam
sebagaimana telah diuraikan di atas, dan mengingat betapa kompleksnya
Risalah Islamiyyah maka sebenarnya yang dimaksud dengan pengertian
pendidikan Islam ialah : “Segala usaha untuk memelihara dan
mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya insani yang ada
padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil) sesuai
dengan norma Islam”.
Konsep manusia seutuhnya dalam pandangan Islam dapat
diformulasikan secara garis besar sebagai manusia beriman dan taqwa
serta memiliki berbagai kemampuan yang teraktualisasi dalam
hubungannya dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam
sekitarnya secara baik, positif, dan konstruktif. Demikianlah manusia
produk pendidikan Islam yang diharapkan pantas menjadi khalifatullah filard
(Achmadi, 1992:19-20).
Pengertian tersebut sejalan dengan konsepsi baru hail Konferensi
Dunia pertama tentang pendidikan Islam tahun 1977 di Mekkah ; yang
menyatakan bahwa :”Istilah pendidikan Islam tidak lagi hanya berarti
pengajaran teotologik atau pengajaran Al Qur’an, Hadits dan Fiqih, tetapi
24
memberi arti pendidikan di semua cabang ilmu pengetahuan yang
diajarkan dari sudut pandang Islam (Ali Asyraf, 1989:85-86).
Adapun pengertian pendidikan agama Islam ialah “usaha yang lebih
dikhusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagaman subjek
didik agar lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan
ajaran-ajaran Islam.” Implikasi dari pengertian ini, pendidikan agama
Islam merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sistem pendidikan
Islam. Bahkan tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa pendidikan agama
Islam berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan Islam dengan
bidang-bidang studi (pendidikan) yang lain. Implikasinya lebih lanjut,
pendidikan agama harus sudah dilaksanakan sejak dini sebelum anak
memperoleh pendidikan atau pengajaran ilmu-ilmu yang lain (Achmadi,
1992:19-20).
F. Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat library research artinya penelitian terhadap
bahan-bahan tertulis yang dipublikasikan dalam bentuk buku dan CD,
khususnya buku-buku karya Ibn Qayyim. Tesis ini fokus penelitiannya adalah
Model Pemikiran Internal (MPI), artinya lebih menitikberatkan pada unsur
internal dari pemikiran Ibn Qayyim. Metode penelitian dengan metode
hermeneutik, yaitu menggunakan logika linguistik dengan membuat
penjelasan dan pemahaman terhadap makna kata dan makna bahasa sebagai
bahan dasar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekan filosofis, artinya
25
seluruh substansinya memerlukan olahan filosofi atau teoretik dan terkait pada
nilai (Noeng Muhajir, 2002:297, 314).
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas dua macam.
a. Sumber Primer
Sumber primer dalam penelitian ini adalah kitab-kitab karya Ibn
Qayyim. Karyanya berjumlah 96 kitab dalam berbagai disiplin ilmu,
untuk lebih mendekati dengan fokus penelitian yang berkaitan dengan
pendidikan, dipilih beberapa judul, diantaranya; Tuhfah al-Maudud bi
Ahkam al-Maulud (Hadiah Kasih-sayang dengan hukum-hukum bagi
anak yang baru lahir), pembahasannya masalah pendidikan anak.
Miftah Dar al-Sa’adah (Kunci Rumah Kebahagiaan) diantara
pembahasannya masalah keutamaan ilmu dan pendidikan, al-Tibb al-
Nabawi (Pengobatan metode Nabi), diantara pembahasannya
pendidikan seksual, al-Furusiah (Pacuan Kuda), pembahasannya
masalah pendidikan olahraga. Madarij al-Salikin (Tahapan Pejalan),
diantara pembahasannya masalah pendidikan Iman, akhlak dan
kehendak. Raudhah al-Muhibbin fi Nuzhah al-Musyttaqin (Taman
Pecinta untuk hiburan bagi orang yang rindu), pembahasannya
masalah pendidikan remaja. al-Fawaid (Beberapa Faidah), diantara
kajiannya masalah pendidikan jasmani, rohani dan akal.
Adapun buku yang memuat konsep para pakar pendidikan modern
adalah Aliran Baru dalam Pendidikan karya Ag. Soejono dan
26
Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Tokoh Klasik dan Kontemporer
ditulis sejumlah penulis dengan penyunting Ruswan dan Darmu’in.
Penelitian terhadap para tokoh pendidikan Islam yang hidup sebelum
Ibn Qayyim, yaitu al-Qabisi, Ibn Qayyim, dan al-Ghazali merujuk
kepada buku Perbandingan Pendidikan Islam karya Ali al-Jumbulati,
Tiga Aliran Utama Teori Pendidikan Islam karya Muhammad Jawwad
Ridha, Beberapa pemikiran tentang Pendidikan Islam dan Pendidikan
Islam Menghadapi Abad ke 21 keduanya karya Hasan Langgulung.
b. Sumber Sekunder
Sumber sekunder dalam penelitian ini adalah bahan pustaka yang
merujuk atau yang mengutip kepada sumber primer. Dalam hal ini
seperti laporan penelitian yang memuat tentang pemikiran pendidikan
Islam menurut Ibn Qayyim. Buku yang dijadikan refrensi diantaranya
Manhaj Tarbiyah Ibn Qayyim karya Hasan Ibn Ali Al-Hijazy. Buku
Mutiara Hikmah Kitab Madaris Salikin karya Shalah Syadi. Buku
Hakikat Musibah menurut Ibn Qayyim karya Abd al-Illah Ibn Usman.
Buku Ibn Qayyim al-Jauziyyah: Hayatuhu wa Atsaruhu karya Bakar
Ibn Abdillah
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam MPI (Penelitian Pemikiran Internal) digali
dari sumber kepustakaan. Berkenaan dengan hal itu, pengumpulan data
dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
27
a. Mengumpulkan bahan pustaka yang dipilih sebagai sumber data yang
memuat konsep pendidikan Islam menurut Ibn Qayyim.
b. Memilih bahan pustaka untuk dijadikan sumber data primer, yakni
karya Ibn Qayyim. Disamping itu dilengkapi oleh sumber data
sekunder yakni buku-buku yang membahas tentang pemikiran
pendidikan Islam, baik pemikran Ibn Qayyin maupun tokoh-tokoh
sebelumnya dan buku-buku yang membahas tentang konsep
pendidikan modern.
c. Membaca bahan pustaka yang telah dipilih, baik tentang substansi
pemikiran maupun unsur lain. Penelaahan isi salah satu bahan pustaka
dicek oleh bahan pustaka lainnya.
d. Mencatat isi bahan pustaka yang berhubungan dengan pertanyaan
penelitian. Pencatatan dilakukan sebagaimana yang tertulis dalam
bahan pustaka bukan berdasarkan kesimpulan.
e. Menerjemahkan isi catatan ke dalam bahasa Indonesia dari kitab Ibn
Qayyim yang berbahasa Arab.
f. Menyarikan isi catatan yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia.
g. Mengklasifikasikan data dari sari tulisan dengan merujuk kepada
rumusan masalah.
3. Analisis Data
Langkah pertama dengan mengumpulkan data tentang konsep
pendidikan menurut pakar pendidikan sebelum Ibn Qayyim. Data yang
28
dikumpulkan tersebut akan dianalisis secara kualitatif. Hasil analisisnya
disamping sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan dalam rumusan
masalah, juga sebagai studi komperatif dengan konsep pendidikan Ibn
Qayyim.
Langkah kedua memfokuskan penelitian terhadap konsep-konsep
pendidikan Ibn Qayyim dengan mempelajari dan menganalisis uraianuraian
serta pendapatnya baik dari buku yang ditulis Ibn Qayyim (data
primer) maupun yang berisi pembahasan pemikiran pendidikan Ibn
Qayyim yang ditulis orang lain (data sekunder).
Langkah ketiga, hasil analisis tentang konsep pendidikan Ibn
Qayyim dilihat relevansinya dengan konsep pendidikan modern yang
terdapat di berbagai buku pendidikan yang ditulis oleh pakar-pakar
pendidikan modern.
Dengan demikian hasil analisanya secara keseluruhan dapat
dijadikan sebagai bahan jawaban atas tiga pertanyaan yang diajukan dalam
rumusan masalah.
G. Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi 5 (lima) bab guna
memberikan gambaran yang komprehensif, yaitu :
Bab I : Berisi pendahuluan yang membahas latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tesis ini, studi
pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika
pembahasan.
29
Bab II : Konsep pendidikan Islam menurut para pakar sebelum Ibn Qayyim.
Bab ini diuraikan tentang konsep pendidikan menurut tokoh-tokoh
pemikir Islam sebelum Ibn Qayyim, yaitu Al-Qabisi, Ibn Sina, dan
Al-Ghazali.
Bab III : Konsep pendidikan Islam menurut Ibn Qayyim.
Bab ini diawali dengan biografi singkat Ibn Qayyim, kemudian
dijelaskan tentang konsep pendidikan Ibn Qayyim ditinjau dari
lima unsur pendidikan yaitu dasar dan tujuan pendidikan, alat
pendidikan, lingkungan pendidikan, pendidik dan peserta didik.
Bab IV : Relevansi konsep pendidikan Ibn Qayyim dengan pendidikan
modern.
Bab ini dianalisa konsep pendidikan Ibn Qayyim dari sudut
pandang pendidikan modern.
Bab V : Penutup yang berisi kesimpulan yang berupa hasil penelitian serta
saran-saran dan rekomendasi.

Senin, 24 Oktober 2011

Tesis Magister Manajemen' ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL GO PUBLIC SEBELUM DAN PADA MASA KRISIS

Arsip untuk Kategori 'Tesis Magister Manajemen'
ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SWASTA NASIONAL GO PUBLIC SEBELUM DAN PADA MASA KRISIS
Diterbitkan Juli 27, 2008 Tesis Magister Manajemen Tinggalkan a Komentar

st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:”Table Normal”; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:”"; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;}
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Ada juga pengertian bank yang dikemukakan para ahli, diantaranya :
1. Bank adalah suatu badan usaha yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-
perusahaan, dan lain-lain.[1]
2. Bank adalah badan yang usaha utamanya menciptakan kredit.[2]
Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa usaha bank selalu berkaitan dengan masalah keuangan, yaitu : menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Dengan demikian bank sebagai suatu badan berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) dari dua pihak, yaitu pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (defisit unit). Hal ini juga yang menyebabkan lembaga bank disebut sebagai lembaga kepercayaan, artinya pihak yang kelebihan dana mempercayakan sepenuhnya kepada bank untuk mengelola dananya termasuk menyalurkannya kepada pihak yang kekurangan atau memerlukan dana berupa kredit. Wujud kepercayaan tersebut dalam bentuk tidak ikut campurnya pihak surplus ini dalam menentukan pihak defisit mana yang layak dipercaya.[3]
Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan, di samping tetap menjaga kepercayaan masyarakat dengan menjamin tingkat likuiditas juga beroperasi secara efektif dan efisien untuk mencapai tingkat rentabilitas yang memadai.
Kunci dari keberhasilan manajemen bank adalah bagaimana bank tersebut bisa merebut hati masyarakat sehingga peranannya sebagai financial intermediary berjalan dengan baik.[4]
Dalam kegiatannya untuk memperoleh pendapatan, yaitu dengan memberikan pinjaman (kredit), bank senantiasa harus memperhatikan posisi likuiditasnya. Likuiditas diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melunasi kewajiban-kewajiban finansialnya yang segera dapat ditarik.[5]
Untuk menjamin kepercayaan masyarakat, likuiditas dan tingkat rentabilitas, bank dalam operasinya selalu menghadapi berbagai risiko usaha, yaitu :[6]
1. Risiko kredit. Risiko kredit atau defaul risk merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari pihak bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan.
2. Risiko investasi. Risiko investasi atau investment risk berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian akibat penurunan nilai pokok dari portofolio surat-surat berharga, misalnya obligasi dan surat-surat berharga lainnya yang dimiliki oleh bank.
3. Risiko likuiditas : Risiko likuiditas atau liquidity risk adalah risiko yang mungkin dihadapi oleh pihak bank untuk memenuhi likuiditasnya dalam rangka memenuhi permintaan kredit dan semua penarikan dana oleh penabung pada suatu waktu.
4. Risiko operasional. Risiko operasional atau operational risk merupakan risiko ketidakpastian mengenai usaha bank.
5. Risiko penyelewengan. Risiko penyelewenangan atau fraud risk adalah risiko yang berkaitan dengan kerugian-kerugian yang dapat terjadi akibat hal-hal sebagai berikut : ketidakjujuran, penipuan atau moral dan perilaku yang kurang baik dari pejabat, karyawan dan nasabah.
6. Risiko fidusia. Risiko fidusia atau fiduciary risk ini akan timbul apabila bank dalam usahanya memberikan jasa dengan bertindak sebagai wali amanat baik untuk individu maupun badan usaha. Apabila bank mengalami kegagalan melaksanakan tugas dalam mengelola titipan atau simpanan dana dari masyarakat maka dianggap merupakan risiko kerugian bagi wali amanat.
Selain risiko-risiko di atas, bank juga menghadapi risiko bisnis, yaitu : [7]
Risiko yang berkaitan dengan proyeksi tingkat pengembalian atas ekuitas (ROE) dari suatu perusahaan dimasa mendatang, dengan mengasumsikan bahwa perusahaan tersebut tidak menggunakan utang.

