Jumat, 24 Februari 2012

EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH

EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH
A. Pendahuluan
Selama ini belum diperoleh hasil penelitian yang komprehensif tentang hasil pembelajaran pendidikan agama Islam pada sekolah, mulai tingkat SD, SMP dan SMA. Berbagai penelitian yang menyangkut tentang pendidikan agama di sekolah pernah dilakukan oleh beberapa kalangan, tetapi sifatnya parsial. Misalnya, Badan Litbang dan Diklat Departemen Agama, telah beberapa kali melakukan penelitian tentang pendidikan agama di sekolah: penelitian tentang kompetensi Guru PAI tingkat di beberapa propinsi, penelitian tentang kesiapan GPAI dalam pelaksanaan KBK di SMA dan penelitian tentang keberagamaan siswa SMU.
Namun bisa diduga, bahwa hasil pembelajaran PAI pada sekolah adalah sangat bervariasi, mulai dari hasil pembelajaran yang kurang berkualitas hingga yang sangat bermutu. Pembelajaran yang dikembangkan selama ini adalah selalu menempatkan guru sebagai pusat belajar sehingga target pembelajaran adalah ilmu pengetahuan sebagai pemberian guru kepada siswa (transfer of knowledge) yang berbentuk penguasaan bahan dan selalu berorientasi pada nilai yang tertuang dalam bentuk angka-angka. Dengan demikian dominasi guru akan menghancurkan kreativitas, kemandirian serta orisinalitas siswa. Di samping itu penyampaian pembelajaran lebih bersifat teks normatif. Pendidikan religiusitas atau keberagamaan yang seharusnya terbentuk melalui pendidikan agama terabaikan atau gagal diwujudkan.
Materi pendidikan agama Islam yang disajikan di sekolah masih banyak terjadi pengulangan-pengulangan dengan tingkat sebelumnya. Disamping itu, materi pendidikan agama Islam dipelajari tersendiri dan lepas kaitannya dengan bidang-bidang studi lainnya, sehingga mata pelajaran agama Islam tidak diterima sebagai sesuatu yang hidup dan responsif dengan kebutuhan siswa dan tantangan perubahan. Bahkan kehadiran pelajaran pendidikan agama Islam dapat dipastikan akan membosankan dan kurang menantang.
Metodologi pembelajaran agama Islam di sekolah disampaikan sebagian guru secara statis-indoktrinatif-doktriner dengan fokus utama kognitif yang sibuk mengajarkan pengetahuan dan peraturan agama, akan tetapi bagaimana menjadi manusia yang baik: penuh kasih sayang, menghormati sesama, peduli pada lingkungan, membenci kemunafikan dan kebohongan dan sebagainya justru luput dari perhatian.
Romo Mangunwijaya dengan nada menggugat ia berucap, pelaksanaan pendidikan agama saat ini mempunyai masalah-masalah yang sangat kompleks tapi sayangnya tidak semua educator agama benar-benar sadar akan persoalan ini. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pola pendidikan kita saat ini masih mementingkan huruf dari pada ruh, lebih mendahulukan tafsiran harfiah di atas cinta kasih.
Dari ungkapan-ungkapan sebagaimana terurai di atas, dapat dimengerti bahwa pelaksanaan pendidikan agama Islam sekolah menghadapi sejumlah permasalahan yang mendesak untuk dipecahkan. Jika tidak, dikhawatirkan justru misi utama yang hendak diemban oleh pendidikan agama Islam malah tidak atau kurang mencapai sasaran. Evaluasi atau penilaian adalah proses yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui, memahami, dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses penilaian harus didasarkan atas suatu selang waktu, bukan sesaat saja. Ini berarti bahwa evaluasi merupakan kumpulan dari sederetan pengukuran yang dilakukan berkali-kali dengan suatu tujuan tertentu. Hasil belajar anak yang diperoleh melalui evaluasi itu tidak hanya sekedar untuk diketahui dan dipahami guru, tetapi yang lebih penting ialah agar dapat digunakan untuk tujuan tertentu seperti kenaikan kelas, meluluskan murid dan sebagainya.
Sering pengertian evaluasi (penilaian) dikaburkan dengan pengertian measurement (pengukuran). Pengukuran adalah pekerjaan membandingkan suatu hasil belajar murid dengan ukuran yang sudah ditentukan, yang disebut standar evaluasi. Agar lebih jelas beda antara pengukuran dan penilaian, maka berikut diberikan contoh: seorang penjahit melakukan pengukuran terhadap seseorang, ia mengukur panjang lengan, panjang badan, lingkar dada, lingkar pinggang dan sebagainya. Penjahit tersebut berarti melakukan pengukuran. Apabila kemudian tukang jahit menyatakan bahwa seseorang yang pesan pakaian itu gemuk, langsing, mempunyai ukuran badan yang ideal, maka penjahit itu mengadakan penilaian terhadap orang yang memesan pakaian tadi.
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara kuantitatif maupun kualitatf. Dengan cara kuantitatif, berarti data yang dihasilkan berbentuk angka atau skor. Sedangkan cara kualitatif berarti informasi hasil test berbentuk pernyataan-pernyataan verbal seperti kurang, sedang, baik dan sebagainya. Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, dapat digunakan dua jenis teknik yaitu teknik tes dan non test. Teknik test biasanya digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aspek kemampuan, dimana kita mengenal misalnya test hasil belajar, test inteligensi, test bakat khusus, dan sebagainya. Sedangkan teknik non test biasanya digunakan untuk menilai aspek kepribadian yang lain misalnya minat, pendapat, kecenderungan dan lain-lain, dimana digunakan wawancara, angket, observasi, dan sebagainya.
Pada makalah ini pembahasan lebih difokuskan pada evaluasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah serta problematikanya. Oleh karenanya dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian evaluasi, tujuan dan fungsi evaluasi, cara dan teknik evaluasi, dan kesulitan-kesulitan evaluasi.
B. Pembahasan
1. Pengertian Evaluasi
Menurut Ralph Tayler evaluasi adalah proses yang menentukan sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.[1] Sedangkan Cronbach, Stufflebeam dan Alkin mengartikan evaluasi dengan menyediakan informasi untuk membuat keputusan. Pendapat lain dikemukakan oleh Malcolm dan Provus mendefinisikan evaluasi sebagai perbedaan apa yang ada dengan standar untuk mengetahui apakah ada selisih. Ada juga yang mengemukakan bahwa evaluasi adalah penelitian yang sistematik atau yang teratur tentang manfaat atau guna beberapa obyek.
Melihat dari uraian di atas maka dapat diketahui adanya perbedaan pendapat diantara para ahli tentang definisi dari evaluasi. Namun demikian secara garis besar masih ada titik temunya. Berkaitan dengan evaluasi dalam pembelajaran pendidikan agama islam maka yang dimaksudkan adalah ingin mengetahahui, memahami dan menggunakan hasil kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Adapun tujuan dan fungsi hasil-hasil evaluasi pada dasarnya dapat digolongkan menjadi empat kategori:
a. Untuk memberikan umpan balik (feedback) kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
b. Untuk menentukan angka/hasil belajar masing-masing murid yang antara lain
________________
[1] Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 3.


diperlukan untuk penentuan kenaikan kelas dan penentuan lulus tidaknya murid.
c. Untuk menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan (karakteristik) lainnya yang dimiliki murid.
d. Untuk mengenal latar belakang (psikologi, fisik, dan lingkungan) murid yang mengalami kesulitan-kesulitan belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesulitan-kesulitan tersebut.[2]
Pelaksanaan fungsi pertama dan kedua terutama menjadi tanggung jawab guru sedangkan pelaksanaan fungsi ketiga dan keempat lebih merupakan tanggung jawab bimbingan dan penyuluhan. Sehubungan dengan keempat fungsi yang dikemukakan di atas, evaluasi hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan pelayanan khusus bagi murid/siswa. Evaluasi ini jarang dipraktekkan oleh guru-guru di sekolah sebagaiman yang seharusnya.
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dlaksanakan untuk keperluan memberikan angka kemajuan belajar murid/siswa yang sekaligus dapat digunakan untuk pemberian laporan kepada orang tua, penentuan lenaikan kelas, dan sebagainya.
c. Evaluasi Penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan penempatan murid/siswa pada situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan lainnya yang dimilikinyaa.
d. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan latar belakang (psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/ siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam belajar,

_________________
[2] Abdul Rachman Saleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan aksi (Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000), hlm. 76.

yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesuliatan –kesuliatan tersebut. Evaluasi jenis ini erat hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan penyuluhan di sekolah.[3]
Ada dua jenis pendekatan dasar dalam evaluasi :
a) Pendekatan yang bersumber pada norma (norma referenced).
Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks yang relatif tentang kemampuan hasil belajar yang dicapai murid/siswa. Dikatakan relatif, karena hasil evaluasi di sini menggambarkan kemampuan seorang murid/siswa dibandingkan teman-temannya yang lain dalam kelas yang sama (kelompok). Dengan pendekatan ini, test disusun untuk dapat membedakan siswa yang satu dengan siswa-siswa yang lain dalam hal penguasaan mereka terhadap bahan pelajaran. Penyusuna soal didasarkan atas isi bahan pelajaran dengan memperhitungkan perbandingan antara soal-soalyang mudah, sedang dan sukar, agar dapat membedakan siswa yang satu dari siswa an lain. Evaluasi sumatif pada umumnya menggunakan pendekatan norma referenced ini. Pendekatan ini lebih tepat diterapkan didalam evaluasi untuk keperluan pemberian angka, kenaikan kelas, ataupun seleksi.
b) Pendekatan bersumber pada kriteria (criterien referenced).
Evaluasi yang menggunakan pendekatan ini menghasilkan indeks yang mutlak tentang kemampuan hasil belajar siswa. Dengan mutlak disini dimaksudkan bahwa evaluasi ini dapat memberikan informasi tentang apakah seorang siswa telah menguasai tujuan-tujuan instruksional yang diinginkan atau belum, terlepas dari hasil yang dicapai oleh temen-temannya yang lain. Karena itu alat evaluasi hendaknya disusun sedemikian rupa sehinnga hasilnya dapat ditafsirkan dalam hubungan standar atau kriteria tertentu. Dengan pendekatan ini, test disusun untuk mengetahui apakah siswa telah menguasai tujuan instruksional tertentu, bukan untuk membedakan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Evaluasi formatif pada umumnya menggunakan pendekatan criterien referenced ini. Pendekatan ini cocok untuk diterapkan di dalam evaluasi untuk keperluan menilai efektifitas program pengajaran yang diberikan dan menilai sejauh mana siswa telah menguasai kemampuan-kemampuan di dalam suatu program tertentu yang merupakan persyaratan untuk mengikuti program selanjutnya.
__________________
[3] Ibid, hlm. 76-77.

Sementara itu Ramayulis berpendapat bahwa, sebagai salah satu komponen penting dalam pelaksanaan pendidikan Islam, evaluasi berfungsi untuk:
a) Mengetahui tingkat kepahaman anak didik terhadap mata pelajaran yang disampaikan.
b) Mendorong kompetisi yang sehat antar peserta didik.
c) Mengetahui perkembangan anak didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.
d) Mengetahui akurat tidaknya guru dalam memilih bahan, metode dan berbagai penyesuaian dalam kelas.[4]
Tidak jauh berbeda dengan Ramayulis, Armai Arief menyebutkan beberapa fungsi evaluasi pendidikan islam sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas cara belajar mengajar yang telah dilakukan, khususnya yang berkenaan dengan anak didik.
b) Untuk mengetahui prestasi belajar siswa guna mengambil keputusan apakah materi pelajaran bisa dilanjutkan atau tidak.
c) Untuk mengumpulkan informasi tentang taraf perkembangan dan kemajuan yang diperoleh oleh anak didik dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum pendidikan Islam.
d) Sebagai bahan laporan kepada wali murid tentang hasil belajar siswa yang bersangkutan, baik berupa buku raport, piagam, sertifikat, ijazah dan lain-lain.
e) Untuk membandingkan hasil pembelajaran yang diperoleh sebelumnya dengan hasil pembelajaran yang dilakukan sesudah itu, guna meningkatkan pendidikan.[5]
Dari uraian tentang fungsi evaluasi tersebut di atas, tampak bahwa evaluasi pendidikan hanya berjalan satu arah, yakni yang di evaluasi hanya elemen siswa saja. Karena masalah cultural, kata Abdurrahman Mas’ud, anak didik tidak memperoleh kesempatan untuk memberi umpan balik kepada sekolah mengenai gurunya, apalagi mengevaluasi guru tersebut.[6]
_______________
[4] Ramayulis, Metodologi Pengajara Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2001), hlm. 319.
[5] H. Ahmad Tantowi, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2008), hlm. 31-32.
[6] Abdurrahman Mas’ud, Antologi Studi Agama dan Pendidikan Islam, (Semarang: Aneka Ilmu, 2004), hlm. 212.



