Sabtu, 01 Desember 2012

LKS XI


Soal
Pilihlah jawaban yang paling tepat !
1.       Hal yang tidak termasuk ciri khas dari seorang rasul adalah….
a.       Sehat jasmani dan rohani nya
b.      Memiliki jiwa yang ‘ismah
c.       Memiliki postur tubuh yang menarik
d.      Berasal dari keturunan orang kaya
e.      Memiliki akal yang sempurna

2.       Berikut ini rasul yang termasuk ulul azmi adalah…
a.       Nabi Muhammad
b.      Nabi idris
c.       Nabi hud
d.      Nabi yakub
e.      Nabi harun

3.       Sifat sifat mulia yang dimiliki para rasul atau nabi adalah kecuali..
a.       Sidiq
b.      Amanah
c.       Khianat
d.      Tabliq
e.      Fathanah

4.       Berdasarkan hadis riwayat imam ahmad dari abu zar jumlah para nabi adalah.
a.       315 orang
b.       750 orang
c.       100.000 orang
d.      124.000 orang
e.      150.000 orang

5.       Mukjizat terbesar nabi Muhammad adalah….
a.       Tidak hangus dibakar
b.      Tongkat dapat menjadi ular dan membelah lautan
c.       Al-qur’an
d.      Dapat mrnghidupkan orang mati
e.      Dapat membuat burung dari tanah



6.       Sifat sifat mustahil para rasul adalah…
a.       Sidiq
b.      Amanah
c.       Tabliq
d.      Fathanah
e.      Kidzib

7.       Jika ada orang mengaku beragama islam,tetapi tidak beriman kepada rasul yang namanya sudah tercantum didalam al-qur’an terdapat dalam al-qur’an surah..
a.       An nisa 4:150
b.      Al baqarah 2:28
c.       Maryam 19:41
d.      Ali imran 3:79
e.      Al maidah 5:3

8.       Berapa orangkah nabi yang termasuk kedalam ulul azmi..
a.       4 orang
b.      10 orang
c.       25 orang
d.      5 orang
e.      15 orang

9.       Inti ajaran para rasul adalah sama  yaitu.
a.       Membimbing manusia agar berilmu tinggi
b.      Menunjuki manusia agar mau bekerja
c.       Menuntun manusia kepada kesempurnaan dan derajat yang tinggi
d.      Membedakan mana yang benar dan mana yang salah
e.      Menjelaskan adanya kesenangan dan kesusahan

10.   Hukum beriman kepada nabi dan rasul adalah……
a. fardhu’ain
b. mubah
c. haram
d. sunnah
e. wajib





Essay

1.       Apakah yang dimaksud dengan iman kepada rasul allah
·         iman kepada rasul allah adalah seseorang yang diutuskan dan ditugaskan allah  untuk menyampaikan ajaran allah ( wahyu ) yang diterimanya kepada umatnya agar dijadikan pedoman hidup

2.       sebutkan contoh rasul yang menerima mukjizat dari allah
·         nabi Ibrahim=tidak hangus di bakar
·         nabi musa=tongkatnya dapat berubah menjadi ular  yang memakan ular ciptaan fir’aun dan dapat membelah lautan merah
·         isa=dapat membuat burung dan menghidupkan orang yang telah mati
·         muhamad=mukjizad terbesarnya adalah al-qur’an

3.       sebutkan sifat sifat mulia yang wajib dimiliki oleh para rasul
·         sidiq
·         amanah
·         tabliq
·         fathanah

4.       sebutkan para rasul yang termasuk ulul azmi
·         Muhammad
·         Ibrahim
·         Nuh
·         Musa
·         Isa

5.       Berapakah jumlah para rasul
·         25 orang

KHUTBAH JUM'AT





R I Z Q I
DAN KEHIDUPAN





 
 
Khutbah Vol : 401/3-12/B                                                                    9 Maret 2012 / 16 R.Tsani 1433 H
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. أَمَّا بَعْدُ؛
Ma’asyiral Jum’ah As’adakumullah ;
Marilah segala puji dan syukur kita persembahkan kehadirat Allah Swt. karena atas curahan nikmat iman dan islam kepada kita, sehingga kita dapat melaksanakan tugas-tugas kita dengan baik. Tidak lupa sholawat beriring salam marilah kita sampaikan kehadirat junjungan Nabi besar Muhammad Saw. seorang utusan Allah yang telah membawa risalah haq kepada manusia, demi keselamatan dan kebahagiaan kita di dunia dan akhirat.