Sebagai bukti bahwa bank tersebut layak dipercaya tentunya apabila pihak bank dapat mempertanggungjawabkan kelancaran kewajiban pihak yang memerlukan dana dalam memenuhi kewajibannya. Namun kenyataannya saat ini menunjukkan banyak bank yang bermasalah karena tingkat kredit macet yang tinggi. Hal ini dapat terjadi salah satunya sebagai akibat persaingan antar bank dalam menyalurkan kreditnya berlomba-lomba dalam meringankan persyaratan kredit, sehingga banyak nasabah yang mengajukan usulan kredit langsung dikabulkan walaupun sebenarnya kurang capable. Kondisi tersebut tentu akan mempengaruhi tingkat kesehatan keuangan bank karena penyaluran dana yang tidak tepat sasaran. Hal tersebut akan semakin berat dimana sekarang ini sektor perbankan dihadapkan pada krisis ekonomi, dengan bergejolaknya nilai tukar rupiah, menurunnya kepercayaan masyarakat kepada bank serta selisih bunga yang dibayarkan kepada nasabah dengan bunga kredit (spread) bernilai negatif. Kondisi tersebut sangat mempengaruhi kinerja keuangan bank, yang dapat ditunjukkan dari perbandingan atau rasio keuangan pada laporan neraca maupun laporan rugi/laba bank bersangkutan.
Bagi bank go public, laporan keuangannya dipublikasikan sehingga masyarakat luas dapat mengetahui bagaimana keadaan keuangan dari bank yang bersangkutan. Laporan keuangan adalah : [8]
Laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Laporan ini terdiri dari laporan keuangan utama serta opini manajemen atas operasi tahun lalu dan prospek perusahaan dimasa mendatang.

Dari laporan keuangan bank dapat dianalisis mengenai kinerja keuangan bank tersebut. Kinerja keuangan bank antara lain dapat dilihat dari rentabilitasnya. Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
tersebut.[9] Pendapat lain mengatakan :
Rentabilitas suatu perusahaan sebagai tingkat pendapatan atas modal yang terpakai atau yang dipergunakan, adalah sarana atau
alat untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk periode tertentu.[10]

Untuk menghitung rentabilitas dapat dilihat dari neraca dan laporan laba rugi bank. Neraca adalah daftar harta yang dimiliki dan utang yang ditanggung bank pada saat tertentu.[11] Daftar laba rugi adalah daftar yang mencatat jumlah seluruh pendapatan yang diperoleh bank selama masa tertentu, jumlah biaya yang ditanggung pada masa yang sama, serta laba yang diperoleh atau rugi yang ditanggung.[12]
Bagi nasabah, mengetahui rentabilitas suatu bank dapat membantu mengambil keputusan apakah bank tersebut dapat dipercaya atau tidak. Bagi pihak intern (manajemen khususnya), rentabilitas dapat dipakai sebagai alat pengendalian. Rentabilitas dipakai sebagai alat untuk penyusunan rencana (target), budget, koordinasi, evaluasi hasil pelaksanaan operasi perusahaan, kriteria penilaian alternatif dan dasar pengembalian keputusan penanaman modal.[13]
Salah satu analisis rentabilitas yang penting adalah rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas modal sendiri adalah :
Perbandingan antara jumlah laba yang tersedia di satu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak atau kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.[14]

Rentabilitas modal sendiri sangat penting bagi perusahaan. Dengan rentabilitas modal sendiri yang dicapai, dapat diketahui apakah lebih menguntungkan menggunakan modal sendiri ataukah diperlukan tambahan modal asing untuk mempertinggi rentabilitas modal sendiri suatu perusahaan.
Rentabilitas modal sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Net Profit Margin (NPM) Ratio.
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain.[15]Cash Ratio adalah rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun bank yang harus segera dibayar. Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Net Profit Margin (NPM) Ratio adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.

Rentabilitas modal sendiri sangat penting bagi suatu perusahaan terutama bagi bank. Banyak bank yang tutup disebabkan rentabilitasnya rendah. Hal itu dapat dilihat dari kenyataan berikut.
Pada masa awal krisis ekonomi di bulan Juni 1997 jumlah bank ada 220 buah dan pada akhir tahun 1998 jumlah tersebut berkurang menjadi 169 bank, karena 50 bank dilikuidasi oleh pemerintah dan satu Bank Pembangunan Daerah Timor-Timur ditutup. Di samping itu terdapat 12 bank yang di-take over (BTO) oleh pemerintah dan 7 bank yang direkapitulasi oleh pemerintah, sehingga persentase jumlah bank yang bermasalah mencapai 30% (Badan Penyehatan Perbankan Nasional, BPPN). Kondisi tersebut disebabkan oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, sehingga kepercayaan masyarakat terhadap mata uang rupiah melemah, yang pada akhirnya bank-bank Indonesia mengalami kesulitan likuiditas. Ditambah lagi besarnya kredit macet dalam mata uang lokal (rupiah) dan mata uang asing (valuta asing).
Berdasarkan uraian di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah ada perbedaan kinerja keuangan bank swasta nasional go public sebelum dan pada masa krisis ekonomi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana kinerja keuangan bank umum swasta nasional go public sebelum dan pada masa krisis dilihat dari aspek Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Net Profit Margin (NPM) Ratio dan rentabilitas modal sendiri?
2. Bagaimana pengaruh faktor Capital Adequacy Ratio (CAR), Cash Ratio, Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Net Profit Margin (NPM) Ratio terhadap rentabilitas modal sendiri bank umum swasta nasional go public sebelum dan pada masa krisis baik secara serentak maupun secara parsial?
[1] A. Abdurrachman, Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, Erlangga, Jakarta, 2001, hlm. 1.
[2] Suyatno, Kelembagaan Perbankan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996, hlm. 1.
[3] Kasmir, Manajemen Perbankan, Edisi Pertama, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000, hlm. 27.
[4] Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua, Bumi Aksara, 2000, hlm. 79.
[5] O.P. Simorangkir, Dasar-dasar dan Mekanisme Perbankan, Aksara Persada Indonesia, Cetakan Keenam, Edisi Revisi, Jakarta, 1994, hlm. 107.
[6] Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit Intermedia, Jakarta, 1995, hlm. 69.
[7] J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jilid 2, Alih Bahasa Alfonsus Sirait, S.E., M.Bus., Erlangga, Jakarta, 1990, hlm. 151.
[8] J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Jilid 1, Edisi Kesembilan, Alih Bahasa Alfonsus Sirait, S.E., M.Bus., Erlangga, Jakarta, 1990, hlm. 279.
[9] Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Tiga, Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada, Yogyakarta, 1991, 28.
[10] Matz dan Usry, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengawasan, Editor Joko Purwanto, Edisi Tujuh, Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1987, hlm. 433.
[11] Siswanto Sutojo, Manajemen Terapan Bank, PT Pustaka Binaman Pressindo, 1997, hlm. 38.
[12] Ibid., hal. 47.
[13] Harnanto, Analisa Laporan Keuangan, Unit Penerbitan dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta, 1991, hlm. 352.
[14] Ibid., hal. 30.
[15] Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2000, 116-122
ANALYSIS VARIABLES THAT INFLUENCED THE INCREASING OF NON-INTEREST INCOME IN THE INDONESIAN BANKING INDUSTRY (In the period of 1999-2003)
Diterbitkan Juli 27, 2008 Tesis Magister Manajemen Tinggalkan a Komentar
CHAPTER I
INTRODUCTION

1.1 . BACKGROUND

Banks today are under great pressure to perform in order to meet the objectives of their stockholders, employees, depositors, and borrowing customers, while somehow keeping government regulators satisfied that the bank’s policies, loans, and investments are sound. At the same time, competition for banks’ traditional loan and deposit customers has increased dramatically. Credit union, money market mutual funds, insurance companies, brokerage firms are fighting for a slice of nearly every credit and deposit market traditionally served by banks. Bankers have been called upon to continually reevaluate their loan and deposit policies, review their plans for expansion and growth and access their return and risk in light of this new competitive environment. In addition, there is the added problem of bank failures.
Bank are the most important sources of short-term working capital for businesses and have become increasingly active in recent years in making long term business loans for new plant and equipment. The assets held by Indonesian banking represent about 90% of the total assets of all financial institutions. For all these reasons and more, banks are the most important of society’s institutions for us to study and understand.
A number of theories have been advanced to explain why banks, and more generally financial intermediaries, exist. In most of these theories, banks exist because they mitigate a host of problems that otherwise prevent liquidity from flowing directly from agents with excess liquidity (depositors) to agents in need of liquidity (borrowers). These problems arise because of informational asymmetries, contracting costs, and scale mismatches between liquidity suppliers and liquidity demanders. Intermediation-based theories of financial institutions see banks as the solution to these problems, because: banks have a comparative advantage at gathering information on borrower creditworthiness; banks are better able than individual lenders to monitor borrowers; banks provide increased liquidity by pooling funds from many households and businesses and by issuing demandable deposits in exchange for these funds; and banks diversify away idiosyncratic credit risk by holding portfolios of multiple loans. (De Young and Rice, 2004)
Much of the empirical literature in commercial banking has followed these rich theoretical leads, analyzing the financial flows fundamental to the intermediation process (e.g., interest paid on deposits, interest received from loans and securities, and the resulting net interest margins) and the risks associated with those flows (e.g., liquidity risk associated with deposits, credit risk associated with loans, market risk associated with fixed income securities, and interest-rate risk associated with the relative maturities of deposits, loans, and securities). However, commercial bank business models have evolved over the past two decades, and today banks generate an increased portion of their income from no intermediation and/or non-interest activities. (De young and Rice, 2004)
When interest rates is going down and rely only on interest income nowadays is very risky, commercial banks business evolved to fee based income. There are still more chances that can be explored in order to raise fee income. Tight competition in banking industry and economic cycle caused each bank will always looking for new source income beyond interest loan and obligation. Fact showed, relied only on interest income is very risky. Because, profit will very volatile, something that is dislike by investor, especially commercial bank.
Beside those reasons, the existence of phenomenon financial services integration, like banking, insurance, mutual fund, pension fund, credit card, should be watchful. Related with this phenomenon is that financial product growth, for investment diversification and return maximizing. This phenomenon potential creating disintermediation (fund removal from banking to capital market, mutual funds, insurance, and etc)
Mutual funds for instance, according to Bank Indonesia (BI), in September 2001 still Rp 3,44 billion or 0.45% from total from third fund in banking. But less than a year, the number had already Rp 23,82 billion or 2,95% from total third fund of banking. The growth is more than 511%. (Info Bank, February 2003). If this trend is continuing, not only third fund growth that negative, the number also can be lessens. Third funds banking also predicted will be sucked up into insurance and pension funds.
Interest income beyond interest loan and obligation are called fee income or non-interest income. In bank’s financial report, this income categorize in “others operational income“(Pendapatan Operasional Lain, POL). In general, POL consist of 3 components that is provision, commission and fee; foreign eyxchange transaction income also others income. If looked at the tendencies, for some banks, POL had already become priority. Fee Income result table from some banks can describe. Unless rural development banks group (BPD), nearly all bank, even state, foreign even private, owned fee income with increasing trend and amount big enough.
Seen from the percentage, state banks fee income group were not too high and a little bit fluctuate, but from nominal side was very huge. State banks fee income group still dominated commissions and credit provision. This matter becomes indication that increasing of state bank’s fee income is compliance with loan growing.
While, for foreign banks group, fee income portion had already high and not always associates with loan number. Standard Chartered and JP Morgan, for instance, instead gain fee income more than 50%. (See table.1). It means that fee income had already larger than interest income. The source is come from foreign exchange transaction and derivative. In fee achieve, foreign banks like Citibank and HSBC, had already stable enough. Because, had many source, including from credit card or global cash management.
For private banks group, fee income had already high enough; many banks gain above 10%. Even not strong enough in derivative transaction, many private banks’ fee income are gained from credit card issuing or others financial products selling, like insurance and mutual funds, following financial services integration phenomenon.
Then, how is the tendency of fee income in the futures? Actually, there are still more that can be explored. From the credit card, for example. By price increase at once of telephone tariffs, electricity, and oil, then followed by increasing of others good and services price, surely credit card usage will be more numerous, both nominal even frequencies. The function as secondary reserves also more needed. Not stop the possibilities that card holder often over limit or late payment, these are fee income source that bank issuing are waiting for.

Table 1.
No. Bank 2002 2001
Billion Rp % of total income Billion Rp % of total income
1. Bank Mandiri 2.937 10,7% 1.266 5,2%
2. Bank BNI 1.141 9,6% 1.297 12,6%
3. Bank BRI 779 7,3% 567 6,6%
4. Citibank 530 23,0% 419 18,0%
5. Standard Charter 878 56,7% 354 32,4%
6. HSBC 428 34,2% 444 32,4%
7. JP Morgan 136 50,9% 87 38,3%
8. Bank of Amerika 47 32,2% 81 54,4%
9. BCA 876 7,6% 721 6,9%
10. BII 501 18,8% 399 13,7%
11. Bank Panin 481 16,3% 204 9,6%
12. Bank Danamon 453 8,0% 243 4,5%
13. Bank Sumut 25 7,2% 19 8,2%
14. Bank DKI 24 4,4% 20 4,9%
15. BPD Jateng 15 2,6% 11 2,9%
Source: Info Bank, February 2003

The increasing presence of non-interest income at commercial banks has been widely documented and discussed in the industry press and regulatory publications (for example, Feldman and Schmidt, 1999). While it is well known that large banks and banks with specialized strategies (e.g., credit card banks, mortgage banks) rely more heavily on non-interest income than do small banks with traditional business strategies, there is little systematic understanding of why non-interest income varies across banks.