3. Prosedur Evaluasi
Dalam evaluasi hasil belajar pertimbangan utama yang harus dilakukan ialah menentukan apa yang akan diukur.
Kemudian menganalisis dengan cepat tujuan yang akan dicapai dalam penilaian tersebut. Akhirnya ditentukan pula cara penafsiran hasil penilaian yang guru akan memperoleh hasil seperti yang diharapkan. Sehubungan dengan hal tersebut untuk melakukan penilaian hasil belajar, maka harus menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a. Langkah persiapan yang terdiri dari dua jenis yaitu:
1) Langkah persiapan umum yang harus dilakukan pada tahap awal penyelenggaraan penilaian misalnya guru harus menetapkan lebih dahulu alat yang digunakan dan criteria yang dijadikan pedoman penilaian.
2) Langkah persiapan khusus yaitu langkah yang harus dilaksanakan pada saat akan melakukan suatu langkah penilaian tertentu misalnya membuat alat penilaian dan menetapkan cara pencatatannya.
b. Langkah verifikasi program/rencana yang telah dibuat. Pada langkah ini guru mengklasifikasikan rencana yang disusun menjadi dua katagori yaitu rencana yang baik/memadai dan rencana yang kurang baik. Untuk menilai ini diperlukan berbagai pertimbangan berdasarkan akal sehat dan cara berpikir logis. Disamping itu obyektivitas penilaian juga perlu ditekankan dalam menilai rencana.
c. Langkah pelaksanaan,yaitu langkah menerapkan rencana/program yang dibuat pada langkah persiapan. Pada langkah pelaksanaan ini yang harus diperhatikan ialah hal-hal yang berkaitan dengan jenis informasi/data yang dikumpulkan, cara pengumpulan dan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi.
d. Langkah penafsiran, yaitu langkah member makna atau arti terhadap informasi yang diperoleh. Agar tidak terjadi over estimated atau under estimated perlu berhati-hati dalam membuat rincian kriteria/norma.[7]
Senada dengan rincian tersebut Edwin Wundt dan Gerald W. Brown menyatakan bahwa langkah-langkah dalam prosedur penilaian hasil belajar harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1) Apakah telah dimengerti benar tentang tujuan yang ingin dicapai?
__________________
[7] Udin S winataputra,at-al, Belajar dan Pembelajaran, (Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994), hlm. 170.
2) Dalam hal apa keadaan itu telah dipahami sebagai keterangan/bukti?
3) Bagaimana memperoleh bukti laporan atau keterangan yang meyakinkan?
4) Bagaimana menaksir keterangan-keterangan/bukti-bukti atau apakah bukti tersebut meyakinkan?[8]
Sebenarnya dengan mempertimbangkan dua jenis pertimbangan tersebut (butir satu dan dua) sudah cukup lengkap sebagai prosedur penilaian. Oleh karena itu dalam melakukan penilaian hasil belajar, guru perlu dan harus mempertimbangkan terlebih dahulu tujuan melakukan penilaian dan pemahaman guru terhadap program yang akan dilakukan.
4. Cara dan Teknik Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara kuantitatif maupun kualitatf. Dengan cara kuantitatif, berarti data yang dihasilkan berbentuk angka atau skor. Sedangkan cara kualitatif berarti informasi hasil test berbentuk pernyataan-pernyataan verbal seperti kurang, sedang, baik dan sebagainya.
Dalam melaksanakan kegiatan evaluasi, dapat digunakan dua jenis teknik yaitu teknik tes dan non test. Teknik test biasanya digunakan unutk mengumpulkan data mengenai aspek kemampuan, dimana kita mengenal misalnya test hasil belajar, test inteligensi, test bakat khusus, dan sebagainya. Sedangkan teknik non test biasanya digunakan untuk menilai aspek kepribadian yang lain misalnya minat, pendapat, kecenderungan dan lain-lain, dimana digunakan wawancara, angket, observasi, dan sebagainya. Sedangkan teknik test (evaluasi) antara lain : a) Jenis test yang terdiri dari tiga yaitu; test tertulis , test lisan dan test perbuatan, b) Bentuk soal test terdiri dari; bentuk uraian dan obyektif.[9]
5. Kesulitan-kesulitan dalam evaluasi.
Evaluasi diperlukan untuk mengadakan perbaikan. Untuk itu diperlukan keterangan tentang baik buruknya mutu pengajaran. Tanpa evaluasi, perbaikan tidak mungkin. Karena itu setiap orang atau instansi yang bertanggung jawab atas usaha pendidikan wajib mengadakan evaluasi, antara lain guru sendiri, kepala sekolah, dan seterusnya termasuk lembaga-lembaga terkait.
________________
[8] Ibid, hlm. 171.
[9] Ibid, hlm. 79-81.

Mengadakan evaluasi banyak mengandung kesulitan. Sebagai guru kita harus mengevaluasi kegiatan mengajar kita. Menilai dan mengeritik diri sendiri merupakan sikap obyektif, kerendahan hati dan keterbukaan untuk melihat dan mengakui kesalahan sendiri agar ada usaha untuk mencari cara-cara yang lain yang mungkin lebih berhasil.
Selama ini evaluasi yang dilakukan kadang-kadang hanya sampai pada domain kognitif saja, dan itupun lebih berorientasi pada sejauh mana siswa mampu mengingat atau menghafal sejumlah materi yang telah disampaikan olh guru, sedangkan domain afektif, apalagi psikomotorik lepas dari proses evaluasi. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar hanya mengejar penumpukan materi dan informasi. Hal inilah yang kemudian dikenal dengan model bank education atau pendidikan gaya bank.
Evaluasi tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi jika pelaksanaannya benar-benar disesuaikan dengan prinsip-prinsip evaluasi. Menurut Muhaimin,dkk, dalam pelaksanaan evaluasi pendidikan islam perlu dipegang prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Agar evaluasi pendidikan sesuai dan dapat mencapai sasaran yang diharapkan, maka evaluasi harus mengacu pada tujuan pendidikan yang telah dirumuskan sebelumnya.
b. Evaluasi harus obyektif, dalam artievaluasi itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan data yang ada tanpa dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektifitas dari evaluator.
c. Evaluasi dilakukan secara komprehensif. Maksudnya evaluasi evaluasi dilakukan secara menyeluruh, meliputi berbagai domain pendidikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik
d. Evaluasi dilakukan secara continue. Apabila pendidikan Islam dipandang sebagai sebuah proses untuk mencapai tujuan-tujua tertentu, maka evaluasi pendidikannya harus dilakukan secara continue (terus-menerus), dengan memperhatikan prinsip pertama, kedua dan ketiga.[10]
Tentu saja evaluasi memerlukan biaya, waktu, dan tenaga, apa lagi ruang lingkup yang akan dinilai itu luas. Kelemahan dalam evaluasi juga dapat disebabkan sulitnya penilaian itu sendiri. Apalagi evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran PAI yang semestinya ketiga ranah pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor memerlukan evalauasi secara menyeluruh (integrated).
[10] Muhaimin, at-al, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: Karya Abdi Tama, tt), hlm. 229-234.

C. Penutup
Dari pemaparan tentang evaluasi pembelajaran pendidikan agama Islam di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran PAI di sekolah harus memperhatikan tata cara, teknik, prinsip-prinsip serta tujuan dari dilaksanakannya evaluasi pembelajaran tersebut. Dengan demikian apabila seluruh aspek yang ada dalam evaluasi pembelajaran itu diperhatikan dengan baik maka keberhasilan guru maupun siswa dalam proses belajar tersebut akan biasa dijadikan sebagai acuan untuk perbaikan selanjutnya.

























DAFTAR PUSTAKA

1. Mas’ud, Abdurrahman, Antologi Studi Agama dan Pendidikan Islam, Semarang: Aneka Ilmu, 2004.
2. Muhaimin, at-al, Ilmu Pendidikan Islam, Surabaya: Karya Abdi Tama, tt.
3. Ramayulis, Metodologi Pengajara Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2001.
4. Saleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan Visi, Misi dan aksi Jakarta: Gemawindu Pancaperkasa, 2000.
5. Tantowi, H. Ahmad, Pendidikan Islam di Era Transformasi Global, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2008.
6. Tayibnapis, Farida Yusuf, Evaluasi Program, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
7. Udin S Winataputra, at-al, Belajar dan Pembelajaran, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1994

PERBANDINGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT Ki HAJAR DEWANTARA dan HASAN AL BANA Drs. SULURI

PERBANDINGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN MENURUT
Ki HAJAR DEWANTARA dan HASAN AL BANA
Drs. SULURI

A. KONSEP PENDIDIKAN K.HAJAR DEWANTARA

Berbicara tentang Ki Hajar Dewantara, tentunya tidak lepas relevansinya dari sejarah pemikirannya yang mendasari berdirinya Taman Siswa di 1922. Terkait dengan hal itu sejarah pemikiran atau intellectual history dapat didefinisikan sebagai usaha manusia untuk memahami pengalaman manusia dimasa lampau di dalam menganalisa pemikiran-pemikiran yang hadir pada masa itu.
Semua perbuatan manusia pasti dipengaruhi pemikiran, karenanya sebagai sosok yang berpikir manusia tidak bisa lepas dari dunia kontemplatif. Manusia selalu bercita-cita ingin maraih kehidupan yang sejahtera dan bahagia dalam arti yang luas, baik lahiriah maupun batiniah, duniawi dan ukhrawi. Namun, cita-cita demikian tidak mungkin dicapai jika manusia itu sendiri tidak berusaha keras meningkatkan kemampuannya seoptimal mungkin melalui proses kependidikan karena di dalam proses kependidikan terdapat suatu kegiatan secara bertahap berdasarkan perencanaan yang matang untuk mencapai cita-citanya. Semakin tinggi ekspektasi manusia, semakin besar pula tuntutan kepada progresivitas mutu pendidikan sebagai sarana untuk mencapai cita-cita tersebut.
itu, pendidikan menjadi refleksi dari cita-cita kelompok manusia, sekaligus menjadi lembaga yang mampu mengubah dan meningkatkan cita-cita tersebut untuk tidak terbelakang dan statis. Sadar akan hal itu, RM Suwardi Suryaningrat atau yang lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara telah mendekati proses pendidikan itu dalam sebuah pemikiran cerdas untuk mendirikan sekolah taman siswanya, jauh sebelum Indonesia mengenal arti kemerdekaan. Kembali pada faktual historis pada pendidikan kolonial sebelum masa pergerakan Nasional, yang menjadi cikal bakal lahirnya taman siswa, tampak sekali bahwa Belanda belum bersungguh-sungguh terhadap pengajaran rakyat. Pengajaran bagi bumi putera selalu mengalami penundaan. Perluasan sekolah selalu mengalami hambatan dan tantangan. Langkah demikian sengaja dilaksanakan oleh Belanda agar bangsa Indonesia tetap tidak berpendidikan. Mereka menyadari bahwa perluasan sekolah-sekolah bagi rakyat merupakan bahaya besar bagi kedudukannya sebagai penjajah.
Sekolah yang mereka dirikan bukan untuk mendidik bangsa Indonesia menjadi manusia cerdas dan terampil, akan tetapi tujuan utamanya adalah memberi kemudahan bagi pemerintah Belanda untuk memenuhi kebutuhan akan pegawai rendah . Konsepsi Taman Siswa pun coba dituangkan Ki Hajar Dewantara dalam solusi menyikapi kegelisahan-kegelisahan rakyat terhadap kondisi pendidikan yang terjadi saat itu. Kelahiran Taman Siswa 3 Juli 1922 dinilai sebagai titik balik dalam pergerakan Indonesia. Kaum revolusioner yang mencoba menggerakkan rakyat dengan semboyan asing dan ajaran marxis, terpaksa memberikan ruang untuk gerakan ini, benar-benar berasaskan kebangsaan dan bersikap non kooperatif dengan pemerintah kolonial. Sebuah wujud ekspresivitas tinggi dalam memberikan kesadaran kepada Bangsa Indonesia umumnya bahwa kita sebagai bangsa haruslah memikirkan pendidikan agar dapat membentuk manusia susila yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah airnya yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat dan tanah airnya.
Berangkat dari pemahaman itulah, perlunya kita untuk mengetahui kembali pemikiran cerdas yang pernah digulirkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam upayanya tersebut, bagaimana asas dan dasar yang diterapkan Taman Siswa dalam usaha untuk merintis pendidikan di Indonesia. Apakah pendidikan Indonesia sekarang sudah menggambarkan pola pikir pendidikan yang dikembangkan Ki Hajar Dewantara dahulu. Hal menarik untuk dikaji secara mendalam lagi, karena bisa saja eksplanasi yang didapatkan dari kajian ini menjadi carian solusi yang berguna untuk dunia pendidikan di Indonesia.
Orientasi Asas Dan Dasar Taman Siswa Dari Ki Hajar Dewantara Pernyataan asas Taman Siswa di tahun 1922 diupayakan sebagai asas perjuangan yang diperlukan pada waktu itu menjelaskan sifat taman siswa pada umumnya. Asas yang memuat 7 pasal tersebut secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut. Pasal ke-1 dan 2 mengandung dasar kemerdekaan bagi tiap-tiap orang untuk mengatur dirinya sendiri. Bila diterapkan kepada pelaksanaan pengajaran maka hal itu merupakan upaya di dalam mendidik murid-murid supaya dapat berperasaan, berpikiran dan bekerja merdeka demi pencapaian tujuannya. Pasal 1 juga menerangkan perlunya kemajuan sejati untuk diperoleh dalam perkembangan kodrati. Dasar ini mewujudkan “sistem-among” yang salah satu seginya ialah mewajibkan guru-guru sebagai pemimpin yang berdiri di belakang tetapi mempengaruhi dengan memberi kesempatan anak didik untuk berjalan sendiri. Inilah yang disebut dengan semboyan “Tut Wuri Handayani”. Pasal ke-3 menyinggung masalah kepentingan sosial, ekonomi dan politik kecenderungan dari bangsa kita untuk menyesuaikan diri dengan hidup dan penghidupan ke barat-baratan telah menimbulkan kekacauan.
Sistem pengajaran yang terlampau memikirkan kecerdasan pikiran yang melanggar dasar-dasar kodrati yag terdapat dalam kebudayaan sendiri. Pasal ke-4 menyangkut tentang dasar kerakyatan untuk memepertinggi pengajaran yang dianggap perlu dengan memperluas pengajarannya. Pasal ke-5 memiliki pokok asas untuk percaya kepada kekuatan sendiri. Pasal ke-6 berisi persyarat dalam keharusan untuk membelanjai sendiri segala usaha Taman Siswa. Dan pasal ke-7 mengharuskan adanya keikhlasan lahir-batin bagi guru-guru untuk mendekati anak didiknya. Pernyataan asas yang berisi 7 pasal tersebut, sesungguhnya merupakan pengalaman dan pengetahuan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan barat yang mengusahakan kebahagian diri, bangsa dan kemanusiaan.
Adapun Dasar Taman Siswa di tahun 1947 merupakan susunan dasar yang memuat perincian dasar-dasar yang terpakai di dalam Taman Siswa sejak berdirinya di 1922 hingga seterusnya, baik yang terkandung di dalam keterangan asas-asasnya maupun yang terdapat di dalam segala peraturannya. Dasar Taman Siswa tahun 1947 terkenal dengan nama Panca Dharma yang memuat : 1. Dasar Kemerdekaan 2. Dasar Kebangsaan 3. Dasar Kemanusiaan 4. Dasar Kebudayaan 5. Dasar Kodrat Alam Kesemua dasar ini sama sekali tidak bertentangan dengan asas 1922 yang menjadi pijakan awal Ki Hajar Dewantara dalam merintis pendidikan di Indonesia, karena poin-poin penting yang termaktub dalam dasar Taman Siswa ini hanyalah mempertegas dari hal-hal yang telah dikemukan dalam Asas Taman Siswa.
Berkaca dari hal ini, mungkin kita bisa mengakui kapabilitas seorang Ki Hajar Dewantara dalam merumuskan pemikiran-pemikiran yang sejatinya belum dimiliki oleh sebagian kalangan pada saat itu. Pemikiran cerdas di dalam memberikan tuntunan dasar akan pentingnya keteladanan, keuletan dan kesabaran di dalam belajar telah menjadi esensi penting di dalam modal utama untuk memperbaiki kualitas pendidikan saat ini. Apalagi kenyataan sekarang di dalam dunia pendidikan, sangatlah berbeda jauh dengan apa yang diperlihatkan Ki Hajar Dewantara dahulu. Bahkan boleh dikatakan bahwa pendidikan sekarang tidak bisa memaknai pola pikir pendidikan yang dikembangkan Ki Hajar Dewantara dahulu. Misalnya saja di dalam poin ke-7 di dalam asas Taman Siswa, yang sedikit sekali diterapkan oleh kalangan pendidik. Keikhlasan lahir batin bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kurang begitu ditanamkan dewasa ini, mengingat semua pengabdian mesti tereprisalkan dalam bentuk materi (uang).
Oleh karena itu, dalam era sekarang eksistensi roh pendidikan seperti yang dikembangkan Ki Hajar Dewantara hendaknya tetap menjadi pola-pola pikir yang terus didayakan oleh generasi muda, karena bagaimanapun juga mengubah Indonesia menjadi lepas dari belenggu penjajahan tidak lain adalah karena pendidikan.