Kaum Muslimin sidang Jum’at yang dirahmati Allah; 
Rizqi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Allah telah menciptakan dan memberikan rizqi itu untuk manusia dan setiap makhluk-Nya, sesuai dengan firman Allah ta'ala:
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhulmahfuz). (QS.11/Hud:6).
Rizqi itu dimaksudkan agar manusia dapat hidup terhormat, tidak menundukkan kepalanya kecuali kepada Allah sebagai pencipta dan pemberi rizqi itu. Dan secara umum, rizqi yang diberikan Allah itu diberikan agar kehidupan makhlukNya berjalan dengan baik dan bahagia.
Seorang ulama Mesir, Mutawwali Sya’rawi dalam kitabnya al-Rizq pernah menulis, sebagai berikut: “Tak seorangpun mengetahui darimana sumber rizqi tersebut. Adakalanya orang pergi ke berbagai tempat, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa. Namun sesungguhnya rizqi itu senantiasa mengetahui alamat pemiliknya, dan memahami jalan-jalan ke sana, bahkan sedikitpun tidak pernah salah alamat, karena rizqi itu ditentukan oleh Yang di langit, dan ditakdirkan oleh Allah SWT”.
Itulah sebabnya kadangkala manusia merasa heran bagaimana caranya sehingga rizqi tersebut sampai ke tangan mereka. Karena rizqi itu merupakan pemberian Allah SWT, bahkan merupakan takdir-Nya, maka siapa saja yang menginginkan rizqi, hendaklah ia menyadari bahwa peran Allah SWT sangat besar dalam penganugerahan rizqinya, bukan semata-mata karena usaha sendiri. Itulah sebabnya Rasulullah saw. mengajarkan kepada kita agar berdo’a Allah SWT agar dilapangkan rizqi dan meluaskanNya, seperti terdapat dalam do’a:
اَللّهُمَّ ارْزُقْنَا رِزْقًا وَاسِعًا  وَ ارْزُقْنَا رِزْقًا حَلاَلاً طَيِّبًا
“Ya Allah, anugerahilah kami rizqi yang luas (banyak)”. “Ya Allah, anugerahilah  kami rizqi yang halal lagi baik”.

 

Kaum muslimin rahimakumullah;

Kata rizqi berasal dari bahasa Arab (razaqa, yarzuqu, razqan), yang telah terekam dalam bahasa Indonesia. Dan dalam buku Ensiklopedia Al-Qur’an disebutkan bahwa di dalam Al-Qur’an, kata rizqi disebut sebanyak 123 kali dalam berbagai bentuk dan fariasinya, yang menggambarkan betapa luasnya makna kata rizqi itu, bisa berupa makanan  (QS.5/al-Ma’idah:88 dan al-An’am:142), air yang menghidupkan (QS. Yunus: 31), hasil usaha, binatang ternak, isteri dan anak-anak (QS. an-Nahl:72) ilmu pengetahuan, keahlian.
Fakhruddin al-Razi mengartikan kata rizqi setiap orang tidak sama bagiannya. Ini menyadarkan kita bahwa kadar rizqi itu berbeda pada setiap orang. Allah swt mengingatkan kita agar tetap bersyukur atas rizqi yang telah diperoleh, dan tidak mengeluh atau iri atas apa yang lebih baik yang dimiliki orang lain, firman Allah:
وَلاَ تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain”. (QS.An-Nisa’:32)