1.2. RESEARCH LIMITATION
Without some certain limitation, this research is too wide and complex, therefore the writer give limitations as follow:
1.
a. This research is using Financial Statement on Bank Indonesia’s database (Commercial banks of consolidated balance sheet, income statement, and productive asset quality report) from the period of December 2000-December 2003. This research period was chosen with reason: in anticipation of this research was conduct, availability data in Bank Indonesia only toward December 2003.
b. The Banks chosen are from Corporate Bank (Bank Pemerintah), Foreign Exchange Private Bank (BUSN Devisa), and Foreign Bank. The reason of selecting those banks group as a sample of this study is because it had already represented the characteristic of commercial banks that it can expected to reflect the whole banking industries in Indonesia.

1.3. PROBLEM FORMULATION
Based on the background that are explained above, the problem statements developed in this study can be investigated as following questions:
“Which bank financial performances, bank characteristics, technological advances are most closely associated with increased non-interested income?”

1.4. RESEARCH OBJECTIVE
The objective of the research in this study are to answer the questions above, that is for knowing the impact of bank financial performances, bank characteristics, and technological advances to non-interested income.

1.5. RESEARCH BENEFITS
This study is expected to give benefits for:
1. Common Indonesian Banking specifically in reminds their role as fund intermediaries and reevaluates their policy in managing their fund policies.
2. Reader, as information that can be used for object consideration toward the next related research.
3. Researcher, specifically in deepen financial management knowledge especially fund management of bank in practice with applying theories that already get in the lecture.

1.6. OUTLINE
This study will be arranged as follow:
1. Chapter I Introduction. This chapter will explain about background, research objective, scope limitation, and benefit of the research.
2. Chapter II Literature Review and Hypothesis Development. This chapter will elaborate some theories and literature review concerning the research.
3. Chapter III Research Methodology. This chapter will explain research typology, technique to collect data, data collection, identification and variables used, development of hypothesis, and the statistical tools used to test the hypothesis.
4. Chapter IV Findings and Discussion. This chapter will explain description and data analysis, test of data, test of hypothesis and analysis of result.
5. Chapter V Conclusion, Limitation and Suggestion. This chapter will conclude the result of the research, comment, suggestion for further study.

PENGARUH SISTEM PEMBERIAN UPAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN POTONG BUAH DI PT X KABUPATEN PELALAWAN RIAU
Diterbitkan Juli 5, 2008 Tesis Magister Manajemen Tinggalkan a Komentar

st1\:*{behavior:url(#ieooui) }

/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:”Table Normal”; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:”"; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;}
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada masa krisis ekonomi seperti sekarang ini, semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk masuk dalam industri agrobisnis karena industri ini sangat bagus ditinjau dari komponen import yang digunakan tidak terlalu banyak dan demand dari produk untuk pasar luar negeri sangat baik. Bagi Indonesia sebagai negara agraris yang mempunyai tanah pertanian yang luas, kondisi ini merupakan peluang untuk meningkatkan komoditas ekspor hasil pertanian ke luar negeri.
Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu sumber minyak nabati, pada saat ini telah menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia, baik sebagai sumber pendapatan bagi jutaan keluarga petani, sebagai sumber devisa negara, penyedia lapangan kerja, maupun sebagai pemicu dan pemacu pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru, serta sebagai pendorong tumbuh dan berkembangnya industri hilir berbasis minyak kelapa sawit (CPO) di Indonesia.
Perkembangan kelapa sawit di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 1978. Pada tahun 1968 luas areal kelapa sawit baru mencapai 120 ribu ha, pada tahun 1978 mencapai 250 ribu ha dan lebih lanjut meningkat pesat menjadi 2.975 ribu ha pada tahun 1999 atau meningkat sebesar hampir 25 kali lipat. Perkebunan kelapa sawit tersebut merupakan usaha perkebunan rakyat (32,7%), usaha perkebunan besar milik negara (16,6%) dan swasta (50,7%). Sebagian besar areal perkebunan kelapa sawit tersebut saat ini berada di Sumatera dan ke depan pengembangannya diarahkan ke Kawasan Indonesia Timur, khususnya ke pulau Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Sebagai sumber devisa, pada tahun 2000 ekspor minyak sawit atau CPO mencapai 4.110 ribu ton dengan nilai US$ 1.087 juta dan minyak inti sawit atau PKO mencapai 578,8 ribu ton dengan nilai US$ 239 juta.
Sebelum tahun 1979, perkebunan kelapa sawit masih diusahakan hanya oleh perusahaan perkebunan besar milik negara dan swasta. Sejak dekade 1980, sejalan dengan kebijaksanaan pengembangan perekonomian rakyat, telah terjadi perkembangan yang sangat pesat dari usaha perkebunan kelapa sawit rakyat yang bermitra dengan perkebunan besar sebagaimana terlihat pada tabel I.1.
Dari tabel I.1 dapat diketahui bahwa perkembangan pesat perkebunan kelapa sawit terjadi sejak tahun 1979 yaitu pada perkebunan rakyat (PR) dan perkebunan besar swasta (PBS), sedangkan pada perkebunan besar negara perkembangannya relatif lebih rendah dibandingkan PR dan PBS.
Perkebunan kelapa sawit tersebut saat ini tersebar di 16 propinsi dari 32 propinsi di Indonesia. Areal terluas di pulau Sumatera (2.243.501 ha), khususnya di propinsi Sumatera Utara (614.617 ha) dan propinsi Riau (606.492 ha). Di pulau Kalimantan luas areal perkebunan kelapa sawit pada tahun 1999 adalah 562.901 ha. Di samping pulau Sumatera dan Kalimantan, perkebunan kelapa sawit terdapat di berbagai propinsi di pulau lainnya yaitu di propinsi Jawa Barat (21.502 ha), Sulawesi Selatan (80.934 ha), Sulawesi Tengah (36.427 ha) dan Irian Jaya (29.855 ha).
Tabel I.1. Perkembangan Areal dan Produksi Kelapa Sawit Indonesia Tahun 1968 – 2000.

Sumber: Ditjen Bina Produksi Perkebunan (2000).
TBM = Tanaman Belum Menghasilkan TM = Tanaman Menghasilkan

Dari tabel I.1 juga dapat diketahui bahwa sejalan dengan perkembangan luas areal, perkembangan produksi minyak sawit juga berkembang pesat. Jika pada tahun 1968 produksi minyak sawit baru mencapai 182 ribu ton, pada tahun 1999 produksinya telah mencapai 5.989 ribu ton, atau meningkat sebesar hampir 32 kali lipat. Produksi tersebut sebesar 24,1% dihasilkan oleh perkebunan rakyat, 33,3% oleh perkebunan negara dan 42,6% oleh perkebunan besar swasta. Dimasa mendatang produksi tersebut akan terus meningkat karena masih luasnya Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) yaitu 1.055 ribu ha atau 35,5% dari total areal. Di pulau Sumatera yang saat ini merupakan sentra produksi kelapa sawit, produksi tertinggi terdapat di propinsi Sumatera Utara (2.394 ribu ton pada tahun 1999) dan di propinsi Riau (1.272 ribu ton).
Pertumbuhan pesat produksi kelapa sawit telah meningkatkan volume dan nilai ekspor Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel Oil (PKO) Indonesia. Devisa negara yang diperoleh dari ekspor produk kelapa sawit CPO dan PKO, mencapai US$ 1.326 juta pada tahun 2000. Volume dan nilai ekspor CPO dan PKO dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel I.2. Volume dan Nilai Ekspor CPO dan PKO Indonesia Tahun 1968 – 2000.

No Uraian 1968 1979 1996 1997 1998 1999 2000
I. Vol. (000 ton)
1. CPO 152 351 1.672 2.968 1.479 3.299 4.110
2. PKO 0 0 341 503 347 598 579
Jumlah 152 351 2.013 3.471 1.826 3.897 4.689
II. Nilai (juta US$)
1. CPO 20 204 825 1.446 745 1.114 1.087
2. PKO 0 0 235 294 196 348 239
Jumlah 20 204 1.060 1.740 941 1.462 1.326
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (2000).
Dari tabel I.2. dapat diketahui bahwa perkembangan volume CPO dan PKO cenderung meningkat sesuai dengan peningkatan produksi, sedangkan nilainya berfluktuasi sesuai dengan harga CPO dan PKO dunia.
Selain sebagai eksportir, Indonesia juga menjadi importir CPO dan PKO. Impor CPO dan PKO pada tahun 2000 mencapai 4 ribu ton dan 1 ribu ton, rincian impor CPO dan PKO Indonesia selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel I.3.
Tabel I.3. Volume dan Nilai Impor CPO dan PKO Indonesia Tahun 1996 – 2000.

No Uraian 1996 1997 1998 1999 2000
I. Volume (000 ton)
1. CPO 108 92 18 3 4
2. PKO 3 3 1 1 1
Jumlah 111 95 19 6 5
II. Nilai (juta US$)
1. CPO 61 55 8 2 4
2. PKO 3 3 1 1 1
Jumlah 64 58 9 3 5
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia (2000).
Posisi per-kelapa sawitan Indonesia di dunia adalah ranking kedua setelah Malaysia dengan pangsa produksi CPO Indonesia hanya 29,2% dan Malaysia sebesar 51,5% dari total produksi CPO dunia. Sedangkan pangsa ekspor CPO Indonesia hanya 21,1% dan Malaysia sebesar 65,4% dari ekspor CPO dunia. Produksi dan ekspor CPO dunia dapat dilihat pada tabel I.4.
Dari pangsa ekspor yang telah ada ini Indonesia masih mempunyai kesempatan besar untuk memperluas pangsa pasarnya, karena permintaan akan minyak kelapa sawit semakin lama semakin tinggii, sedangkan Indonesia mempunyai potensi wilayah perkebunan yang masih dapat terus dikembangkan. Selama ini kawasan perkebunan yang telah dibuka sebagian besar meliputi kawasan pulau Sumatera dan Kalimantan, sedangkan pulau-pulau lainnya masih belum dibuka. Padahal Indonesia mempunyai banyak pulau lain yang juga dapat dijadikan areal perkebunan kelapa sawit.
Tabel I.4. Produksi dan Ekspor CPO Dunia, Tahun 1996-1999.

No Uraian 1996 1997 1998 1999 Pangsa(%)
1 2 3 4 5 6 7
I. Produksi (000 ton)
1. Malaysia 8.386 9.057 8.315 10.553 51,5
2. Indonesia 4.540 5.380 5.640 5.989 29,2
3. Nigeria 600 680 690 720 3,5
4. Columbia 410 441 422 500 2,4
5. Thailand 375 390 370 410 2,0
6. Lainnya 1.9723 1.886 1.243 2.304 11,4
Dunia 16.234 17.844 16.680 20.476 100
1 2 3 4 5 6 7
II. Ekspor (000 ton)
1. Malaysia 7.230 7.747 7.748 9.235 65,4
2. Indonesia 1.851 2.968 1.479 2.979 21,1
3. Singapura 289 298 241 270 1,9
4. Papua N.G. 267 275 235 264 1,9
5. Ivory Coast 99 73 83 105 0,7
6. Lainnya 999 1.013 1.537 1.264 9,0
Dunia 10.735 12.374 11.323 14.117 100
Sumber: Oil World, 2000.