Dalam berbagai sumber tulisan tentang pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Pendidikan harus dimulai dari persamaan persepsi pemangku pendidikan tentang mendidik itu sendiri. Menurut Kihajar Dewantara mendidik dalam arti yang sesungguhnya adalah proses memanusiakan manusia (humanisasi), yakni pengangkatan manusia ke taraf insani. Di dalam mendidik ada pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi manusiawi yang otentik kepada manusia, untuk dimiliki, dilanjutkan dan disempurnakan. Jadi sesungguhnya pendidikan adalah usaha bangsa ini membawa manusia Indonesia keluar dari kebodohan, dengan membuka tabir aktual-transenden dari sifat alami manusia (humanis). Menurut Ki Hajar Dewantara tujuan pendidikan adalah “penguasaan diri” sebab di sinilah pendidikan memanusiawikan manusia (humanisasi). Penguasaan diri merupakan langkah yang harus dituju untuk tercapainya pendidikan yang mamanusiawikan manusia. Ketika setiap peserta didik mampu menguasai dirinya, mereka akan mampu juga menentukan sikapnya. Dengan demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa. Dalam konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara ada 2 hal yang harus dibedakan yaitu sistem “Pengajaran” dan “Pendidikan” yang harus bersinergis satu sama lain. Pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan kebodohan). Sedangkan pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup batin (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik). Keinginan yang kuat dari Ki Hajar Dewantara untuk generasi bangsa ini dan mengingat pentingnya guru yang memiliki kelimpahan mentalitas, moralitas dan spiritualitas. Beliau sendiri untuk kepentingan mendidik, meneladani dan pendidikan generasi bangsa ini telah mengubah namanya dari ningratnya sebagai Raden Mas soewardi Suryaningrat menjadi Ki hajar dewantara. Perubahan nama tersebut dapat dimakna bahwa beliau ingin menunjukkan perubahan sikap ningratnya menjadi pendidik, yaitu dari satria pinandita ke pinandita satria yaitu dari pahlawan yang berwatak guru spiritual ke guru spiritual yang berjiwa ksatria, yang mempersiapkan diri dan peserta didik untuk melindungi bangsa dan Negara ini. Bagi Ki Hajar Dewantara, para guru hendaknya menjadi pribadi yang bermutu dalam kepribadian dan spiritualitas, baru kemudian menyediakan diri untuk menjadi pahlawan dan juga menyiapkan para peserta didik untuk menjadi pembela nusa dan bangsa. Yang utama sebagai pendidik adalah fungsinya sebagai model keteladanan dan sebagai fasilitator kelas. Nama Hajar Dewantara sendiri memiliki makna sebagai guru yang mengajarkan kebaikan, keluhuran, keutamaan. Pendidik atau Sang Hajar adalah seseorang yang memiliki kelebihan di bidang keagamaan dan keimanan, sekaligus masalah-masalah sosial kemasyarakatan. Modelnya adalah Kyai Semar (menjadi perantara antara Tuhan dan manusia, mewujudkan kehendak Tuhan di dunia ini). Sebagai pendidik yang merupakan perantara Tuhan maka guru sejati sebenarnya adalah berwatak pandita juga, yaitu mampu menyampaikan kehendak Tuhan dan membawa keselamatan. Menerjemahkan dari konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara tersebut, maka banyak pakar menyepakati bahwa pendidikan di Indonesia haruslah memiliki 3 Landasan filosofis, yaitu nasionalistik, universalistic dan spiritualistic. Nasionalistik maksudnya adalah budaya nasional, bangsa yang merdeka dan independen baik secara politis, ekonomis, maupun spiritual. Universal artinya berdasarkan pada hukum alam (natural law), segala sesuatu merupakan perwujudan dari kehendak Tuhan. Prinsip dasarnya adalah kemerdekaan, merdeka dari segala hambatan cinta, kebahagiaan, keadilan, dan kedamaian tumbuh dalam diri (hati) manusia. Suasana yang dibutuhkan dalam dunia pendidikan adalah suasana yang berprinsip pada kekeluargaan, kebaikan hati, empati, cintakasih dan penghargaan terhadap masing-masing anggotanya. Maka hak setiap individu hendaknya dihormati; pendidikan hendaknya membantu peserta didik untuk menjadi merdeka dan independen secara fisik, mental dan spiritual; pendidikan hendaknya tidak hanya mengembangkan aspek intelektual sebab akan memisahkan dari orang kebanyakan; pendidikan hendaknya memperkaya setiap individu tetapi perbedaan antara masing-masing pribadi harus tetap dipertimbangkan; pendidikan hendaknya memperkuat rasa percaya diri, mengembangkan harga diri; setiap orang harus hidup sederhana dan guru hendaknya rela mengorbankan kepentingan-kepentingan pribadinya demi kebahagiaan para peserta didiknya. Output pendidikan yang dihasilkan adalah peserta didik yang berkepribadian merdeka, sehat fisik, sehat mental, cerdas, menjadi anggota masyarakat yang berguna, dan bertanggungjawab atas kebahagiaan dirinya dan kesejahteraan orang lain. Dalam pemikiran kihajar dewantara, metode yang yang sesuai dengan sistem pendidikan ini adalah sistem among yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Metode ini secara teknik pengajaran meliputi ‘kepala, hati dan panca indera’ (educate the head, the heart, and the hand).