Sidang jum’at rahimakumullah;
Mutawwali sya’rawi mengartikan rizqi sebagai apa yang dapat dimanfaatkan sedangkan bila tidak bisa dimanfaatkan meskipun dimiliki, maka itu bukanlah rizqinya tapi rizqi orang lain. Karena sesuatu hal bisa saja rizqi itu beralih menjadi bagian orang lain karena tidak bisa memanfaatkan atau menggunakannya.
Ketika Allah menciptakan makhluk, Dia telah menyiapkan dua macam karunia. Yakni: Pertama, karunia rububiyyah yakni pemberian Allah kepada sekalian alam, tanpa terkecuali, apakah dia mukmin atau kafir; apakah dia baik atau jahat. Seperti udara, matahari, bumi tempat manusia berpijak atau apapun yang bisa dimanfaatkan makhluk-Nya. Kedua, karunia uluhiyyah, yaitu pemberian Allah berdasarkan keadilan dan kasih sayang-Nya. Yaitu Rizqi berupa keberkahan, ketenangan dan kebahagiaan, yang dapat dinikmati di dunia dan kelak diseberang kehidupan dunia. Karunia uluhiyyah ini diberikan berkat ketundukan dan kepatuhan seorang mukmin kepada Allah Pencipta dan Pemberi rizqi.

Kaum muslimin rahimakumullah:

Paling tidak ada tiga metode pemberian rizqi itu kepada manusia.
Pertama, bila manusia telah berusaha sungguh-sungguh. Hal ini dapat dipelajari dari petunjuk Allah pada surah Hud ayat 6; Kata “dabbah" dalam ayat tentang rizqi, artinya adalah “binatang melata”, yang mewakili makhluk paling lemah dengan segala keterbatasannya tanpa kaki, tetapi tetap mendapat jaminan rizqi karena kesungguhannya. Maka dengan demikian kunci diperolehnya rizqi itu adalah kesungguhan karena dimanapun tempat, pasti disitu ada rizqi Allah sebagaimana firman Allah :
وَفِي السَّمَاء رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ
“Dan di langit ada rizqimu, dan apa-apa yang dijanjikan kepadamu”. (QS.Al-Dzariyat:22)
Kedua, Rizqi dapat diperoleh dengan penguasaan ilmu dan managemen yang baik. Dalam dunia manajemen dikenal istilah: “ Organisasi yang Jahat dengan manajemen yang baik dapat mengalahkan Organisasi yang Baik dengan organisasi yang lemah”. Oleh itu setiap upaya perolehan rizqi harus ditunjang oleh aspek pendukung berupa manajemen dan penguasaan ilmu.
Berkata pula Mutawalli Sya’rawi: “Apakah Allah akan mengirimkan senjata rahasia kepada kaum muslimin ? tidak. Apakah Allah akan mengirimkan lampu aladin ? atau ilmu “bim salabim”? juga tidak, akan tetapi Dia mengirimkan untuk mereka metode yang mampu membuatnya menjadi manusia seutuhnya, lahir bathin, dunia dan akhirat. Mereka diberi karunia nilai-nilai yang memungkinkan mereka menguasai alam raya ini”.
Ketiga, Dalam pencarian rizqi itu hendaklah dijalankan atas dasar ketaqwaan kepada Allah, sebab Allah adalah pencipta dan pemberi rizqi itu. Sehingga bagi siapa yang bertaqwa akan memperoleh rizqi di luar dugaannya, firman Allah swt:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ..وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rizqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (QS. At-Thalaq:2-3)