Dalam era globalisasi yang ditandai dengan semakin mudahnya investor masuk tanpa kendala batas negara mengakibatkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Efisiensi dan efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing perusahaan tersebut. Upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas perusahaan akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Dari berbagai alternatif peningkatan produktivitas perusahaan, konsentrasi perusahaan pada umumnya lebih tertuju kepada efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya mesin, metode dan material, sedangkan peningkatan produktivitas sumber daya manusia seringkali terabaikan.
Dalam kenyatannya, walaupun telah berkali-kali dilakukan perbaikan terhadap mesin, metode dan material, akan tetapi faktor manusia tetap merupakan kunci penentu bagi keberhasilan program atau upaya peningkatan produktivitas perusahaan. Pepatah kuno menyatakan ”The man behind the gun”, yang secara implisit menyatakan bahwa sebaik-baiknya suatu peralatan tergantung kepada manusia yang mengoperasikannya. Walaupun peralatan tersebut sudah sangat baik, jika tidak dioperasikan dengan baik oleh faktor manusia, maka hasilnya tetap tidak akan memuaskan. Oleh karenanya pengukuran produktivitas tenaga kerja merupakan upaya penting dalam menilai efisiensi pelaksanaan suatu program yang dicanangkan oleh perusahaan.
Hal yang diuraikan di atas juga berlaku bagi perkebunan kelapa sawit. Upaya peningkatan produksi total perkebunan dapat dilakukan dengan cara menambahkan faktor tenaga kerja atau dengan cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang telah tersedia. Penambahan tenaga kerja merupakan cara yang paling mudah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas, akan tetapi pertanyaannya apakah cara tersebut merupakan cara yang paling efisien? Karena dalam hal ini semakin banyak jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan berarti semakin banyak ongkos tenaga kerja yang dikeluarkan. Hal itu otomatis meningkatkan ongkos produksi perusahaan yang dalam jangka panjang dapat menurunkan daya saing perusahaan.
Upaya lain peningkatan produksi sawit dapat ditempuh dengan meningkatkan produktivitas karyawan. Cara ini merupakan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan penambahan jumlah tenaga kerja perusahaan. Peningkatan produktivitas dan efisiensi hanya mungkin dilaksanakan apabila segenap karyawan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, loyalitas dan dedikasi yang mantap kepada perusahaan (Heniasih, 2000). Produktivitas tenaga kerja akan tinggi apabila ia memiliki kemampuan yang baik dan motivasi yang tinggi, kedua hal ini sangat terkait erat satu dengan lainnya.
Robbin dalam bukunya “Organizational Behaviour” menjelaskan bahwa terdapat dua faktor yang dapat merangsang pencapaian produktivitas tenaga kerja yang tinggi, yaitu faktor motivasi dan kemampuan. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut :
Produktivitas = Motivasi x Kemampuan
Dalam hal ini motivasi yang paling kuat mendorong karyawan memiliki produktivitas yang tinggi adalah motivasi upah (Handoko, 1995). Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa apabila imbalan yang diperoleh karyawan memuaskan maka otomatis output yang dihasilkan karyawan akan tinggi. Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja adalah dengan memperbaiki sistem pengupahan yang dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan. Salah satu sistem pengupahan yang dapat meningkatkan motivasi kerja adalah sistem insentif (bonus). Sistem ini dapat diterapkan baik secara langsung maupun tidak langsung dalm upaya peningkatan motivasi kerja tenaga kerja.
Kegiatan yang sangat penting pada perusahaan perkebunan kelapa sawit adalah pekerjaan potong buah yang merupakan rangkaian dari pekerjaan produksi perkebunan kelapa sawit. Demikian juga pada PT X yang merupakan sebuah perkebunan kelapa sawit terbesar di Propinsi Riau. Dalam produksi perkebunan kelapa sawit PT X sering kali dijumpai masalah tingkat produksi yang rendah maupun stagnan, hal ini disebabkan karena kurangnya produktivitas karyawan potong buah akibat kurangnya motivasi karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
Jika dilihat dari sistem pengupahan yang ditentukan untuk karyawan potong buah, PT X menerapkan dua sistem pengupahan, yaitu sistem basis borong dan lebih borong. Sistem upah basis borong merupakan sistem pemberian upah yang diberikan kepada karyawan apabila karyawan telah menyelesaikan borongan yang ditetapkan perusahaan, sedangkan sistem upah lebih borong merupakan upah tambahan yang akan didapatkan karyawan yang mampu melebihi borongan yang ditetapkan perusahaan. Pada dasarnya sistem lebih borong merupakan upaya perusahaan dalam meningkatkan produktivitas karyawan potong buah.
Penulis tertarik untuk meneliti pengaruh sistem pemberian upah yang ditetapkan PT X terhadap produktivitas karyawan potong buah, yang selama ini belum pernah dilakukan perusahaan. Topik ini dipilih karena dari kenyataan yang ada di lapangan diketahui bahwa seringkali produktivitas karyawan potong buah tidak mengalami peningkatan atau mengalami stagnasi, padahal sistem pemberian upah lebih borong sudah lama diterapkan perusahaan yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Adapun judul yang dipilih adalah Pengaruh Sistem Pemberian Upah dalam Meningkatkan Produktivitas Karyawan Potong Buah di PT X Kabupaten Pelalawan Riau.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh sistem upah basis borong dan lebih borong terhadap produktivitas karyawan?
2. Sistem upah manakah yang mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap produktivitas karyawan, sistem upah basis borong atau lebih borong?
Halaman Berikutnya »