B.KONSEP PENDIDIKAN HASAN AL-BANNA

1.BIOGRAFI HASAN AL-BANNA
Hasan al-Banna dilahirkan pada tanggal 17 Oktober 1906 di Al-Mahmudiyah Provinsi Buhairah Mesir. Pada masa kecil, Hasan al-Banna dididik langsung oleh ayahnya Syeikh Ahmad bin Abdurrhaman bin Muhammad al-Bana as-Sadati yang mengajarkan al-Qur’an, al-Hadits, Fiqih, bahasa dan tasawwuf. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya ke sekolah dasar al-Mahmudiyah, kemudian masuk ke sekolah pendidikan guru di Damanhur.
Pada usia enam belas tahun Hasan al-Banna melanjutkan pendidikannya ke Darul Ulum, Kairo. Kemudian pada tahun 1927 dalam usia 21 tahun ia berhasil menyelesaikan studinya dengan baik. Tidak lama kemudian ia menjadi guru di Madrasah Ibtidaiyah. Dari sejak itu, sampai dengan kurang lebih sembilan belas tahun di samping mengajar di pagi hari, beliau juga giat berdakwah pada sore hari dan hari-hari libur. Selain itu pada waktu berlibur ia gunakan untuk mengunjungi berbagai wilayah untuk menyampaikan dakwah.
Selanjutnya, data sejarah menyebutkan bahwa Hasan al-Banna juga termasuk salah seorang pengikut tasawuf Syadzaliah, dan menjalani kehidupan sebagai zahid dan beruzlah. Hal ini antara lain terlihat dari kehidupannya yang amat sederhana baik dalam hal pakaian maupun makanan.
Dari latar pendidikan tersebut tidaklah mengherankan jika Hasan al-Banna kemudian tampil sebagai sosok da’i, pejuang, propagandis dan politikus yang gigih dalam memperjuangkan cita-citanya. Perpaduan antara semangat Islam dan bakat memimpin yang dimilikinya itu tampak jelas ketika ia masih muda belia. Ketika masa remaja, misalnya, ia berhasil mengkoordinir organisasi di kalangan pelajar. Sumber-sumber sejarah menyebutkan bahwa Hasan al-Banna memang memiliki kecenderungan berserikat dan mengorganisasi massa. Di sekolah menengah saja ia sudah terpilih sebagai ketua Jam’iyatul Adabiyah, sebuah perkumpulan karang mengarang. Bersama pelajar lainnya, ia membentuk Al-Jam’iyatul Hasafiyatul Khairiyah, semacam organisasi pembaharuan. Ia kemudian menjadi anggota Makarimul Akhlak Islamiyah, satu-satunya organisasi sejenis di Kairo.
Keterpaduan moral dan intelektual pada diri Hasan al-Banna sebagai pendiri Ikhwan al-Muslimin, selanjutnya kita akan mengkaji lebih jauh gerakan Ikhwan al-Muslimin tersebut khususnya di bidang pendidikan.
2.IKHWANUL MUSLIMIN
Dari segi bahasa ikhwan al-muslimin berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata ikhwan dan al-muslimin. Kata ikhwan adalah bentuk jamak dari kata al-akh. Bentuk jamak lainnya dari kata tersebut adalah ikhwan, ukhwatun, ukhwanun, ukhana dan ukha’un yang berarti saudara atau persaudaraan. Sedangkan kata muslimin merupakan bentuk jamak dari kata muslim yang berarti orang-orang yang beragama Islam atau orang-orang yang berserah diri, patuh dan tunduk kepada Allah, agar selamat dan sejahtera di dunia dan akhirat.
Dalam bahasa Inggris ikhwan al-muslimin dikenal dengan istilah moslem brotherhood yang berarti persaudaraan orang-orang muslim, dan berarti pula anak laki-laki dari orang tua yang sama, seseorang yang terikat dengan orang Islam sebagai anggota masyarakat, sesama anggota masyarakat agama.
Selanjutnya kata brother dalam konteks ikhwan al-muslimin mengandung dua pengertian. Pertama berarti perasaan bersaudara dengan orang lain, dan kedua sekelompok orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama. Dengan demikian, ikhwan al-muslimin merupakan sekumpulan orang yang antara satu dan yang lainnya terikat oleh tali persaudaraan yang mempunyai kepentingan dan tujuan yang sama.
Sebagai sebuah organisasi sosial dan kemasyarakatan, kehadiran Ikhwan al-Muslimin tidak dapat dilepaskan dari perkembangan masyarakat yang terjadi di Mesir pada masa itu. Sebagaimana gerakan pembaharuan Islam pada umumnya, Ikhwan al-Muslimin muncul sebagai reaksi terhadap sosio moral di Kairo. Masyarakat Kairo pada saat pada saat itu kurang peduli lagi terhadap nilai-nilai Islam. Dari hari ke hari para ulama tradisional di Mesir dinilai kurang lagi mampu berbuat untuk menghentikan tingkah laku kaum modernis kecuali hanya melemparkan sumpah serapah terhadap berbagai masalah bid’ah.
Selanjutnya sejarah mencatat bahwa dunia Islam pada saat itu, khususnya Mesir terlampau banyak dikendalikan oleh Barat baik dari segi moral maupun politik. Keadaan tersebut diawali ketika bulan Nopember 1914 Inggris mengumumkan perang melawan Kesultanan Otsman Turki, dan kemudian pada bulan berikutnya Inggris memproklamirkan Mesir sebagai wilayah protektoratnya. Sebagai akibat dari intervensi dan imperialisme Barat tersebut, umat Islam semakin terbuai oleh budaya lokal yang jumud serta lemah dalam mengamalkan nilai-nilai spiritual yang murni. Akibatnya, kehidupan keagamaan menjadi cenderung formalis dan penuh kemunafikan. Sementar praktek mistis membawa masyarakat kepada kehidupan takhayul dan memadamkan sifat orisinil Islam yang dikenal kreatif.
Selain faktor-faktor tersebut di atas, faktor lainnya yang menyebabkan berdirinya Ikwan al-Muslimin adalah masalah kekacauan dalam bidang pendidikan. berbagai sumber mencatat, bahwa dalam sistem pendidikan terjadi dualisme. Di satu pihak sekolah pemerintah hanya mementingkan pengetahuan umum dan mengabaikan masyarakat, sedangkan di pihak lain sekolah agama melupakan pengetahuan umum.
Selain itu, situasi politik yang terjadi di Mesir pada saat itu juga mempengaruhi kelahiran organisasi ini. Sumber-sumber terpercaya menyebutkan bahwa di bidang politik luar negeri, dunia Islam terpecah ke dalam kelompok negar-negara kecil, dan dalam keadaan itu pula kaum imperialis merampas negara-negara Arab untuk dieksploitasi sumber kekayaan alamnya.
Beberapa faktor tersebutlah yang oleh para peneliti dan sejarawan dinilai sebagai yang melatar-belakangi bangkitnya Hasan al-Banna untuk membentuk suatu organisasi, yaitu pada saat setelah ia menyelesaikan studinya di Darul Ulum. Organisasi tersebut tepatnya didirikan di Ismailiyah, sebuah kota yang terletak di sebelah Timur Laut Kairo, Mesir, pada tahun 1928.
Sebagaimana diketahuai bahwa tema-tema sentral yang menjadi kerangka pemikiran Ikhwan al-Muslimin untuk melakukan gerakannya adalah berkaitan dengan masalah moral masyarakat, ekonomi, fungsionalisasi agama yang dinilainya sudah kurang mampu membendung pengaruh sekuler. Selain itu dasar yang paling penting yang dijadikan doktrin Ikhwan al-Muslimin dalam melancarkan pembaharuannya sebagaimana dikemukakan Ali Gharizah ada lima, yaitu Allah tujuan kami, Rasulullah tauladan kami, Al-Qur’an undang-undang dasar hidup kami, jihad adalah jalan perjuangan kami, dan syahid di jalan Allah adalah cita-cita luhur kami.
Kelima doktrin tersebut selanjutnya digunakan untuk menjadi dasar dalam perjuangannya, baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, maupun pendidikan dan lain sebagainya.
1. KONSEP PENDIDIKAN HASAN AL-BANNA
Hasan al-Banna adalah seorang arsitek sebuah perubahan. Bahkan, seolah-olah ia dilahirkan untuk membangun kembali harga diri umat yang sedang runtuh dan melorot. Pembangunan kembali itu diawali dengan mendirikan madrasah terbesar dalam sejarah gerakan dakwah; Madrasah Hasan Al-Banna.
Penyebutan Madrasah Hasan al-Banna ini disematkan oleh salah satu kader terbaik ikhwanul muslimin, syaikh Yusuf Qardhawi, sebuah madrasah yang memiliki dua tujuan besar dalam pembangunan umat Islam. Dua tujuan itu ialah ilmiyah dan amaliyah, berilmu dan beramal.
Konsep pendidikan Ikhwan al-Muslimin ditujukan bagi pemecahan berbagai masalah sosial yang dihadapi. Dengan kata lain, Ikhwan al-Muslimin melihat pendidikan sebagai alat untuk membantu masyarakat dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan. Atas dasar konsep tersebut, Ikhwan al-Muslimin mengajukan berbagai permasalahan pendidikan sebagai berikut :
1. 1. Sistem Pendidikan
Salah satu pemikiran Hasan al-Banna di bidang pendidikan berkaitan dengan upaya mengintegrasikan sistem pendidikan yang dikotomis antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Melalui upaya ini Ikhwan al-Muslimin bermaksud memberi nilai agama pada pengetahuan umum, dan memberi makna progresif terhadap pengetahuan dan amaliah agama, sehingga sikap keagamaan tersebut tampil lebih aktual. Dalam hubungan ini Ikhwan al-Muslimin berusaha memperbaharui makna iman yang telah lapuk oleh peradaban modern, yaitu dengan cara kembali kepada sumber-sumber ajaran yang orisinil. Upaya-upaya tersebut dapat terlihat dari bingkai pendidikan Ikhwan al-Muslimin yang berorientasi ketuhanan, universal, terpadu, seimbang dan bermuatan keterampilan yang positif dan konstruktif.
Orientasi ketuhanan dalam pendidikan amat penting, karena aspek ketuhanan atau keimanan merupakan hal yang terpenting dalam pendidikan Islam. Aspek keimanan ini sangat mendasar pengaruhnya, terutama jika dihubungkan dengan tujuan pertama pendidikan Islam, yaitu mewujudkan manusia-manusia yang memiliki keimanan yang kokoh. Yaitu iman yang tidak hanya terbatas pada pengertian dan perkataan, tetapi juga harus diimplementasikan dengan praktek-praktek ibadah dan ritualitas agama yang menumbuhkan sikap positif untuk kehidupan pribadi dan masyarakat.
Selanjutnya yang dimaksud dengan universal dan terpadu adalah bahwa pendidikan Islam tidak hanya mementingkan satu segi tertentu saja, dan tidak pula mengharuskan adanya spesialisasi yang sempit melainkan mencakup semua aspek secara terpadu dan seimbang. Pendidikan Islam tidak hanya mementingkan ruhani dan moral seperti yang terdapat pada paham kaum sufi, dan tidak pula hanya menekankan pendidikan rasio seperti yang didambakan kaum filosofis, dan tidak juga hanya mementingkan latihan keterampilan dan disiplin sebagaimana pendidikan dalam kemiliteran, tetapi pendidikan Islam itu mementingkan sesama dimensi secara seimbang.
Ciri universalisme dan terpadu dalam pendidikan Islam juga harus mementingkan aspek ruhani. Dalam hubungan ini Muhammad Quthb mengatakan bahwa ruh adalah suatu kekuatan yang tidak terlihat dan tidak kita ketahui materi dan cara kerjanya. Ia adalah alat untuk mengadakan kontak dengan Allah sesuai dengan fitrahnya, yaitu alat yang membawa manusia kepada Tuhan. Untuk mencapai tujuan penyatuan ruhaniah dengan Tuhan, manusia dianjurkan agar menciptakan hubungan yang terus menerus antara ruh dengan Allah pada saat dan kegiatan bagaimanapun, baik pada saat berpikir, merasa maupun berbuat.
Selain membina aspek ruhani, pendidikan Islam juga harus membina intelektualitas atau cara berpikir yang benar. Hal ini dinilai penting oleh Ikhwan al-Muslimin, mengingat eksistensi manusia terdiri dari unsur ruhani, akal dan jasmani. Ketiga unsur tersebut harus terpadu dan tidak dapat dipisah-pisahkan.
Khusus mengenai akal, Ikhwan al-Muslimin menilai bahwa akal merupakan potensi atau kekuatan besar yang diberikan Allah kepada manusia. Islam sangat menghargai akal dan menempatkannya sebagai salah satu dasar dari adanya pembebanan hukum, dan sebagai tolak ukur yang membedakan antara baik dan buruk. Dalam kaitan ini Ikhwan al-Muslimin manilai bahwa berpikir dengan menggunakan akal merupakan kegiatan mental yang bernilai ibadah. Sedangkan mencari bukti-bukti atas sesuatu merupakan keharusan, dan belajar merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslimin. Dengan demikian, tidaklah aneh jika pendidikan Islam sama sekali tidak dipisahkan dari pendidikan keimanan atau pendidikan jiwa. Hal ini dapat dimengerti, karena sikap seseorang merupakan cermin dari pemikiran dan pandangannya terhadap dunia, kehidupan dan manusia itu sendiri.
Sejalan dengan pemikiran tersebut di atas, Ikhwan al-Muslimin juga mementingkan pendidikan jasmani. Wujud nyata dari pendidikan jasmani ini menurut Yusuf al-Qardhawi adalah mengambil bentuk pemeliharaan kebersihan, pemeliharaan kesehatan secara preventif dan pengobatan. Untuk itu, kepada setiap anggota Ikhwan al-Muslimin ditekankan agar membiasakan hidup bersih, tidak merokok dan mengurangi minum kopi dan teh, karena hal itu akan mengganggu kesehatan. Pendidikan jasmani ini ditujukan : (1) agar setiap muslim berbadan sehat dan berupaya memelihara kesehatan fisik dan mental, (2) agar setiap muslim dapat beraktivitas dengan lincah dan positif, (3) agar setiap muslim mempunyai daya tahan tubuh yang senantiasa prima.
Sejalan dengan cita-cita tersebut di atas, Ikhwan al-Muslimin juga mementingkan pendidikan sosial merupakan salah satu misi perjuangannya. Dalam kaitan ini, Yusuf al-Qardhawi mengatakan bahwa beribadah merupakan konsekuensi hubungan dengan Allah, sedangkan kepedulian sosial merupakan konsekuensi hubungan antara sesama manusia, dan perjuangan merupakan pengejawantahan hubungan dengan musuh-musuh agama.
1. 2. Karakter Pendidikan Islam
Sejalan dengan uraian tersebut di atas, Ikhwan al-Muslimin selanjutnya membahas karakter pendidikan. menurutnya, bahwa karakter pendidikan Islam tidak hanya terletak pada optimalisasi pengembangan potensi dan sumber daya manusia, tetapi harus pula didasarkan pada kejernihan iman dan niat yang positif, karena tanpa itu semua penerapan sains dari hasil karya manusia hanya akan menimbulkan bumerang, bahkan dapat mendatangkan bahaya kehidupan dari yang tidak diperkirakan sebelumnya.
Untuk mewujudkan karakter pendidikan demikian, maka perlu didasarkan pada rasa persaudaraan yang kokoh, keterpautan dan kepedulian dengan sesama anggota, bahkan kalau perlu siap menghadapai penderitaan. Dalam kaitan ini, sejarah mencatat beberapa tokoh Ikhwan al-Muslimin yang daging dan darahnya dimakan dan diminum stroom, tetapi mereka tidak mau menyatakan sesuatu yang dapat menyakiti dan membahayakan saudara-saudaranya sampai mati sekalipun. Demi memperjuangkan sikapnya itu, maka tidak sedikit pemuda-pemuda Ikhwan al-Muslimin yang harus menanggung siksaan, hanya karena tidak mau mengakui atau menunjukkan orang-orang yang diincar oleh penguasa zalim.
1. 3. Lembaga Pendidikan
Selain berbicara tentang sistem dan karakteristik pendidikan, Ikhwan al-Muslimin juga berbicara tentang lembaga pendidikan. dalam hubungan ini, Ikhwan al-Muslimin mengajukan lembaga pendidikan formal seperti sekolah dan lembaga pendidikan non formal atau luar sekolah.
Salah satu upaya untuk menangani pendidikan sekolah, Ikhwan al-Muslimin membentuk komite khusus di bidang pendidikan di kantor pusat, dan panitia yang bertugas mendirikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan (SL), dan Sekolah Teknik untuk anak laki-laki dan perempuan yang keadaannya berbeda dengan sekolah-sekolah swasta lainnya. Ke dalam seluruh jenjang pendidikan formal tersebut Ikhwan al-Muslimin memberikan ciri Islam yang sangat kuat. Dalam hubungan ini, Mariyam Jamilah mengatakan bahwa Hasan al-Banna, selaku pendiri Ikhwan al-Muslimin tidak bosan-bosannya mengimbau pemerintah agar menata kembali pendidikan yang berasaskan Islam dan memperhatikan pentingnya penyusunan kurikulum yang berbeda antara siswa dan siswi, dan secara khusus ia memohon agar pengajaran ilmu-ilmu eksakta tidak dibaurkan dengan paham materialisme modern.
Selanjutnya berkenaan dengan pendidikan luar sekolah, Ikhwan al-Muslimin berpandangan bahwa pendidikan luar sekolah merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan belajar-mengajar yang tidak harus berjenjang dan berkesinambungan melalui keluarga kelompok belajar, kursus dan satuan pendidikan lainnya yang sejenis. Dalam kaitan ini, Ikhwan al-Muslimin menyelenggarakan pendidikan keagamaan, kursus, kejuruan untuk anak putus sekolah, pendidikan privat bagi anak laki-laki dan perempuan, serta pendidikan kewiraswastaan bagi mereka yang tidak mampu lagi untuk meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.
Selain itu Ikhwan al-Muslimin juga menyelenggarakan pendidikan dengan sistem halaqah, yaitu pendidikan yang diselenggarakan secara berkelompok dan membentuk lingkaran. Pendidikan ini merupakan suatu aktivitas yang paling esensial bagi para anggota Ikhwan. Dalam hubungan ini, Said Hawa mengatakan bahwa sesungguhnya keterlibatan Ikhwan dalam halaqah ini merupakan suatu keharusan, karena halaqah adalah unsur pokok dalam pergerakan. Hal ini pernah dilakukan Abu Darda di masjid, yaitu ketika ia mengajarkan Al-Qur’an semenjak matahari terbit, hingga salat dzuhur, dengan membagi-bagi murid sebanyak sepuluh orang setiap kelompok yang dipandu oleh seorang guru dalam setiap kelompok.
1. 4. Metode Pendidikan Islam
Sejalan dengan kegiatan pendidikan tersebut, Ikhwan al-Muslimin menawarkan berbagai metode pendidikan yang dapat digunakan sesuai dengan bidang studi yang diajarkan. Di antara metode pendidikan tersebut, adalah metode pendidikan melalui teladan, teguran, hukuman, cerita-cerita, pembiasaan dan pengalaman-pengalaman konkret. Secara keseluruhan metode tersebut dapat dijumpai dasarnya baik dalam Al-Qur’an maupun praktek yang dilakukan Rasulullah SAW dalam membina para sahabat dan kader-kadernya.
C. ANALISIS
Berdasarkan uaraian tersebut terlihat jelas bahwa konsep pendidikan yang ditawarkan Ikhwan al-Muslimin sejalan dengan visi dan orientasi perjuangannya, yaitu membebaskan masyarakat dari keterbelakangan, baik dalam kehidupan keagamaan, ekonomi, politik, sosial, ilmu pengetahuan, maupun kebudayaan. Dengan demikian, Ikhwan al-Muslimin menempatkan pendidikan sebagai alat untuk meningkatkan harkat dan martabat ummat Islam khususnya yang berada di Mesir pada saat itu. Untuk mencapai visi dan misi tersebut, Ikhwan al-Muslimin telah menggunakan semua jenis dan model pendidikan, dari yang bersifat formal sampai kepada yang bersifat non formal untuk mewujudkan visi dan misinya itu. Demikian pula berbagai metode yang dipandang efektif dan berdaya guna dapat digunakan sebagai cara untuk menerapkan pendidikan.
Seluruh kegiatan pendidikannya itu terlihat didasarkan pada ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an dan praktek kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya. Dalam kaitan ini, maka Ikhwan al-Muslimin dapat digolongkan kepada kelompok sunni dan salafi, karena selalu merujuk kepada kemurnian ajaran Islam.
Pemikiran cerdas di dalam memberikan tuntunan dasar akan pentingnya keteladanan, keuletan dan kesabaran di dalam belajar telah menjadi esensi penting di dalam modal utama untuk memperbaiki kualitas pendidikan saat ini. Apalagi kenyataan sekarang di dalam dunia pendidikan, sangatlah berbeda jauh dengan apa yang diperlihatkan Ki Hajar Dewantara dahulu. Bahkan boleh dikatakan bahwa pendidikan sekarang tidak bisa memaknai pola pikir pendidikan yang dikembangkan Ki Hajar Dewantara dahulu. Misalnya saja di dalam poin ke-7 di dalam asas Taman Siswa, yang sedikit sekali diterapkan oleh kalangan pendidik. Keikhlasan lahir batin bagi pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan, kurang begitu ditanamkan dewasa ini, mengingat semua pengabdian mesti tereprisalkan dalam bentuk materi (uang).
Oleh karena itu, dalam era sekarang eksistensi roh pendidikan seperti yang dikembangkan Ki Hajar Dewantara hendaknya tetap menjadi pola-pola pikir yang terus didayakan oleh generasi muda, karena bagaimanapun juga mengubah Indonesia menjadi lepas dari belenggu penjajahan tidak lain adalah karena pendidikan. Bangsa kita yang terbelenggu atau terjajah oleh bangsannya sendiri, dengan krisis diberbagai bidang yang sangat menyolok krisis social yang berada ditangan para penggerak pembangunan di Negara Indonesia. Pendidikan belum menjawab tantangan zaman dan sangat dibutuhkan akan rumusan baru dalam duni pendidikan.