Ma'asyiral muslimin sidang jum'at yang dirahmati Allah;
Rizqi yang bisa dimanfaatkan pemiliknya untuk melanjutkan dan mempertahankan hidup disebut rizqi material, sedangkan rizqi yang bisa dimanfaatkan untuk keselamatannya di akhirat kelak adalah rizqi spiritual. Rizqi material yang dimanfaatkan disamping untuk kepentingan dan ‘kekayaan’ hidup pemiliknya, dapat menjadi rizqi spiritual apabila kekayaannya itu digunakan untuk membantu orang lain. Itulah sebabnya Allah menyuruh manusia agar menafkahkan sebagian rizqinya kepada orang lain. Sebab rizqi kita sangat terkait dengan kehidupan orang lain, dan sebaliknya rizqi orang lain terkait dengan kehidupan kita.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآياَتِ وّالذِّكْرِ الحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah ke-II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ ... أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُؤْمِنُوْنَ الْمُتَّقُوْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ،. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ ,رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ. وَغَافِرَ الذُّنُوْبِ وَالْخَطِيْئَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْن………. عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

KHUTBAH JUMAT


Jihad Adalah Jalan Yang Selamat
Oleh: Waznin Mahfudh
o       إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
o       أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
o   Sidang Jum’at rahimakumullah,
o   Bersungguh-sungguh menegakkan agama Allah adalah satu keharusan mutlak. Itulah satu-satunya jalan hidup yang selamat. Tanpa perjuangan yang sesungguhnya tanpa menegakkan agama Allah, da’wah kepada kebaikan, amar ma’ruf dan nahi munkar, tanpa itu semua maka hancurlah kehidupan manusia.
Mengapa jihad merupakan keharusan yang mutlak. Sebabnya adalah:
1. Allah menciptakan alam dengan hak, benar, adil, seimbang dan bijaksana, tidak cacat sedikitpun. Seperti firman Allah dalam (QS: 67 Al-Mulk: 3-4)
Artinya: “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?. (Al-Mulk: 3)
Namun tidak semua manusia menyadari dan berpegang pada keadilan dan kemaslahatan itu, bahkan mereka membuat kerusakan dan kedhaliman, bahkan bila diingatkan mereka membantah:
Firman Allah (Al-Baqarah: 11-12)
Artinya: Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi”. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. (Al-Baqarah: 11-12)
o   2. Allah menurunkan syariat Islam kepada para rasulNya, namun Allah juga meluluskan permintaan syetan untuk terus menggelar operasinya bersama bala tentara kuffar, yang terus menentang dan memusuhi orang mukmin, muslim karena kebusukan hati kaum kuffar. Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala , yang artinya:
Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan penolong. (QS Al-Furqan 25: 31)
o   Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya kecuali hamba-hambaMu yang ikhlas”. (QS Al-Hijr 15: 39-40)
o   Namun bagi umat Islam kaum beriman yang mukhlisin, Allah melindungi dan menjaga dari gangguan dan godaan mereka.
o   3. Allah menciptakan manusia dengan dua potensi, setiap kita dibekali potensifujur (berbuat jahat) dan potensi taqwa (berbuat ta’at). Dalam firman Allah (QS Asy- Syams 91: 8)
o   Artinya: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya”.
o   Maka perjuangan dan pengorbanan untuk terus membersih-kan hati atau jiwa mutlak diperlukan demi keberuntungan dan keselamatan kita. Allah Subhannahu wa Ta'ala memerintahkan (QS As-Syams 91: 9-10)
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya”.
4. Qadrat dan Tabiat insan yang lemah, sebagaimana kenyataan firman Allah (QS An-Nisaa’ 4: 28)
Artinya: “Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.
o   Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keluh kesah, padahal tugasnya adalah berat sebagai khalifah di bumi dan sebagai pengemban amanah/syariat Allah. Maka berjuang, berkorban dan jihad adalah mutlak suatu keharusan, guna melatih diri dan menepis kelemahan itu.
o   5. Rahmat Allah dan FadhilahNya bagi umat Islam dalam firmanNya (QS: 10 Yunus: 57-58)
o   Artinya: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmatNya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmatNya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.