PEDOMAN FORMAT PENULISAN TESIS

PEDOMAN FORMAT
PENULISAN TESIS
MAGISTER
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Sekolah Pascasarjana
2008
Buku Pedoman Tesis ini dapat diakses melalui situs Sekolah Pascasarjana (SPS) ITB:
http://www.sps.itb.ac.id
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan ............................................................................................ 1
I.1 Tujuan ................................................................................................... 1
I.2 Kertas .................................................................................................... 1
I.3 Pencetakan dan Penjilidan ..................................................................... 2
I.4 Perbaikan Kesalahan ............................................................................. 3
I.5 Kaidah Penulisan ................................................................................... 3
I.6 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku ....................................................... 3
Bab II Bagian-Bagian Tesis ............................................................................... 5
II.1 Pendahuluan .......................................................................................... 5
II.2 Abstrak .................................................................................................. 5
II.3 Abstract ................................................................................................. 6
II.4 Bagian Persiapan Tesis ......................................................................... 6
II.5 Tubuh Utama Tesis ............................................................................... 6
II.6 Daftar Pustaka ....................................................................................... 6
II.7 Lampiran ............................................................................................... 6
II.8 Penomoran halaman .............................................................................. 7
Bab III Bagian Persiapan Tesis ........................................................................... 8
III.1 Sampul ................................................................................................... 8
III.2 Halaman Pengesahan ............................................................................ 8
III.3 Halaman Pedoman Penggunaan Tesis .................................................. 9
III.4 Halaman Peruntukan ............................................................................. 9
III.5 Halaman Kata Pengantar ....................................................................... 9
III.6 Halaman Daftar Isi .............................................................................. 10
III.7 Halaman Daftar Lampiran ................................................................... 11
III.8 Halaman Daftar Gambar dan Ilustrasi ................................................. 11
III.9 Halaman Daftar Tabel ......................................................................... 12
III.10 Halaman Daftar Singkatan dan Lambang ........................................... 12
Bab IV Tubuh Utama Tesis ............................................................................... 14
ii
IV.1 Bagian Tubuh Utama .......................................................................... 14
IV.2 Bab Pendahuluan ................................................................................. 14
IV.3 Bab Tinjauan Pustaka .......................................................................... 14
IV.4 Bab-bab dalam Tubuh Utama Tesis .................................................... 15
IV.5 Bab Kesimpulan .................................................................................. 15
Bab V Daftar Pustaka ....................................................................................... 16
Bab VI Cara Membuat Gambar Dan Tabel ....................................................... 21
VI.1 Gambar ................................................................................................ 21
VI.2 Gambar yang Tidak Dapat Diterima ................................................... 21
VI.3 Cara Meletakkan Gambar ................................................................... 21
VI.4 Penomoran Gambar dan Pemberian Judul Gambar ............................ 22
VI.5 Potret ................................................................................................... 22
VI.6 Sumber Gambar .................................................................................. 22
VI.7 Tabel .................................................................................................... 22
VI.8 Tabel Data Sekunder ........................................................................... 23
Bab VII Pedoman Lain ................................................................................... 25
VII.1 Lambang .............................................................................................. 25
VII.2 Satuan dan Singkatan .......................................................................... 25
VII.3 Angka .................................................................................................. 26
VII.4 Cetak Miring (Italic) ........................................................................... 27
VII.5 Penulisan Rumus dan Perhitungan Numerik ....................................... 27
VII.6 Cara Penulisan Judul Bab dan Judul Anak Bab .................................. 28
VII.7 Kutipan ................................................................................................ 28
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Contoh Sampul Tesis .................................................................... 30
Lampiran 2 Contoh Halaman Abstrak .............................................................. 31
Lampiran 3 Contoh Halaman Pengesahan ........................................................ 33
Lampiran 4 Halaman Pedoman Penggunaan .................................................... 33
Lampiran 5 Contoh Halaman Peruntukan ........................................................ 35
Lampiran 6 Contoh Halaman Ucapan Terima Kasih ....................................... 36
Lampiran 7 Contoh Halaman Daftar Isi ........................................................... 37
Lampiran 8 Contoh Halaman Daftar Lampiran ................................................ 38
Lampiran 9 Contoh Halaman Daftar Gambar .................................................. 39
Lampiran 10 Contoh Halaman Daftar Tabel ...................................................... 40
Lampiran 11 Contoh Halaman Daftar Singkatan dan Lambang ........................ 41
Lampiran 12 Contoh Halaman Daftar Pustaka .... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 13 Contoh Grafik ............................................................................... 42
Lampiran 14 Contoh Ilustrasi ............................................................................. 44
Lampiran 15 Contoh Penulisan Tabel ................................................................ 45
1
Bab I Pendahuluan
I.1 Tujuan
Buku Pedoman Format Penulisan Tesis Magister 2008 ini, untuk seterusnya
disebut buku pedoman sebagai revisi dari buku pedoman 2004, disusun dengan
tujuan untuk memudahkan mahasiswa S2 menulis tesis. Buku pedoman ini hanya
mengatur cara dan format penulisan Tesis Magister dan hanya berlaku di Institut
Teknologi Bandung. Jika setelah penulisan tesis mahasiswa S2 ingin menerbitkan
tesis atau sebagian dari tesisnya dalam suatu majalah ilmiah, pedoman beserta
ketentuan-ketentuan dari majalah ilmiah itulah yang harus diikuti.
Dalam buku pedoman ini tidak diatur batasan jumlah halaman tesis, namun
sangat dianjurkan untuk mengusahakan menulis tesis yang efisien dan tidak
bertele-tele, fokus pada permasalahan, analisis serta kesimpulan, sehingga
menghasilkan sebuah tesis yang komprehensif dengan jumlah halaman yang
tidak (harus/terlalu) tebal.
Ketentuan dalam buku pedoman ini, beserta semua format yang terkandung di
dalamnya, harus diikuti dalam penulisan tesis magister di Institut Teknologi
Bandung
Buku pedoman ini berusaha mencakup semua segi yang berkaitan dengan
penulisan tesis meskipun dari semula sudah disadari masih terdapat kekurangan.
Saran-saran perbaikan mohon disampaikan kepada Sekolah Pascasarjana
ITB. Buku Pedoman Tesis ini dapat diakses melalui situs Sekolah
Pascasarjana (SPS) ITB : http://www.sps.itb.ac.id
I.2 Kertas
Tesis dicetak pada kertas HVS berukuran A4 (210 mm x 297 mm) dan berat 80
g/m2 (HVS 80 GSM). Naskah tesis dicetak dengan batas 4 cm dari tepi kiri
kertas, dan 3 cm dari tepi kanan, tepi atas dan tepi bawah kertas.
Naskah asli tesis dalam bentuk final yang telah disahkan/ditandatangani oleh
Pembimbing, dicetak sebanyak beberapa buah (eksemplar) sesuai dengan
kebutuhan, termasuk untuk Pembimbing, Penguji, Program Studi dan
2
Fakultas/Sekolah, dan sebuah soft copy (CD) untuk Perpustakaan ITB, dalam
kemasan hard cover.
I.3 Pencetakan dan Penjilidan
Naskah tesis dibuat dengan bantuan komputer menggunakan pencetak (printer)
dengan tinta berwarna hitam (bukan dot matrix) dan dengan huruf jenis Times
New Roman, dengan ukuran Font 12. Khusus untuk pencetakan gambar-gambar
berwarna, pada naskah asli dapat dicetak berwarna.
(1) Naskah dicetak pada satu muka halaman (tidak bolak-balik).
(2) Baris-baris kalimat naskah tesis berjarak satu setengah spasi.
(3) Penyimpangan dari jarak satu setengah spasi tersebut (menjadi satu
spasi) dilakukan pada notasi blok yang masuk ke dalam, catatan kaki,
judul keterangan dan isi diagram, tabel, gambar, dan daftar pustaka.
(4) Baris pertama paragraf baru berjarak tiga spasi dari baris terakhir
paragraf yang mendahuluinya.
(5) Huruf pertama paragraf baru dimulai dari batas tepi kiri naskah. Jangan
memulai paragraf baru pada dasar halaman, kecuali apabila cukup
tempat untuk sedikitnya dua baris. Baris terakhir sebuah paragraf jangan
diletakkan pada halaman baru berikutnya, tinggalkan baris terakhir
tersebut pada dasar halaman.
(6) Huruf pertama sesudah tanda-baca koma (,), titik-koma (;), titik-ganda
(:) dan titik (.) dicetak dengan menyisihkan suatu rongak (ruangan antara
dua huruf) di belakang tanda-baca tersebut.
(7) Bab baru diawali dengan nomor halaman baru.
(8) Bentuk penjilidan adalah jilid buku.
(9) Halaman kosong (jika diperlukan) untuk pemisah bab baru berbentuk
kertas kosong saja.
Cara pencetakan catatan kaki dijelaskan pada halaman 15, cara pencetakan
kutipan pada halaman 26, judul bab pada halaman 25 dan judul tabel pada
halaman 11.
3
I.4 Perbaikan Kesalahan
Naskah tesis yang final tidak boleh mengandung kesalahan, ataupun perbaikan
kesalahan.
I.5 Kaidah Penulisan
Penulisan tesis harus mengikuti kaidah penulisan yang layak seperti
(1) Penggunaan bahasa dan istilah yang baku dengan singkat dan jelas.
(2) Mengikuti kelaziman penulisan pada disiplin keilmuan yang diikuti.
I.6 Pemakaian Bahasa Indonesia Baku
Bahasa Indonesia yang digunakan dalam naskah tesis harus bahasa Indonesia
dengan tingkat keresmian yang tinggi dengan menaati kaidah tata bahasa resmi.
Kalimat harus utuh dan lengkap. Pergunakanlah tanda-baca seperlunya dan
secukupnya agar dapat dibedakan anak kalimat dari kalimat induknya, kalimat
keterangan dari kalimat yang diterangkan, dan sebagainya.
Kata ganti orang, terutama kata ganti orang pertama (saya dan kami), tidak
digunakan, kecuali dalam kalimat kutipan. Susunlah kalimat sedemikian rupa
sehingga kalimat tersebut tidak perlu memakai kata ganti orang.
Suatu kata dapat dipisahkan menurut ketentuan tata bahasa. Kata terakhir pada
dasar halaman tidak boleh dipotong. Pemisahan kata asing harus mengikuti cara
yang ditunjukkan dalam kamus bahasa asing tersebut.
Gunakanlah buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan, Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, dan kamus-kamus bidang khusus yang diterbitkan oleh Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
sebagai pedoman. Buku seperti “Bangun Paragraf Bahasa Indonesia”, susunan
Adjat Sakri, Penerbit ITB, dapat membantu dalam penyusunan paragraf. Buku
4
lain yang juga dapat dijadikan pedoman adalah buku Tata Tulis Karya Ilmiah
yang dikeluarkan oleh Departemen Sosioteknologi ITB.
5
Bab II Bagian-Bagian Tesis
II.1 Pendahuluan
Pada buku pedoman ini naskah tesis dibagi menjadi lima bagian, yaitu:
(1) abstrak;
(2) bagian persiapan;
(3) tubuh utama tesis;
(4) daftar pustaka;
(5) lampiran.
II.2 Abstrak
Abstrak yang dimaksudkan merupakan extended abstract terdiri atas satu halaman
abstrak atau lebih yang memuat abstrak tesisnya sendiri. Abstrak ditulis dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, masing-masing dimulai pada halaman baru.
Abstrak terdiri atas 500 - 800 kata dan memuat permasalahan yang dikaji, metode
yang digunakan, ulasan singkat, serta penjelasan hasil dan kesimpulan yang
diperoleh. Di dalam abstrak tidak boleh ada referensi.
Abstrak tesis dicetak dengan jarak satu spasi dan mempunyai batas tepi yang sama
seperti tubuh utama tesis. Halaman-halaman yang memuat abstrak tesis diberi
judul ABSTRAK, yang berjarak ± 3 cm dari tepi atas kertas. Halaman ini juga
memuat judul tesis, nama lengkap mahasiswa dan NIM yang bersangkutan.
Kalimat pertama abstrak tesis berjarak 1,5 spasi dari baris terakhir NIM
mahasiswa. Kata pertama atau awal paragraf baru dipisahkan dengan dua spasi
dari kalimat terakhir paragraf yang mendahuluinya. Format halaman abstrak dapat
dilihat pada lampiran 2 buku pedoman ini.
Lembar abstrak diakhiri dengan daftar kata kunci (keywords).
6
II.3 Abstract
Terjemahan bahasa Inggris dari 2.a.
II.4 Bagian Persiapan Tesis
Bagian persiapan tesis terdiri atas:
(1) sampul;
(2) halaman sampul tesis;
(3) halaman pengesahan;
(4) halaman pedoman penggunaan tesis;
(5) halaman peruntukan;
(6) halaman kata pengantar;
(7) halaman daftar isi;
(8) halaman daftar lampiran;
(9) halaman daftar gambar dan ilustrasi;
(10) halaman daftar tabel;
(11) halaman daftar singkatan dan lambang;
II.5 Tubuh Utama Tesis
Tubuh utama tesis terdiri atas:
(1) pendahuluan, yang merupakan bab pertama;
(2) tinjauan pustaka;
(3) bab-bab isi utama tesis;
II.6 Daftar Pustaka
Daftar pustaka akan diuraikan pada bab V.
II.7 Lampiran
Lampiran dapat terdiri atas beberapa buah. Lampiran dapat memuat keterangan