Senin, 13 Februari 2012

SKL PAI 2012

Kisi-Kisi (SKL) Ujian Tulis USBN PAI SMA/SMK Tahun 2012
NO. STANDAR KOMPETENSI KEMAMPUAN YANG DIUJI
INDIKATOR NO. SOAL
1. Memahami ayat-ayat al Qur ’an yang ber- kaitan dengan fungsi manusia seba-gai khalifah, demo-krasi, serta pengem-bangan ilmu penge-tahuan dan teknologi. Membaca QS Al Baqarah : 30, al Muk-mi-nun : 12-14, az Zariyat : 56 dan an Nah : 78 yang menjelaskan tentang fungsí dan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi. Ditampilkan kutipan salah satu ayat Al- Qur’an tentang fungsí dan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi yang tidak lengkap, peserta didik dapat melengkapi bacaan teks ayat tersebut. 1
Menyebutkan arti QS. Al Baqarah: 30, al Mukminun: 12-14, az Zariyat : 56 dan an Nahl : 78. yang menjelaskan tentang fungsi dan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi. Ditampilkan kutipan salah satu ayat Al- Qur’an tentang fungsí dan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi, peserta didik dapat mengartikan penggalan ayat yang diberi garis bawah 2
Menampilkan perilaku ihlas dalam beribadah seperti terkandung dalam QS. AL-an’am 162-163 dan al-Bayyinah 5 Ditampilkan kutipan salah satu ayat Al- Qur ’an tentang perilaku ikhlas dalam beribadah, peserta didik dapat menyim- pulkan ayat tersebut sebagai salah satu contoh perilaku ikhlas dalam beribadah. 3
Menentukan contoh peri- laku sesuai dengan QS. Ali Imran 159 dan QS. asy Syura : 38 tentang demokrasi Ditampilkan kutip Disajikan salah satu ayat dari surat Al Kafirun, peserta didik dapat menentukan lanjutan satu ayat berikutnya dengan tepat an salah satu ayat Alqur ’an tentang demokrasi, peserta didik dapat menentukan contoh perilaku sesuai dengan kandungan ayat tersebut. 4
Menampilkan perilaku hidup demokrasi seperti terkandung dalam QS. Ali Imran : 159, dan QS asy Syura : 38 dalam kehi- dupan sehari-hari. Ditampilkan kutipan salah satu ayat Alqur’an tentang demokrasi, peserta didik dapat menyimpulkan ayat tersebut sebagai dasar dalam berperilaku demokrasi. 5
Menampilkan perilaku berkompetisi dalam kebaikan seperti terkan- dung dalam Qs. Al- Baqoroh 148 dan Qs. Al- Fathir 32 Ditampilkan kutipan salah satu ayat Alqur’an tentang kompetisi dalam kebaikan, peserta didik dapat menentukan contoh perilaku yang sesuai dengan kandungan ayat tersebut. 6
Membaca Qs. Ar-Rum 41-42 dan Al-A’raaf 56-58 dan Qs. Ash- Shad 27 tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup. Ditampilkan kutipan salah satu ayat Alqur’an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup yang tidak lengkap, peserta didik dapat melengkapi bacaan ayat tersebut. 7
Menyebutkan arti Qs. Ar- Rum 41-42 dan Al-A’raaf 56-58 dan Qs. Ash-Shad 27 ten-tang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup Ditampilkan kutipan salah satu ayat Alqur’an tentang perintah menjaga kelestarian lingkungan hidup, peserta didik dapat me- nunjukkan contoh perilaku yang sesuai dengan kandungan ayat tersebut. 8
Menampilkan perilaku anjuran bertoleransi seperti terkandung dalam Qs. Al- Kafirun dan yunus 40-41 dan Al-Kahfi 29 Ditampilkan kutipan salah satu ayat Alqur’an tentang toleransi, peserta didik dapat menentukan contoh perilaku yang sesuai dengan kandungan ayat tersebut 9
Menampilkan perilaku beretos kerja seperti terkandung dalam Qs. Al- Mujahadah 11 dan Al- Jumu’ah 9-10 Ditampilkan kutipan salah satu ayat Alqur’an tentang etos kerja,peserta didik dapat menentukan contoh perilaku yang sesuai dengan kandungan ayat tersebut. 10
Menjelaskan arti QS. Yunus : 101 dan QS. al Baqarah : 164 yang menje- laskan ten-tang pengem- bangan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Disajikan kutipan salah satu ayat Alqur ’an tentang, pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, peserta didik dapat menyim- pulkan kandungan ayat tersebut. 11
Melakukan pengem- bangan IPTEK seperti terkandung dalam QS Yunus : 101 dan QS Al Baqarah : 164. Ditampilkan kutipan salah satu ayat Alqur’an tentang IPTEK, peserta didik dapat mengidentifikasi sikap positif dalam pengembangan IPTEK sesuai dengan kandungan ayat tersebut. 12
2. Meningkatkan ke- imanan kepada Allah, malaikat, rasul-rasul, kitab-kitab, hari akhir, Qodo’dan Qodar Allah Menjelaskan makna 10 sifat Allah SWT dalam asmaul husna. Disajikan pernyataan tentang sifat Allah, peserta didik dapat menjelaskan makna salah satu dari 10 sifat Allah SWT yang berkaitan dengan al asma’ul husna. 13
Disajikan pernyataan tentang sifat Allah, peserta didik dapat mengidentifikasi sikap manusia yang berkaitan dengan 10 al asma’ul husna. 14
Meningkatkan Iman kepada Allah SWT Disajikan ilusterasi tentang peristiwa alam, peserta didik dapat menentukan contoh perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Allah 15
Menampilkan perilaku cerminan beriman kepada malaikat dalam kehidupan sehari-hari Disajikan ilusterasi tentang kehidpan sehari- hari, peserta didik dapat menjelaskan hikmah beriman kepada malaikat. 16
Disajikan pengertian beriman kepada malaikat, peserta didik dapat menentukan contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada malaikat.dalam kehidupan sehari- hari 17
Menampilkan perilaku cerminan beriman kepada kitab-kitab Allah dalam kehidupan sehari-hari Disajikan ilustrasi tentang kehidupan manusia yang beriman kepada kitab-kitab Allah swt, peserta didik dapat menentukan hikmah beriman kepada Al-Qur’an 18
Menunjukkan contoh ber- iman kepada rasul-rasul Allah SWT. Disajikan ilustrasi kehidupan rasul, peserta didik dapat menunjukkan contoh perilaku rasul yang harus diteladani. 19
Disajikan narasi tentang kehidupan salah seorang rasul-rasul Allah, peserta didik dapat menjelaskan keutamaan rasul Allah tersebut. 20
Menampilkan hikmah yang mencerminkan ke- imanan kepada hari akhir. Ditampilkan narasi tentang hari akhir,peserta didik dapat menyimpulkan hikmah beriman kepada hari akhir. 21
Menjelaskan hikmah ber- iman kepada qadha’ dan qadar. Disajikan ilustrasi tentang kehidupan manusia, peserta didik dapat menjelaskan hikmah beriman kepada qodo’ dan qodar Allah swt 22
3. Berperilaku terpuji seperti husnuzzhan, taubat dan raja dan meninggalkan peri- laku tercela seperti isyrof, tabzir, ghibah dan fitnah Menjelaskan hikmah yang ber-kaitan dengan hus- nuzhan Disajikan narasi tentang husnudzan, peserta didik dapat menunjukkan salah satu hikmah yang berkaitan dengan husnuzzhan. 23
Menganalisis contoh peri- laku husnuzhan terhadap Allah Disajikan ilustrasi tentang kehidupan seseorang. peserta didik dapat mengenali contoh perilaku husnuzzhan terhadap Allah. 24
Pembiasaan perilaku hus- nudzan dalam kehidupan sehari-hari Disajikan ilustrasi tentang pembiasaan perilaku husnudzan dalam kehidupan sehar- hari peserta didik dapat menunjukkan cara pembiasaan perilaku husnudzan dalam kehidupan sehari-hari. 25
Menunjukan hal-hal yang berkaitan dengan taubat. Ditampilkan ilustrasi tentang perilaku perbuatan dosa, peserta didik dapat menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan taubat. 26
Mengidentifikasi kebiasa- an perilaku taubat. Disajikan narasi tentang kebiasaan perilaku terpuji, peserta didik dapat mengidentifikasi kebiasaan berperilaku taubat dalam ke- hidupan sehari-hari 27
Menunjukan hal-hal yang berkaitan denganraja’ Disajikan pernyataan-pernyataan tentang perilaku terpuji, peserta didik dapat menunjukkan hal-hal yang berkaitan denganraja’. 28
Menjelaskan hikmah peri- lakuraja’ Disajikanilustrasi tentang perilaku terpuji, peserta didik dapat menjelaskan hikmah perilakuraja’dalam kehidupan sehari-hari. 29
Menunjukan hal hal yang berkaitan denganisraf. Disajikan ilustrasi tentang perilaku tercela, peserta didik dapat menunjukkan hal hal yangberkaitandenganisraf. 30
Mengidentifikasi hal hal yang berkaitan dengan tabzir. Disajikan pernyataan-pernyataan perilaku tercela, peserta didik dapatmengidentifikasihal hal yang berkaitan tabzir. 31
Menunjukan manfaat menghindari tabzir. Disajikan narasi tentang perilaku tercela dalam kehidupan sehari-hari, peserta didik dapat menunjukan manfaat menghindaritabzir. 32
Menunjukkan contoh yang terkait tentang ghibah Disajikan pernyataan perilaku tercela, peserta didik dapat menunjukkan contoh hal hal yang berkaitan dengan ghibah 33
Mengidentifikasi perilaku fitnah. Disajikan ilustrasi tentang perilaku tercela, pesertadidikdapat mengidentifikasi perilaku fitnah. 34
4. Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta menjelaskan hukum muamalah dan hu- kum keluarga dalam Islam. Menjelaskan pengertian, kedudukan dan fungsi Al Qur’an, Al Hadits, Ijtihad dan hukum taklifi. Disajikan tabel tentang sumber hukum Islam secara acak, peserta didik dapat me- nunjukkan pengertian sumber hukum tersebut. 35
Disajikan tentang permasalahan yang berkembang di masyarakat, peserta didik dapat menetapkan kedudukan ijtihad sebagai salah satu sumber hukum Islam. 36
Mengidentifikasi contoh- contoh pengelolaan zakat Disajikan wacana tentang permasalahan yang berkembang di masyarakat, peserta didik dapat mengidentifikasi contoh-contoh pengelolaan zakat 37
Menjelaskan syarat dan rukun haji Disajikan deskripsi tentang syarat dan rukun haji. peserta didik dapat menjelaskan ketentuan syarat dan rukun haji 38
Menjelaskan contoh asas- asas transaksi ekonomi dalam Islam. Disajikan deskripsi tentang ekonomi Islam, peserta didik dapat menjelaskan azas-azas transaksi ekonomi dalam Islam 39
Disajikan pengertian macam-macam syirkah, peserta didik dapat mengidentifikasi contoh syirkah tersebut. 40
Disajikan ilustrasi tentang contoh transaksi ekonomi, peserta didik dapat menentukan contoh transaksi ekonomi dalam islam 41
Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia. Disajikan narasi tentang pernikahan yang Islami, peserta didik dapat menjelaskan hikmah pernikahan. 42
Disajikan problematika pernikahan antara muslim dengan non muslim, peserta didik dapat menunjukkan ketentuan pernikahan menurut UU Nomor 1 Tahun 1974. 43
Menjelaskan ketentuan- ketentuan hukum waris. Disajikan narasi tentang h=ubungan kekerabatan dalam keluarga, peserta didik dapat menunjukkan anggota keluarga yang terhalang mendapat harta waris. 44
Menjelaskan hikmah hukum waris dalam Islam. Disajikan wacana tentang penerapan pembagian harta waris, peserta didik dapat mengidentifikasi hikmah hukum waris. 45
5. Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan periode Madinah serta perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia. Mendeskripsikan substansi dan strategi dakwah Rasulullah SAW periode Makkah dan Madinah. Disajikan sejarah singkat dakwah Rasulullah SAW periode Makkah, peserta didik dapat menyimpulkan substansi dakwah Rasululullah SAW di Makkah. 46
Disajikan kisah singkat da’wah Rasulullah periode Madinah, peserta didik dapat menunjukkan strategi yang digunakan Rasulullah dalam berdakwah di Madinah. 47
Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia. Disajikan sejarah singkat perkembangan Islam di Indonesia, peserta didik dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan Islam berkembang dengan cepat di Indonesia. 48
Disajikan narasi tentang perkembangan Islam di Indonesia, peserta didik dapat mengidentifikasi contoh perkembangan Islam di Indonesia. 49
Menjelaskan perkem- bangan Islam di dunia. Ditampilkan contoh perkembangan Islam di dunia, peserta didik dapat menunjukkan salah satu bukti perkembangan Islam di dunia. 50