o   6. Allah Subhannahu wa Ta'ala akan menguji keseriusan dan kesungguhan kaum mukminin sebagai umat yang betul betul menegakan kebenaran Al-Haq dengan sesungguhnya sabar. (QS: 3 Ali-‘Imran: 142)
o   Artinya: Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.
o   Sebab generasi ini harus di tempa dengan ujian demi ujian, perjuangan dan pengorbanan sehingga membentuk diri, mendidik diri dan kesiapan serta keteguhan hidup seperti pengalaman dan mental serta keteguhan hidup para generasi pendahulunya, yaitu Rasulullah dan para shahabatnya:
o   Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala (QS:2 Al-Baqarah: 214)
o   Artinya: Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu ? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah ?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (Al-Baqarah: 214)
o   Hadirin sidang jum’at rahima wa a’azza kumullah !
o   Jadi alasan dan penyebab kita harus berjuang dan berjihad adalah kerena kedhaliman orang kafir, syetan dan bala tentaranya, tabiat manusia yang jahat, qudrot yang lemah dan Allah akan menguji kesungguhan orang beriman yang menghendaki kemuliaan dan mewaspadai rongrongan Yahudi dan kaum kuffar.
o       بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
o   Khutbah kedua:
o       إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
o   Sidang jum’at rahima wa a’azza kumullah !
o   Bagaimana kita melaksanakan jihad:
o   Pertama: Jihad terhadap diri sendiri; dengan cara:
o   1. Mencari ilmu syar’i, sebab ilmu ini adalah petunjuk dan arah kebenaran kita.
2. Jihad mengamalkan ilmu tersebut, menegakkan tauhid dengan amal shalih.
o   3. Jihad menyampaikan ilmu dengan berda’wah (amar ma’ruf nahi munkar)
o   4. Jihad dengan bersabar menanggung resiko da’wah dengan menekan hawa nafsu sendiri.
o   Kedua: Jihad terhadap syetan, yaitu dengan:
o   1. Memerangi subhat dan keragu-raguan Iman yang dipicu dan didorong oleh syetan.
o   2. Memerangi tipu daya syetan yang mengobarkan nafsu maksiat dan membangkang karena godaan syetan itu. Dalam Surat Faathir ayat 6 disebutkan:
o   Artinya: Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (Faathir: 6)
o   Ketiga: Jihad mengubah kedhaliman, bid’ah dan kemungkaran bersama pihak yang bertanggung jawab di dalam keluarga, masyarakat maupun bangsa sesuai dengan kemampuan masing-masing.
o   Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
o      مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ اَضْعَفُ الإِيْمَانِ (رواه مسلم)
o   Artinya: “Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, dan jika tidak mampu maka hendaklah merubahnya dengan lisannya, dan jika tidak mampu (juga), maka hendaklah ia merubahnya dengan hatinya(membencinya), dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim).
o   Hadirin rahimakumullah!
o   Barsegeralah dalam beramal ma’ruf nahi munkar, sebab kejahatan itu cepat menjalar. Allah berfirman dalam (QS: Al-Anfaal: 25)
o   Artinya: Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Al-Anfaal: 25)
o   Keempat: Jihad mempertahankan umat Islam dari serangan orang kafir dan munafiq dengan :
o   1. Hati yang berlepas diri, tidak mencintai dan tidak membantu kekufuran mereka.
o   2. Jihad dengan lisan dan tulisan, untuk menyeru mereka kepada keselamatan di dunia dan akhirat.
o   3. Jihad dengan harta, membantu persiapan dan kelancaran menegakkan kalimat Allah yaitu Agama Islam.
o   4. Jihad dengan jiwa di saat musuh telah membahayakan kesela-matan umat Islam demi tetap tegaknya dienul Islam.
o   Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman dalam (surat Al-Hajj: 78).
o   Artinya: Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah degnan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan” (Al-Hajj: 78).
o   Semoga Allah mengkaruniai kita kekuatan dan kesabaran untuk terus berjuang menyebarkan kesejahteraan bagi segenap ummat manusia. Amin.
o       إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغفر لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ. اَللَّهُمَ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
o       عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.
o