tambahan, penurunan rumus, contoh perhitungan, data mentah, penelitian dan
sebagainya, yang kalau dimasukkan ke dalam tubuh tesis akan mengganggu
kelancaran pengutaraan tesis. Setiap lampiran diberi nomor yang berupa angka 1,
2, 3, atau huruf kapital abjad Latin A, B, C, … dan seterusnya.
7
Lampiran didahului oleh satu halaman yang hanya memuat kata LAMPIRAN di
tengah halaman. Halaman ini tidak diberi nomor.
Lampiran dapat berupa tabel, gambar, dan sebagainya yang dianggap tidak
merupakan bagian tubuh utama tesis.
II.8 Penomoran halaman
Halaman-halaman abstrak dan bagian persiapan tesis diberi nomor yang terpisah
dari nomor halaman tubuh utama tesis. Halaman-halaman bagian persiapan diberi
nomor dengan angka Romawi i, ii, iii, iv, …, … x, xi, … untuk membedakan dari
nomor halaman tubuh utama tesis yang berupa angka Arab.
Halaman tubuh utama tesis diberi angka Arab 1, 2, 3, …. Nomor halaman
dituliskan di tengah, 1,5 cm di bawah tepi atas kertas. Nomor halaman lampiran
adalah kelanjutan dari nomor halaman tubuh utama tesis. Cara menuliskan nomor
halaman sama dengan cara menuliskan nomor halaman tubuh utama tesis.
8
Bab III Bagian Persiapan Tesis
III.1 Sampul
Sampul tesis berwarna biru tua, seperti sampul buku pedoman ini. Pada sampul
tersebut dicetak judul tesis, nama lengkap mahasiswa S2, baris INSTITUT
TEKNOLOGI BANDUNG dan tahun penyelesaian. Judul tesis, nama lengkap
mahasiswa S2 dan baris INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ditulis dengan
huruf kapital dan dicetak dengan tinta emas.
Pada punggung sampul dituliskan nama penulis, judul, dan tahun tesis.
Jenis dan ukuran huruf ditentukan sebagai berikut:
Judul Tesis:
Jenis huruf (font) : Times New Roman Capital
Ukuran huruf : ukuran (font) 14, cetak tebal (bold)
Kata “TESIS” : sama dengan judul
Kalimat di bawah tesis jenis huruf sama, ukuran 12, cetak tebal
Kata “oleh” : ukuran 12, cetak tebal
Nama mahasiswa : ukuran 14, cetak tebal
NIM dan nomor NIM : ukuran 14, cetak tebal
Program Studi : ukuran 14, cetak tebal
Lambang ITB : ukuran tinggi 3,5 cm dan “kosong” (lihat
contoh pada lampiran)
Institut Teknologi Bandung dan tahun penyelesaian : ukuran 14, cetak tebal.
Contoh format penulisan sampul tesis dapat dilihat pada lampiran 1.
III.2 Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan dicetak pada halaman baru. Halaman ini antara lain memuat
judul tesis, nama mahasiswa S2, NIM, program studi, nama dan tanda tangan
pembimbing serta tanggal pengesahan tesis. Jika pembimbing lebih dari satu
orang, nama pembimbing ditulis sejajar dimulai dengan pembimbing pertama di
kiri dan diikuti dengan pembimbing kedua di sebelah kanan.
9
Isi lengkap, format susunan, dan cara penulisan halaman pengesahan dapat dilihat
pada lampiran 3 buku pedoman ini.
III.3 Halaman Pedoman Penggunaan Tesis
Halaman pedoman penggunaan tesis dicetak pada halaman baru dan diberi judul
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS.
Halaman ini memuat pedoman penggunaan tesis. Tesis dalam bentuk yang asli
bukan merupakan hasil penerbitan. Oleh karena itu, peredarannya sangat terbatas.
Isi, format susunan dan cara penulisan halaman pedoman penggunaan tesis dapat
dilihat pada lampiran 4 buku pedoman ini.
III.4 Halaman Peruntukan
Halaman peruntukan (dedication) bukan halaman yang diharuskan. Jika ada, pada
halaman tersebut dituliskan untuk siapa tesis tersebut didedikasikan. Contoh
halaman peruntukan dapat dilihat pada lampiran 5 buku pedoman ini.
III.5 Halaman Kata Pengantar
Halaman kata pengantar dicetak pada halaman baru. Pada halaman ini mahasiswa
S2 berkesempatan untuk menyatakan terima kasih secara tertulis kepada
pembimbing dan perorangan lain yang telah memberi bimbingan, nasihat, saran
dan kritik, kepada mereka yang telah membantu melakukan penelitian, kepada
perorangan atau badan yang telah memberi bantuan keuangan, dan sebagainya.
Cara menulis kata pengantar beraneka ragam, tetapi semuanya hendaknya
menggunakan kalimat yang baku. Ucapan terima kasih agar dibuat tidak
berlebihan dan dibatasi hanya yang “scientifically related”.
Halaman kata pengantar seperti tercantum pada lampiran 6 buku pedoman ini
hanyalah merupakan suatu contoh saja.
10
III.6 Halaman Daftar Isi
Halaman daftar isi dicetak pada halaman baru dan diberi judul DAFTAR ISI yang
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan titik.
Halaman ini memuat nomor bab, nomor anak bab, judul bab dan judul anak-bab
dan nomor halaman tempat judul bab dan judul anak bab dimuat. Ketiganya
masing-masing dituliskan pada tiga kolom yang berurutan.
Nomor bab ditulis dengan angka Romawi tanpa diakhiri dengan titik, sedangkan
nomor anak bab ditulis dengan angka Romawi dan angka Arab yang dipisahkan
oleh sebuah titik, angka Romawi menunjukkan nomor bab, sedangkan angka Arab
menunjukkan nomor urut anak-bab dalam bab. Nomor dan judul anak pada anak
bab, jika ada, tidak perlu dimuat pada halaman daftar isi. Akan tetapi nomor anak
pada anak-bab ditulis dengan satu angka Romawi dan dua angka Arab yang
masing-masing dipisahkan oleh sebuah titik, angka Romawi menunjukkan nomor
bab, angka Arab pertama menunjukkan nomor urut anak-bab dalam bab,
sedangkan angka Arab yang kedua menunjukkan nomor urut anak pada anak-bab
tersebut.
Judul bab, judul anak-bab dan anak pada anak-bab ditulis dengan huruf kecil
kecuali huruf pertama dari setiap kata yang ditulis dengan huruf kapital. Judul bab
dan judul anak-bab tidak diakhiri dengan titik, sebab judul bukanlah sebuah
kalimat.
Halaman daftar isi terdiri atas satu halaman atau lebih. Contoh halaman daftar isi,
format susunan, dan cara penulisan halaman daftar isi dapat dilihat pada lampiran
7 buku pedoman ini.
Daftar isi sebaiknya bukan diketik, tetapi dibangkitkan dengan memakai fasilitas
yang tersedia pada Word processor.
11
III.7 Halaman Daftar Lampiran
Halaman daftar lampiran dicetak pada halaman baru. Halaman ini memuat nomor
lampiran, anak-lampiran, judul lampiran, dan judul anak-lampiran serta nomor
halaman tempat judul lampiran dan judul anak-lampiran dimuat.
Urutan lampiran dituliskan dengan huruf kapital abjad Latin A, B, …. dan
seterusnya, serta urutan anak-lampiran dituliskan dengan angka Arab. Nomor
anak-lampiran tersebut menunjukkan nomor urut dalam lampiran.
Cara penulisan judul lampiran dan judul anak-lampiran sama seperti penulisan
judul bab dan judul anak-bab pada halaman daftar isi.
Contoh halaman daftar lampiran, format susunan, dan cara penulisan halaman
lampiran dapat dilihat pada lampiran 8 buku pedoman ini.
Daftar lampiran sebaiknya bukan diketik, tetapi dibangkitkan dengan memakai
fasilitas yang tersedia pada Word processor.
III.8 Halaman Daftar Gambar dan Ilustrasi
Halaman daftar gambar dan ilustrasi dicetak pada halaman baru. Halaman ini
memuat nomor gambar/ilustrasi, judul gambar/ilustrasi, dan nomor halaman
tempat gambar/ilustrasi dimuat.
Nomor gambar/ilustrasi ditulis dengan dua angka yang dipisahkan sebuah titik.
Angka pertama yang ditulis dengan angka Romawi menunjukkan nomor bab
tempat gambar tersebut terdapat, sedangkan angka kedua yang ditulis dengan
angka Arab menunjukkan nomor urut gambar/ilustrasi dalam bab.
Judul atau nama gambar/ilustrasi ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama
kata pertama yang ditulis dengan huruf kapital. Baris-baris judul gambar
dipisahkan dengan satu spasi.
12
Nomor halaman yang dituliskan dengan angka Arab menunjukkan nomor halaman
tempat gambar/ilustrasi dimuat.
Contoh halaman daftar gambar dan ilustrasi, format susunan dan cara penulisan
halaman daftar gambar dan ilustrasi dapat dilihat pada lampiran 9 buku pedoman
ini.
Daftar gambar dan ilustrasi sebaiknya bukan diketik, tetapi dibangkitkan dengan
memakai fasilitas yang tersedia pada Word processor.
III.9 Halaman Daftar Tabel
Halaman daftar tabel dicetak pada halaman baru. Halaman ini memuat nomor
tabel, judul atau nama tabel, dan nomor halaman tempat tabel dimuat.
Penulisan nomor tabel sama dengan penulisan nomor gambar/ilustrasi, penulisan
judul atau nama tabel juga sama dengan penulisan judul gambar/ilustrasi.
Nomor halaman yang ditulis dengan angka Arab menunjukkan nomor halaman
tempat tabel dimuat.
Contoh halaman daftar tabel, format susunan dan cara penulisan halaman daftar
tabel dapat dilihat pada lampiran 10 buku pedoman ini.
Daftar tabel sebaiknya bukan diketik, tetapi dibangkitkan dengan memakai
fasilitas yang tersedia pada Word processor.
III.10 Halaman Daftar Singkatan dan Lambang
Halaman daftar singkatan dan lambang ditulis pada halaman baru. Halaman ini
memuat singkatan istilah, satuan dan lambang variabel/besaran (ditulis di kolom
pertama), nama variabel dan nama istilah lengkap yang ditulis di belakang
lambang dan singkatannya (ditulis di kolom kedua), dan nomor halaman tempat
singkatan lambang muncul untuk pertama kali (ditulis di kolom ketiga).
13
Singkatan dan lambang pada kolom pertama diurut menurut abjad Latin, huruf
kapital kemudian disusul oleh huruf kecilnya, kemudian disusul dengan lambang
yang ditulis dengan huruf Yunani yang juga diurut sesuai dengan abjad Yunani.
Nama variabel/besaran atau nama istilah-yang-disingkat pada kolom kedua ditulis
dengan huruf kecil kecuali huruf pertama yang ditulis dengan huruf kapital.
Contoh halaman daftar singkatan dan lambang, format susunan, dan cara
penulisan dapat dilihat pada lampiran 11 buku pedoman ini.
14
Bab IV Tubuh Utama Tesis
IV.1 Bagian Tubuh Utama
Dalam tubuh utama tesis dimuat tesis mahasiswa S2. Isi seluruh tubuh utama
sepenuhnya adalah tanggung jawab mahasiswa S2 dan pembimbing.
Tubuh utama dibagi menjadi beberapa bab, diawali dengan bab pendahuluan dan
diakhiri dengan daftar pustaka. Jumlah bab tidak distandarkan, melainkan menurut
keperluan mahasiswa S2 yang wajar dalam mengemukakan tesisnya.
IV.2 Bab Pendahuluan
Bab pendahuluan sedikitnya memuat (boleh dirinci dalam bentuk sub bab) hal-hal
berikut :
(1) Deskripsi topik kajian dan latar belakang
(2) Masalah yang dikaji (statement of the problem), tujuan, dan lingkup
permasalahannya
(3) Cara pendekatan dan metode penelitian yang digunakan
(4) Sistematika (outline) tesis
Judul bab, yaitu Pendahuluan, yang ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf
pertama, dicetak sejajar dengan Bab I tanpa titik di belakang huruf terakhir dan
diletakkan secara simetrik (centered) pada halaman.
Penomoran dan cara penulisan judul anak-bab dilakukan seperti yang sudah
diuraikan pada III.6 dalam buku pedoman ini.
IV.3 Bab Tinjauan Pustaka
Bab tinjauan pustaka berisi uraian tentang alur pikir dan perkembangan keilmuan
topik kajian. Pada hakikatnya, hasil penelitian seorang peneliti bukanlah satu
penemuan baru yang berdiri sendiri melainkan sesuatu yang berkaitan dengan
hasil penelitian sebelumnya. Pada bab tinjauan pustaka ini harus dielaborasikan
hasil peneliti terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang dikaji mahasiswa S2
sedemikian rupa sehingga memberikan gambaran perkembangan pengetahuan
15
yang mendasari penulisan tesis. Dengan tinjauan pustaka ini mahasiswa S2 juga
ingin menunjukkan bahwa ia menguasai ilmu pengetahuan yang mendasari atau
terkait dengan permasalahan yang dikaji. Dengan demikian maka Tinjauan
Pustaka BUKANLAH uraian mengenai metoda dan/ataupun dasar-dasar
teori yang sudah lazim maupun yang akan digunakan.
Tinjauan pustaka hendaklah disusun sesuai dengan urutan perkembangan cabang
ilmu pengetahuan yang dikandungnya. Tinjauan pustaka berisi pula ulasan tentang
kesimpulan yang terdapat dalam setiap judul dalam daftar pustaka dan dalam
hubungan ini mahasiswa S2 menunjukkan mengapa dan bagaimana dipilihnya
topik kajian serta arah yang akan ditempuhnya dalam menyelesaikan
pembahasan/penyelesaian topik kajian tersebut.
Bila dipandang perlu untuk tinjauan pustaka dapat disisipkan pada bab-bab isi
(sesuai dengan keperluan penulisan dan kelaziman pada masing-masing disiplin
keilmuan) dan tidak harus ditulis dalam bab terpisah.
IV.4 Bab-bab dalam Tubuh Utama Tesis
Jumlah bab disesuaikan dengan keperluan. Dalam bab-bab tersebut diuraikan
secara rinci cara dan pelaksanaan kerja, hasil pengamatan percobaan atau
pengumpulan data dan informasi lapangan, pengolahan data dan informasi,
analisis dan pembahasan data dan informasi tersebut serta pembahasan hasil
(discussion).
IV.5 Bab Kesimpulan
Bab ini memuat elaborasi dan rincian kesimpulan yang dituliskan pada abstrak.
Saran untuk kajian lanjutan serta practical implication dari kerja mahasiswa S2
dapat dituliskan pada bab ini.
Setiap bab dimulai pada halaman baru. Cara menuliskan dan meletakkan bab dan
judul dilakukan seperti yang dijelaskan pada bab VII.6 dalam pedoman ini.
16
Bab V Daftar Pustaka
Daftar pustaka bukanlah bab tersendiri. Oleh karena itu tidak diberi nomor bab.
Daftar pustaka ditulis pada halaman baru dan judul DAFTAR PUSTAKA dicetak
3 cm di bawah batas atas halaman, dengan huruf kapital tanpa titik di belakang
huruf terakhir.
Ada beberapa cara untuk menuliskan daftar pustaka, tetapi cara yang diusulkan
untuk dijadikan format adalah cara yang akan diuraikan berikut ini.
Daftar pustaka berisi semua pustaka yang digunakan mahasiswa S2 dalam
menyiapkan dan menyelesaikan tesisnya. Semua pustaka yang tercantum pada
daftar pustaka harus benar-benar dirujuk dalam penulisan tesis. Daftar
pustaka terdiri atas makalah dan buku yang diterbitkan dan lazimnya dapat
ditemukan di perpustakaan. Pustaka yang mengambil halaman situs web/website
internet merujuk pada aturan yang berlaku di bidangnya masing-masing. Tesis dan
disertasi termasuk dalam daftar pustaka sebab, meskipun tidak diterbitkan, pada
umumnya dapat ditemukan di perpustakaan. Sumber-sumber yang tidak
diterbitkan tidak dimuat dalam daftar pustaka, dapat dicantumkan pada catatan
kaki (foot-note) pada halaman bersangkutan. Namun sangat dianjurkan untuk
menghindari adanya catatan kaki (foot-note) dan sedapat mungkin
diusahakan agar hal tersebut diuraikan/diungkapkan menyatu dalam teks
tesis. Buku ajar (textbook) yang dimuat dalam daftar pustaka supaya diusahakan
pustaka yang paling mutakhir.
Dalam teks tesis, penulisan pengarang/penulis yang lazim maksimal adalah dua
orang pengarang/penulis, sedangkan jika lebih dari itu, nama pengarang/penulis
yang ditulis adalah penulis pertama diikuti dengan dkk. (yang artinya dengan
kawan-kawan). Hal ini dikarenakan tesis ini ditulis dengan menggunakan bahasa