Kisi-Kisi (SKL) Ujian Praktik USBN PAI SMA/SMK Tahun 2012
Soal
1.1 Membaca
Bacalah ayat-ayat al Qur ’an di bawah ini dengan tajwid yang benar !
a. QS Al-Baqarah ayat 30
b. QS Al-Mukminun ayat 12-14
c. QS Az-Zariyat ayat 56
d. QS An-Nahl ayat 78
e. QS Ali Imran ayat 159
f. QS Asy-Syura ayat 38
g. QS Yunus ayat 101
h. QS Al-Baqarah ayat 164
Aspek yang di nilai : kelancaran dan penerapan tajwid.

soal xii

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 3 SIAK
JALAN GAJAH MADA SUNGAI APIT
________________________________________
MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS / SEMESTER : XII / 2 ( DUA )
WAKTU : 90 MENIT

A. Berilah tanda silang (x) pada salah satu jawaban yang tepat!

1. Fathah tegak pada huruf mim dari kata , di baca panjang dua harakat karena merupakan mad . . . .
a. Farq d. ‘arid
b. Lazim harfi e. badal
c. Tamkin
2. Lafal yang terdapat dalam surah yunus: 101 yang berbunyi , artinya adalah . . . .
a. Peringatan d. percobaan
b. Pertolongan e. permohonan
c. Perkmbangan
3. Ayat Al-Qur’an yang kandungan nya berhubungan dengan geologi adalah surah . . . .
a. Yunus: 5 d. Yunus: 101
b. Yasin: 40 e. At-Tin: 5
c. Al-Anbiya’:30
4. Nun mati bertemu huruf mim pada lafal , hukum bacaannya adalah . . . .
a. Ikhfa’ d. izhar
b. Idgam e. qalqalah
c. Iqlab
5. Lafal yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat: 164, , artinya . . . .
a. Angin d. hewan
b. Tumbuhan e. lebah
c. Awan
6. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(1) Penciptaan langit dan bumi
(2) Silih bergantinya malam dan siang
(3) Para malaikat yang tidak terhitung jumlahnya
(4) Perkisaran angin dan awan
(5) Penciptaan jin dan manusia
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, yang merupakan dalil naqil tentang kebesaran Allah sebagaimana tercantum dalam surah Al-Baqarah: 164 adalah . . .
a. (1), (2), dan (4) d. (2), (4), dan (5)
b. (2), (3), dan (5) e. (3), (4), dan (5)
c. (1), (3), dan (4)
7. Mengacu kepada Al-Qur’an surah Ali-imran ayat 47, kata qada mengandung arti . . . .
a. Hukum d. ukuran
b. Kehendak e. ketentuan
c. Perintah
8. Seseorang yang mengaku islam, apabila tidak beriman kepada takdir dapat di anggap . . .
a. Berdosa d. fasik
b. Zalim e. musyrik
c. Murtad
9. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah At-Talaq ayat: 3 yang berbunyi:


merupakan penegasan bahwa orang yang bertawakal pada Allah tentu Allah akan . . . .
a. Mengampuni dosanya
b. Meninggikan derajatnya
c. Memanjangkan umurnya
d. Menyehatkan jasmaninya
e. Mencukupkan keperluannya
10. Hal yang termasuk musayyar pada setiap manusia antara lain . . . .
a. Menjadi orang saleh
b. Memilih perguruan tinggi
c. Menentukan pilihan jodoh
d. Beredarnya darah dalam tubuh
e. Berkawan akrab dengan orang bertakwa
11. Berikut ini termasuk sikap perilaku orang yang sabar ketika berada pada situasi yang tidak mrnyenangkan, kecuali . . . .
a. Tidak gelisah dan keluh kesah
b. Berserah diri pada Allah SWT
c. Berusaha agar dapat keluar dari musibah
d. Mengendalikan diri dari marah
e. Berputus asa dalam hidup
12. Salah satu hikmah iman pada takdir adalah . . . .
a. Terpenuhi segala keinginan
b. Terbebas dari berbagai cobaan
c. Di sayang oleh semua makhluk
d. Menumbuhkan sikap perilaku terpuji
e. Menduduki jabatan paling tinggi
13. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al’imran, 3: 103 yang berbunyi:


Berisi larangan Allah untuk . . . .
a. Bermarah-marahan
b. Saling mendengki
c. Bercerai-berai
d. Saling menjauh
e. Melakukan perkelahian
14. Persaudaraan yang di kehendaki islam ialah yang dapat menumbuhkan sikap perilaku terpuji seperti berikut ini, kecuali . . . .
a. Saling memuaskan keinginan
b. Saling mencintai
c. Saling menyayangi
d. Saling menolong dalam kebaikan
e. Saling bersikap ramah dan bertegur sapa
15. Rasulullah SAW bersabda:


Kesimpulan isi atau kandungan hadis tersebut adalah Allah SWT akan . . . .
a. Merahmati orang yang bersedekah
b. Membantu orang yang menolong saudaranya
c. Memberi pahala pada orang beramal saleh
d. Meninggikan derajat orang bertakwa
e. Mencintai orang yang bertawakal pada-Nya
16. Manakah yang tidak termasuk ke dalam prinsip-prinsip ajaran islam yang harus di terapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara?
a. Persamaan derajat
b. Musyawarah (demokrasi)
c. Kebebasan
d. Keadilan sosial
e. Kesemufakatan seluruh umat
17. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(1) Suami melaksanakan kewajibannya dengan baik
(2) Istri melaksanakan kewajibannya dengan baik
(3) Suami-istri berperilaku sesuai dengan lingkungan
(4) Anak-anak berbakti kepada orangtua
(5) Orangtua selalu memanjakan anak-anaknya
Dari pernyataan-pernyataan tersebut yang harus dilakukan agar kerukunan dalam kehidupan berkeluarga terwujud adalah . . . .
a. (1), (2), dan (3) d.(1), (2), dan (4)
b. (2), (3), dan (4) e.(2), (3), dan (5)
c. (3), (4), dan (5)
18. Rasulullah SAW bersabda:





Salah satu ciri orang yang tidak beriman berdasarkan hadis tersebut adalah . . .
a. Tetangganya merasa tidak aman dari gangguan
b. Sikap perilakunya selalu menyakitkan hati orang lain
c. Bila beribadah ingin mendapat pujian dan keuntungan dunia
d. Apa bila berbantah suka melampaui batas, yang di benarkan syara’
e. Suka mengurangi timbangan, takaran dan ukuran dalam jual-beli
19. Dalil naqil bahwa insraf itu tidak di sukai Allah SAW adalah Al-Qur’an surah . . . .
a. Al-a’raf: 31 d. Ali’imran: 159
b. Al-Hujurat: 12 e. At-Taubah: 51
c. Al-An’am: 141
20. Berikut ini termasuk dampak negatif dari perilaku israf dalam makanan dan minuman, kecuali . . . .
a. Terjangkit suatu penyakit
b. Di benci oleh orang banyak
c. Rasa malas untuk bekerja
d. Rasa malas untuk belajar
e. Cara berpikirnya kurang cemerlang
21. Tabzir ialah menginfakkan harta dalam maksiat kepada Allah, dalam jalan yang tidak benar dan untuk kerusakan. Definisi tabzir tersebut di kemukakan oleh seorang ulama yang bernama . . .
a. Ibnu mas’ud
b. Ibnu abbas
c. Mustafa Al-Galayani
d. Qatadah
e. M.Quraish shihab
22. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Isra: 29 yang berbunyi:


Merupakan larangan Allah SWT dari berperilaku . . . .
a. Sombong d. pemarah
b. Boros e. kikir
c. Gila harta
23. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
(1) Larangan mengandung domba
(2) Suruhan berlaku jujur
(3) Larangan berbuat gibah
(4) Suruhan bertakwa
(5) Allah maha penerima tobat
Dari pernyataan-pernyataan tersebut yang termasuk isi atau kandungan Al-Qur’an surah Al-Hujurat ayat: 12 adalah . . . .
a. (1), (2), dan (3) d. (2), (4), dan (5)
b. (2), (3), dan (4) e. (1), (3), dan (4)
c. (3), (4), dan (5)
24. Rasulullah SAW bersabda:


Orang yang tidak akan masuk surga berdasarkan hadis tersebut adalah orang yang . . . .
a. Melakukn perzinaan
b. Menyebarkan fitnah
c. Berbuat qibah (menggunjing)
d. Berperilaku jahat pada tetangga
e. Durhaka pada kedua orangtua
25. Hal yang tidak termasuk ke dalam sebab-sebab memperoleh harta warisan adalah . . . .
a. Kekeluargaan
b. Perkawinan
c. Wala’ (memerdekakan budak)
d. Tetangga dekat
e. Hubungan seagama
26. Perhatikan ungkapan-ungkapan berikut!
(1) Budak belian(hamba sahaya)
(2) Ahli waris berbuat maksiat
(3) Pewaris dan ahli waris berbeda agama
(4) Ahli waris pembunuh pewarisnya
(5) Ahli waris pernah berperilaku tercela
Dari ungkapa-ungkapan tersebut, yang termasuk sebab-sebab ahli waris tidak berhak memperoleh harta waris adalah . . . .
a. (1), (2), dan (3) d. (1), (3), dan (4)
b. (2), (3), dan (4) e. (2), (4), dan (5)
c. (3), (4), dan (5)
27. Sebuah harta waris di bagikan kepada ahli waris, yang berhak menerimanya hendaknya di keluarkan untuk keperluan-keperluan berikut kecuali . . . .
a. Zakat
b. Biaya pengurusan jenazah
c. Utang
d. Wasiat
e. Menyantuni fakir-miskin
28. Perhatikan ahli waris laki-laki berikut ini!
(1) Suami (4) anak laki-laki
(2) Bapak (5) kakek
(3) Saudara laki-laki
Dari para ahli waris tersebut, jika mereka suaminya ada, maka yang berhak memperoleh waris adalah . . . .
a. (1), (2), dan (3)
b. (1), (2), dan (4)
c. (3), (4), dan (5)
d. (2), (3), dan (5)
e. (1), (2), (3), dan (5)
29. Ahli waris itu terdiri dari:
(1) Anak laki-laki dan anak perempuan
(2) Ibu
(3) Bapak
(4) Cucu laki-laki
(5) Suami/istri
Dari para ahli waris tersebut yang tidak berhak memperoleh bagian waris adalal . . . .
a. (1) d. (4)
b. (2) e. (5)
c. (3)
30. Ahli waris terdiri dari:
(1) Anak laki-laki (4) ibu
(2) Anak perempuan (5) suami
(3) Bapak
Dari para ahli waris tersebut yang berhak memperoleh ¼ dari harta waris adalah . . . .
a. (1) d. (4)
b. (2) e. (5)
c. (3)
31. Jumlah harta waris yang tinggal di bagikan kepada ahli waris itu berjumlah Rp. 24.000.000,-. Ahli warisnya terdiri dari: istri, ibu, dua anak perempuan, dan seorang anak laki-laki. Besar bagian warisan seorang anak perempuan adalah . . . .
a. Rp 4.000.000,- d. Rp 5.000.000,-
b. Rp 4.250.000,- e. Rp 6.000.000,-
c. Rp 4.500.000,-
32. Bahwa anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan saling mewarisi dengan ibunya dan keluarga dari pihak ibunya tercantum dalam kompilasi hukum islam . . . .
a. 186 d. 197
b. 193 e. 199
c. 195
33. Organisasi islam di prancis yang bernama conceil religieux de islam en france didirikan pada tahun. . . .
a. 1983 d. 1992
b. 1986 e. 1995
c. 1989
34. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut! Kemuduran umat islam di sebabkan tiga faktor, yaitu:
1. Hancurnya bagdad sebagai pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam
2. Timbulnya paham fatalisme di kalangan umat islam
3. Perlunya negara tersendiri bagi umat islam terpisah dari negara hindu
Pernyataan-pernyataan tersebut adalah sumbngan pikiran dari:
a. Abu A’la Al-Maududi
b. Jamaludin Al-Afgani
c. Muhammad ‘Abduh
d. M.M. Syarif
e. Muhammad Iqbal
35. Islam masuk benua afrika pada tahun ke-5 dari kenabian, ke wilayah yang bernama . . . .
a. Maroko d. somalia
b. Ethiopia e. sudan
c. Sinegal
36. Organisasi islam di benua Afrika yang bertaraf internasional, yaitu Australia Federation of Islamic Council (AFIC) di dirikan pada tahun . . . .
a. 1970 d. 1979
b. 1973 e. 1982
c. 1976
37. Berikut ini termasuk kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh organisasi mahasiswa istam Muslim Student Association (MSA) di Amerika, kecuali . . . .
a. Memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk mempelajari islam dalam konteks modern
b. Pada tahun 1966 mendirikan federasi organisasi-organisasi mahasiswa islam internasional yang berpusat di Nigeria
c. Pada tahun 1967 mendirikan Islamic Medical Association (himpunan kedokteran islam)
d. Pada tahun 1969 membentuk Council of Imam (Majelis Imam), yang bertugas mengatur imam-imam di masjid-masjid di benua Amerika
e. Pada tahun 1972 mendirikan himpunan ilmuwan Muslim ( Association of Muslim Social Scientists)
38. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
1. Membangun banyak masjid dan sekolah
2. Mengangkat martabat kaum Muslimin kulit hitam dalam bidang sosial
3. Di bidang organisasi, ia telah meninggalkan jamaah yang besar dan teratur
Hal-hal tersebut di atas termasuk jasa-jasa seorang pemimpin organisasi Black Muslim yang berpusat di Chicago, yang wafat 25 februari 1975, ia bernama. . . .
a. Wallace Fard Muhammad
b. Al-Haj Malik Al-Shabaz
c. Classius Clay
d. Warisuddin Muhammad
e. Elijah Muhammad
39. Organisasi Islam di Amerika yang bernama Word Community in the west di ganti namanya menjadi American Muslim Mission (AMM) pada tahun . . . .
a. 1978 d. 1984
b. 1980 e. 1986
c. 1982
40. Muslim Amerika yang pada tahun 1978 mendapat gelar mujaddid dari konferensi Menteri Luar Negeri Negara-negara Islam, bernama. . .
a. Warisuddin Muhammad
b. Wallace Fard Muhammad
c. Malcolm Little
d. Mohammad Ali
e. Elijah Muhammad

Jumat, 10 Februari 2012

USBN PAI SMA 2012
1. Alasan para malaikat mempertanyakan kepada Allah SWT tentang penciptaan manusia menurut Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 30 adalah…
a. karena manusia makhluk yang paling sempurna
b. kerena manusia diberi akal dan nafsu
c. karena manusia suka lupa dan berbuat kesalahan
d. karena manusia suka berbuat kerusakan dan saling menumpahkan darah
e. kerana manusia dibuat dari tanah

2. Disamping tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi, menurut Al-Qur’an surat Adz-dzariayat ayat 56 adalah untuk…
a. mencari kebahagiaan b. mencari kesenangan
c. memperbanyak amal d. untuk mencari rizki
e. beribadah kepada Allah SWT

3. Beramal yang tujuannya semata-mata hanya mencari kedidhaan Allah SWT disebut…
a. ikhlas d. taqwa
b. ihsan e. tawadu
c. khusu

4. Arti dari potongan ayat ﻭﻨﺳﻜﻰ yang benar adalah…
a. dan shalatku d. dan hidupku
b. dan ibadahku e. dan matiku
c. dan aku diperintahkan

5. Arti potongan ayat ﻓﻲ ﻗﺮﺍﺮﻣﻜﻳﻥ yang benar adalah
a. dalam tempat yang kuat d. dalam rahim yang aman
b. dalam tempat yang aman e. dalam rahim yang terpelihara
c. dalam tempat yang dijaga

6. Al Jabbar memiliki makna…
a. Maha Bijaksana d. Maha Pembentuk
b. Maha Perkasa e. Maha Pencipta
c. Maha Pengampun


7. Salah satu hadits Rasulallah SAW yang menjelaskan Asmahul Husna diriwayatkan oleh…
a. Imam Bukhari d. Ibnu Hibban
b. Imam Muslim e. Imam Darul Kutni
c. Ibnu Majah

8. Asmaul Husna artinya adalah…
a. sifat-sifat yang baik bagi Allah b. sifat-sifat mustahil bagi Allah
c. nama-nama yang baik dan agung d. firman-firman Allahe.
e. perintah dan larangan Allah

9. Adanya Allah itu dapat dibuktikan secara akal,…
a. dengan menghitung ciptaan-Nya secara matematis
b. dengan membandingkan semua ciptaan-Nya
c. dengan memperhatikan dam memikirkan semua yang ada di ala mini
d. dengan mengagumi segala ciptaan-Nya
e. dengan menikmati semua ciptaan-Nya

10. Apabila kita memperhatikan kejadian dan kerja dari organ-organ tubuh kita maka…
a. Kita pasti dapat mengagungkan kebesaran Allah SWT
b. Kita pasti dapat mensyukuri nikmat Allah SWT
c. Kita pasti dapat menghitung nikmat Allah SWT
d. Pasti kebesaran dan keagungan Allah SWT dapat terbayangkan
e. Pasti terpikir bahwa semua itu ada yang mengaturnya

11. Ilmu untuk membaguskan bacaan Al-Qur’an disebut ilmu…
a. tajwid d. tauhid
b. taqlid e. qira’at
c. tasydid

12. Nun mati (ﻥ) menghadapi ta (ﺖ) dalam potongan ayat berikut ﻣﻥ ﺘﺮﺍﺐ hukum bacaannya adalah…
a. ikhfa d. idhgam
b. izhar e. gunnah
e. iqlab

13. Isi kandungan surat Al-Mukmin ayat 67 antara lain…
a. tentang proses kejadian manusia d. tugas manusia sebagai kholofah di bumi
b. tentang perintah ibadah shalat e. tentang proses kejadian alam semesta
c. tentang perintah jin dan manusia untuk beribadah

14. Ketika Allah memerintah kan untuk sujud kepada adam maka malaikat sujud dan iblis tidak, karena iblis mempunyai sifat…
a. sombong d. hasud
b. ria e. zolim
c. khianat

15. Tujuan pelaksanaan ibadah kepada Allah adalah…
a. untuk mendapatkan kekayaan yang banyak d. agar kelak masuk surga
b. untuk mencari kemuliaan diri e. agar disebut orang baik dan shaleh
c. untuk mencari keridhaan Allah

16. Arti bacaan dari kalimat ﺪﻳﻥﺍﻟﻘﻳﻣﺔ adalah…
a. agama yang selamat d. agama yang diridhai
b. agama yang lurus e. agama yang tegak
c. agama yang baik

17. Perbuatan yang tergolong musyrik adalah…
a. menolong orang kafir d. bertengkar dengan tetangga
b. menolong yang teraniaaya e. mengumpat orang lain
c. menyembah patung

18. Kesamaan ajaran yang diturunkan Allah kepada para Nabi dan Rasul terdahulu sebelum Nabi Muhammad Saw adalah…
a. ajaran shalat d. ajaran ibadah haji
b. ajaran puasa e. ajaran tauhid
c. ajaran zakat

19. Amalan yang pertama kali dihisab oleh Allah nanti diakherat adalah…
a. shalat d. ibadah haji
b. zakat e. silaturahmi
c. puasa

20. Ihlas menurut kata yang benar adalah…
a. murni d. taat
b. patuh e. rela
c. lurus

21. Sifat-sifat yang wajib bagi Allah yang harus diketahui setiap muslim sebanyak…
a. sepuluh d. tiga belas
b. sebelas e. empat belas
c. dua belas

22. Mukhalafatu lil hawaditsi merupakan sifat bagi Allh, artinya…
a. berbeda dengan sendiri-Nya d. berbeda dengan segala ciptaan-Nya
b. berbeda dengan makhluk-Nya e. berbeda dengan segala iradah-Nya
c. berbeda karena tidak ada yang menyerupainya

23. Khusnudhan kepada Allah artinya…
a. menduga bahwa Allah Maha Kuasa d. berprasangka baik kepada Allah
b. memperhatikan kekuasaan Allah e. menghindar dari perbutan maksiat
c. mengakui kekuasaan Allah

24. Sumber hukum islam memiliki pengertian…
a. sesuatu yang dijadikan sandaran, dasar dan acuan atau pedoman syariat islam
b. sesuatu yang dijadikan pegangan agama islam
c. landasan untuk berpijak berdasarkan kerangka ajaran islam
d. landasan untuk mengembangkan diri dalam agama islam
e. substansi dalam hokum islam

25. Menurut bahasa Al-Qur’an berarti…
a. kabar d. bacaan
b. baru e. firman
c. cerita

26. Kandungan Al-Qur’an terdiri dari…
a. akidah, syariah dan sejarah d. syariah, sejarah dan akhlak
b. akidak, syariah dan akhlak e. sejarah, akhlak dan akidah
c. akidah, sejarah, syariah dan akhlak

27. Keyakinan seorang muslim terhadap Allah terangkum dalam kalimat tiyyibah sebagai berkut…
a. La Illaaha Illallah d. Innahu huwa al-Gafururrahim
b. In huwa Illa Wahyu Yuha e. Innahu huwassamiun’alim
c. likulli syaiin qadir

28. Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama, barang siapa yang menghapalnya, ia masuk surga. Ungkapan tersebut terdapat pada hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh…
a. Imam Turmudzi d. Ibnu Majah
b. Imam Muslim e. Imam Syafe’i
c. Imam Bukhari

29. Allah Maha Pengampun, sesuai denghan namanya dalam Asmaul Husna yaitu…
a. Al-‘Adl d. Al-Malik
b. Al-Gaffar e. Al-Hasib
c. Al-Hakim

30. Menurut surat Al-A’raf ayat 180 Asmaul Husna sangat baik dibaca ketika…
a. berwudlu d. menuntut ilmu
b. berdoa e. shalat malam
c. berzarah

31. Allah itu Maha Merajai, rajanya semua raja dan rajanya seluruh nakhluk, karena Dia memiliki sifat…
a. Al-Hakim d. Al-‘Adl
b. Al-Malik e. Al-Hasib

32. Allah Maha Bijaksana, Karena Dia memiliki sifat…
a. Al-Hakim d. Al-‘Adl
b. Al-Malik e. Al-Hasib
c. Al-Gaffar

33. Allah Maha Pengampun, karena Allah memiliki sifat
a. Al-Hakim d. Al-‘Adl
b. Al-Malik e. Al-Hasib
c. Al-Gaffar

34. Yang kehendak-Nya tidak dapat diingkari, termasuk nama Allah…
a. Ar-Rahman d. Al-‘Aziz
b. Ar-Rahim e. Al-Jabbar
c. Al-Mu’min

35. Yang Maha Terpercaya, arti nama Allah…
a. Ar-Rahman d. Al-‘Aziz
b. Ar-Rahim e. Al-Jabbar
c. Al-Mu’min

36. Iman adalah keyakinan yang ada dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Orang yang tersebut dinamakan…
a. Muslim/muslimah d. saim/saimah
b. mukmin/mukminah e. saleh/salehah
c. muhsin/muhsinah

36 Yang harus kita lakukan sehubungan dengan Asmaul Husna Al-Gaffar adalah…
a. berbuat adil dan bijaksana kepada sesame
b. merasa kecil dihadapan Allah
c. banyak bersyukur atas nikmat dan karunua-Nya
d. memperbanyak amal shaleh sepanjang masih hidup
e. banyak memohon ampun atas dosa-dosa yang kita lakukan

37 Berikut ini adalah beberapa pungsi iman kepada Allah SWT, kecuali…
a. sadar akan kelemahan diri dihadapan Allah
b. sadar bahwa diri kita akan mati dan akan diminta pertanggungjawaban
c. menyadari bahwa segala sesuatu yang kita nikmati berasal dari Allah SWT
d. sadar bahwa kita ada potensi untuk melaksanakan dosa dan maksiat
e. menyadari bahwa diri kita sendiridiawasi oleh Allah SWT.

38. Menurut Al-Qur’an, manusia cenderung berbuat baik karena dirinya memiliki…
a. harokah kebaikan d. fityrah yang cenderung berbuat baik
b. persepsi kebaikan e. minat dan bakat berbuat baik
c. berkah kebaikan

39. Agar terbentuk jiwa istiqamah, perlu diperlukan aktifitas keagamaan dengan…
a. fluktuatif d. kondisional
b. incidental e. konsisten
c. berkala

40. Mereka yang masuk islam pertama kali, disebut…
a. Assabiqunal Awwalun d. Awalul Mutakalimin
b. Assabiqunal Ambiya e. Awwalul Musyafirin
c. Awwalul Muslimin

41. Subtansi dakwah Rasulullah Saw, salahsatunya adalah mengajak manusia untuk senantiasa bertauhid. Pendapat ini diungkapkan oleh…
a.Al-Mubarakfury d. Darru Qutny
b. Sayid Qutub e. Muhammad Al-Baky
c. Burhanudin

42. Berikut ini adalah salah satu fungsi Hadits, kecuali…
a. merupakan hokum islam yang pertama dan utama
b. sebagai penjelas terhadap hokum yang ada dalam Al-Qur’an yang bersifat global
c. swbagai contoh keteladanan Rasulullah Saw
d. sebagai tolak ukur bagi umat islam dalam melaksanakan hokum islam
e. menetapkan hokum yang belum termuat dalam Al-Qur’an

43. Sikap dinamis tercantum dalam prilaku …
a. pedili, belas kasih, penuh kreasi dan berempati terhadap makhluk hidup
b. berpikir cerdas, penuh kreasi, dan beradaptasi dengan lingkungan
c. selalu berbaik sangka dan berpikir positif dalam segala hal
d. percaya diri dan tak kenal lelah dalam perjuangan mencapai cita-cita
e. kesedian membantu setiap makhluk hidup yang pantas mendapat bantua,serta menghindari sifat iri dan dengki