Indonesia, sehingga penulisan yang dibakukan dalam tesis ini adalah dkk, bukan
et al.. Jika dalam teks tesis ada penulisan rujukan nama dengan dkk., maka
nantinya dalam Daftar Pustaka nama-nama penulis/pengarang yang sebenarnya
terdiri dari lebih dari dua pengarang/penulis, maka seluruh pengarang/penulisnya
17
harus ditulis dengan lengkap. Cara penulisan dalam teks tesis yang dianjurkan
adalah sebagai berikut (sebagai contoh saja):
„Pernyataan tentang pentingnya memahami cara penulisan rujukan/pustaka dalam
teks tesis/disertasi tersebut memang harus diperhatikan dan diikuti, karena sangat
penting dalam penulisan suatu tesis/disertasi (Sumbi, 1963). Hal senada tentang
pentingnya memahami cara penulisan rujukan/pustaka dalam teks tesis/disertasi
juga disampaikan oleh para pakar bahasa seperti Tarub dan Tingkir (1973)“.
Untuk penulis/pengarang lebih dari dua orang, yang ditulis adalah nama penulis
pertama, diikuti dengan dkk. (yang merupakan kependekan dari dan kawankawan),
kemudian tahun publikasinya. Sebagai contoh : „Kramer dkk. (2005)
menyatakan bahwa fosil gigi hominid yang telah ditemukan oleh timnya dari
daerah Ciamis, merupakan fosil hominid pertama yang ditemukan di Jawa Barat“.
(Penulisan nama pengarang dengan huruf tebal/bold dalam buku pedoman ini
hanya sebagai penekanan dari contoh saja, yang nantinya dalam teks tesis
penulisannya harus dalam format normal, tidak tebal/bold).
Semua pustaka yang telah dirujuk dan terkutip dalam teks tesis, HARUS
dituliskan dalam Daftar Pustaka dengan lengkap dan benar cara penulisannya.
V.2. Daftar Pustaka.
Daftar pustaka bukanlah bab tersendiri. Oleh karena itu tidak diberi nomor bab.
Daftar pustaka ditulis pada halaman baru dan judul DAFTAR PUSTAKA dicetak
3 cm di bawah atas halaman, dengan huruf kapital tanpa titik di belakang huruf
terakhir.
Ada beberapa cara untuk menuliskan daftar pustaka, tetapi cara yang diusulkan
untuk dijadikan format adalah cara yang akan diuraikan berikut ini.
Daftar pustaka disusun berurutan secara abjad menurut nama keluarga penulis
pertama, tidak perlu nomor urut. Baris-baris dari setiap pustaka dicetak dengan
jarak satu spasi, sedangkan baris pertama dari pustaka berikutnya dicetak satu
setengah spasi di bawah garis terakhir pustaka yang mendahuluinya. Huruf
pertama dari baris pertama dari setiap pustaka yang merupakan huruf awal nama
18
penulis pertama. Baris kedua yang merupakan kelanjutan pustaka dari baris
pertama, huruf awalnya dimulai 5 ketukan atau rongak (ruangan antara dua huruf)
dari huruf pertama dari baris pertama (lihat contoh di halaman 19).
Di sini perlu dicatat tentang penulisan nama Indonesia, sebab tidak semua nama
Indonesia mengandung nama keluarga. Nama Indonesia yang tidak mengandung
nama keluarga ditulis seperti dikehendaki yang mempunyai nama tersebut, yaitu
seperti ditulisnya sendiri pada waktu menulis makalah atau bukunya.
Daftar pustaka berisi semua pustaka yang digunakan mahasiswa dalam
menyiapkan dan menyelesaikan tesisnya. Semua pustaka yang tercantum pada
daftar pustaka harus benar-benar dirujuk dan terkutip dalam penulisan teks tesis.
Daftar pustaka terdiri atas makalah, buku ataupun prosiding yang diterbitkan dan
lazimnya dapat ditemukan di perpustakaan (buku, jurnal,buletin, prosiding,
ataupun situs web).
Dalam Daftar Pustaka, pustaka yang berupa makalah di majalah ilmiah, jurnal,
buletin, atau prosiding ditulis sebagai berikut :
(1) Jika rujukan terkutip dalam teks tesis terdiri atas penulis tunggal, maka
yang ditulis dalam Daftar Pustaka adalah nama keluarga penulis, yang
ditulis di depan dan diakhiri dengan sebuah koma, kemudian disusul
dengan inisial/singkatan nama kecilnya atau “misalnya” yang diakhiri
dengan sebuah titik diikuti oleh sebuah koma (jika tidak ada nama
pertama/nama kecil), kemudian tahun publikasi yang ditulis dalam
kurung lalu diikuti titik ganda, disusul judul makalah yang dituliskan
dengan huruf kecil kecuali huruf pertama judul yang ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan sebuah koma, kemudian nama jurnal dan
halaman publikasinya; sebagai contoh :
Cotton, F.A. (1998) : Kinetics of Gasification of Brown Coal, Journal of
American Chemical Society, 54, 38 – 43.
(2). Jika penulis teridiri atas dua penulis, untuk penulis pertama ditulis seperti
pada butir (1) kemudian diikuti kata dan (tidak dengan kata and atau
19
tanda &), disusul nama keluarga penulis kedua sesudah penulis pertama
kemudian disusul dengan inisial nama kecilnya, kemudian tahun
publikasi yang ditulis dalam kurung lalu diikuti titik dua, disusul judul
makalah yang dituliskan dengan huruf kecil kecuali huruf pertama judul
yang ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan sebuah koma,
kemudian nama jurnal dan halaman publikasinya; sebagai contoh :
Tarub, J. dan Tingkir, D. (1999) : Dampak Penebangan Hutan dan Erosi di Hulu
Aliran Sungai Bengawan Solo Terhadap Potensi Banjir di Sekitar Muaranya,
Majalah Kehutanan, 7, 12 – 22.
(3) Jika rujukan terkutip dalam teks tesis terdiri lebih dari dua orang penulis,
atau yang dituliskan dengan dkk., maka dalam Daftar Pustaka seluruh
nama pengarang harus dituliskan, diawali oleh nama keluarga dari
penulis pertama sebagaimana pada butir (1) di atas, lalu penulis-penulis
berikutnya sebagaimana pada butir (2), sebelum nama penulis terakhir
diikuti kata dan (tidak dengan kata and atau tanda &). Sebagai contoh,
dalam tesis dituliskan Kramer dkk. (2005), maka penulisan dalam daftar
pustaka nama-nama pengarang harus ditulis lengkap seperti berikut :
Kramer, A., Djubiantono, T., Aziz, F., Bogard, J.S., Weeks, R. A., Weinand,
D.C., Hames, W.E., Elam, J.M., Durband, A.C, dan Agus (2005) : The First
Hominid Fossil Recovered from West Java, Indonesia, Journal of Human
Evolution, 48, 661-667.
Dari beberapa panduan dan contoh penulisan dalam Daftar Pustaka di atas, masih
ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan diingat sebagai berikut :
(1) Nama majalah atau jurnal ditulis dengan huruf miring (italic) dengan
huruf kecil kecuali huruf pertama dari setiap kata yang ditulis dengan
huruf kapital dan disingkat sesuai dengan kebiasaan internasional dan
diakhiri dengan sebuah koma, disusul oleh
(2) Nomor jilid atau volume dicetak tebal, diakhiri dengan sebuah koma,
disusul oleh
(3) Halaman awal disusul oleh garis datar dan diikuti oleh halaman akhir
makalah.
20
Contoh pada lampiran 12 buku pedoman ini akan menjelaskan lebih lanjut
keterangan di atas.
Cara penulisan pustaka yang berupa bab atau artikel yang dimuat dalam sebuah
buku dapat dilihat pada lampiran 12 buku pedoman ini. Perbedaan yang jelas
adalah ditulisnya judul buku dengan huruf miring dan dicantumkan nama penerbit
dan kota penerbit buku.
Cara penulisan pustaka atau artikel yang dimuat dalam sebuah prosiding dengan
adanya editor prosiding dapat dilihat pada lampiran 12 buku pedoman ini.
Kriteria tambahan seperti referensi apa yang layak/tak layak untuk dicantumkan di
daftar pustaka mengikuti kelaziman di masing-masing disiplin keilmuan dan
diatur oleh KPPS-Fakultas/Sekolah.
21
Bab VI Cara Membuat Gambar Dan Tabel
VI.1 Gambar
Pada buku pedoman ini istilah gambar mencakup gambar, ilustrasi, grafik,
diagram, denah, peta, bagan, monogram, diagram alir, dan potret.
Gambar harus dicetak pada kertas yang dipakai untuk naskah tesis. Gambar asli
dibuat dengan printer atau plotter atau pencetak gambar sejenis yang berkualitas.
Huruf, angka dan tanda baca lain yang dipakai pada gambar harus jelas.
VI.2 Gambar yang Tidak Dapat Diterima
Gambar yang tidak dapat diterima sebagai bagian dari naskah tesis adalah:
(1) gambar yang dibuat pada kertas grafik;
(2) gambar yang dibuat pada kertas grafik kemudian kertas grafik tersebut
ditempel pada kertas naskah;
(3) gambar yang dibuat pada kertas lain yang ditempel pada kertas naskah.
VI.3 Cara Meletakkan Gambar
Garis batas empat persegi panjang gambar, diagram atau ilustrasi (garis batas
tersebut dapat berupa garis semu) diletakkan sedemikian rupa sehingga garis batas
tersebut tidak melampaui batas kertas yang boleh dicetak. Gambar diletakkan
simetrik (centered) terhadap batas kertas yang boleh dicetak. Sisi terpanjang dari
garis batas gambar dapat diletakkan sejajar lebar kertas atau sejajar panjang
kertas. Untuk hal yang disebut terakhir, gambar sebaiknya dibuat pada halaman
tersendiri tanpa teks naskah untuk memudahkan pembacaan. Lihat lampiran 13
buku pedoman ini.
Gambar dengan sisi terpanjang sejajar lebar kertas boleh diletakkan di tengah
halaman di antara baris-baris kalimat teks. Dalam hal ini garis batas atas gambar
harus terletak tiga spasi di bawah garis kalimat sebelumnya. Teks setelah gambar
harus terletak tiga spasi di bawah baris terakhir gambar. Nomor dan judul gambar
diletakkan di bawah gambar. Judul gambar harus sama dengan judul gambar yang
tercantum pada halaman daftar gambar dan ilustrasi. Lihat lampiran 13 dan 14.
22
Gambar yang memerlukan halaman yang lebih lebar dari halaman naskah dapat
diterima. Gambar yang memerlukan satu lipatan untuk mencapai ukuran halaman
naskah dapat dimasukkan ke dalam teks batang tubuh tesis. Gambar yang lebih
besar dari itu sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
VI.4 Penomoran Gambar dan Pemberian Judul Gambar
Setiap gambar dalam naskah tesis diberi nomor. Nomor gambar terdiri atas dua
angka yang dipisahkan oleh sebuah titik. Angka pertama yang ditulis dengan
angka Romawi menunjukkan nomor bab tempat gambar tersebut dimuat,
sedangkan angka kedua yang ditulis dengan angka Arab menunjukkan nomor urut
gambar dalam bab.
Judul atau nama gambar ditulis dengan huruf kecil, kecuali huruf pertama kata
pertama yang ditulis dengan huruf kapital. Baris-baris judul gambar dipisahkan
oleh jarak satu spasi.
VI.5 Potret
Potret hitam putih dan potret warna yang dicetak pada kertas mengkilat dapat
diterima. Potret ditempatkan pada kertas naskah dengan lem yang tidak mudah
terlepas. Potret dianggap gambar, karena itu diberi nomor dan judul seperti halnya
gambar. Potret dapat pula dipindai (di scan).
VI.6 Sumber Gambar
Gambar yang dikutip dari sumber lain dijelaskan dengan mencantumkan nama
penulis dan tahun atau nomor urut pustaka di daftar pustaka belakang atau di
bawah judul.
VI.7 Tabel
Tabel dibuat pada kertas naskah. Huruf dan angka tabel harus dicetak (tidak
ditulis tangan). Kolom-kolom tabel disusun sedemikian rupa sehingga tabel
mudah dibaca. Suatu angka dengan angka di bawah atau angka di atasnya berjarak
satu spasi. Hal penting adalah agar tabel mudah dibaca.
23
Seperti pada gambar, tabel juga mempunyai garis batas yang pada umumnya
berupa garis semu. Tabel diletakkan pada halaman naskah sedemikian rupa
sehingga garis batas tidak melampaui batas kertas yang boleh dicetak dan tabel
terletak simetrik (centered) di dalamnya.
Kolom tabel dapat diletakkan sejajar dengan lebar kertas atau sejajar dengan
panjang kertas. Dalam hal terakhir ini sebaiknya seluruh halaman diisi dengan
tabel tanpa teks naskah. Lihat lampiran 15 pada buku pedoman ini.
Tabel boleh diletakkan di tengah halaman di antara baris-baris kalimat teks tubuh
utama tesis. Dalam hal ini garis batas bawah tabel harus terletak tiga spasi di atas
kalimat teratas di bawah tabel.
Di atas garis batas atas tabel dituliskan nomor dan judul tabel. Jika judul tabel
terdiri atas dua baris atau lebih, baris-baris tersebut dipisahkan dengan satu spasi.
Cara menuliskan nomor dan judul tabel sudah dijelaskan dalam bab III anak-bab 9
di halaman 11 buku pedoman ini.
Baris pertama judul tabel harus terletak tiga spasi di bawah garis terakhir teks,
sedangkan baris terakhir judul harus terletak dua spasi di atas garis batas atas
tabel.
Tabel yang memerlukan kertas yang lebih besar dari halaman naskah dapat
diterima. Akan tetapi sebaiknya hanya tabel yang jika dilipat satu kali sudah
mencapai ukuran halaman naskah saja yang dimasukkan dalam teks tubuh utama.
Tabel yang lebih besar diletakkan pada lampiran.
VI.8 Tabel Data Sekunder
Pada data sekunder yang berbentuk tabel dan berasal dari satu sumber
dicantumkan nama penulis dan tahun nomor urut pustaka dalam daftar pustaka di
belakang atau di bawah judul tabel.
24
Tabel yang memuat data yang dikutip dari beberapa sumber, tiap kumpulan data
dari satu sumber diberi cetak atas (superskrip), dan superskrip tersebut dijelaskan
pada catatan kaki di bawah tabel. Sumber tersebut dapat pula dituliskan pada satu
kolom khusus pada tabel; dalam hal ini tidak diperlukan superskrip.
25
Bab VII Pedoman Lain
VII.1 Lambang
Lambang variabel digunakan untuk memudahkan penulisan variabel tersebut
dalam rumus dan dalam pernyataan aljabar lainnya. Semua huruf dalam abjad
latin dan abjad Yunani, baik huruf kapital maupun huruf kecil, dapat digunakan
sebagai lambang variabel. Lambang dapat terdiri atas satu atau dua huruf.
Lambang dapat diberi cetak bawah (subskrip) atau cetak atas (superskrip) atau
keduanya.
Subskrip dapat berupa huruf atau angka atau keduanya, demikian juga superskrip.
Beberapa lambang ditulis dengan cetak miring.
Sebagai petunjuk umum, pilihlah lambang yang sudah lazim digunakan pada
bidang anda.
Awal kalimat tidak dibenarkan dimulai dengan lambang variabel. Jadi, susunlah
kalimat sedemikian rupa sehingga tidak perlu diawali dengan sebuah lambang
variabel.
VII.2 Satuan dan Singkatan
Satuan yang digunakan dalam tesis adalah satuan S.I. Singkatan satuan yang
digunakan adalah seperti yang dianjurkan oleh S.I. Singkatan satuan ditulis
dengan huruf kecil tanpa titik di belakangnya atau dengan lambang. Singkatan
satuan tidak dituliskan dengan huruf dicetak miring (italic). Singkatan satuan
dapat terdiri atas satu, dua atau sebanyak-banyaknya empat huruf Latin.
Singkatan satuan dapat dibubuhi huruf awal atau lambang seperti ì (mikro), m
(mili), c (centi), d (desi), h (hekto), k (kilo), atau M (mega).
Satuan sebagai kata benda ditulis lengkap. Demikian juga satuan yang terdapat
pada awal kalimat ditulis lengkap. Satuan yang menunjukkan jumlah dan ditulis di
belakang, ditulis dengan singkatannya.
26
VII.3 Angka
Yang dimaksud dengan angka pada anak-bab ini adalah angka Arab. Angka
digunakan untuk menyatakan:
(1) besar-tentu ukuran (misalnya, 174 cm), massa (81,0 kg), suhu (250),
persentase (95,7%) dan lain-lain;
(2) nomor halaman;
(3) tanggal (17 Desember 1962);
(4) waktu (pukul 10.45 pagi);
(5) bilangan dalam perhitungan aljabar dan dalam rumus, termasuk bilangan
pecahan;
(6) lain-lain.
Tanda desimal dinyatakan dengan koma, misalnya 25,5 (dua puluh lima