44. Upaya orang Quraisy menghambat dakwah Rasulullah Saw dilakukan dengan bernagai cara. Salah satunya adalah…
a. menghancurkan ka’bah
b. menghancurkan berhala lata dan uza
c. memntau kegiatan Nabi Saw
d. mengirim utusan kepada paman Nabi Saw, Abu Thalib, agar menghentikan Nabi berdakwa
e. menghadang setiap kegiatan Umat Islam dengan cara yang sopan

45. Sasaran dakwah Rasulullah Saw pertama kali adalah…
a. para pembesar Quraisy d. kalangan partisipan
b. keluarga paling dekat e. masyarakat awam
c. kalangan sahabat

1. Perhatikan pernyatan berikut!
1) Adanaya dorongan kewajiban bagi setiap Muslim, khususnya para ulama untuk berdakwah
2) Adanya kesungguhan hati dan keuletan para juror dakwah secara terus menerus
3) Persyaratan untuk masuk Islam sangat mudah
4) Para juror dakwah lebih kaya dan lebih terpelajardari orang-orang yang diserunya untuk masuk Islam
5) Raja-raja Islam ikut berperan dalam melaksankan kegiatan dakwah
Dari pernyataan-peryantaan tersebut yang termasuk alas an cepat tersiarnya agama Islam di Indonesia adalah…….
a. 1, 2,3 d. 1, 2, 3, 5
b. 2, 3, 4 e. 1, 2, 3, 4, 5
c. 3, 4, 5
2. Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah..
a. Pantai Sumatra bagian selatan
b. Panta iSumatra bagian utara
c. Bagian utara pulau Jawa
d. Pesisir selatan Kalimantan
e. Kepulauan Maluku bagian Timur
3. K.H Zaenal Mustafa yang memimpin tentara Isalam melawan penjajah Belanda adalaha..
a. Pemimpin persatuan ulama Aceh
b. Pendiri organisasi Islam PERSIS
c. Pemimpin pesantren di Sumatra Barat
d. Pendiri organisasi Muhammadiyah
e. Pemimpi pesantren Sukamanah Jawa Barat
4. Kerajaan Islam pertama yaitu Samudra Pasai dari pesisir laut Aceh, berdiri pada tahun..
a. 1240 M d. 1270 M
b. 1251 M e. 1281 M
c. 1261 M
5. Seorang pemimpin organisasi Balck Muslim yang berpusat di Chicago, yang wafat 25 Februari 1975, ia bernama..
a. Wallace Fard Muhammad
b. Al-Haj Malik Al-Shabaz
c. Calssius Clay
d. Warisuddin Muhammad
e. Elijah Muhammad
6. Organisasi Isalam di benua Afrika yang bertaraf internasional, yaiti AFIC didirikan pada tahun..
a. 1970 d. 1979
b. 1973 e. 1982
c. 1976
7. Sikap penduduk Mekkah terhadap dakwah Nabi saw sebagai berikut….
a. semua menolak
b. semua menerima
c. sebagian kecil menolak
d. ada yang langsung menerima dan ada yang langsung menolak
e. semua yang diatas benar
8. Paman Nabi Muhammad saw yang sangat benci terhadap Islam ialah….
a. Abu Tahalib
b. Abu Lahab
c. Abbas
d. Hamzah
e. Abu Bakar
9. Hasutan Abu Lahab selalu dibantu oleh isterinya yang bernama ….
a. Umi Salamah
b. Ummu Aiman
c. Ummu Jamil
d. Ummu Lahab
e. Ummu Kalsum.
10. Berikut ini adalah sahabat yang menemani Nabi sewaktu hijrah ke Madinah…
a. Abu Bakar
b. Abdur Rahman bin Auf
c. Umar bin Khattab
d. Ali bin Abi Tahalib
e. Abdullah bin Umar
9. Berikut ini adalah sahabat yang dipersaudaraan oleh Rasul, kecuali …
a. Abu Bakar dan Khrijah bin Zuhair
b. Umar bin Khatttab dan Itban bin Malik
c. Bilal bin Rabah dan Abu Ruwaihah
d. Amir bin Abdillah dan Sa’ad bin Muadz
e. Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Zubair
6. Peperangan yang pertama kali diikuti oleh Nabi Muhammad saw ialah….
a. Perang Uhud
b. Perang Badar
c. Perang Khandaq
d. Perang Tabuk
e. Perang Hunaen
10. Pahlawan Quresy yang terbunuh dalam perang tanding di Badar ialah….
a. Syaibah bin Rabi’ah
b. Ubaidah bin Harits
c. Ali bin Abi Thalib
d. Hamzah bin Abdul Muthalib
e. Umar bin Khattab
11. Nabi Muhammad saw. diutus oleh Allah kepada ….
a. negara-negara yang berbahasa Arab d. suku Quraisy
b. seluruh manusia e. orang Jahiliyah
c. rakyat Timur Tengah
12. Isi risalah Nabi dalam Al Qur’an surat Al Ikhlas menjelaskan bahwa Allah swt Maha….
a.Esa d. Mengetahui
b. Bijaksana e. Adil
c. Pengampun
13. Tidak ada satu pun contoh yang lebih baik daripada perbuatan Nabi Muhammad saw. Oleh karena itu, beliau disebut …
a. Ulul azmi d. Sederhana
b. Orang yang tekun beribadah e. Uswatun hasanah
c. Orang yang pandai memimpin
14. Pada waktu Muhammad berusia … Pendeta Bukhaira melihat tanda-tanda kenabian terakhir pada diri beliau.
a. 6 tahun d. 25 tahun
b. 12 tahun e. 9 tahun
c. 15 tahun
15. Pada tanggal 17 Ramadhan, wahyu pertama turun. Pada waktu itu Rasulullah berusia …
a. 25 tahun d. 40 tahun
b. 30 tahun e. 45 tahun
c. 35 tahun
16. Rasulullah saw. Mulai berdakwah setelah turunnya wahyu kedua, yaitu surat …
a. Al Fatihah ayat 1-7 d. Al Insan ayat 1-3
b. Al Baqarah ayat 1-10 e. Al Muddatsir ayat 1-7
c. Muhammad ayat 1-5
17. Pada awal dakwah Nabi secara terang-terangan, oarang yang pertama menentang Rasulullah adalah …
a. Umar bin Khatab d. Abu Sufyan
b. Abu Jahal e. Suku Quraisy
c. Abu Lahab
18. Utbah Bin Rabi’ah seorang pembicara ulung, tetapi akhirnya ia terdiam setelah Rasulullah …
a. Menolak secara tegas d. Menolak secara halus
b. Membaca Al Quran e. Memberikan hadiah
c. Membaca hadis
19. Rasulullah seorang demokrat sejati. Beliau menerima usul Salman Al Farisi dalam perang …
a. Badar d. Tabuk
b. Khaibar e. Khandak
c. Uhud
20. Rasulullah bersikap pemaaf. Ketika nabi berdakwah, beliau dilempari batu oleh penduduk …
a. Thaif d. Mekah
b. Yaman e. Habsyi
c. Madinah


21. Nabi Muhammad saw. menyiarkan agama islam secara sembunyi-sembunyi ketika perintah wahyu Allah turun, sebab …
a. Belum ada perintah dakwah secara terang-terangan
b. Kondisi umat islam masih lemah dan sedikit
c. Nabi Muhammad saw. masih muda usianya
d. Kaum kafir Quraisy sangat kuat kedudukannya
e. kaum kafir menginginkan untuk itu
22. Perjuangan Nabi Muhammad saw. begitu teguh dalam menghadapi kaum kafir Quraisy, Kisah ini dipaparkan untuk …
a. Kita ketahui sejarah perjuangannya d. Melatih kesabaran
b. Gambaran seorang juru dakwah e. Melatih ketaatan
c. Menjadi contoh teladan
23. Nabi Muhammad saw dakwah secara sembunyi-sembunyi yaitu diawali pada …
a. Kaum kafir Quraisy d. Kerabat terdekat
b. Masyarakat Arab e. Tetangga yang jauh
c. Teman sejawat
24. Isi surat Al Mudasir adalah perintah dakwah secara …
a. Terbuka d. Bebas
b. Terang-terangan e. Bekerja
c. Sembunyi-sembunyi
25. Rumah sahabat Nabi Muhammad saw. yang dipakai untuk berdakwah …
a. Abu Bakar Siddiq d. Umar bin Khattab
b. Arqam bin Abil Arqam Al Makhzumy e. Usman bin Affan
c. Ali bin Abu Thalib
26. Diantara keluarga Nabi Muhammad yang pertama kali masuk Islam adalah …
a. Abu Bakar Siddiq ra d. Abu Hurairah
b. Abdullah bin Mas’ud e. Abu Thalib
c. Khadijah
27. Dalam penyebaran agama islam, kondisi umat islam masih lemah dibantu oleh …
a. Ja’far bin Abu Thalib d. Abdurrahman bin Auf
b. Fatimah e. Abdullah bin Masud
c. Siti Khadijah
28. Dalam kondisi belum kuat, umat Islam dalam melaksanakan ibadahnya dilakukan di …
a. Masjid d. Rumah Nabi Muhammad saw
b. Celah bukit e. Rumah Arqam bin Arqam
c. Rumah

1. Salah satu ajaran islam periode Mekah yang harus didakwahkan Rasulullah pada awal kenabiannya adalah….
a. Pencipta alam semesta adalah Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
b. Kewajiban melaksanakan puasa
c. Kewajiban menunaikan ibadah haji
d. Menaati hUkum pernikahan yang islami
e. Melaksanakan hukum waris yang islami
2. Berikut ini termasuk orang-orang yang masuk islam pada waktu dakwah dilakukan Rasulullah secara sembunyi-sembunyi, kecuali….
a. Hamzah bin Abdul Mutalib
b. Khadijah binti Khuwailid
c. Ali bin Abu Talib
d. Zaid bin Haritsah
e. Abu Bakar Siddiq
3. Rasulullah SAW berdakwah pada periode Mekah selama…
a. 9 tahun d. 12 tahun
b. 10 tahun e. 13 tahun
c. 11 tahun
4. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
1. Setiap individu masyarakat Madinah mendapat jaminan kebebasan beragama
2. Umat islam boleh bekerjasama dalam berbagai hal dengan kaum Yahudi Madinah
3. Bila Madinah diserang musuh, maka seluruh penduduk Madinah harus bantu membantu dalam mempertahankan kota Madinah
4. Kaum Yahudi Madinah dan penduduk Madinah non-islam harus membayar jizyah kepada umat islam
5. Rasulullah SAW adalah pemimpin bagi seluruh masyarakat Madinah
Dari pernyataan tersebut yang termasuk isi dari Piagam Madinah ialah…
a. 1,2,3 d. 1,3,4
b. 2,3,4 e. 1,3,5
c. 3,4,5
6. Salah satu metode dakwah yang dilakukan Rasulullah ialah “ Mujadalah bi Allatihiya Ahsan” yang artinya….
a. Nasihat dan pengajaran yang baik
b. Perilaku terpuji yang harus diteladani
c. Berdiskusi dengan cara yang terbaik
d. Penyamoaian dakwah dengan cara bijaksana
e. Perilaku tercela yang harus dijauhi
7. Yang bukan merupakan factor agama penyebab agama Islam berkembang dengan cepat di Indonesia adalah…
a. Persyaratan masuk Islam sangat mudah
b. Agama Islam telah disesuaikan dengan tradisi dan kondisi Indonesia
c. Agama Islam disebarkan dengan cara damai
d. Agama Islam tidak mengikat pemeluknya dalam melaksanakan ibadah
e. Agama Islam tidak mengenal kasta
8. Berikut ini adalah saluran cara-cara masuknya Islam di Indonesia, kecuali…
a. Mengadakan perkawinan dengan wanita-wanita pribumi
b. Dengan memerdekakan budak, kemudian mengislamkan budak tersebut
c. Mendirikan pesantren sebaga tempat pembelajaran agama Islam
d. Melalui dakwah para wali
e. Melalui perdagangan
9. Syarat masuk Islam sangat mudah yaitu…
a. Memberikan sedekah d. mengerjakan sholat
b. Mengucapkan syahadat e. menunaikan zakat
c. Mengucapkan salam
10. Kerajaan Islam yang pertama di Jawa adalah…
a. Samudra Pasai d. majapahit
b. Mataram e. Banten
c. Sriwijaya
11. Salah satu pengaruh Islam dikalangan istana adalah…
a. Pembuatan gending
b. Pembuatan pakaian batik
c. Penggunaan gelar sultan
d. Pembangunan alun-alun
e. Penggunaan keris
12. Pendapat yang mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13 didukung oleh…
a. Berita dari para pedagang
b. Munculnya kerajaan Sriwijaya
c. Makam Sultan Malik al-Saleh
d. Munculnya kerajaan Samudra Pasai
e. Adanya komunitas orang-orang Ta-shih di Sumatera Selatan
13. Untuk mengikat Negara-negara Islam diseluruh dunia, telah didirikan Muslim World League atau Liga Dunia Islam pada tahun…
a. 1950 M d. 1965 M
b. 1956 M e. 1970 M
c. 1962 M
14. Tokoh-tokoh Islam bermunculan karenakesadaran akan pembaharuan dunia Islam, salah seorang tokoh yang mengarang buku At-Tauhid adalah …
a. Jamaluddin Al-Afghani
b. Muhammad binAbdul Wahab
c. Muhammad Husain Haekal
d. Mustafa Lutfi Ali
e. Abdussalam Al-Ujaili
15. Dunia Islam mengalami kemajuan pesat dengan adanya lembaga-lembaga pendidikan khususnya di Mesir. Universitas yang terkenal di mesir ialah …
a. Universitas Al-Kubro d. Universitas Al-Azhar
b. Universitas Al-Kairo e. Universitas Ain Asy-Syams
c. Universitas Al-Madinah



TUGAS AGAMA
KELOMPOK 5
NAMA: 1. MUSLIADI
2. NUNIK
3. NURMALA DEWI
4. PUTRI INDAH
5. PUTRI YANI NOVEMBER