setengah). Tanda ribuan dinyatakan dengan titik, misalnya 1.000.000 (satu juta).
Bilangan dalam kalimat yang lebih kecil dari sepuluh dapat ditulis dengan katakata,
misalnya enam perguruan tinggi; tetapi lebih besar dari sepuluh digunakan
angka, misalnya 17 buah mangga.
Besar tak tentu dan bilangan yang digunakan untuk menyatakan besar secara
umum ditulis dengan kata-kata, misalnya sepuluh tahun yang lalu, usia empat
puluh tahun, setengah jam mendatang, lima kali sehari, beberapa ratus sentimeter
dan lain-lain.
Awal sebuah kalimat tidak boleh dimulai dengan sebuah angka. Jika awal kalimat
memerlukan bilangan atau angka, tulislah bilangan tersebut dengan kata-kata; atau
ubahlah susunan kalimat sedemikian rupa sehingga bilangan tadi tidak lagi
terletak pada awal kalimat.
Hindarilah penggunaan angka Romawi untuk menyatakan bilangan karena tidak
segera dapat dimengerti dengan mudah.
27
VII.4 Cetak Miring (Italic)
Ukuran huruf yang dipakai untuk cetak miring harus sama besar ukurannya
dengan huruf untuk naskah.
Cetak miring digunakan untuk judul buku dan untuk nama majalah ilmiah. Lihat
contoh-contoh pada daftar pustaka pada lampiran 12 buku pedoman ini. Pada
umumnya cetak miring digunakan pada kata atau istilah untuk memberikan
penekanan khusus atau menarik perhatian.
Di bidang ilmu seperti botani, zoology, geologi dan lain-lain, perlu dibuat
pedoman khusus tentang pemakaian cetak miring untuk nama tumbuh-tumbuhan,
nama binatang, nama batu-batuan dan lain-lain. Cetak miring harus digunakan
untuk nama spesies organisme, contoh Sonchus arvensis L..
VII.5 Penulisan Rumus dan Perhitungan Numerik
Sebuah rumus diletakkan simetrik (centered) dalam batas kertas yang boleh
dicetak. Rumus yang panjang ditulis dalam dua baris atau lebih. Pemotongan
rumus panjang dilakukan pada tanda operasi aritmetik, yaitu tanda tambah, tanda
kurung, tanda kali dan tanda bagi (bukan garis miring). Tanda operasi aritmetik
tersebut didahului dan diikuti oleh sedikitnya satu rongak (ruang antara dua kata).
Pangkat dituliskan setengah spasi di atas lambang variabel. Hindarkan pemakaian
tanda akar ( 3 dsb ) dan pakailah pangkat pecahan. Penulisan bilangan pecahan
sebaiknya tidak dilakukan dengan menggunakan garis miring. Pakailah tanda
kurung dalam pasangan-pasangan secukupnya untuk menunjukkan hierarki
operasi aritmetik dengan jelas. Hierarki tanda kurung dalam buku pedoman ini
ditentukan sebagai berikut :
[{( )}]
Setiap rumus diberi nomor yang dituliskan di antara dua tanda kurung. Nomor
rumus terdiri atas dua angka yang dipisahkan oleh sebuah titik. Angka pertama,
yang berupa angka Romawi, menunjukkan bab tempat rumus tersebut terletak.
28
Angka kedua yang berupa angka Arab, menunjukkan nomor urut rumus dalam
bab.
Substitusi variabel dengan harganya untuk operasi aritmetik dituliskan seperti
pada penulisan rumus. Dalam hal ini, hindarkan pemakaian titik sebagai lambang
operator kali.
VII.6 Cara Penulisan Judul Bab dan Judul Anak Bab
Sebagian dari cara penulisan judul bab dan judul anak-bab sudah dijelaskan dalam
bab III anak-bab 6 pada halaman 9 buku pedoman ini.
Kata “bab” ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama diikuti oleh nomor
bab yang ditulis dengan angka Romawi, seperti misalnya Bab I. Bab dan
nomornya tersebut dicetak 3 cm di bawah batas tepi atas tanpa diakhiri titik di
belakang angka Romawi dan diletakkan secara simetrik (centered) dalam batas
kertas yang boleh dicetak. Bab baru ditulis pada halaman baru.
Judul bab dicetak sejajar dengan di bawah nomor bab. Judul bab ditulis dengan
huruf kecil kecuali huruf pertama, tanpa titik di belakang huruf terakhir. Jika judul
bab terdiri atas dua baris, baris kedua dimulai dengan baris baru. Judul bab
diletakkan secara simetrik (centered) dalam batas kertas yang boleh dicetak.
Judul anak-bab dicetak tiga spasi di bawah garis terakhir judul bab atau baris
terakhir dari anak-bab yang mendahuluinya. Judul anak-bab dicetak tebal dengan
huruf kecil kecuali huruf pertama dari tiap kata yang ditulis dengan huruf kapital.
Nomor anak-bab dicetak tebal pada batas tepi kiri. Judul anak-bab tidak diakhiri
dengan sebuah titik.
VII.7 Kutipan
Rumus, kalimat, paragraf, atau inti pengertian yang dikutip dari salah satu
makalah atau buku dalam daftar pustaka cukup ditunjukkan dengan menuliskan
angka urut makalah/buku tersebut di daftar pustaka. Nomor urut makalah/buku
29
tersebut ditulis di antara dua tanda kurung ( ). Nomor halaman atau nomor bab
dalam buku pustaka, jika belum tercantum dalam daftar pustaka, sebaiknya
disertakan dan ditulis di belakang tanda kurung nomor urut. Suatu cara alternatif
yang juga dibolehkan ialah dengan menyebutkan, dalam kurung, nama penulis
pertama masalah yang dikutip diikuti dengan tahun masalah itu dikemukakan
untuk pertama kali.
30
Lampiran 1 Contoh Sampul Tesis
PERSAMAAN KONSTITUSI BAJA LUNAK
UNTUK SPEKTRUM LUAS LAJU-REGANGAN
TESIS
Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Magister dari
Institut Teknologi Bandung
Oleh
SALEH WIRADIKARTA
NIM : 25000001
(Program Studi Rekayasa Struktur)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2008
31
Lampiran 2 Contoh Halaman Abstrak
ABSTRAK
PERSAMAAN KONSTITUSI BAJA LUNAK
UNTUK SPEKTRUM LUAS LAJU – REGANGAN
Oleh
Saleh Wiradikarta
NIM : 25000001
(Program Studi Rekayasa Struktur)
Isi Abstrak
32
33
Lampiran 3 Contoh Halaman Pengesahan
PERSAMAAN KONSTITUSI BAJA LUNAK
UNTUK SPEKTRUM LUAS LAJU – REGANGAN
Oleh
Saleh Wiradikarta
NIM : 25000001
(Program Studi Rekayasa Struktur)
Institut Teknologi Bandung
Menyetujui
Tim Pembimbing
Tanggal ………………………..
Ketua
___________________________
(Prof. Dr. Ir. Tukiman Situmorang)
Anggota
______________________
(Prof. Dr. Ir. Dayang Sumbi)
Anggota
________________
(Dr. Ir. Joko Tarub)
34
Lampiran 4 Halaman Pedoman Penggunaan
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS
Tesis S2 yang tidak dipublikasikan terdaftar dan tersedia di Perpustakaan Institut
Teknologi Bandung, dan terbuka untuk umum dengan ketentuan bahwa hak cipta
ada pada pengarang dengan mengikuti aturan HaKI yang berlaku di Institut
Teknologi Bandung. Referensi kepustakaan diperkenankan dicatat, tetapi
pengutipan atau peringkasan hanya dapat dilakukan seizin pengarang dan harus
disertai dengan kebiasaan ilmiah untuk menyebutkan sumbernya.
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh tesis haruslah seizin
Direktur Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.
35
Lampiran 5 Contoh Halaman Peruntukan
Dipersembahkan kepada Siti Sundari, Deni dan Dewi
36
Lampiran 6 Contoh Halaman Ucapan Terima Kasih
UCAPAN TERIMA KASIH/ KATA PENGANTAR
Penulis sangat berterima kasih pada Prof. Dr. Ir. Dayang Sumbi dan Dr. Ir.
Untung Surapati sebagai Pembimbing, atas segala saran, bimbingan dan
nasehatnya selama penelitian berlangsung dan selama penulisan tesis ini.
Terima kasih disampaikan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan atas
bantuan Beasiswa Pendidikan Pascasarjana (BPPs) yang diterima selama
pendidikan program magister ini.
(dan seterusnya)
37
Lampiran 7 Contoh Halaman Daftar Isi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
PEDOMAN PENGGUNAAN TESIS ................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI ............................................................. vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ........................................................ ix
Bab I Pendahuluan .............................................................................................. 1
Bab II Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 3
Bab III Teori Dasar Elastik-Plastik ....................................................................... 4
I.1 Bahan Elastik-Plastik yang Tergantung dari Laju-Regang ....................... 12
I.2 Persamaan Konstitusi Bahan Elastik-Plastik ............................................ 16
.
.
Bab IV
Bab V
Bab VI
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 101
38
Lampiran 8 Contoh Halaman Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Persamaan Karakteristik .............................................................. 108
Lampiran B Analisis Perambatan Gelombang Pada Batang dari Berbagai
Bahan ........................................................................................... 120
B.1 Pendahuluan ....................................................................... 120
B.2 Perambatan Tegangan dan Regangan pada Batang Elastik-
Plastik .......................................................................................... 127
Lampiran C Persamaan Konstitusi Bahan Yang Lebih Peka Pada Laju-
Regangan ..................................................................................... 135
C.1 Pendahuluan ....................................................................... 135
C.2
Lampiran D
.
.
39
Lampiran 9 Contoh Halaman Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR DAN ILUSTRASI
Gambar I.1 Diagram tegangan-regangan baja lunak yang tergantung waktu .... 4
Gambar II.1 Aparatus tumbukan .......................................................................... 7
Gambar II.2 Kurva tegangan-regangan eksperimental untuk tumbukan
Pertama ............................................................................................ 8
Gambar III.1 Kurva tegangan-regangan eksperimental untuk tumbukan
kedua.............................................................................................. 12
Gambar III.2 Kurva tegangan-regangan untuk beberapa harga laju regangan .... 17
Gambar IV.1
.
.
.
Gambar V.1 Hubungan antara bobot kering jerami dan Cu jerami tanaman
gandum yang ditanam pada dua suhu percobaan selama 6 minggu
....................................................................................................... 21
Gambar V.2 Pemisahan dua dimensi sari fospolipid dari eritrosit manusia.
Pelarut : kloroform – metanol – minyak tanah ringan – air (8:8:6:1)
pada dimensi pertama dan aseton – kloroform – metanol – air
(8:6:2:2:1) pada dimensi kedua ..................................................... 22
40
Lampiran 10 Contoh Halaman Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Harga variabel pada beberapa titik pembebanan ........................... 11
Tabel III.1 Perkiraan kesalahan pada beberapa titik pembebanan .................. 25
Tabel III.2 Perbandingan antara hasil numerik dengan menggunakan satu dan
dua delta ......................................................................................... 27
Tabel IV.1
.
.
41
Lampiran 11 Contoh Halaman Daftar Singkatan dan Lambang
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
SINGKATAN
Nama Pemakaian
pertama kali
pada halaman
N.M.R.
HPLC
PCR
LAMBANG
A
a1
aij
b
b
c0
.
.
.
á1
á2
ä
.
.
Nuclear Magnetic Resonance
High Performance Liquid Chromatography
Polymerase Chain Reaction
Konstanta pada hubungan tegangan
kecepatan
Fungsi reaksi variabel dalam
Koefisien persamaan diferensial dari
persamaan dasar perambatan gelombang
Vektor Burger
Gaya badan spesifik
Kecepatan rambat elastik
Variabel internal pertama
Variabel internal kedua
Koefisien Viskositas
Eksponen karakteristik bahan
1
10
13
17
20
24
15
26
31
35
28
48
53
dan seterusnya
42
Lampiran 12 Contoh Halaman Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA
Baker, A.A., Sosro, K., dan Suditomo, B. (1998) : Pembakaran Hutan di
Kalimantan, Majalah Kehutanan, 5, 23 – 25.
Cotton, F.A. (1998) : Kinetics of Gasification of Brown Coal, Journal of
American Chemical Society, 54, 38 – 43.
Hill, R. (1997) : The Mathematical Theory of Plasticity, Oxford Press, Oxford,
545 – 547.
Kramer, A., Djubiantono, T., Aziz, F., Bogard, J.S., Weeks, R. A., Weinand,
D.C., Hames, W.E., Elam, J.M., Durband, A.C, dan Agus (2005) : The
First Hominid Fossil Recovered from West Java, Indonesia, Journal of
Human Evolution, 48, 661-667.
Kumai,H., Itihara, M., Sudijono, Shibasaki, T., Aziz, F., Yoshikawa, S., Akahane,
S.,Soeradi, T., Hayashi, T., dan Furuyama, K., (1985) : Geology and
Stratigraphy of the Mojokerto Area, 55-61 dalam Watanabe, N., dan
Kadar,D., Eds, Quaternary Geology of the Hominid Fossil Bearing
Formations in Java, 378 p., Geological Research and Development
Centre, Bandung-Indonesia.
Stark, H. (1998) : The Dynamics of Surface Adsorption, Proceedings of the
International Congress on Current Aspects of Quantum Chemistry,
London, U.K., Carbo R., Editor, Prentice Hall, 24 – 36.
Wijaya, R. (1996) : Diagnosis Penyakit Tipus dengan Metode PCR, Disertasi
Program Doktor, Institut Teknologi Bandung, 25 – 29.
Catatan
Daftar ini menunjukkan cara penulisan majalah/jurnal (1, 2 dan 4), buku (3), buku
yang tiap babnya ditulis oleh penulis yang berlainan disertai editor (5), prosiding
(6), dan disertasi program doktor (7).
Kriteria tambahan seperti referensi apa yang layak/tak layak untuk dicantumkan di
daftar pustaka mengikuti kelaziman di masing-masing disiplin keilmuan dan
diatur oleh KPPS-Fakultas.
43
Lampiran 13 Contoh Grafik
Gambar V.1. Hubungan antara bobot kering jerami dan Cu jerami tanaman
gandum yang ditanam pada dua suhu percobaan selama 6 minggu.
44
Lampiran 14 Contoh Ilustrasi
Gambar V.2. Pemisahan dua dimensi sari fosfolipid dari eritrosit manusia.
Pelarut : kloroform – metanol – minyak tanah ringan – air (8:8:6:1)
pada dimensi pertama dan aseton – kloroform – metanol – air
(8:6:2:2:1) pada dimensi kedua.
45
Lampiran 15 Contoh Penulisan Tabel
Tabel V.5. Situasi Beras di Sumatera Utara
Tahun Produksi berasa
(ton)
Konsumsi berasa
(ton)
Impor berasb
(ton)
1969
1970
1971
676.600
691.625
755.564
731.475
748.867
789.101
70.600
40.510
46.267
a. Dinas Pertanian Rakyat, Propinsi Sumatera Utara
b. Realisasi ekspor-impor dan daftar perkembangan barang-barang ekspor
Sumatera Utara, Perwakilan Departemen Perdagangan Propinsi Sumatera
Utara, halaman 14.
46
ARTI LAMBANG GANESA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Kosong/garis
KAPAK : Lambang sifat ksatria
CAWAN : Lambang sumber ilmu pengetahuan yang tiada habishabisnya
GADING (patah) : Lambang pengorbanan diri untuk menyelesaikan semua
masalah yang merintangi kemajuan ilmiah
TASBIH : Lambang kebijaksanaan
SELENDANG : Lambang kesucian
BUKU : Lambang keilmuan
Ganesa merupakan lambang nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh Institut
Teknologi Bandung.
MOTO/SLOGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
KEMAJUAN DALAM KESELARASAN
IN HARMONIAE PROGRESSIO